Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

IBU POST PARTUM (PNC)

MARIANA DINA
MELYANI PARESSA
MERSY
DEFENISI
post partum atau masa nifas atau
puerperium adalah masa pulih
kembali mulai dari persalinan sampai
alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil dan dimulai setelah
satu jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu.
ANATOMI & FISIOLOGI
Genitalia internal terdiri atas :
• Vagina
• Uterus
• Tuba fallopi
• Ovarium
• Perineum
Genitalia eksternal terdiri atas :
• Mons pubis
• Labia mayora
• Labia minora
• Klirotis
• Vestibulum
• Perinium
• Himen
PERUBAHAN FISIOLOGIS

1) Sistem Reproduksi 
• Involusi Rahim
• Involusi tempat plasenta
• Perubahan pembuluh darah Rahim
• Perubahan pada serviks dan vagina
• Perubahan pada cairan vagina (lochia)

2) Sistem Pencernaan
Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah, ibu dapat
mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan, pengeluaran cairan yang berlebih, hemoroid, laserasi jalan lahir,
pembengkakan parineal yang disebabkan episiotomy.
3) Sistem Perkemihan
Pada saat masa nifas, kandung kencing cendrung sensitive dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml perhari pada 2-5 hari post
partum, Sisa urine dan trauma pada dinding kandung kencing waktu
persalinan memudahkan terjadinya

4) Sistem Musculoskeletal
pada wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan (masa nifas),
abdomennya akan menonjol dan membuat wanita itu tampak masih hamil.
Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan
kembali rileks. Dan diperlukan 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke
keadaan sebelum hamil.

5) Sistem Endokrin
hormone pituitary prolactin meningkat, FSH DAN LH Meningkat pada
minggu ke 3, Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen
 6) Sistem Kardiovaskuler
pada hari postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun dan factor pembekuan darah meningkat. Perubahan TTV yang
terjadi pada masa nifas, yaitu:
• Suhu badan, Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan
meningkat sedikit (37,5-38 oC)
• Nadi, Denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan menjadi
cepat, setiap denyut nadi melebihi 100 x/menit adalah abnormal
dan hal ini menunjukan adanya kemungkinan infeksi.
• Tekanan darah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah
setelah ibu melahirkan karena adanya pendarahan. Tekanan darah
tinggi pada saat postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi postpartum.

7) Sistem Hematologi
Terjadinya leokositosis, Jumlah normal kehilangan darah dalam
persalinan pervaginam 500 ml, secsio secaria 1000 ml, histerektomi secaria
1500 ml. total darah yang hilang hingga akhir masa postpartum sebanyak
1500 ml
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Menurut Hamilton (1995) dalam Sulistyawati (2009), ketika menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1) Fase taking in (periode ketergantungan)
Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.
2) Fase taking hold
Suatu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu
timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang
marah.
3) Fase letting go
Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga
siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan percaya diri dalam menjalani peran
barunya
 
TAHAPAN MASA NIFAS

Periode immediate postpartum (Plasenta lahir- 24 jam)


Pemeriksaan yang biasa dilakukan diantaranya
pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu
Periode early postpartum(24 jam-1 minggu)
Pada fase ini perlu di pastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk,
tidak demam,
Periode late postpartum(1 minggu-5 minggu)
Pada periode ibu melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB
TANDA & BAHAYA

• Pendarahan pervaginam
• Infeksi masa nifas
• Sakit kepala, nyeri epigastric, dan
penglihatan kabur
• Pembengkakakan wajah atau ektermitas
• Payudara yang berubah menjadi merah,
panas dan terasa sakit
PENATALAKSAAN MEDIS

1) Skrining status T
Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan skrining status imunisasi
tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum mencapai status T5 dan sudah
memenuhi interval minimal.

2) Skrining Status HIV


Apabila ibu belum diketahui status HIV, tenaga kesehatan harus menanyakan apakah
Ibu Nifas sudah dites HIV atau belum. Apabila ibu belum pernah diperiksa HIV saat
hamil, maka akan dilakukan tes HIV pada ibu Nifas, sebagai upaya pencegahan
penularan HIV dari Ibu ke Anak pada masa menyusui dan juga untuk pemberian ARV
profilaksis pada bayi bila memang ibu tersebut terdiagnosis HIV.

 3) Skrining status TB


Tenaga kesehatan perlu juga menanyakan apakah ibu dalam pengobatan TB. Bila ibu
terdiagnosis TB atau dalam pengobatan TB maka bayi perlu diperhatikan tanda dan gejala
TB yang biasanya muncul di minggu pertama sd minggu ke 3.
4) kesehatan jiwa
Tenaga kesehatan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
skrining/deteksi gejala-gejala depresi.Ditambahkan definisi Baby Blues dan
Depresi Pascapersalinan

ADAPTASI DAN KEBUTUHAN IBU POST PARTUM

1) Kebutuhan nutrisi
2) Kebutuhan eliminasi & Miksi
3) Kebutuhan Ambulasi, Istirahat, Dan Exercise Atau
Senam Nifas
4) Kebutuhan personal higiene dan seksual
PENDIDIKAN KESEHATAN

Aktivitas edukasi utama tentang asuhan untuk ibu postpartum berisi


beberapa poin sebagai berikut.
• Istirahat dan tidur yang adekuat
• Diet dan nutrisi yang seimbang untuk masa nifas dan menyusui
• Personal higiene terutama area vulva dan perineum.
• Pencegahan infeksi.
• Pola hidup sehat, cuci tangan, hindari terhadap paparan rokok , mungkin
dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar.\
• Senam atau latihan fisik postpartum untuk penguatan fisik
• Kunjungan nifas secara kontinu untuk mendapatkan asuhan dan follow
up serta deteksi dini secara rutine, serta memonitor perkembangan
sejak nifas awal hingga akhir, minimal mengikuti table kunjungan nifas
mengenai asuhan selama kunjungan nifas

Anda mungkin juga menyukai