Anda di halaman 1dari 232

Oleh :

PROF.DR. H.ANDI MAKKULAU

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 1
MAKKULAU
DESKRIPSI MATA KULIAH
METODOLOGI
PENELITIAN KUALITATIF
Mata kuliah ini membahas berbagai aspek
metodologi penelitian yang memakai teknik
dan pendekatan yang dalam beberapa aspek
nya berbeda dgn metodologi penelitian ku-
antitatif. Dalam hal ini dibahas tentang : kon
sep dasar (pengertian dan definisi), dasar fi-
losofis, landasan teoritik, ciri dan karakte-
ristik, jenis / tipe penelitian kualitatif. Juga ..
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 2
MAKKULAU
dibahas : masalah, rumusan masalah
dan latar belakang masalah, pertanya-
an penelitian, fokus dan deskripsi fo-
kus, instrumen penjaring data, teknik
penjaringan data, teknik pengabsahan
data, pengolahan dan analisis / desk-
ripsi data,disain / rancangan peneliti-
an,dan laporan hasil penelitian.
Sebagai pelengkap, dijelaskan pula
paradigma penelitian kualitatif yaitu :
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 3
MAKKULAU
kerangka, pola, dan konsistensi keterkait-
an antara berbagai aspek penelitian, yaitu :
(1) Kedudukan latar belakang dan kaitannya
dgn masalah, fokus, dan tujuan penelitian,
(2) Konsistensi keterkaitan antara instru-
men penjaring data dengan masalah dan fo-
kus penelitian, (3) Konsistensi keterkaitan
antara kesimpulan dgn temuan, dan antara
kesimpulan dgn masalah penelitian. Konsis
tensi keterkaitan antara aspek-aspek pene-
litian itu merupakan indikator penting ten-
tang mutu proses dan mutu hasil penelitian.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 4
MAKKULAU
TUJUAN UMUM KULIAH METODOLOGI
PENELITIAN KUALITATIF

Setelah mengikuti kuliah ini secara bersung-


guh - sungguh, para mahasiswa diharapkan
memahami secara baik, mendalam, dan me-
nyeluruh aspek-aspek utama metodologi pe-
neitian kualitatif, mampu merancang dan me
lakukan penelitian kualitatif, serta menyu-
sun laporan hasil penelitian, termasuk me-
nyusun “DISERTASI DOKTOR”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 5
MAKKULAU
POKOK-POKOK BAHASAN
1. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif.
2. Dasar Filosofis Penelitian Kualitatif.
3. Pengertian dan Fungsi Teori
4. Karakteristik Penelitian Kualitatif.
5. Jenis / Tipe Penelitian Kualitatif.
6. Latar Belakang Masalah, Masalah, dan
Rumusan Masalah Penelitian Kualitatif.
7. Pertanyaan Penelitian, Fokus dan Deskrip-
si Fokus.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 6
MAKKULAU
8. Instrumen / Alat Penjaring Data Kualitatif,
9. Metode / Teknik Penjaringan Data.
10. Kriteria Pengujian Keabsahan Data.
11. Analisis dan Penafsiran Data Kualitatif
12. Rancangan Penelitian .
13. Laporan Hasil Penelitian Kualitatif.

CATATAN : Dibahas pula secara khusus


tentang “paradigma” penelitian kualitatif
(kerangka, pola, dan konsistensi hubung-
an antara berbagai aspek penelitian).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 7
MAKKULAU
DAFTAR PUSTAKA RUJUKAN
~Ahmad, Rulam. 2005. Memhami Metologi
Penelitian Kualitatif. Malang : Universi-
tas Negeri Nalang.
~Atkinson, Paul dan Martin Hammersley. 19
94. Ethnography and Participant Obser-
vation. Dalam Norman K, Densin dan
Yvonna S. Lincoln (ed). Handbook of
of Qualitative Research. Thousand
Oaaks California : Sage.
~Densin, Norman K dan Lincoln Yvonna S.
1994. Handbook of Qualitative Resear-
ch.Thousand Oaks, London, New Delhi,
Sage.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 8
MAKKULAU
~Strauss, Anselm and Juliet Corbin . 1997.
Dasar-Dasar Penelitian Qualitatif. Prose
dur, Teknik, dan Teori Grounded. (Penya
dur : Drs.H.M.Djunaidi. Surabaya : PT. Bi-
na Ilmu.
~Strauss, Anselm. 1990. Qualititive Analysis
for Social Scientist. Cambridge : Camb-
ridge University Press.
~Moleong, MA. Dr. Lexy J. 1989 Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Karya CV.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 9
MAKKULAU
TOPIK I
KONSEP DASAR PENELITIAN
KUALITATIF

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 10
MAKKULAU
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara intensif topik
ini, mahasiswa diharapkan mengetahui dan
memahami secara baik dan mendalam ten-
tentang arti atau makna konsp dasar “meto-
dologi penelitian kualitatif” baik Dari segi
arti kata (kata dasar dan kata jadian), mau-
pun arti secara konotatif (makna definisio-
nal). Dengan demikian mahasiswa mema-
hami secara benar apa dan di mana letak
perbedaannya dengan kegiatan2 atau cara2
kerja lain yang bukan metodologi penelitian
kualitatif.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 11
MAKKULAU
A. Pengertian
~Istilah (konsep dasar) “Metodologi Peneliti-
an ” dari kata “metodologi” dan “penelitian”.
~Istilah “metodologi” dari kata “metode” yang
artinya cara kerja dan “logos” artinya ilmu
atau sifat ilmiah. Jadi Metodologi” berarti
cara kerja yang yang bersifat ilmiah.
~Istah “penelitian” dari kata dasar “teliti” ar-
tinya cermat atau mencermati (kata kerja)
atau kecermatan (kata sifat).
~Jadi “metodologi pnelitian” berarti “ilmu ten
tang cara-cara kerja yang cermat”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 12
MAKKULAU
~Penelitian adalah langkah dan prosedur pen-
cermatan dan penelusuran sesuatu dengan
memakai cara-cara ilmian (tidak subyektif,
tidak imajiner, tidak emosional, dan tidak
semrawut).
~Istilah “kualitatif” dari kata dasar “kualitas”,
atau “mutu”, memberi sifat atau karakter pa-
da konsep “metodologi penelitian”, yang ber
makna “metode kerja yang ilmiah di dalam
proses pencermatan dan penelusuran sesu
atu dengan berpegang pada kriteria-kriteria
kualitas atau mutu (quality perspective).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 13
MAKKULAU
~Secara konotatif, konsep “metodologi pene
litian kualitatif” dapat diberi makna : “akti-
vitas yang menggunakan cara-cara kerja
yang bersifat ilmiah (obyektif, empirik, ra-
sional, dan sistematis) di dalam pencemat-
an dan penelusuran guna mencari dan me-
nemukan data yang benar dan akurat (in-
formasi, keterangan dan sejenisnya) guna
menjawab pertanyaan tortentu atau meme-
cahkan masalah tertentu di dalam bidang
kehidupan atau keilmuan dengan berpegang
pada prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah kua
litas”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 14
MAKKULAU
B. Definisi “penelitian”
~gabriel Amir Silalahi dalam buku : “Metodolo
gi Penelitian dan Studi Kasus” menyatakan
sebagai berikut :
1.Penelitian adalah usaha mencari, mengum-
pulkan, dan menganalisis fakta-fakta me-
ngenai suatu masalah atau fenomena yang
telah terjadi baik sekarang maupun di ma-
sa lalu
2.Penelitian adalah penyelidikan yang siste-
matis untuk meningkatkan pengetahuan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 15
MAKKULAU
3. Riset merupakan proses yang berbasis ma
salah dengan obyek suatu fenomena em-
piris.
4. Proses riset dilakukan dengan sistematis,
terorganisasi, terkendali dan kritis.
5. Tujuan riset adalah menyediakan informa-
si untuk menjawab suatu masalah yang
spesifik.
6. Riset itu bersifat ilmiah, artinya dimulai de
gan prosedur yang sistematis dengan pem
buktian yang meyakinkan berupa fakta
yang
09/22/21 diperoleh secara obyektif.
PROF.DR.H.ANDI 16
MAKKULAU
7. Riset merupakan proses yang berjalan te-
rus menerus, sebab hasil suatu penelitian
selalu dapat disempurnakan lagi.
8. Riset adalah proses pendekatan dengan
pembuktian ilmiah untuk mendapatkan in-
formasi baru.
9. Riset adalah suatu penyelidikan yang ter-
orgnisasi.
10. Riset adalah suatu inquiry, penelaahan
atau penyelidikan mengenai sesuatu atau
suatu atas dasar ilmu.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 17
MAKKULAU
11.Riset adalah kegiatan yang sistematis
yang menggunakan metodologi untuk me-
nemukan sebab dan akibat suatu masalah
berdasarkan perpaduan kebenaran sub-
yektif dan obyektif untuk pengambilan ke-
putusan yang efektif dan efisien.
12.Research is a systematic inquiry aimed
at providing information to solve problem.
13.Research means searching for a theory,
testing a theory, or solving problem.
14.Research adalah operasioalisasi metode
ilmiah untuk mencari kebenaran : logis,
sistematis,
09/22/21
empiris, dan kritis,
PROF.DR.H.ANDI 18
MAKKULAU
B. Apa penelitian Kualitatif itu?
Konsep dasar “penelitian kualitatif”
Jerome Kirk & Mare L. Miller dalam buku :
“Reliability and Validity In Qualitative Re-
search” menyatakan bhw pada mulanya pe
nelitian kualitatif bersumber pada “penga-
matan kualitatif” yang dipertentangkan de-
ngan pengamatan kuantitative yang meli-
batkan pengukuran tingkatan suatu ciri
tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam
pengamatan, pengamat harus mengetahui
apa ciri dari sesuatu yang diamati itu. 19
~Berdasarkan pertimbangan dangkal itu peng
amat mulai mencatat dan menghitung dari
satu, dua, tiga dan seterusnya, kemudian pe
neliti menyatakan bahwa penelitian kuanti-
tatif mencakup setiap jenis penelitian yang
didasarkan pada perhitungan persentase, ra
ta-rata, Chi Kuandrat, dan perhitungan statis
tik lainnya. Dengan kata lain bahwa peneliti-
an kuantitatif melibatkan diri pada “perhi-
tungan” atau “angka” atau “kuantitas”.
09/22/21 20
~Di pihak lain “kualitas” menunjuk pada
segi “alamiah” yang dipertentangkan dgn.
“kuantum” atau “jumlah”. Atas dasar per-
timbangan itulah maka kemudian penelitian
kualitatif diartikan sebagai :
“PENELITIAN YANG TIDAK MELAKUKAN
PERHITUNGAN”
~Ada beberapa istilah yang terkait dengan
penelitian kualitatif, yaitu : inquiry, natural-
istik, etnografi, intraksionis simbolik, pers-
pektif ke dalam, ethnometodologi, the Chi-
cago School, fenomenologis, ………………21
09/22/21
….. studi kasus, interpretatif, ekologis, dan
deskriptif. (Lihat Bogdan dan Biklen, 1982).
~Pemakai istilah “inkuiri alamiah” atau “na-
turalistic inquiry”, kurang setuju dengan
penggunaan istilah “penlitian kualitatif” ka-
rena istilah tersebut terlalu menyederhana-
kan makna penelitian kualitatif itu sendiri,
yang sering dipertentangkan dengan istilah
“peneitian kuantitatif”.
~Alasan pemakai istilah “inkuiri alamiah” se
benarnya hanya alasan pembenaran atas is-
tilah “inkuiri alamian” (naturalistic inguiry).
09/22/21 22
C. Definisi “Penelitian Kua-
litatif”
~Di samping definisi “metodologi penelitian”
secara umum, dikemukakan pula definisi se-
cara khusus “metodologi penelitian kualita-
tif”, karena metodologi penelitian itu sangat
beragam bentuk pelaksanaanya, baik kare-
na perbedaan sifat obyeknya, teknik dan
prosedur kerjanya, maupun karena perbe-
dan paham filsafat yang mendasarinya.
09/22/21 23
~Misalnya : penelitian yang meneliti gejala
(fenomenologi / fenomenografi), berbeda de-
ngan penelitian yang mengkaji budaya (cul-
tural studies, etnologi/etnografi), cintent ana
lisis, hermeneutik, semiotik, dan lain-lain.
~Berikut ini dikemukakan beberapa definisi
metodologi penelitian kualitatif :
1. Taylor (1975), menyatakan bahwa “Meto-
dologi penelitian kualitatif” seagai prose-
dur yang menghasilkan data deskriptif be
rupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang2 atau perilaku
09/22/21
yang dapat diamati
PROF.DR.H.ANDI 24
MAKKULAU
~Menurut Taylor, pendekatan ini diarahkan
pada latar individu secara utuh (holistik)
dan tidak boleh mengisolasi individu atau
organisasi ke dalam variabel dan menyika-
pinya sebagai bagian Dari suatu titalitas.
2.Jerome Kirk & Mare L. Miller (1086), menya
takan bahwa : “Penelitian kualitatif adalah
tradisi tortentu dalam ilmu sosial yang seca-
ra fundamental bergantung pada pengamat-
an kepada manusia dalam kawasannya sen-
diri dan berhubungan dengan orang2 terse-
but09/22/21
dalam bahasanya dan peristilahannya”
PROF.DR.H.ANDI 25
MAKKULAU
3.Selanjunya pengkajian definisi oleh pengi-
kut “inkuiri alamiah” dilakukan oleh Willem
dan Rauch (1969), yang diulas oleh Cuba,
dan selanjutnya diterjemahkan oleh Sutan
Santi Arbi, menyimpulkan hal-hal berikut :
a. Inkuiri naturalistik selalu meupakan sua-
tu “taraf”.
b. Taraf (sejauh mana tingkat pengkajian
adalah naturalistik) merupakan fungsi se-
suatu yang dilakukan oleh peneliti.
c. Hal yang dilakukan oleh peneliti ………….
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 26
MAKKULAU
• ………..berkaitan dengan stimulus variabel2
bebas atau kondisi anteseden yang merupa-
kan dimensi yang sangat penting.
d.Dimensi penting lainnya yaitu apa yang di-
lakukan oleh peneliti dalam membatasi ren-
tang respon dan keluaran subyek.
e.Inkuiri naturalistik tidak mewajibkan pene-
liti untuk terlebih dahulu membentuk kon-
sepsi2 atau teori-teori mengenai lapangan
penelitiannya. Bahkan sebaliknya ia dapat
mendekati lapangan perhatiannya dengan
pikiran yang murni dan …………………………
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 27
MAKKULAU
memperkenankan interpretasi2 nya muncul
dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa
nyata dan bukan sebaliknya. Walaupun de-
mikian, suatu pendekatan yang secara kon-
septual tidak tepat dan merupakan sesuatu
yang naif.
f.Istilah “naturalistik” adalah istilah yang me-
modifikasi penelitian atau metode, tetapi ti-
dak memodifikasi gejala-gjala. Hal ini berar-
ti metodelah yang harus disesuaikn pada
gejala sedang gejala tidak boleh diinterven-
si.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 28
MAKKULAU
~Untuk mengkaji lebih lanjut istilah “peneliti-
an kualitatif”, berikut ini dikemukakan be-
berapa definisi :
1.Taylor (1975:5) menyatakan bahwa : “Meto-
dologi kualitatif sebagai prosedur yang me-
nghasilkan data deskriptif berupa kata-ka-
ta tertulis atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang dapat diamati”.
Menurut beliau bahwa pendekatan ini
diarahkan pada latar individu secara utuh
(holistik) dan tidak boleh mengisolasi indi-
vidu atau organisasi ke dalam variabel dan
menyikapinya sebagai bagian dari suatu to-
talitas (keseluruhan).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 29
MAKKULAU
2.Jerome Kirk & Mare L. Miller, dalam
buku “Validity and Realiability in Qu-
alitative Research” (1986) menyata-
kan bahwa “Penelitian kualitatif ada
lah tradisi tertentu dalam ilmu sosial
yang secara fundamental bergantung
pada pengamatan kepada manusia
dalam kawasannya sendiri dan berhu-
bungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristi-
lahannya”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 30
MAKKULAU
3.Selanjutnya pengkajian definisi oleh pengi-
kut “inkuiri alamiah” telah dilakukan oleh
Willem dan Rauch (1969), yang kemudian
diulas oleh Cuba, dan selanjutnya diterje-
mahakan oleh Sutan Santi Arbi, menyim-
pulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Inkuiri naturalistik selalu adalah suatu
taraf.
b. Taraf (sejauh mana tingkat pengkajian
adalah naturalistik), merupakan fungsi
sesuatu yang dilakukan oleh peneliti,
c. Hal yang dilakukan oleh peneliti ……..
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 31
MAKKULAU
…….. berkaitan dengan stimulus variabel2 bebas
atau kondisi anteseden yang merupakan dimensi
yang sangat penting.
(d) Dimensi penting lainnya yaitu apa yang dilakukan
oleh peneliti dalam membatasi rentang respon da
ri keluaran subyek.
(e) Ikuiri naturalistik tidak mewajibkan peneliti untuk
terlebih dahulu membentuk konsepsi2 atau teori2
mengenai lapangan perhatiannya. Bahkan seba-
liknya ia dapat mendekati lapangan perhatiannya
dengan pikiran murni dan memperkenankan inter-
pretasi2 nya muncul dari dan dipengaruhiu oleh
peristiwa2 nyata dan bukan sebaliknya. Walaupun
demikian, suatu pendekatan yang secara konsep-
tual, tidaklah tepat dan adalah sesuatu yang naif.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 32
MAKKULAU
(f) Istilah naturalistik merupakan istilah yang
memodifikasi penelitian atau metode, te-
tapi tidak memodifikasi gejala-gejala. Hal
ini berarti bahwa penelitian atau metode-
lah yang harus disesuaikan pada gejala se-
dang gejala tidak boleh diintervensi.

Kesimpulan-kesimpulan di atas mem-


berikan gambaran bahwa penelitian kalita-
tif memiliki sifat yang khas.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 33
MAKKULAU
TOPIK II
DASAR FILOSOFIS
PENELITIAN KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara intensif topik
ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan
memahami secara mendalam tentang dasar-
dasar filsafat (ontologi, epistomologi, dan
aksiologi) metodologi penelitian kualitatif,
sebagai hal menimbulkan perbedaan antara
bebagai jenis metodologi penelitian.
09/22/21 34
1).Dari segi aspek “ontologi” (keapaan), pene-
liti kualtatif melihat obyek (apa yang dite-
litinya) sebagai sesuatu hal (fenomena)
yang bersifat nonmaterial (nonpositif) se-
hingga tidak dapat diukur seperti fenome-
na material, (meskipun dapat dihitung ba-
nyaknya jenis dan kategorinya). Sesuatu
yang nonmaterial hanya dapat disikapi dan
dikenali kategoti sifat dan kualitas, dan
untuk menangkap maknanya hanya dari
segi sifat dan kualitasnya dan tidak dari
aspek metrik (sesuatu yang dapat diukur)
09/22/21 35
Sikap dan pandangan para peneliti tentang
“aspek keapaan” ini berbeda-beda berdasar-
kan aliran filsafat yang diikutinya : materi-
alisme / positivisme, empirisme, naturalis-
isme, realisme, phenomenologisme, idealis-
me / spiritualisme.
~Penelitian kualitatif lebih banyak didasari
oleh aliran filsafat phenomenologisme, ideal-
isme dan spritualisme, dan kadang-kadang
dalam bentu kombinasi / campuran (sintesis).

09/22/21 36
2).Dari segi aspek “epistomologi”(kebagaima-
naan), peneliti kualitatif memilih metode
sesuai dengan sifat obyek (ontologinya).
Karena obyek yang diteliti tidak bersifat
materi dan positif (melainkan fenomenal
dan ideal, maka cara / teknik / metode pen
jaring datanya tidak mungkin dengan peng
ukuran, melainkan dengan pengamatan in-
derawi pada obyek fenomenal dan wawan-
cara pada narasumber untuk merekam da-
ta yang bersifat konseptual, rasional, ide-
al, emosional, bahkan spiritual.
09/22/21 37
~Penelitian kualitatif yang ontologi / obyek pe
litiannya bersifat nonmaterial, maka episto-
mologi penelitiannya harus disesuaikan, ya-
itu pengamatan inderawi (dengan atau tan
pa alat bantu) dan wawancara (partisipatif /
terlibat / berperanserta).
3).Dari segi aspek “axiologi” (kemengapaan-
nya) penelitian kualitatif dengan sendiriya
harus menyesuaikan diri, baik pada aspek
keapaannya maupun pada aspek kebagaima-
naannya. Dalam hal ini penelitian kualitatif
tidak memiliki alat dan kemampuan untuk
………
09/22/21 38
….. memprediksi atau menduga secara “in-
ferensi deduktif” maka penelitian kualitatif
hanya mampu menggambarkan / mendesk-
ripsikan apa yang nampak secara inderawi
atau hal (konsepsi, pikiran, rasa, dan aspira-
si) yang direkam dari wawancara, kemudian
mengkonstruksinya secara “logis induktif”
menjadi pernyataan : premis2 / postulat2,
proposisi2 dalam bentuk pernyataan2 tung-
gal atau dalam bentuk “silogisme”.
09/22/21 39
PENELITIAN KUALITATIF
DAN LOGIKA
------------------------------------------
~”Metodologi Penelitian” adalah ilmu ten-
tang cara-cara dan alat-alat penelitian. Di
lingkungan “Filsafat Logika”, metodologi pe-
nelitian dikenal sebagai ilmu tentang alat
utk. “mencari dan menemukan kebenaran”.
~Jika ditata secara sistematik, metodologi
penelitian merupakan bagian dari logika,
bahkan adalah logika itu sendiri.
09/22/21 40
~Muhadjir, (1998) mengemukakan lima model
logika yaitu : (1) Logika fomal Aristoteles,
(2)Logika matematik deduktif, (3) Logika ma
tematik induktif, (4) Logika matematik pro-
bablistik,dan (5) Logika reflektif.
~Ke lima model logika itu menggunakan “ta-
ta pembuktian kebenaran” masing-masing.
~Logika formal Aristoteles menyusu struktur
hubungan antara sejumlah proposisi dan me-
nekankan prisip-prinsip relasi formal antara
proposisi-proposisi itu.
09/22/21 41
~Logika Aristoteles disebut “logika formal ka-
tegorik”. Proposisi adalah pernyataan tegas
tentang relasi antar kategori. Dalam bahasa
psikologis, proposisi adlah pendapat tentang
hubungan antara kategori (konsep), sedang
konsep adalah persepsi tentang sesuatu
atau sejumlah sesuatu di luar diri kita.
Konsep atau persepsi tentang sesuatu
disebut “kalkulus”. Dalam logika dikenal
dua jenis kalkulus yaitu : (a) kalkulus jenis,
dan (b) Kalkulus probabilitas.

09/22/21 42
~Kalkulus jenis menghasilkan pernyataan
(proposisi) kategorik, yaitu pernyataan ten-
tang sesuatu atau bukan sesuatu, atau se-
suatu yang spesifik atau sesuatu yang ber-
sifat universal.
~Kalkulus probabilistik menghasilkan pernya-
taan (proposisi) tentang kebenaran atau ber-
peluag banar atau tidak benar
~Logika matematik deduktif membangun mo-
del pembenaran dgn mendasarkan diri pada
proposisi kategorik seperti logika tradisional
Aristoteles.
09/22/21 43
~Perbedaannya adalah bahwa pembenaran
logika tradisional Aristoteles didasarkan pa-
da kebenaran formal, sedangkan pembenar-
an logika matemamaik deduktif didasarkan
pada kebenaran material.
~Logika Aristoteles menguji kebenaran form-
al berdasarkan proposisi khusus yg disebut
formal berdasarkan proposisi khusus
“premis minor” yang diuji dengan proposisi
universal yang disebut sebagai “premis ma-
yor”.
09/22/21 44
~Kontradiksi antara premis minor dan
premis mayor maka kebenaran premis
minor ditolak. Konstruksi seluruh pem-
buktian kebenaran dengan logika for-
mal aristoteles memakai struktur ka-
limat yang disebut “S I L O G I S M E”.
~Proposisi universal yang biasanya di-
jadikan sebagai premis mayor dikenal
dengan beberapa nama : “asumsi, ak-
sioma, teori, dan tesis”.
09/22/21 45
~”Asumsi” adalah proposisi yang “self evisent
truth” yang tidak memerlukan pembuktian,
karena dianggap dan disepakati kebenaran-
nya.
~”Aksioma” adalah pernyatan tentang sejum-
lah sesuatu yang memiliki tata hubungan
tertentu yang benar, yang jika dianggap per-
rlu, kebenaranya dapt diuji / dibuktikan.
~”Teori” yaitu konstruksi pernyataan / sejum-
lah proposisi yang integratif yang di dalam-
nya terkandung asumsi, aksioma, tesis.
09/22/21 46
~”Tesis” yaitu proposisi yang kebenar-
annya telah diuji berdasarkan bukti-
bukti faktual / empirik atau berdasar-
kan argumen-argumen logis tertentu.
~Logika matematik induktif dibedakan
menjadi dua yaitu :(a) Logika matema-
tik induktif kategorik, dan (b) Logika
matemaik induktif probabilistik. Logi-
ka matematika induktif probabilisik
inilah yang menjadi asar “Metodologi
Peneliian Kuantitatif”.
09/22/21 47
~Di samping ke empat model logika yang te-
lah dijelaskan di atas, Muhajir, (1998), mem-
perkenalkan model “Logika Reflektif”. Ber-
pikir reflektif adalah proses mondar-mandir-
nya akal-pikiran secara sangat cepat antara
proses induksi dan deduksi. Dalam proses
reflektif ini proses abstraksi dan proses pen-
jabaran berlangsung secara sangat cepat
(intensif dan ekstensif) dengan produk pikir-
an yang amat tinggi dalam makna dan ke-
terpecayaan.
09/22/21 48
~Logika reflektif ini merupakan hal yang ti-
dak mudah diterapkan oleh peneliti yang ti-
dak terlatih dan tidak terbiasa, karena di
samping diperlukan bakat dan penghayatan
khusus (bukan pengetahuan khusus), juga
ada persyaratan torrent dan khusus yang ti-
dak mudah dipenuhi oleh orang kebanyakan.
~Logika reflektif ini lebih sesuai diterapkan
dalam penelitian di bidang keagaman, spi-
ritualisme, tarekat, dan mistisisme.

09/22/21 49
TOPIK III
PENGERTIAN DAN FUNGSI
TEORI
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mempelajari secara intensif topik
ini, mahasiswa diharapkan memiliki penge-
tahuan dan pemahaman yang mendalam
tentang arti dan fungsi teori sebagai landa-
san penelitian, bentuk formulasi teori-teori
substantif dan teori formal, unsur-unsur teo-
ri, dan kajian pustaka sebagai sumber teori.
09/22/21 50
A. Pengertian dan Fungsi
Teori
~E. Snelbecker, dalam buku : “Psychoeduca-
tional Design” , mendefinisikan teori
sebagai: “seperangkat proposisi yang
terintegrasi secara sintaksis (yang
mengikuti aturan tertentu) yang dapat
dihubungkan secara logis satu dengan
yang lain dengan data dasar yang dapat
diamati” . Definisi ini menunjukkan
identitas Scnelbecker sebagai seorang
“positivis”.
09/22/21 51
~Glaser dan Strauss (1967) menyodorkan kon
sep “teori dari dasar” atau “grounded theo-
ory” yaitu teori yang dibangun dari dasar
atau teori yang disusun secara analitis dan
komparatif berdasar kategori2 data yang di-
peroleh secara analitis dan sistematis me-
lalui metode komparatif, dan hipotetis ten-
tang hubungan-huungan antara kategori-ka-
tegori yang digeneralisasi dari data yang
direkam secara alamiah (naturalistik) pada
sumber data di lapangan.

09/22/21 52
~Melvin H. Marks & Felix E. Goodson dalam
buku : “Theory in Contemporary Psychology”
menyatakan bahwa : “teori adalah aturan
menjelaskan proposisi atau seperangkat
proposisi yang berkaitan dengan beberapa
fenomena alamiah dan terdiri atas represen-
tasi simbolik dari : (1) hubungan2 yang da-
pat diamati di antara kejadian2 yang dapat
diukur, (2) mekanisme atau struktur yang di-
duga mendasari hubungan2 demikian dan (3)
hubungan2 yang disimpulkan serta mekanis-
me dasar yang dimaksudkan …………………..
09/22/21 53
…..untuk data dan yang diamati tanpa ada-
nya manifestasi hubungan empiris apapun
secara langsung”.
~Pada kedua definisi itu terlihat bahwa ke-
dua ahli itu berakar pada “interaksi simbo-
lik” yang termasuk ke dalam kubu peneliti-
an kualitatif, namun masih terpengruh oleh
paham “positivisme” dengan masih mema-
kai kata “pengukuran” di dalam definisinya.
~Tentag “fungsi teori” dapat disimak dalam
pendapat dua ahli berikut ini.
09/22/21 54
~Pertama, Snelbacker (1974) mengemukakan
empat fungsi teori, yaitu : (a) mensistematis
kan penemuan-penemuan penelitian, (2)
menjadi pendorong untuk menyusun hipote-
tesis, dan dengan hipotesis membimbing pe-
neliti mencari jawaban-jawaban, (3) membu-
at ramalan atas dasar penemuan, dan (4)
menyajikan penjelasan, dan dalam hal ini
menjawab pertanyaan “mengapa?”
~Glaser dan Strauss (1967) menyatakan : “tu-
gas yag paling berkaitan dari teori dalam so-
siologi
09/22/21
adalah : ………(1) 55
…..(1) memberikan kesempatan meramalkan
dan menerangkan perilaku, (2) bermanfaat
dalam penemuan teori sosiologi, (3) diguna-
kan dalam aplikasi praktis, (4) memberikan
perspektif bagi prilaku, yaitu “pandangan”
yang harus dijaring dari data, dan (5) mem-
bimbing dan menyajikan gaya bagi peneliti-
an dan menyajikan gaya bagi penelitian da-
lam berbagai bidang perilaku.
~Kedua pandangan di atas adalah sama, ke-
cuali tentang hipotesis ………………
09/22/21 56
~Kedua pihak sama-sama berpendapat tentang fung-
si teori untuk menjelaskan dan meramalkan fe-
nomena.
~Perbedaannya, Snelbecker memandang hipotesis
sebagai bagian feri-feri suatu teori yang menghu-
bungkan teori dengan fenomena, sedangkan Glas-
er dan Strauss meganggap hipotesis sebagai inti
yang diperoleh dari data.
~Penelitian kualitatif yang bertujuan menjelaskan
fenomena tidak membutuhkan hipotesis, sedang
penelitian yang bertujuan meramalkan fenomena
memelukan dukungan hipotesis guna menghubung-
kan data sebagai representasi fenomena dengan
teori.
09/22/21 57
A) .Bentuk formulasi teori :
~Menurut Glaser dan Strauss (1980), untuk ke
perluan penelitian kualitatif yang dikenal de-
ngan “grouded theory”, penyajian suatu teo-
ri dapat dilaksanakan dalam dua bentuk, ya-
itu : (a) penyajian dalam bentuk seperangkat
proposisi atau proposisioal, dan (b) dalam
bentuk diskusi teoretis yang memanfaatkan
kategori konseptual dan kawasannya.
~Menurut kedua ahli itu, bentuk diskusi teore-
tis itu lebih kaya, lebih luwes, dan lebih me-
nyatakan bahwa teori itu adalah proses.
09/22/21 58
C). Teori substantif dan teori formal
~Dalam penelitian kualitatif dikenal dua teori
yang dibangun dari data, yaitu “teori subs-
tantif” dan “teori formal”.
~Teori substantif, adalah teori yang dikem-
bangkan untuk keperluan substantif atau
empirik atau ingkuiri suatu ilmu penget.
Misalnya : teori perawatan pasien, dll.
~Teori formal, adalah teori yang disusun seca
ra konseptual dalam bidang ikuiri suatu ilmu
pengetahuan. Misalnya : teori konflik, teori
kekuasaan dan lain-lain.
09/22/21 59
D). Unsur-unsur teori
~Unsur-unaur teori yang dibentuk melalui ana
lisis komparasi mencakup : (1) kategori kon-
septual dan kawasan konseptualnya, (2) hi-
potesis (dugaan) tentang hubungan antara
kategori dan kawasan, dan (3) integrasi.
(1) Kategori konseptual dan kawasannya,
adalah unsur-unsur konseptual suatu teori,
sedangkan kawasan adalah substansi sua-
tu kategori yang wujudnya dapat ditunjuk-
kan dalam bentuk data sekumpulan data
yang dijaring dari realitas lapangan atau da-
ri konsepsi (ide/pikiran/gagasan respon).
09/22/21 60
(2) Pengertian “hipotesis” di sini adalah dugaan2 atau
pertanyaan2 dalam pikiran peneliti tentang hubung-
an2 dan bentuk2 hubungan antara kategori2 kon
septual, yang diferifikasi selama proses dan sete-
lah proses penjaringan data. (Data di sini tidak lain
adalah representasi kawasan koseptual, atau wu-
jud kongkrit dari fokus-fokus penelitian.
~Kategori-kategori konseptual yang direpresentasi-
kan oleh kategori2 data, disusun menjadi state-
men proposisional sebagai bahan untuk pengem-
bangan / pembangunan teori-teori (baik teori subs-
tantif maupun teori formal).
(3) Proses “integrasi” yaitu kegiatan menggabung
atau mensintesis secara logis berbagai proposisi
yang dibentuk dari hasil ferifikasi hipotesis.
09/22/21 61
~Hasil dari proses “integrasi” itu berupa per-
nyataan-pernyataan proposisional atau integ
rasi sejumlah proposisi dalam bidang (ka-
wasan) koseptual yang sama, itulah yang di
sebut sebagai “teori” dengan derajat keu-
muman dan konsepsionalitas tertentu.
~Jika teori itu berkenaan dengan realitas em-
pirik - fenomenal, disebut sebagai “teori
substantif”, tetapi jika teori itu berkenaan
dengan sesuatu yang bersifat ideal – kosep-
tual, disebut sebagai “teori formal”.
~Jenis teori yang relevan dengan “penelitian
kualitatif” ditentukan oleh “sasaran” atau
“obyek” penelitian.
09/22/21 62
TOPIK IV
KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara intesif topik ini
mahasiswa diharapkan memiliki pengetahu-
an dan pemahaman tentang karakteristik pe-
nelitian kualitatif. Dengan pengetahuan dan
pemahaman itu, mahasiswa mampu membe-
dakan penelitian kualitatif dengan jenis pe-
nelitian lain yang bukan kualitatif, serta me-
miliki kewaspadaan ……………..
09/22/21 63
…. yang tinggi agar tidak tergelincir kepa-
da karakteristik penelitian nonkualitatif.
~Kewaspadaan tesebut akan menjadi alat
pengendali bagi mahasiswa (peneliti) yang
sedang atau akan melakukan penelitian
agar tetap mengikuti jalur yang benar seba-
gai peneltian yang berparadigma dan ber-
metode kualitatatif, dan bukan yang lain.

09/22/21 64
~Robert Bogdan & Sari Knopp Biklen dalam
buku : “Qualitative Research for Education :
An Introduction to Theory and Method”
(1982), mengemukakan lima karakteristik,
sedang Yvonna S. Lincoln & Egon G. Guba
dalam buku : “Naturalistic Inquiry” (1985)
mengulas 10 (sepuluh) ciri penelitian kuali-
tatif yang dirangkum dan disintesis menjadi
sebelas karakteristik sebagai berikut :

09/22/21 65
1). Latar alamiah,
2). Manusia sebagai alat (instrumen),
3). Pemaknaan data / fenomena secara
kualitatif,
4). Analisis data secara induktif,
5). Teori dari dasar (grounded theory),
6). Laporan penelitian secara deskriptif,
7). Lebih mementingkan proses dari hasil,
8). Adanya batas yang ditentukan oleh fokus,
9). Kriteria khusus untuk keabsahan data,
10).Disain yang bersifat tentatif, dan
09/22/21 66
~Ada pakar penelitian kualitatif lain yang me
nambah sebuah karakteristik lagi sehingga
menjadi duabelas, yaitu :
12. Pendekatan bola salju (snow ball app-
roach) dalam penelusuran sumber data.
~Ke duabelas karakteristik tersebut dapat di-
jadikan sebagai alat evaluasi sekaligus se-
bagai alat kendali mutu, apakah sebuah pe-
nelitian memenuhi beberapa karakteristik
itu, sehingga layak dikategorikan sebagai
“PENELITIAN KUALITATIF”.

09/22/21 67
~Perlu disadari bahwa karakteristik penelitian
kualitatif tersebut bersifat relatif dalam arti
bahwa satu atau lebih karakteristik mung-
kin menjadi karakter suatu penelitian kuali-
tatif tertentu, tetapi mungkin tidak menjadi
karakter pada penelitian kualitatif yang lain.
Karakteristik penelitian kualitatif pada da-
sarnya ditentukan oleh berbagai hal, antara
lain : latar filosofik yang dianut peneliti, da-
sar teori yang dipakai, sifat fenomena yang
diteliti, dan lain-lain.
09/22/21 68
1). Latar alamiah
~Penelitian kualitatif dilakukan pada latar
alamiah atau dalam konteks situasi / kondi-
si utuh (unity). Menurut Lincoln dan Guba
(1985), ontologi alamiah menghendaki ke-
nyataan yang utuh yang tidak terpisah dari
konteks asli. Obyek tidak boleh diisolasi da-
ri konteksnya yang alamiah. Hal ini didasar-
kan pada asumsi : (1) Kegiatan pengamat
dapat mempengaruhi obyek yang diamati-
nya, karena itu pengamat harus menyesuai-
diri atau larut ke dalam situasi alamiah ob-
yek yang diamatinya / diwawancarainya.
69
09/22/21
(2) Konteks sangat menentukan apa-
kah suatu penemuan mempunyai pe-
ngaruh terhadap konteks lainnya, yang
berarti bahwa suatu fenomena harus
diteliti dalam keseluruhan fenomena
yang saling terkait dan saling mempe-
ngaruhi. (3) Struktur nilai-nilai konteks-
tual yang berlaku, sangat mempenga-
ruhi hal (informasi/data) yang sedang
dicari / dijaring melalui observasi.
09/22/21 70
2). Manusia sebagai alat
(instrumen)
~Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain merupakan
alat mengumpul data utama. Hal itu didasar-
kan pada alasan bahwa jika alat bukan ma
nusia, tidak mungkin menyesuaikan diri pa-
da kondisi / konteks alamiah di lapangan.
Selain itu hanya manusia sebagai alat yang
dapat berkomunikasi dengan responden
dan mampu memahami kaitan2 antara ke-
nyataan2 di lapangan.
71
09/22/21
~Hanya manusia sebagai alat pulalah yang da
pat menilai bahwa apakah kehadirannya
menjadi faktor pengganggu sehingga jika
terjadi hal yang demikian, niscaya ia cepat
menyadarinya sekaligus mengatasinya.
~Pada waktu mengumpulkan data di lapang-
an peneliti harus berperanserta sebagai ben
tuk penyesuaian diri pada konteks alamiah.
Hal inilah yang disebut sebagai “partisipant
observation, yang oleh Kuntjaraningrat dan
Emmerson dinamai “pengamatan terlibat”.
09/22/21 72
3).Pemaknaan data / fenomena

secara kualitatif
~”Penelitian kualitatif”. Metode kualitatif ini
digunakan atas dasar pertimbangan :
(a) lebih mudah disesuaikan dengan kenya-
taan ganda (multiple reality), (b) menyaji-
kan secara langsung hakikat hubungan anta
ra peneliti dengan responden, (c) lebih pe-
ka dan lebih dapat disesuaikan pada pola-
pola nilai yang dihadapi dan pengaruh ber-
bagai faktor terhadap konteks yang ada.
09/22/21 73
4).Analisis data secara induktif
~Analisis induktif yaitu usaha mengidentifika-
si unsur-unsur detail dan spesifik Dari feno-
mena yang sedang diamati dan menjadikan-
nya sebagai premis atau postulat untuk
menarik kesimpulan yang bersifat umum.
~Analisis induktif ini digunakan beberapa alas
an : (a) dapat menemukan kenyataan ganda
yang terdapat dalam informasi, (b) membu-
at hubungan peneliti dengan responden men
jadi nyata, dikenal, dan tepercaya, (c) ……..
…………….
09/22/21 74
(c) lebih mampu mendeskripsi latar secara
penuh dan membuat keputusan tentang da-
pat tidaknya dialihkan ke latar lainnya, (d)
lebih mampu menemukan pengaruh bersama
berbagai faktor dan mempertajam hubungan
itu, dan (e) dapat memperhitungkan aspek-
aspek nilai secara eksplisit sebagai bagian
dari konteks situasi alamiah yang dialami
oleh obyek yang sedang diamati atau nara-
sumber yang sedang diwawancarai.

09/22/21 75
5. Teori dari dasar
(grounded theory)
~Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah
pengembangan teori substantif yang berasal
dari data. Hal ini didasarkan pada beberapa
alasan : (a) tidak ada “teori apriori” yang da-
pat mencakup kenyataan2 ganda yang mung
kin akan dihadapi oleh peneliti, (b) peneliti-
an ini mempercayai apa / siapa yang dilihat/
dihadapinya karenanya sejauh mungkin ber-
sikap netral, dan (c) teori dari dasar lebih
responsif terhadap nilai2 kontekstual.
09/22/21 76
~Dengan ”analisis induktif” berarti bahwa
pencarian data bukan untuk menguji hipote-
sis, melainkan proses pembentukan abstrak-
si (teori) berdasarkan pada berbagai data
yang telah dikumpulkan sebagai postulat2.
Jadi pembangunan teori di sini adalah dari
bawah ke atas (dari khusus ke umum). Jika
peneliti merencanakan menyusun teori ma-
ka teori itu akan siap setelah semua data
yang dibutuhkan terkumpul. Dalam hal ini
peneliti membuat gambaran yang makin je-
las sementara data sedag dikumpulkan dan
bagian2 nya sedang diabsahka (divalidasi).
09/22/21 77
6. Laporan penelitian secara
deskriptif
~Data yang dijaring dgn, metode kualitatif
adalah data berupa kata2, gambar2, dan
bukan angka2. Kata2 dan gambar2 itu ada-
lah informasi yang menunjukkan keadaan,
kondisi, sifat, atau kualitas dari hal2/fokus2
tentang fenomena yang diteliti. Itulah sebab
nya maka informasi itu disebut “data kuali-
tas” atau “data yang berifat kualitatif”. Da-
ta kata2 atau data foto2 tersebut diperleh
melalui wawancara atau pengamatan, bukan
pengukuran / penghitungan.
09/22/21 78
~Penyajian data tentang kualitas atau “data
kualitatif” harus dalam bentuk : penjelasan,
narasi, atau uraian. Penyajian data seperti
itu disebut “uraian deskriptif” atau “deskip-
si” tentang makna “keapaan, kebagaimana
an, dan kemengapaan” secara apa adanya.
~Hal yang dideskripsikan adalah fokus-fokus
atau keseluruhan fenomena yang sedang
diteliti, tanpa dugaan, penafsiran, dan inter-
pretasi.
~Deskripsi yang baik harus dudukung dgn da-
ta faktual atau aktual berupa kutipan lang-
sung dari hasil wawancara, foto2, dll.
09/22/21 79
7). Lebih mementingkan
proses dari hasil
~Penelitian kualitatif sangat memberi arti
penting pada “proses”, terutama jika obyek
penelitian menyangkut perilaku dan peristi-
wa, seperti : sikap, kesabaran, ketaatan, ki-
nerja, kepemimpinan, pengelolaan, kebijak-
an. dan sejenisnya.
Oleh karena itu penelitian kualitatif sangat
mementingkan “pengamatan / observasi” se-
bagai “metode pengumpulan data”.
09/22/21 80
~Data kualitatif tentang perilaku atau peristi-
wa yang diperoleh dengan “metode wawan-
cara” sangat bias dibandingkan dengan data
perilaku dan peristiwa yang dijaring / dire-
kam melalui “metode observasi”. Sudah ba-
rang tentu obsevasi itu harus dilakukan da-
lam konteks alamiah, agar obyek observasi
tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti
(observer) Karena itu observasi harus dilaku
kan dalam bentuk “observasi partisipatif”.
atau “observasi berperan serta”.
09/22/21 81
~Di sini terlihat bahwa observasi lang-
sung terhadap “proses” menjamin ke-
absahan data “hasil” penelitian. Inilah
makna “proses lebih dipentingkan dari
pada hasil”. Bukan berarti bahwa
“hasil” itu tidak penting. Justru demi
hasil yang baik maka observasi harus
dilakukan terhadap proses perilaku
atau proses peristiwa / kejadian. Teta-
pi hal ini tergantung juga pada jenis
dan sifat data yang dibutuhkan.
09/22/21 82
8). Adanya batas yang
ditentukan oleh fokus
~Penelitian kualitatif menghendaki ditetap-
kannya batas penelitiannya atas dasar “fo-
kus” yang terdapat dalam masalah peneli-
tian. Masalah yaitu sesuatu hal (apa dan ba-
gaima) yang di dalamnya mengandung ke-
senjangan antara keadaan yang seharusnya
(das sollen) dan keadaan yang senyatanya
(das sain).
09/22/21 83
~Hal-hal yang senjang itu tiada lain adalah
sesuatu yang dikandung oleh sebuah atau
beberapa kata yang disebut sebagai fokus
masalah.
~Kata “fokus” berarti pokok, inti, spesifik,
dan tidak yang lain (bermakna tunggal).
~Jika suatu konsep memiliki lebih dari satu
makna (bermakna majemuk), maka konsep
itu tidak bisa disebut sebagai fokus.
~Fokus atau fokus-fokus itulah yang memba-
tasi ruang lingkup suatu penelitian. Jika fo-
kus tidak jelas maka lingkup penelitian juga
menjadi tidak jelas (ngawur). 84
09/22/21
9).Kriteria khusus untuk
keabsahan data
~Kesahihan dan keterpercayaan yang amat
populer dalam penelitian kuantitatif, juga di-
kenal dalam penelitian kualitatif. Bila kesa-
hihan dan keterpercayaan data dalam pene-
litian kuantitatif digunakan olah statistik,
maka dalam penelitian kualitatif kesahihan
dan keterpercayaan dinyatakan dalam istilah
“kredibilitas” atau “credibility”.
09/22/21 85
~Kriteria khusus untuk keabsahan data da-
lam penelitian kualitatif, dikenal tiga kon-
sep yaitu :
1) Kredibilitas (credibility) dicapai melalui
(a) perpanjangan masa pengamatan, (b)
pencermatan pengamatan, (c) trianhgula
si, (d) analisis kasus negatif (e) kecukup-
an referensi, dan (f) pengecekan anggota.
2). Keteralihan (transferability)
3). Kebergantungan (dependability)
4). Keterkonfirmasian (confirmability).

09/22/21 86
10). Disain bersifat tentatif
~Disain penelitian kualitatif tidak sedetail
dan serinci dengan disain penelitian kuanti-
tatif, melainkan hanya bersifat garis besar.
Hal-hal yag bersifat detail baru akan diketa-
hui setelah peneliti terjun ke lapangan.
~Rancangan penelitian kualitatif kemungkin-
an masih mengalami modifikasi selama pro-
ses penelitian berlangsung karena harus se-
nantiasa disesuaika dengan perkembangan /
perubahan yang terjadi di lapangan.
09/22/21 87
~Untuk membuat suatu rancangan peneliti-
an kualitatif yang relatif lebih detail, lebih
lengkap dan lebih stabil, perlu terlebih dahu
lu dilakukan kajian pendahuluan, baik litera-
tur maupun lapangan. Dengan memahami re
alitas lapangan secara lebih lengkap, utuh,
dan mutakhir, maka segala keadaan dan ke
mungkinan yang akan terjadi dapat diantisi-
pasi dan dimasukkan sebagai bagian dari de
sain penelitian yang akan disusun.
~Rancangan penelitian untuk disertasi yang
memakai “desain penelitian kualitatif”, tetap
dituntut sifat yang detail dan legkap, ……….
09/22/21 88
……meskpun dalam proses perjalanan pene
litian, disain itu akan mengalami pengurang
an atau penambahan sesuai kebutuhan.
~Oleh karena itu sebelum si kandidat doktor
menyusun disain penelitiannya, jauh-jauh se
belumnya telah melakukan kajian-kajian pus
taka dan rintisan-rintisan lapangan guna
memperluas wawasan dan memperkaya pe-
mahamannya mengenai permsalahan pene-
litian yang telah lama digadang-gadangnya.
09/22/21 89
11) HASIL PENELITIAN DIRUN-
DINGKAN DAN DISEPAKATI
~Penelitian lebih menghendaki agar pengerti
an dan hasil interpretasi yang diperoleh di
rundingkan dan disepakati oleh subyek
yang dijadikan sebagai sumber data. Hal ini
disebabkan oleh (1) susunan kenyataan da-
ri merekalah yang akan diangkat oleh pene-
liti, (2) hasil penelitian bergantung pada ha-
kikat dan kualitas hubungan antara pencari
dan yang dicari, (3) konfirmasi hipotesis ker
ja akan menjadi lebih baik verifikasinya jika
diketahui & dikonfirmasi oleh pihak2 terka-
it dengan dengan pihak yang diteliti. 90
09/22/21
12). Pendekatan bola salju
(snow ball approach) dalam
penelusuran sumber data
~Untuk menelusuri sumber data lapangan, peneliti
menghubungi orang yang dipandag dapat menunjuk
kan siapa orang yang dapat memberikan data yang
diperlukan. Dari sumber data yang pertama itu di-
mintai lagi menunjuk orang berikutnya sebagai sum
ber data. Demikian seterusnya ibarat bola salju
yang menggelinding sampai tidak ada lagi orang
yang diketahui dapat memberikan data yang diper-
lukan.
09/22/21 91
TOPIK V
JENIS / TIPE PENELITIAN
KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara cermat topik ini,
mahasiswa diharapkan memiki pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam tentang je-
nis / tipe penetian. Dengan pengetahuan dan
pemahaman itu mereka dapat mewaspadai
untuk tidak mencampuradukkan tipe peneli-
tian yang berbeda jenisnya.
09/22/21 92
A. Jenis / tipe penelitian
kualitatif
~Ada banyak jenis / tipe penelitian
yang menggunakan pendekatan kuali
tatif, di antaranya adalah :
1.Fenomenologi. 5.Penelit. Grounded.
2.Fenomenografi. 6. Heremeneutika.
3.Etnografi. 7. Semiotika.
4.Etnometodologi. 8. Cultural studies.

09/22/21 93
1. Fenomenologi
~Fenomenologi bersumber pada gerakan filosofi
yang dibangun oleh Edmund Husserl, yang meya-
kini bahwa titik awal pengetahuan adalah pema-
haman seseorang akan sesuatu fenomena (geja-
la). Jika seseorang secara sadar diminta memfo-
kuskan perhatiannya pada suatu hal atau obyek
kemudian diminta mengemukakan sensasi, per-
sepsi, dan gagasanya terhadap obyek itu, maka
akan diperoleh deskripsi tentang hal tersebut.
~Berikut ini dikemukakan beberap prosedur yang
ditempuh di dalam melakukan penelitian fenome-
nologi : ………………………
09/22/21 94
a.Identifikasi suatu topik yang memililiki mak
na sosial dan individual yang menantang
dan menarik perhatian peneliti. Misalnya :
pengalaman manusia tentang waktu, tidur,
cemburu, melamar pekerjaan, menempuh
ujian, dan lain lain.
b.Pilih partisipan untuk penelitian. (Partisi-
pan yang dipilih misalnya 25 orang) yang
miliki pengalaman tentang hal yang menja-
di topik penelitian dan tertarik pula untuk
memahami hal tersebut. Dengan demikian
partisipan tersebut dipandang sebagai pe-
neliti.
09/22/21 95
c.Partisipan diwawancarai secara mendalam
dan tidak terstruktur tentang segala hal
yang terkait dengan topik yang dipilih. Po-
koknya peneliti mengorek habis-habisan
pengalaman partisipan yang diwawancarai.
d.Data hasil wawancara dianalisis dengan
mengelompokkan data berdasarkan aspek
yang menjadi sorotan. Kemudian dikompa-
rasi persamaan dan perbedaannya. Kemudi
an hasil analisis itu dideskripsi untuk sete-
rusnya divalidasi oleh partisipan.
09/22/21 96
2. Fenomenografi
~Sebagaimana halnya dengan peneliti fenomenologi,
peneliti fenomenografi juga tertarik untuk meneliti
bagaimana “realitas dipersepsikan oleh orang”. Ha-
nya saja peneliti fenomenografi memusatkan per-
hatiannya untuk menggambarkan perbedaan cara
orang mengonsepsikan dunia sekitar mereka.
Misalya : guru memiliki perbedaan konsepsi menge-
nai apa penyebab anak didik berperilaku negatif di
kelas. Terhadap contoh itu, seorang peneliti feno-
menografi akan meneliti sekelompok guru untuk
mengelompokkan berbagai perbedaan konsepsi
tersebut. Metode penelitiannya dilakukan dengan
cara mewawancarai kelompok guru untuk …………
09/22/21 97
…..untuk menggali bagaimana cara guru-gu-
ru tersebut menanggapi persoalan yang di-
sodorkan oleh peneliti dan apa alasannya.
~Sebagaimana halnya dengan peneliti fenome
nologi, penelitian fenomnografi dapat digu-
nakan untuk meneliti segala aspek realitas
alam dan realitas sosial, yang orang memi-
ki persepsi tentangnya.

09/22/21 98
3. Etnografi
~Etnografi merupakan penelitian “tangan
pertama” yang dilakukan secara intensif
untuk menggambarkan karakteristik dari
budaya tertentu dan pola yang melekat
pada karakteristik tersebut.
~Jika sebuah karya etnografi dilaporkan se-
cara baik maka pembaca akan memahami
budaya yang dilaporkan tersebut dengan
saksama, meskipun ia sendiri belum per-
nah bersentuhan dengan budaya tersebut.

09/22/21 99
~Etnografi pada mulanya dikenal dalam bi-
dang antropologi tetapi kemudian diguna-
kan (dengan adaptasi tertentu) dalam bi-
dang lain seperti bidang sosiologi, psikologi,
atau pendidikan.
~Istilah etnografi menimbulkan kontroversi.
Ada yang menganggapnys sebagai paradig-
ma filosofis yang menunjuk komitmen total
terhadap paradigma tersebut. Artinya dalam
melakukan penelitian etnografi maka peneli-
ti harus secara utuh menerapkan filosofi dan
metode etnografi. 100
09/22/21
~Sebagian yang lain memandang etnografi ha
nya sekedar metode yang dapat digunakan
dalam keadaan tertentu.
~Menurut Atkinson dan Hammersley (1994),
penelitian etnografi memiliki ciri berikut :
1)Sangat menekankan upaya eksplorasi ten
tang hakikat dari suatu fenomena sosial
yang bersifat khusus.
2)Cenderung menggunakan data yang terbu-
ka dan tidak berstruktur.
3)Meneliti secara mendalam sejumlah kecil
kasus yang spesifik atau bahkan hanya
satu secara rinci dan jelimet.
09/22/21 101
4)Analisis data bersifat penafsiran eksplisit
tentang makna dan fungsi perilaku manusia
yang menghasilkan deskripsi dan penjelasan
verbal. Kuantifikasi dan analisis ststistik
tidak menjadi perhatian.
~Shimahara (1988), menekankan ciri peneli-
tian etnografi yang lain, yaitu :
1)Berfokus pada upaya menemukan pola bu-
daya pada prilaku manusia,
2)Berfokus pada perspektif “emik” yaitu ca
ra pandang anggota masyarakar ttg suatu
budaya.
3)Berfokus pada latar alamiah dan budaya
yang dieliti.
09/22/21 102
4. Etnometodologi
~Etnometodologi adalah studi tentang cara
atau strategi yang digunakan individu dalam
memaknai lingkungan sosial, berkomunika
si, berargumen, dan membuat putusan. Tra-
disi penelitian ini berkembang dalam disiplin
ilmu sosiologi. Sementara umumnya sosio-
log memberi perhatian pada fenomena so-
sial yang besar seperti : kelas sosial, konf-
lik, peran jender, dll. Peneliti etnometodo-
logi tertarik pada fenonena sosial yang be-
sar.
09/22/21 103
5. Penelitian Grounded
~Penelitian grounded diperknalkan oleh so-
siolog Barney Glaser dan Anselm Strauss pa
da tahun 1957 dengan maksud menghilang-
kan kesenjangan antara teori dengan kenya-
taan empirik.
~Melalui penelitian yang cermat dan sistema-
tis, penelitian grounded membangun teori
yang berpijak pada temuan data di kancah
penelian.Karena sifatnya yang demikian itu,
maka Byrne menyebut …………..
09/22/21 104
……penelitian grounded sebagai “cara anali-
sis induktif yang melahirkan teori yang dita-
tarik atau berpijak (grounded) pada penga-
laman keseharian”
~Teori berkembang sejalan dengan pengum-
pulan dan penganalisiaan data. Penganali-
siaan dilakukan secara komparatif. Itulah
sebabnya penelitian grounded disebut pula
sebagai “metode komparatif konstant”
~Pada saat data dianalis peneliti mencari “hal
inti (core variable)” yang berfungsi sebagai
dasar pengembangan teori.
09/22/21 105
~”Hal inti” tersebut memiliki karakter antara
lain sering muncul, menghubungkan bera-
gam data, berfungsi menjelaskan, berimpli-
kasi terhadap teori formal, menjadi terperin-
ci, dan memungkinkan variasi maksimal.
~Penelitian grounded memiliki persamaan
dan perbedaan dengan jenis penelitian kua-
litatif lainnya. Persamannya antara lain :
data diperoleh melalui wawancara, penga-
matan lapangan, atau dokumen (catatan ha-
rian, surat, outobiografi, surat kabar, dan
lain-lain.
~Penggnaan alat perekam …………………
09/22/21 106
~Penggunaan alat perekam (kamera, tape)
sangat membantu asal tidak mempenga-
ruhi konteks alamiah. Data yang bersifat
kuantitatif dapat digunakan untuk keperlu-
an analisis.
~Peneliti grounded menyadari bahwa penaf-
siran perlu dilakukan untuk memahami tin-
dakan dan sudut pandang subyek yang di-
teliti. Bagi mereka tidak cukup jika lapor-
an hanya bersifat “apa adanya”, melainkan
harus ada “intepretasi induktif”.
09/22/21 107
6. Hermeneutik
~Kata “hermeneutika” pada awalnya bermak-
na “penafsiran kitab suci”. Waktu ini istilah
itu dimaknai sebagai studi tentang proses
seseorang memaknai teks. Teks dapat ber-
makna : dokumen, adat-istiadat, mitos, dan
segala sesuatu yang berisi “pesan” yang da-
pat “dibaca”. Karena penafsiran merupakan
“inti” dari hemeneutik maka tidak menghe-
herankan jika hermeneutika berpengaruh
terhadap “penelitian kualitatatif”.
09/22/21 108
~Ahli teori hermeneutika menegaskan bahwa
“tidak ada realitas obyektif, oleh karena itu
tidak mungkin dikembangkan pengetahuan
yang benar tentang realitas, sebaliknya kita
hanya membuat penafsiran tentang realitas”.
Berdasarkan pada anggapan itu maka
seorang penulis memulai tulisannya dengan
membangun penafsiran terhadap berbagai
aspek dari dunia ini dan menyajikan penaf-
siran itu dalam bentuk teks dengan menggu
nakan media (misalnya buku) yang menggu-
nakan aturan-aturan tertentu.
09/22/21 109
~Menurut para ahli hermeneutik antara penu-
lis dan pembaca terjalin hubungan dalam ke
giatan penafsiran. Tidak ada cara untuk me
mahami dunia obyekrif selain melalui penaf-
siran.
~Para ahli teori hermeneutik membangun kon
sep dan metode dalam menafsirkan teks.
Salah satu prinsip yang dikembangkan ada-
lah“lingkaran hermeneutik” herneneutic circ-
le) yang mencakup proses berkesinambung
an dan menafsirkan bagian-bagian dan me-
nafsirkan teks secara keseluruhan. 110

09/22/21
7. Semiotika
~Semiotika adalah studi tentang sistem tan-
da, khususnya bagaimana obyek menyam-
paikan makna dan bagaimana sistem tanda
berkaitan dengan perilaku manusia. Penting
nya studi tentang tanda menjadi jelas sete-
lah disadarinya bahwa sebuah pesan tidak
hadir sebelum terkodekan dalam bentuk tan-
da-tanda. Proses pengodean ini mempenga-
ruhi pesan yang disampaikan. Oleh karena
itu untuk memahami latar tempat pesan di-
sampaikan perlu diketahui sistem tanda
yang mendasari pengkodean pesan tersebut.
111
09/22/21
~Dengan pendekatan ini, amat penting untuk
dipelajari, tidak hanya apa yang dikatakan
atau dituliskan tetapi bagaimana ia dikata-
kan atau dituliskan. Menurut kaum semiotik
pesan tidak merepresentasikan realitas ob-
yektif, tetapi ia merupakan rekonstruksi so-
sial yang berpijak pada penggunan sistem
tanda.
~Semiotika telah mengembangkan berbagai
konsep dan teknik untuk mempelajari sis-
tem tanda dan hubungannya dengan perila-
ku manusia. 112
09/22/21
~Konsep yang paling mendasar : signi-
fier, signified, dan tanda. Signifier ada-
lah obyek yang dimaksudkan untuk
menyampaikan makna; signified ada
lah makna yang disampaikan oleh ob-
yek tersebut. Secara bersama-sama
signifier dan signified membangun se-
buah tanda.
Sebagai contoh : H2O adalah penanda
dan air adalah yang ditandai.
09/22/21 113
~Contoh analisis semiotik sebagai berikut :
Peneliti menghadiri suatu acara wusuda.
Pada upacara I tu peneliti melakukan anali-
sis informal tentang barbagai tanda yang me
nyajikan berbagai pesan yang mempengauhi
perilaku orang / peserta upacara. Sang pene-
liti mencatat : tata urutan acara, pakaian
yang kontras, pengaturan tempat duduk
(pejabat, senator, dosen, wisudawan, kelu-
arga wisudawan, dan petugas upacara, tan-
da status (topi wisuda, jubah.dsb.) dll.
Kesimpulan : bahwa peneliti semiotik mene-
mukan
09/22/21
bahwa …………………………….. 114
8. Cultural studies
~Cultural studies memusatkan perhatian pa-
da meneliti hubungan kekuasaan dalam bu-
daya dengan tujuan untuk menyadarkan war
ga budaya tersebut, khususunya yang tertin-
das agar dapat mengangkat dirinya sejajar
dengan warga lainnya. Dengan demikian cul
tural studies termasuk dalam jajaran “teori
kritis”yang berasumsi bahwa “ketidaksama
an” perlu diubah agar dunia menjadi tempat
tinggal yang lebih baik dan lebih adil berda-
sarkan suku, agama, jender, status, d.l.l.
09/22/21 115
~Hal-hal yang terkait dengan perbedaan :
a. Kelompok tertentu dalam masyarakat
mendapatkan perlakuan khusus lebih da-
ri kelompok lain;
b. Ada berbagai macam penindasan;
c. Bahasa merupakan media yang paling uta
ma dalam pembentukan subyektivitas;
d. Setiap pemikiran pada dasarnya berkaitan
dengan kekuatan yang terbentuk secara
sosial dan historis;
e.Fakta tidak dapat dipisahkan Dari nilai;
09/22/21 116
~Cultural studies tidak mengadopsi satu jenis
metode yang bersifat formal tetapi menggu-
nakan metode yang lazim digunakan dalam
sosial / humaniora.
~Metode apapapun yang digunakan, cultural
studies senantiasa berpijak pada upaya un-
tuk mengeritik berdasarkan sudut pandang
dan nilai yang dianut oleh peneliti, keritik
terhadap metodologi dan fenomena yang se-
dang diteliti.
~Cultural studies ………………….
09/22/21 117
~Cultural sudies menekankan pada pengguna-
an teori untuk menjelaskan keadaan masya-
rakat dan membangkitkan semangat emansi
pasi anggotanya. Karena itu pengembangan
teori yang dikenal dengan nama “Teori Kri-
tis” menjadi sangat penting.
~Karena cultural studies bertujuan ungtuk
merekonstruksi ulang, maka dalam berbagai
kasus, penelitian ini dikeritik sebagai terlalu
curiga terhadap keadaan. Bahasa yang digu
gunakan dalam laporan penelitian sering ti-
dak komunikatif karena menggunakan isti-
lah-istilah yang diciptakan sendiri.
09/22/21 118
TOPIK VI
LATAR BELAKANG MASALAH,
RUMUSAN MASALAH, DAN
MASALAH KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
~Setelah mempelajari secara cermat topik ini, maha-
siswa diharapkan memahami secara mendalam ten-
tang latar belakang masalah, pernyataan masalah
rumusan masalah dan masalah kualitatif. Dengan
pemahamannya itu mahasiswa mampu perumuskan
secara baik dan benar latar belakang masalah, me-
rumuskan pernyataan masalah dan masalah kualita
tif.
09/22/21 119
A. Latar Belakang Masalah
~”Latar belakang masalah” dapat dimaknai
sebagai uraian yang menjelaskan duduk ma-
salah yang akan diteliti dan dicari jalan ke-
luarnya.
~Latar belakang masalah menguraikan berba
gai hal yg terkait seperti : apa dan bagaima
na wujud masalahnya secara empirik, hal-
hal apa yang terkait, mengapa penting, per-
lu, dan mendesak diteliti. Manfaat (langsung
dan tidak langsung) penelitian, dan lain-lain.
09/22/21 120
B. Pernyataan masalah
~Pernyataan masalah adalah pasal atau sub-
bab di dalam Bab Pendahuluan (baik dalam
rancangan penelitian maupun dalam laporan
hasil penelitian) yang menjelaskan secara
kongkrit “duduk masalah” yang sebenarnya.
~Uraian itu menggambarkan substansi masa-
lah, yaitu kesulitan / kesukaran yang timbul
karena adanya ketimpangan / kesenjangan
antara “apa yang ada” (das sain) dengan apa
yang “seharusnya ada” (das solen). Jika per-
lu, ditunjukkan beberapa fakta tentang keru-
gian akibat dari permasalahan tersebut.121
09/22/21
~Dalam latar belakang masalah perlu diidentifikasi
konsep-konsep yang membentuk (membangun) ma-
salah yang biasa disebut sebagai “fokus masalah”
atau “fokus penelitian”.
~Penyebutan fokus masalah atau fokus penelitian
pada latar belakang, merupakan embrio (cikal-bakal)
terakomodasinya di dalam rumusan masalah, yang
seterusnya akan dideskripsi secara kongkrtit / fak-
tual pada dekripsi fokus untuk kepentingan peng-
embangan instrumen (alat penjaring data).
~Rumusan latar belakang masalah yang baik adalah
uraian dimulai pada aspek dan dimensi yang bersi-
fat umum dan teoretik, dan secara berangsur me-
nuju pada aspek dan dimensi emprik dari permasa-
lahan penelitian itu sendiri.
09/22/21 122
C. Rumusan masalah
~Rumusan masalah merupakan sub-bab sete-
lah sub-bab tentang pernyataan masalah.
Rumusan masalah ini lebih singkat dari per-
nyataan masalah, tetapi lebih rinci dan lebih
spesifik menggambarkan masalah atau ma-
alah-masalah.
~Rumusan masalah penelitian ini dinyatakan
dalam bentuk “kalimat pernyataan” (problem
statement) atau “kalimat tanya” (problem
question).
~Rumusan masalah yang baik yaitu yang me-
nampilkan fokus2 masalah secara tersurat,
meskipun dapat saja bersifat tersirat.
09/22/21 123
D. Masalah kualitatif
~Masalah yang “bersifat kualitatif” yaitu ma-
salah yang fokusnya (fokus masalahnya) di-
nyatakan dalam kata-kata (konsep-konsep)
yang bermakna kualitas (bukan kuantitas).
~Kata (konsep) yang bermakna kualitas ada-
lah kata-kata : sifat, kondisi, kedudukan / po
sisi, keberadaan, status, dan semua konsep
lainnya yang dapat dikenai makna kualitas.
~Misal : “sifat sabar” : sangat sabar, sabar,
dan tidak sabar. “Kondisi sehat” : sangat se-
sehat, sehat, dan tidak sehat, dan lain-lain.
09/22/21 124
TOPIK VII.
PERTANYAAN PENELITIAN,
FOKUS DAN DESKRIPSI
FOKUS PENELITIAN
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara cermat topik
ini, mahasiswa diharapkan memiliki penge-
tahuan dan pemahaman yang mendalam ten-
tang apa dan bagaimana pertanyaan peneli-
tian, fokus dan deskripsi fokus masalah
atau fokus penelitian, dan untuk apa desk-
ripsi fokus penelitian itu.
09/22/21 125
A. Pertanyaan penelitian
~Jika masalah penelitian dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya (problem question) ma-
ka pertanyaan penelitian tidak perlu dirumus-
kan secara khusus dan tersendiri.
~Tetapi jika masalah penelitian dirumuskan
dalam bentuk kalimat pernyataan (prolem
statement), maka peneliti biasanya mengang
gap perlu untuk menambah pasal khusus ten
tang “pertanyaan penelitian”.
~Pertanyaan penelitian itu diperlukan untuk
mempertajam “problem statement” yang te-
lah ada.
09/22/21 126
Misalnya : Sebuah rumusan masalah menge-
nai seringnya terjadi tawuran antar pelajar
dari sekolah yang berbeda. Seorang peneliti
sosial ingin mencari cara menghilangkan fe-
nomena tawuran pelajar itu dgn segala dam-
paknya dengan merancang penelitian sosial
untuk mencari “akar masalah” .
~Masalah itu dirumuskan dalam bentuk per-
nyataan sbb : (1) Tawuran pelajar adalah
fenomena sosial yang merugikan pelajar
dan masyarakat. (2) Konflik fisik antar pela-
jar perlu dihilangkan. (3) Untuk menghilang-
kan konflik / tawuran harus dicari akar ma-
salahnya.
09/22/21 127
~Rumusan masalah yang berbentuk pernyata-
an masalah tersebut belum cukup tajam un-
tuk mengarrahkan penelitian untuk mencari
data pendukung.
~Untuk mempertajam rumusan masalah itu
maka dirumuskan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mengarahkan pencarian data
pendukung.
~Pertanyaan-pertanyaannya adalah :
1).Bentuk2 dan kerugian apa yang ditimbul-
kan oleh peristiwa tawuran?
2).Bantuk2 kebijakan / tindakan apa yang
tepat untuk menghilangkan tawuran?
3). Sebab2 apa yang memicu tawursn?
09/22/21 128
~Jika dibanding dengan rumusan masalah da-
lam bentuk pernyataan, ternyata pertanya-
an penelitian lebih mengarah kepada fokus
masalah, yang nota bene merupakan konsep
yang wujudnya berupa data yang akan di-
cari dan dijaring pada sumber data (infor-
man, fakta, kejadian, dan lain-lain.
~Bentuk kerugian : luka atau tewas, ketakut-
an, kehilangan barang, tidak belajar dll.
~Tindakan tepat : penciptakan bentuk2 keber
samaan, rekreasi bersama, tindakan polisi.
~ Sebab2 (langsung / tak langsung, fisik dan
psikis, suasana lingkungan, kurang pembi-
naan, iklim sosial, lingkungan keluarga,dll.
09/22/21 129
B. Fokus dan deskripsi fokus
~”Fokus” adalah elemen-elemen pokok yang
membangun masalah penelitian. Dapat juga
dikatakan bahwa “fokus masalah” yaitu sub-
stansi masalah itu sendiri.
~Tanpa ada fokus berarti tidak dikehui “apa”
yang dimasalahkan dan “bagaimana” masa-
lah itu.
~Penjaringan data pada sumber data pada ha-
kikatnya adalah penjaringan substansi (wu-
jud)fokus penelitian.Data : itu bisa berwujud
konsep, pernyataan tentang : benda, fakta,
peristiwa, aspek kejiwaan, waktu / masa,dll.
09/22/21 130
~“Deskripsi fokus” adalah uraian / penjelasan
tentang wujud fokus, sehingga fokus itu da-
pat teridentifikasi dan terjaring pada sumber
data dalam bentuk “data” atau “datum”.
~Deskripsi fokus yang baik harus benar-benar
mampu memberikan gambaran mental bagi
peneliti, sumber data, dan para pembaca ten
tang wujud kongkrit dari fokus yang dimak-
sud. Dengan demikian tidak terjadi “miscon-
ception” bagi peneliti dan sumber data,
yang berakibat tidak tercapainya tujuan pe-
nelitian dan tidak terpecahkannya masalah
yang hendak / ingin dipecahkan.
09/22/21 131
TOPIK VIII
INSTRUMEN / ALAT PENJA-
RING DATA KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara intensif topik
ini, mahasiswa diharapkan memiliki penge-
tahuan dan pemahaman yang mendalam ten
tang instrumen (alat penjaring data) khusus-
nya data kualitatif. Dengan pengetahuan dan
pemahamannya itu, mereka mampu mengem
bangkan instrumen yang handal dan terper-
caya.
09/22/21 132
A. Langkah dan kegiatan
pengembangan instrumen
Dalam penelitian kualitatif ada anggapan
bahwa instrumen (alat penjaring data) ada-
lah peneliti itu sendiri. Namun peneliti
sebagai pelaku penelitian membutuhkan
perangkat-perangkat alat bantu (istrumen)
berupa : pedoman wawancara, pedoman pe-
ngamatan, daftar ceck, kertas dan pensil,
kamera foto, tape recorder, dan lain2
09/22/21 133
~Hal yang akan dibicarakan disini adalah ins-
trumen utama penelitian kualitatif yaitu :
pedoman wawancara dan panduan observa-
si, daftar ceck.
~Ada beberapa langkah dan kegiatan di da-
lam proses pengembangan instrumen, yaitu:
1).Dimulai dari deskripsi fokus masalah se-
cara jelas (konkrit : faktual, dan aktual).
2).Identifikasi indikator-indikator dan des-
kriptor fokus yang faktual dan aktual.
3).Karena instrumen (khususnya pedoman
wawancara dan panduan observasi) maka
hal-hal yang akan diwawancarakan dan
diobservasi harus ………….
09/22/21 134
….harus dirumuskan dengan mengacu pada
fokus dan indikator yang telah diidentifikasi.
Dengan kata lain fokus dan indikator itulah
yang dilacak datanya melalui wawancara
atau pengamatan dengan berpedoman pada
pedoman wawancara & panduan observasi.
~Pedoman wawancara atau panduan observa-
si sebaiknya hanya berisi pokok-pokok saja.
Bentuk wawancara sifatnya sangat situasio
nal. Di sini dituntut kelihaian dan kemahiran
pewawancara untuk menciptakan suasana.
09/22/21 135
~Hal yang penting pula adalah : setelah po-
kok-pokok wawancara atau hal-hal yang
diobservasi diidentifikasi, pekerjaan selan-
jutnya adalah menentukan secara tepat sum
ber data (informan dan obyek observasi).
~Harus ditetapkan waktu yang tepat dan sua
sana yang wajar). Di sini perlu pendekatan
yang baik kepada informan dan pencarian
situasi dan kondisi alamiah (tidak artifisial
tidak ada intervensi dari luar).
~Di sini faktor etik dan emik harus menjadi
perhatian dari peneliti.
136
09/22/21
B. Pedoman wawancara
~Pedoman wawancara biasanya hanya beru-
pa sebuah daftar fokus atau daftar indikator
(ciri-ciri) fokus. Tiap-tiap folus atau tiap indi-
kator (ciri-ciri) dibuatkan sebuah contoh per-
tanyaan / pernyataan yang akan diajukan ke-
pada informan. Dialog / obrolan sebih lanjut
muncul secara spontan berdasarkan bimbi-
ngan isi pedoman wawancara yang sudah
dihafal sebelumnya. Pedomannya sendiri
tersimpan di dalam map atau tas.
~Hal-hal yang didialogkan tidak harus berurut
menurut daftar fokus / indikator yg. dubuat
09/22/21 137
~Di dalam proses wawancara, pewawancara
sebaiknya tidak terlalu serius dan kaku, dan
sebaiknya mempu menciptakan suasana san
tai dan membuat selingan-selingan yang me-
nyegarkan dan menyenangkan, di luar mate-
ri / konteks wawancara.
~Oleh karena itu waktu pelaksanaan wawan-
cara harus benar-benar dipersiapkan, dalam
arti : meminta kesediaan dan kesiapan dari
informan, dengan segala resiko logistik yang
harus disiapkan oleh peneliti (pewawancara)
09/22/21 138
~Hal penting lainnya sekaitan dengan wawan
cara adalah pencatatan / perekaman hasil /
isi wawancara.
~Supaya pewawancara tidak terganggu kon-
sentrasi pikirannya untuk bertanya, maka
pewawancara dapat meminta bantua dari se
orang juru tulis cepat untuk mencatat sega-
la isi wawancara.
~Dalam era teknologi moderen saat ini pene-
liti umumnya menggunakan alat perekam
suara (tape recorder) yang disimpan secara
tersembunyi (unuk tidak mempengaruhi sua-
sana), tetapi mampu merekam semua isi wa-
wancara.
09/22/21 139
C. Panduan pengamatan
~Isi panduan pengamatan sama atau hampir
sama dengan isi pedoman wawancara.
~Jika pedoman wawancara berisi daftar fo-
kus / indikator / ciri-ciri fokus yang akan di
wawacarakan, maka panduan pengamatan
berisi: fokus apa (dalam arti: fenomena visu-
al apa yang akan diamati, di mana diamati,
dan kira-kira kapan dan berapa lama akan di
lakukan.
09/22/21 140
~Hal yang perlu diperhatikan di dalam hal pe-
ngamatan : (1) obyek yang diamati, (2) alat
bantu dalam pengamatan, (3) waktu / lama
pengamatan termasuk frekuensi, (4) bentuk
data hasil pengamatan.
~Hal yang pokok dalam masalah ini adalah ke
aslian (kealamiahan) obyek (tidak dibuat-
buat / direkayasa, tidak terkontaminsasi, ti-
dak diintervensi, sehingga data yang dipero-
leh berupa gambar (foto), deskripsi / uraian
tentang fenomena / peristiwa dan lain-lain
adalah : jelas, asli, benar, dan terpercaya.
09/22/21 141
D. Catatan lapangan
~Catatan lapangan adalah alat bantu pere-
kam data yang paling sederhana tetapi
kadang-kadang sangat penting dan perlu
~Hal yang penting di sini adalah bahwa seo-
rang peneliti harus memiliki kegemaran men
catat / membiuat sketsa tentang apa saja
yang disaksikan, dialami yang direkam
dalam penelitiannya.
~Catatan lapangan diperlukan pada saat sa-
ngat mendadak dan tidak disangka-sangka
di mana muncul hal-hal yang terkait dengan
penelitian
09/22/21 142
Catatan :
Berbeda dengan penelitian kuantitatif,
dalam penelitian kualitatif, validasi
dan reliabilitasi instrumen tidak dilaku
kan. Validitas dan reliabilitas data di-
sebut keabsahan (keterpercayan) data
dicapai melalui teknik pengumpulan data
yang disebut “kriteria pengujian
pengabsahan data”, yang dibahas
secara khusus dan tersendiri pada Topik
X
143
09/22/21
TOPIK IX.
METODE / TEKNIK PENJA-
RINGAN DATA KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini secara cermat, maha-
siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pema-
haman yang mendalam tentang berbagai aspek me-
tode/ teknik penjaringan data kualitatif, yaitu : me-
ngenal sumber dan jenis data kualitatif, teknik
wawancara, teknik pengamatan, catatan lapangan,
penggunaan dokumen, dan satuan kajian.

09/22/21 144
A. Kata-kata dan tindak-
an sebagai sumber data
~Kata-kata atau perbuatan orang yang diwa-
wancarai atau diamati merupakan sumber
utama data kualitatif. Sumber data utama
itu dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui rekaman audio/vidio tape recorder,
pengambilan foto atau film.
~Pencatatan sumber data utama melalui wa
wancara atau pengamatan berperan serta
merupakan hasil usaha dari kegiatan “meli
hat”, “mendengar”, dan “bertanya”.
09/22/21 145
~Kata-kata atau tindakan tidak lain adalah
fokus-fokus masalah yang diangkat dari ru-
musan masalah penelitian. Makin baik (makin
tajam) rumusan masalah makin jelas pula fo
kus penelitian dan berarti semakin jelas pula
kata-hata atau perbuatan yang akan ditanya-
kan atau akan diamati pada sumber data.
~Data yang berhasil direkam dari sumber da-
ta (hasil wawancara atau pengamatan) ada-
lah wujud fokus-fokus penelitian yang akan
dianalisis untuk menemukan jawaban perta-
nyaan penelitian atau memecahkan masalah
penelitian.
09/22/21 146
~Kata atau kata2 adalah simbol dari : ide, ga-
gasan, pikiran, pendapat, penilaian, penaf-
siran, persepsi, pengetahuan tentang : fak-
ta, benda atau perbuatan, peristiwa. Semua
hal tersebut merupakan data kualitatif yang
dapat direkam melalui wawancara.
~Tindakan atau perbuatan, peristiwa/ kejadi-
an sosial atau alam yang direkam melalui pe
ngamatan (foto / film) juga merupakan data
kualitatif.
~Penjaringan semua data itu (melalui wawan
cara dan observasi), dengan perantaraan pe-
domana wawancara dan panduan observasi
semuanya berawal dari fokus penelitian.
09/22/21 147
B. Pengamatan berperanserta
~Bogdan (1972) mendefinisikan pengamatan
berperan serta sebagai peneltian yang berci-
rikan interaksi sosial yang lama antara pene
liti dengan subyek penelitian, dan selama
itu data dalam bentuk catatan lapangan di
kumpulkan secara sistematik.
~Tujuan interaksi sosial yang lama adalah
agar peneliti benar-benar mengikutu dan me
mahami sutuasi sosial yang asli dan alamiah
dari subyek penelitia, sehingga data yang
berhasil direkam benar asli dan terpercaya.
09/22/21 148
~Pengamatan berperan serta umumnya dila-
kukan oleh peneliti sosiologi dan antropolo-
gi, untuk mengetahui secara tepat dan teli-
ti interaksi sosial pada komunitas tertentu,
atau memahami lika-liku budaya dan adat-
istiadat dari suatu komunitas tertentu.
Misalnya kelompok-kelompok minoritas,
suku terasing, masyarakat nelayan, masyara
kat perantau, pengikut aliran kepercayaan,
korban-korban bencana alam, dan lain-lain.

09/22/21 149
C. Pegamatan
~Pengamatan (observasi) adalah teknik penja
ringan data kualitatif yang cukup penting ar-
tinya. Data yang dijaring melalui teknik peng
amatan adalah data yang melekat pada per
buatan (prilaku/ tingkah laku manusia) atau
fenomena sosial budaya. Misalnya : peritiwa
tawuran antar pelajar adalah fenomena / pe-
ristiwa sosial yang menunjukkan adanya “ra-
sa permusuhan” atau “konflik kepentingan”
antara kelompok pelajar dengan kelompok
pelajar yang lain.
09/22/21 150
D. Wawancara
~Teknik wawancara adala teknik yang tepat
untuk menjaring data kualitatif mengenai fo-
kus-fokus penelitian yang menyangkut : per-
sepsi, penilaian, sikap, minat, aspirasi, cita-
cita, pengetahuan, kebiasaan, tradisi, dll.,
dari individu atau komunitas sosial tertentu.
~Yang menjadi masalah pokok dalam pelak-
sanaan wawancara, ialah magaimana men-
ciptakan suasana alami saat wawancara,
dan aspek kejujuran Dari informan.
09/22/21 151
TOPIK X
KRITERIA PENGUJIAN
KEABSAHAN DATA
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini secara cermat
mahasiswa diharapkan memiliki pengetahu-
an dan pemahaman yang mendalam tentang
kriteria pengujian keabsahan data. Dengan
demikian mereka mampu melakukannya ,
meraka akan mampu melakukannya pada pe
nelitianya, khususnya untuk penelitian dan
penulisan disertasinya.
09/22/21 152
~Ada beberapa teknik pengujian kuali
tas data dalam penelitian kualitatif,
yaitu :
1) Kredibilitas (credibility),
a). Perpanjangan masa pengamatan
b). Pencermatan pengamatan
c). Triangulasi
d). Analisis kasus negatif
e). Kecukupan referensi
f). Pengecekan anggota
2) Keteralihan (transferabiliy)
3) Kebergantungan (Dependability)
4) Keterkonfirmasian (confirmability)
09/22/21 153
1). Kredibilitas (Credibility)
~Kriteria kredibilitas dalam penelitian kualita
tif dapat disejajarkan dengan kriteria kesa-
hihan internal (internal validity) dalam pene-
litian kuantitatif, karena keduanya bertuju
an untuk menguji “nilai kebenaran” dari data
yang dikumpulkan. Agar data yang dikumpul
kan mengungkapkan “kebenaran” dan kare-
na itu datanya kredibel, maka berbagai tek-
nik perlu dilakukan oleh peneliti dalam me-
ngumpulkan datanya.
09/22/21 154
a) Perpanjangan masa pengamatan
~Salah satu kelemahan mendasar dalam pe-
laksanaan penelitian kualitatif adalah waktu
yang dicurahkan oleh peneliti di lapangan
relatif singkat sehingga peneliti hanya me-
nangkap kesan sesaat dari apa yang diama-
tinya atau menerima jawaban yang tidak
sempat dicek kebenarannya. Kelemahan ini
lah yang ingin dihilangkan dengan perpan-
jangan masa pengamatan. Dengan waktu
yang lebih lama maka peneliti berpeluang
melakukan pengecekan kebenaran datanya.
09/22/21 155
Dengan waktu yang lebih lama peneliti mem
peroleh kesempatan yang lebih lama untuk
mencermati obyek pengamatannya secara
lebih lengkap dan tuntas, sehingga data
yang dijaringnya lebih lengkap, lebih cermat
dan lebih absah.
b. Pencermatan pengamatan
Berada lebih lama di lokasi penelitian belum
menjamin diperolehnya data yang lengkap,
cermat, dan benar. Untuk meningkatkan ke-
cermatan maka pengamatan perlu …………

09/22/21 156
…… lebih diintensifkan dengan cara pengu-
langan (ceck and recek), perekaman au-
dio dan visual, pencatatan yag lebih teliti,
dan lain-lain
c. Triangulasi
~Triangulasi (dari kata “tri angels”) atau tiga
sudut. Triangulasi diartikan sebagai penge-
cekan kebenaran data pada : sumber yang
berbeda, dengan teknik yang berbeda, atau
pada waktu yang berbeda. Cara-cara terse-
but dinamai : triangulasi sumber, triangula-
si metode, dan triangulasi waktu.
09/22/21 157
d. Analisis kasus negatif
Jika dalam penjaringan data ditemukan da
ta (informasi) yang berbeda dengan data
yang diperoleh sebelumnya, maka data baru
yang berbeda itu perlu ditelusuri dan diana-
lisis lebih jauh. Yang ditelusuri bukan hanya
kebenaran datanya tetapi juga latar bela-
kang sumber datanya. Dengan penelusuran
kembali itu, akan diperoleh keyakinan ten-
tang data mana yang benar, bahkan dapat
diketahui mengapa data terakhir itu berbe-
da dengan data yang dijaring sebelumnya.
09/22/21 158
e. Kecukupan referensi
Cara lain untuk menguji kredibilitas data
adalah kecukupan referensi yang relevan.
Segala macam bukti fisik yang autentik yg.
relevan perlu dikumpulkan sebagai data pe-
nunjang. Bukti-bukti fisik misalnya : foto-fo-
to, rekaman / sadapan pembicaraan telepon,
akta kelahiran, akta tanah, notulen rapat
mou, memoar, surat wasiat, dan lain-lain.
Sebagai bahan referensi, keaslian / keauten-
tikan dokumen2 itu sangat diperlukan.

09/22/21 159
f. Pengecekan anggota
Pengecekan anggota dilakukan oleh pene-
liti dengan cara mencocokkan data yang di-
perolehnya dengan data yang diperoleh ang-
gota dari sumber data yang sama. Pihak
yang paling tepat melakukan pengecekan
adalah sumber data itu sendiri. Jika ditemu-
kan terdapat perbedaan maka peneliti perlu
melakukan penelusuran dan pembetulan da-
ta pada sumber data agar data itu dapat di-
percaya (kredibel).
09/22/21 160
2). “Keteralihan (transferability)” data pene-
litian kualitatif, analog dengan validitas eks-
ternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas
ekstrrnal yaitu seberapa jauh derajat kete-
patan hasil penelitian sehingga kesimpulan-
nya dapat diterapkan pada populasi di mana
sampel penelitian diambil.
~Kriteria keteralihan dalam penelitian kuali-
tatif terkait dengan seberapa jauh hasil pe-
nelitian dapat diterapkan / digunakan pada
situasi yang lain
09/22/21 161
~Bagi peneliti kualitatif, “keteralihan”
hasil penelitian tidak dapat dipastikan
karena pada penelitian kualitatif aspek
“konteks dan kondisi” sangat dipen-
tingkan dan menentukan. Hal ini berar-
ti bahwa sejauh “konteks dan kondisi”
di suatu tempat sama atau relatif sa-
ma dengan konteks dan situasi dima-
na penelitian dilakukan, maka hasil pe
nelitian dapat diterapka di tempat itu.
09/22/21 162
~Berdasarkan pada hal itu maka peneliti ber-
kewajiban membuat laporan penelitian yang
jelas, sistematis, dan rinci tentang kemung-
kinan keteralihan hasil penelitiannya di tem-
pat yang memiliki konsidisi dan konteks
yang sama.
~Sebuah hasil penelitian dipandang meme-
nuhi kriteria keteralihan jika laporannya
dapt memberi petunjuk tentang keteralih-
annya di tempat lain.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 163
MAKKULAU
3).”Kebergantungan (dependability)” identik de
ngan kriteria “reliability” dalam peneltian ku
antitatif. Penelitian dianggap “terpercaya”
jika datanya diperoleh dari instrumen yang
terpercaya pula, yaitu instrumen yang hasil
pengukurannya konsisten.
~Dalam penelitian kualitatif, uji kebergan-
tungan dilakukan degan cara mengaudit ke-
seluruhan proses penelitian. Audit ini dila-
kukan oleh pihak independen dengan meme-
riksa dengan saksama proses dan hasil pe-
nelitian. Uji kebergantungan dan uji keter-
konfirmasian hakikatnya sama, maka kedua
nya dapat dilakukan secara berbarengan.
164
09/22/21
TOPIK XI
ANALISIS DAN PENAFSIRAN
DATA KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
Setelah mempelajari secara cermat topik
ini mahasiswa diharapkan memiliki penge-
tahuan dan pemahaman yang mendalam ten
tang teknik-teknik analisis, dan penafsiran
data dan mampu melakukannya secara ba-
ik dan benar.
09/22/21 165
A. Pemrosesan satuan data
(unityzing)
~Pemrosesan satuan data mencakup : tipologi sa-
tuan data, dan penyusunan satuan.
1).Tipologi satuan (unit data).
Tipologi adalah satuan suatu latar sosial yang
merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan
data. Menurut Lofland (1984), satuan kehidupan
sosial merupakan kebulatan di mana seorang pe-
neliti mengajukan pertanyaan, yang jawabannya
merupakan data tentang latar sosial itu. Lincol
dan Cuba (1985) satuan kehidupan itu disebut se
bagai satuan informasi yang berfungsi mendefi-
nisikan “kategori data”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 166
MAKKULAU
~Sehubungan dengan hal di atas Patton (19
87) membedakan dua jenis tipe satuan, ya-
itu (a) tipe asli, dan (b) tipe konstruksi ana-
lisis. Beliau menyatakan bahwa tipe asli ini
lah yang menggunakan perspektif emik, bah
wa prilaku sosial dan kebudayaan hedaknya
dipelajari dari segi pandangan dari dalam
dan definisi perilaku manusia. Jadi konsep-
tualisasi satuan hendaknya ditemukan de-
ngan menganalisis proses kognitif dari struk
tur kognitif orang-orang yang diteliti, bukan
dari segi etnocenrisme peneliti.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 167
MAKKULAU
2). Penyusunan satuan.
Satuan adalah bagian terkecil yang mengan
dung makna yang bulat dan adapt berdiri
sendiri terlepas dari yang lain. Menurut Lin-
coln dan Cuba (1985) karakteristiknya ada
dua, yaitu (1) satuan bersifat “heuristic” ar-
tinya mengarah kepada satu pengertian,
atau satu tindakan yang diperlukan oleh pe-
neliti atau akan dilakukannya, dan satuan
itu menarik, (2) Satuan itu merupakan sepo-
tong informasi terkecil yang adapt berdiri
sendiri, artinya adapt ditafsirkan tanpa infor
masi tambahan selain pengertian umum da-
lam konteks latar penelitian.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 168
MAKKULAU
~satuan itu dapat berwujud kalimat faktual
sederhana, atau berupa satu paragraff pe-
nuh. Satuan data biasanya disimpan dalam
catatan pengamatan, catatan wawancara,
catatan lapangan, dokumen, laporan, atau
sumber lain.
~Langkah pertama dalam pemrosesan satuan
ialah membaca secara teliti seluruyh jenis
data yang telah terkumpul, diidentifikasi dan
dikelompokkan ke dalam kategori2 dan dima
sukkan ke dalam kartu indeks sesuai jenis-
jenis satuannya (jenis kategorinya).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 169
MAKKULAU
B. Kategorisasi
~Uraian tentang kategorisasi meliputi :
(1) fungsi dan peran kategorisasi, (2) langkah
kategorisasi.
1).Fungsi dan peran kategorisasi kategorisasi
adalah proses pengelompokan data berdasar
kan krteria torrent dan diberi nama berdasar
kan kriteria yang dipakai. Lincol dan Cuba
(1985) nenyatakan bahwa fungsi kategorisasi
adalah (a) mengelompokkan kartu2 yang te-
lah dibuat berdasarkan kesaman isi dan ber-
kaitan, (b) menetapkan kawasan kategoro,
(c) menjaga agar setia kategori yang telah di
tetapkan
09/22/21
menhgikiti azas “taat azas”. 170
PROF.DR.H.ANDI
MAKKULAU
2). Langkah-langkah kategorisasi.
Teknik yang digunakan dalam proses katego
risasi didasarkan pada metode komparasi.
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a).Baca dengan cermat kartu pertama, tetap
kan nama kategorinya, dan masukkan pada
tempat tortentu dan jadikan sebagai entri
pertama.
b).Baca kartu kedua dengan cermat. Jika isi
nya sama, masukan pada tempat kartu per-
tama, jika berbeda tempatkan pada twm-
pat baru dan jadikan sebagai entri ke dua.
c).Baca kartu selanjutnya dan lakukan se-
perti kartu pertama dan kedua sampai ……
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 171
MAKKULAU
C. Penafsiran data
~pembahasan masalah penafsiran data men-
cakup (1) tujuan penafsiran data, (2) prose-
dur umum, (3)peranan hubungan kunci, (4)
peranan introgasi data, dan (5) langkah-lang
kah penafsiran data.
1). Tujuan penafsiran data.
~Menurut Schaltzman dan Strauss (1973), tu-
juan yang akan dicapai dalam penafsiran da
ta adalah salah satu di antara tiga tujuan, ya
itu : deskripsi semata-mata, deskripsi anali-
tik, dan teori substatif.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 172
MAKKULAU
~Pada tujuan “deskripsi semata-mata”, analis
menerima dan menggunakan teori dan ran-
cangan organisasional yang telah ada dalam
suatu disiplin.
~Dengan hasil analisis data, analis menafsir-
kan data itu dengan jalan menemukan kate-
gori-kategori dalam data yang berkaitan de-
ngan yang biasanya dimanfaatkan dalam di-
siplin atau dalam cara bercakap. Atas dasar
itu penulis menyusunnya dengan jalan meng
hubungkan kategori-kategori tersebut ke da-
dalam rangka sistem kategori yang dipero-
leh dari data.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 173
MAKKULAU
~Pada “deskripai analitik”, rancangan organi-
sasional dikembangkan dari kategori-katego
ori yang ditemukan dan hgubungan-hubung-
an yang disarankan atau mujncul Dari data.
Dengan demikian deskripsi baru yang perlu
diperhatikan adapt dicapai.
~Dengan pengembangan lebih lanjut menurut
proses analitik, teori substaif akan menjadi
kenyataan. Dengan kata lain dalam penaf-
siran data, tujuannya belum sepnuhnya me-
ngarah pada penyusunann teori substantif.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 174
MAKKULAU
~Pada“pengembangan teori substantif”, yang ke dua
dari cara di atas, secara implisit sudah ada. Untuk
memperoleh teori yang baru, yaitu teori dari dasar
(teori grounded) analisi harus menampakkan meta-
fora atau atau rancangan yang telah dikerjakannya
dalam analisis. Kemudian ia mentransformasikan
metafora itu ke dalam disiplin ilmunya (sosiologi,
administrasi), atau lainnya, yang akhirnya memba-
ngun identitasnya sendiri, walaupun mungkin dila-
lakukannya dalam kaitan antaraobyek yang diana-
lisis atau proses dengan formasi tradisional.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 175


MAKKULAU
C. Proses penafsiran data
~Sebenarnya sukar memisahkan analisis data
dan penafsiran data. Telah dipelajari bahwa
unsur-unsur teori adalah kategori degan ka-
wasannya dan hipotesis dan kawasannya pu
la.
~Analisis data telah dimulai sejak dari lapang
an, jadi sudah ada penghalusan data, penyu-
sunan kategori dengan kawasannya, dan su-
dah ada upaya yang dimulai dalam rangka
penyusunan hipotesis, yaitu teori itu sendi-
ri. Jadi analisis data itu terjalin secara terpa
du dengan penafsiran data.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 176
MAKKULAU
~Data ditafsikan menjadi kategori, jadi sudah
menjadi bagian dari teori, dan dilengkapi de-
ngan “hipotesis kerja” yang nantinya difor-
mulasi, baik secara deskriptif maupun seca-
ra proposisional.
~Ada peneliti yang melihat dari segi subyek
secara parsial dan ada pula yang melihat da
ri sudut pandangnya sendiri. Cara ini sistem
penyusunan satuan dan sistem kategorinya
sudah dipersiapkan lebih dahulu. Jika sete-
lah analisis ditemukan data yang tidak se-
suai dengan kategori yang ada, diumpuk
menjadi kategori baru, hipotesis baru, dan
selajutnya mungkin menjadi “teori baru”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 177
MAKKULAU
~Para penganjur penelitian alamiah mengan-
jurkan peneliti kualitatif melakukan cara per
tama dengan alasan bahwa paradigma ala-
miah tidak dapat dicampur dengan paradig-
ma lain (paradigma ilmiah, paradigma sub-
yektif, atau paradigma lainnya).
~Setelah tahap peyusunan kategori dan hipo-
tesis kerja selesai, maka kerja selanjutnya
adalah menulis teori dengan cara-cara “ ar-
gumentatif, deskriptif, kompaaratif, analisis
proses, analisis sebab-akibat, analisis pola,
analisis kecenderungan, analisis analogis,
dan analisis-analisis
09/22/21
lainnya”.
PROF.DR.H.ANDI 178
MAKKULAU
Teori tentang analisis dan penafsir-
an data ini cukup panjang, dan untuk
lengkapnya, anda dipersilahkan mem
baca bukubuku “ Metodologi Peneli-
tian Kualitatif” yang ada !!!

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 179


MAKKULAU
TOPIK XII
RANCANGAN PENELITIAN

Tujuan khusus pembelajaran


Setelah mempelajari secara intensif pokok
kajian ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang menda-
lam tentang arti rancangan penelitian de-
dengan semua aspek / unsurnya, serta mam-
pu membuat rancangan peneliian kualitatif
yang baik, temasuk rancangan penelitian ku-
alitatif untuk penulisan disertasi doktor.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 180
MAKKULAU
~Beberapa hal yang akan dibahas yang ter-
kait dengan disain atau rancangan peneli-
tian, khususnya penelitian kualitatif : (1) Pe-
ngertian rancangan, (2) Unsur-unsur ranca-
ngan penelitian, (3) Kerangka (sistematika)
isi rancangan penelitian. (4) Rancangan pe-
nelitian alamiah dan kedudukan paradigma.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 181


MAKKULAU
A. Pengertian Rancangan
~Kata “rancangan” berarti rencana tentang
sesuatu yang belum ada atau belum jadi
(benda atau kegiatan). Rancangan biasa pu-
la disebut “disain” yang diadopsi dari baha-
sa Inggeris “design”.
~Sebuah rancangan berisi rincian dan penje-
lasan tentang hal-hal yang terkait dengan
“apa yang dirancang”. Makin rinci dan spesi-
fik, serta makin jelas / operasional penjelas-
an tentang hal-hal itu, maka semakin baik
dan sempurna rancangan tersebut.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 182
MAKKULAU
~Rancangan (disain) pada dasarnya adalah
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
atau benda yang akan diadakan. Rencana
itu selalu mendahului pelaksanan atau peng-
adaan, karena rencana (rancangan / disain)
itu berfungsi sebagai pedoman / panduan
bagi pelaksanaan kegiatan / pengadaan ben-
da.
~Makin baik dan sempurna sebuah rancangan
memberi peluang makin baik dan sempurna-
nya pelaksanaan kegiatan / pengadaan ben-
da dan memberi harapan semakin baik dan
sempurnanya hasil kegiatan / pengadaan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 183
MAKKULAU
~Jadi “Rancangan Penelitian Kualitatif” yaitu
sebuah naskah yang berisi rincian tuntas
dan penjelasan kongkrit dan operasional da-
ri rincian tentang segala aspek / unsur yang
terkait dengan rencana kegiatan penelitian
yang bersifat dan beraradigma kualitatif.
~Rancangan penelitian kualitatif yang baik
dan sempurna, berisi rincian detail dan tun-
tas serta deskripsi dan penjelasan kongkrit
dan operasional segala aspek dan unsur
yang telah terperinci tersebut.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 184
MAKKULAU
B. Unsur-unsur Rancangan
Penelitian
~Unsur-unsur atau aspek-aspek suatu rancangan
penelitian yaitu segala hal (tempat, metode, waktu,
perlengkapan, logistik, sumberdaya manusia, dana,
jadwal, dan lain-lain).
~Seluruh unsur / aspek rancangan itu merupakan ke-
butuhan di dalam seluruh rangkaian proses peneli-
tian. Jika salah satu aspek tidak ada / tidak terpe-
nuhi dapat menurunkan mutu rancangan, mutu pe-
laksanaan penelitian, dan mutu hasil penelitian itu
sendiri.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 185
MAKKULAU
1)Tempat penelitian perlu dijelaskan peneliti
mengetahui persis di mana penelitian akan
dilaksanakan (Tempat : daerah geografis,
instansi . kantor, organisasi, komunitas,
dan lain-lain). Hal ini terkait dengan unsur
lain seperti dana, logistik, dan lain-lain.
2)Metode, diperlukan sebagai panduan ten-
tang bagaimana teknik / langkah dan pro-
sedur penelitian dilaksanakan.
3)Waktu, diperlukan agar diketahui berapa
banyak waktu yang akan dihabiskan. Hal ini
terkait dengan unsur-unsur lain (dana, lo-
gistik, sarana perlengkapan, dan kegiatan
lain di luar kegiatan penelitian itu sendiri).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 186
MAKKULAU
4).Perlengkapan perlu dirancang sesuai tem-
pat, metode, waktu. Perlengkapan, tenaga
manusia, dan lain-lain.
5)Logistik, perlu dirancang spesifikasi dan
jumlah, serta peruntukannya.
6)Sumber daya manusia perlu dirancang ba-
nyaknya dan spesifikasi tugas / keahliannya
7)Dana perlu dirancang untuk memastikan ke
mampuan dukungan terhadap semua unsur
dan kegiatan penelitian.
8)Jadwal pelaksanaan penelitian diperlukan
untuk memastkan target-target kegiatan
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 187
MAKKULAU
C. Fungsi Rancangan
Penelitian
~Sebuah rancangan dalam bentuk Naskah (bu
ku), berisi rincian tuntas dan deskripsi ope-
rasional segala hal (unsur / aspek) yang ter-
kait dengan rencana penelitian (prapeneliti-
an, pelaksanaan penelitian, sampai pada
pascapenltia), yang mencakup : tempat, wak
tu, metode, kegiatan, sarana, manusia, logis
tik, dana, jadwal, dan lain-lain.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 188
MAKKULAU
~Semua unsur / aspek rancangan terse-
but dideskripsikan secara jelas dan
konkrit agar semua pihak yang berke-
pentingan (peneliti, sponsor, birokrat,
dan calon pemakai) mengetahui, me-
mahami, mengakui kebenarannya, se-
hingga bersedia memanfaafkan hasi-
nya untuk tujuan-tujuan tertentu (prak-
tis dan ilmiah).

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 189


MAKKULAU
~Uraian di atas menunjukkan bahwa Ran-
cangan Penelitian berfungsi sebagai :
1.Informasi tentang di mana, kapan, dan
berapa lama penelitian dilakukan;
2.Petunjuk / pedoman tentang paradigma,
pendekatan, metode, dan teknik penel.
3.Petunjuk siapa dan apa sumber data,
instrumen, dan teknik menjaringnya.
4. Petunjuk tentang sarana yang harus disi-
apkan sebelum, selama, dan sesudah
5. Informasi brapa biaya yang diperlukan
dan hal-hal apa yang memerlukan biaya.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 190
MAKKULAU
6. Petunjuk tentang siapa-siapa dan berapa
orang yang terlibat / dilibatkan;
7. Petunjuk tentang kegiatan-kegiatan apa
yang harus dilakukan sebelum, selama,
dan sesudah penelitian dilaksanakan;
8. Meyakinkan calon pemakai akan kesahih-
an penelitian sehigga siap memanfaatkan;
8. Meyakinkan pihak sponsor agar siap dan
rela membiyai penelitiannya.
~Fungsi2 rancangan penelitian tersebut ter-
cantum secara rinci dan terdeskripsi secara
jelas, kongkrit - operasional dalam Naskah
“Rancangan Penelitian”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 191
MAKKULAU
C.Kerangka (sistematika)
Isi Rancangan
~Seluruh unsur / aspek isi rancangan peneli-
tian dimasukkan ke dalan naskah rancang-
an dengan susunan yang logis dan runtut.
~Pada badan2/ lembaga2 penelitian di masya
rakat umum dan di Perguruan Tinggi, telah
ada dan dimiliki Buku Pedoman Penelitian
yang di dalamnya telah tercantum model /
sistematikan rancangan dan laporan hasil
penelitian yang dianut.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 192
MAKKULAU
~Pada PPs-UNM juga telah ada Pedoman Pe-
nelitian dan Penulisan Tesis dan Disertasi
yang berlaku selama ini.
~Kerangka (sistematika) rancangan peneliti-
an (versi kualitatif) yang ideal adalah sbb.

KATA PENGANTAR
Bagian I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Pernyataan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 193
MAKKULAU
Bagian II. KAJIAN TEORI / PUSTAKA
(Deskripsi & ulasan singkat
teori yang relevan dan men-
dukung dgn. sub bab dibatasi)
Bagian III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
D. Fokus dan Deskripsi Fokus
E. Instrumen Penjaring Data
F. Teknik Pengumpulan dan
Pengabsahan Data
G. Teknik Analisis Data
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 194
MAKKULAU
Bagian IV. PENDUKUNG
A. Organisasi Pelaksana Penel.
B. Daftar alat dan sarana pene-
litian
C. Rincian Biaya Penelitian
D. Jadwal Pelaksanaan Penel.
LAMPIRAN :
1. Istrumen (Pedoman wawanca
ra dan observasi)
2. Surat Ijin / Keterangan
3. Dan lain-lain
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 195
MAKKULAU
KERANGKA (SISTEMATIKA) ISI
RANCANGAN YANG DISEDERHANAKAN
--------------------------------------------------
1. Judul : ………………………………..
………………………………..
2. Latar belakang
3. Rumusan masalah
4. Tujuan dan manfaat
5. Tinjauan Pustaka
a. ……………..
b. ……………..
c. Dan seterusnya
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 196
MAKKULAU
6. Metode penelitian
a. Jenis dan lokasi
b. Pedekatan
c. Sumber data
d. Fokus penelitian
e. Instrumen penjaring data
f. Pengumpulan dan Peng-
absahan data
g. Analisis data
7. Jadwal penelitian
8. Rencana biaya penelitian
-----------------------
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 197
MAKKULAU
~Kerangka (sistematika) isi Rancangan Pene-
litian versi lain dikemukakan oleh Lexy J.
Moleong sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian dan Peru-
musan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Paradigma
F. Manfaat Penelitian

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 198


MAKKULAU
Bab II ACUAN TEORI
A. Acuan teori (berkaitan de
ngan fokus penlitial)
B. Acuan teori (Sub fokus 1)
C. Acuan teori (Sub fokus 2)
D. Acuan teori (Sub fokus 3)
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Latar, Sumber Data,
Satuan Kajian, dan Entri.
B. Metode / Teknik Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Prosedur Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 199
MAKKULAU
Bab IV. PAPARAN DATA DAN TE-
MUAN / HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Temuan /Hasil Penelitian
C. Pembahasan Temuan /
Hasilm Penelitian
Bab V. KESIMPULAN, IMPLIKASI,
DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 200
MAKKULAU
Catatan :
1.Lexy J.Moleong menamai “Rancangan Pene
litian” sebagai “Proposal Penelitian”. Kata
“proposal” itu sendiri berati “usul” atau
“permohonan”. (Inggeris : “ to propose”)
2.Sebenarnya tidak semua rancangan diusul
kan kepada lembaga tortentu untuk disetu-
jui dan diberi biaya. Bisa saja sebuah ran-
cangan dibiayai sendiri dan tidak diusulkan
kepada sapa2, sehingga rancangan itu ti-
dak bisa disebut sebagai proposal.
3.Juga tidak semua proposal berisi rancang-
an.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 201
MAKKULAU
TOPIK XIII.
LAPORAN HASIL
PENELITIAN KUALITATIF
Tujuan khusus pembelajaran
~Setelah mendiskusikan topik ini seca pan-
jang-lebar dan mendalam, mahasiswa diha-
rapkan memiliki pengetahuan tentang ber –
gai aspek (segi) dan dimensi laporan hasil
penelitian. Ada bebrapa aspek utama sebu-
ah laporan hasil penelitian antara yaitu : (1)
Fungsi da bentuk laporan, (2) Kerangka (sis
tematika) isi laporan, (3) Substansi ….......
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 202
MAKKULAU
(3) Substanasi (materi) isi laporan, dan (4)
Teknik dan bahasa laporan.
1). Fungsi dan bentuk laporan :
~Laporan hasil penelitian berfungsi antara la-
in untuk : (a) kepentingan akademik di per
guruan tinggi, (b) bahan pengembangan il-
mu pengetahuan, (c) memenuhi kebutuhan
praktis tetentu, dan (d) utk. publikasi ilmia-
ah.
~Berdasarkan fungsi-fungsi itu maka laporan
hasil penelitian disusun dalam berbagai ma-
cam bentuk laporan seperti : skripsi sarja-
na, tesis magister, disertasi doktor ………..
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 203
MAKKULAU
………laporan hasil peneliian biasa (sesuai
pesanan), dan artikel hasil penelitian utk.
jurnal ilmiah. Bentuk laporan utk. masing-
masing fungsi itu ditetapkan oleh lembaga
ybs.
2).Kerangka (sistematika) laporan :
~Sistematika laporan hasil penelitian juga
ditetapkan oleh lembaga ybs khususnya
rincian dan urutan bab dan sub bab, mes-
kipun telah ada sistematika dan urutan
logis yang diterma secara umum.
Misalya ……………………
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 204
MAKKULAU
….Misalnya : Bab I Pendahukuan dgn rincian
dan urutan isinya; Bab II Ulasan / kajian teo-
ri dgn rincian dan urutan isinya; Bab III Me-
tode penelitian dgn. rincian dan urutan isi-
nya; Bab IV Hasil penelitian dengan rincian
dan urutan isinya; Bab V Kesimpulan dan sa-
ran dgn rincian serta urutan isinya. Daftar
pustaka, lampiran dan lain-lain. Substansi
dan urutan isi laporan di atas tidak tertutup
kemungkinan untuk direvisi : ditambah, di-
kurangi, dirinci, disederhanakan, disubsitu-
si, dan lain-lain.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 205
MAKKULAU
3). Substani isi laporan :
~Beberapa hal pokok yang perlu dimasukkan
ke dalam laporan hasil penelitian yaitu :
(a) Latar belakang, (b) Permasalahan; (c) Tu-
juan dan manfaat, (d) Kajian teori / tinjauan
pustaka, (e) Metode penelitian; (f) Temuan
dan ulasan hasil penelitian, (g) Kesimpulan
dan saran. Jika dipandang perlu, ditampil-
kan pula Lampiran laporan penelitian.
~ Kerincian atau kesederhanaan lapor-
an hasil penelitian ditentukan oleh fungsi
dan tujuanya. Laporan penelitiam yang ber-
fungsi / bertujuan pengembangan akademik
(skripsi, tesis, dan disertasi) isinya …………
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 206
MAKKULAU
……. jauh lebih rinci, jelimet, dan tuntas da-
ri pada isi laporan penelitian yang bertuju-
an lain.
~Hal yang paling rinci dan jelimet umumnya
pada kajian teori, metodologi, dan ulasan,
sesuai tingkatan akademiknya (sarjana, ma-
gister, atau doktor). Hal itu terkait degan
tuntutan tanggung jawab akademik (ilmiah).
~Laporan penelitian untuk jurnal ilmiah jauh
lebih ringkas dan sedehana, terutama pada
aspek kajian teori, metodologi,dan ulasan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 207
MAKKULAU
~Pada laporan penelitian untuk jurnal ilmiah,
bagian2 pendahuluan, kajian teori, dan me-
tode penelitian tidak dirinci samasekali. Se-
baliknya pada disertasi, sub bab tortentu da-
pat dikembangkan menjadi bab sendiri, khu-
susnya bagian kajian pustaka dan metode,
karena hal itu wajib dikuasai oleh setiap ca-
lon sarjana, magister, dan doktor.
~Bab kajian teori dapat dipilah ke dalam bebe
rapa bab tersendiri yang membahas teori-
teori yang terkait dengan masalah / fokus
penelitian. Pengembangan instumen, peng-
umpulan data, pengolahan dan analisis data
dapat dikembangkan menjadi bab tesendiri.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 208
MAKKULAU
~Bentuk laporan hasil penelitian untuk tuju-
an-tujuan aplikasi dalam bidang- bidang :
pendidikan, pembangunan, sosial-ekonomi,
dll tidak membutuhkan uraian panjang ten-
tang teori dan metodologi. Yang dibutuhkan
adalah ketajaman rumusan masalah, keje-
lasan tujuan, kekongkritan kesimpulan dan
implikasi hasil penelitian, tentu yang terkait
dan relevan dengan bidang-bidag kehidupa
tersebut. Laporan penelitian seperti ini bi-
asa dinamai “Laporan Eksekutif” vdengan
ciri : “singkat, padat, dan kongkrit”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 209
MAKKULAU
Contoh :
Struktur isi disertasi sebagai
laporan penelitian akademik
(versi kualitatif)
KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pernyataan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 210
MAKKULAU
BAB II. KAJIAN TEORI (TINJAUAN
PUSTAKA
A. ……………………
B. ………………………….
C. …………………
D. ………………………….
E. ……………………
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Jenis Penelian
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
(beersambung)
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 211
MAKKULAU
D. Fokus dan Deskripsi
Fokus Penelitian
E. Instrumen Penelitian / Alat
Perekam Data.
F. Teknik Pengumpulan data
dan Pengabsahan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
B. Deskripsi dan Analisis Hasil /
Temuan Penelitian.
C. Ulasan Temuan Penelitian
(Kekuatan dan kelemahan)
(bersambung)
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 212
MAKKULAU
BAB V. KESIMPULAN DAN RE-
KOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA :
LAMPIRAN :
1. Instrumen penelitian
2. Hasil olahan data
3. Data pendukung (rekaman ha-
sil wawancara, foto-foto, dll.)
4. Surat-surat keterangan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 213
MAKKULAU
Aspek-aspek esensial substansi
isi laporan penelitian :
1).”Kata pengantar” : berfungsi sebagai ajang
perkenalan dan komunikasi antara penulis
laporan dengan pembaca dan yang terkait
lainnya. Kata pengantar berisi : pemberita-
tahuan singkat ttg. apa yang dilaporkan,
ucapan tetima kasih kepada sponsor dan
yang berjasa, permitaan maaf kepada pi-
hak-pihak yang mungkin terganggu dan ti-
dak terpenuhi harapannya, harapan dan
pesan-pesan kepada pengguna laporan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 214
MAKKULAU
2).”Pendahuluan” antara lain terdiri dari (a)
Latar belakang, (b) Pernyataan masalah,(c)
Rumusan masalah, (d) Tujuan, dan (e) Man-
faat penelitian.
a).”Latar belakang” menguraikan hal-hal
yang melatari, menginspirasi, menjadi alas-
an dan pertimbangan mengapa penelitian
penting, perlu, dan mendesak untuk dilaku-
kan. Digambarkan secara deduktif, mulai
dari yang bersifat umum sampai ke yang
spesifik, dilengkapi argumen filosofis, teo-
retis, empiris dan faktual.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 215
MAKKULAU
b)“Pernyataan masalah”, menguraikan duduk
persoalan, yaitu fakta-fakta tentang kesen-
jangan, kesulitan, dan kerugian yang ada,
faktor-faktor yang disinyalir terlibat dan
menjadi sebab, bagaimana dan apa yang se
harusnya dilakukan.
c) “Rumusan masalah”, mengemukakan seca
ra nyata kesenjangan antara apa yang ada
(das sain) dan apa yang seharusnya ada
(das sollen) dan dirumuskan dlm bentuk
“problem statement” atau “ problem ques-
tion”
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI
MAKKULAU
216
d).”Tujuan penelitian” menggambarkan dan
merinci secara jelas tujuan-tujuan apa yang
ingin dan dapat dicapai oleh penelitian. Di-
rinci secara spesifik bentuk-bentuk penye-
lesaian masalah yang ditawarkan sebagai
hasil penelitian.
e).”Manfaat penelitian” menggambarkan se-
cara rinci dan jelas keuntungan material
dan nonmaterial yang dapat diperoleh ma-
nusia, masyarakat, dan individu jika hasil
penelitian benar-benar dimanfaatkan.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 217
MAKKULAU
3). ”Kajian teori / tinjauan pustaka”, berisi
ulasan teori-teori yang menjelaskan makna
dan seluk beluk konsep-konsep atau fokus-
fokus yang terkait secara langsug di dalam
rumusan masalah penelitian. Kajian teori
tersebut dikelompokkan ke dalam sub-sub
bab berdasarkan rumpun masalah, konsep,
atau fokus yang dikaji. Selain kajian teori,
ke dalam bab ini dimasukkan pula hasil-ha-
hasil penelitian yang relevan yang telah
ada, baik sebagai teori pembanding mau-
pun sebagai teori pendukung.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 218
MAKKULAU
~”Kajian teori”, bagi sebuah penelitian kua-
litatif bukan untuk dijadikan sebagai “pre-
mis mayor” untuk menguji secara deduktif
kebenaran hasil penelitian sebagai “premis
minor” , sebagaimana halnya pada “peneli-
litian kuantitatif”, tetapi semata hanya se-
sebagai pendukung dan pembanding terha-
dap konsep-konsep / fokus-fokus yang dite-
liti, guna mengembangkan secara induktif
proposisi-proposisi baru, yaitu kesimpulan
hasil penelitian itu sendiri.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 219


MAKKULAU
4).“Metode penelitian”, menjelaskan se
cara rinci tentang hal-hal yeng terkait
dengan cara-cara / teknik-teknik ilmi-
ah yang digunakan di dalam kegiatan
penelitian yaitu : Lolasi dan jenis pene
litian, pendekatan penelitan, sumber
data, fokus dan deskripsi fokus pene-
litian, instrumen / alat perekam data,
teknik pengumpulan data dan pengab-
sahan data, dan teknik analisis data.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 220
MAKKULAU
a).”Lokasi penelitian”, memaparkan secara
jelas di tempat mana penelitian dilakukan
(lokasi geografis / administratif, fenomena,
lembaga / organisasi, komunitas, dan lain2).
b).”Jenis penelitian”, menjelaskan tipe pene-
litian yang diterapkan berdasarkan : tem
pat, waktu, pendekatan, teknik / cara pelak-
sanaan, tujuan, dan lain-lain.
~Tempat penelitian : lapangan / kancah, la-
boratorium, perpustakaan, dan lain lain.
c).”Pendekatan penelitian” menjelaskan ……
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 221
MAKKULAU
c).”Pendekatan penelitian”, menjelaskan ca-
ra menyikapi dan memperlakukan peneliti-
an : kuantitatif, kualitatif, studi kasus, stu-
di budaya, deskriptif, fenomenologi, studi
komparasi, studi budaya, grounded, dll
d).”Sumber data”, menjelaskan dari mana da-
ta diperoleh : orang (individu atau atas na-
ma pribadi, lembaga, kelompok , fenomena
fisik / alam, sosial, budaya, ekonomi, poli-tik
/ peristiwa / kejadian, bahasa, seni, men-
tal - spiritual, dll.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 222
MAKKULAU
d). ”Fokus dan deskripsi”, yaitu identifikasi
dan deskripsi kongkrit tentang konsep-kon-
sep (kata-kata yang mengandung ide / mak-
na yang spesifik) yang terkait dan terkan-
dung di dalam rumusan masalah penelitian.
~Pada dasarnya rangkaian fokus-fokus itulah
yang membangun rumusan masalah dalam
bentuk peroposisi. Perwujudan fokus-fokus
itulah yang merupakan data faktual dan ak-
tual) yang dijaring dari / pada sumber data.

09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 223


MAKKULAU
e).”Instrumen / alat penjaring data”, mengu-
raikan secara rinci, spesifik, dan jelas alat-
alat bantu yang dipakai oleh peneliti di da-
lam menjaring data, di samping peneliti sen
diri sebagai istrumen utama. Di dalam me-
nyusun item-item pertanyaan, baik untuk pe
doman wawancara, panduan pengamatan,
bahkan kuesioner, harus mengacu pada fo-
kus-fokus penelitian, karena data yang ber-
wujud kata2 / pernyataan2 yang akan dija-
ring dengan menggunakan instrumen ada-
lah representasi (perwujudan) dari fokus-fo-
kus yang tersurat dan tersirat di dalam ” ru-
musan masalah”.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 224
MAKKULAU
f).”Teknik penjarigan data”, menguraikan se-
cara rinci dan detail langkah dan teknik
yang diterapkan oleh peneliti di dalam pro-
ses penjaringan data, yaitu : melakukan pe-
ngamatan inderawi, melakukan wawancara
(partisipatif / berperanserta), melakukan dis-
kusi kelompok fokus, menyebarkan kuesti-
oner, dan lain-lain. Di dalam “penelitian kua
litatif”, semua teknik pengumpulan data di-
lakukan dalam konteks alamiah (netral dan
tidak mengintevesi obyek / sumber data).
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 225
MAKKULAU
g).”Kriteria pengujian data”, menjelaskam u-
paya peneliti untuk menjaga agar data yang
dijaring dapat dipercaya keabsahannya. Kri-
teria kebenaran data meliputi : kredibilitas,
keteralihan, kebergantugan, dan keterkon-
firmasian.
h).”Teknik analisis data”, menjelaskan bagai-
mana data yang terjaring di kelompokkan,
dikategorikan, dimaknai, dikait-kaitkan, di-
komparasi, ditafsirkan pola-pola dan kecen-
derungannya, yang secara keseluruhan dia-
rahkan untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan.

09/22/21 226
i).”Hasil penelitian” membahas antara lain
deskripsi obyek penelitian, deskripsi dan
analisis hasil penelitian dan kelemahan dan
ketebatasan hasil penelitian.
j).“Kesimpulan penelitian” menampilkan per-
nyataan yang merupakan “pemaknaan seca-
ra pasti dan final” tentang apa yang dicari
dan ditemukan di dalam dan selama pene-
litian.
k).”Saran atau rekomendasi” menampilkan
saran dan anjuran kepada pihak2 terkait un-
tuk memanfaatkan / tidak memanfaatkan se-
suatu hal yang terkait dengan temuan dan
kesimpulan penelitian.
09/22/21 PROF.DR.H.ANDI 227
MAKKULAU
KETERKAITAN ANTARA BAGIAN-
BAGIAN DALAM LAPORAN PENELITIAN
--------------------------------------------------------------
~Keseluruhan bagian-bagian laporan hasil pe-
nelitian bukanlah sesuatu yang berdiri sen-
diri tanpa ketekaitan satu dengan yang lain.
Bagian-bagian itu seolah-olah terhubungkan
oleh sebuah benang merah yang tidak terpu-
tus.
~Pangkal dari semua hal tersirat di dalam ju-
dul laporan penelitian, bahkan pada judul
dapat diterka berbagai aspek penelitian se-
perti : masalah, fokus, metode, dan lain-lain.
09/22/21 228
~Dari judul beranjak ke latarbelakang peneli-
tian, di mana diungkap secara makro ten-
tang apa dan bagaimana duduk masalah,
apa penting dan perlunya, hal-hal apa yang
terkait dan bagaimana penelitian dilakukan.
~Selanjutnya masalah dirumuskan secara spe
sifik dan kongkrit, fokus-fokus diidentifikasi
dan dideskripsikan secara jelas, instrumen
dikembangkan, data direkam / dijaring de-
ngan teknik-teknik tertentu, kemudian dio-
lah, diulas, dan terakhir ditarik kesimpulan
dan dikemukakan rekomendasi.
09/22/21 229
4). Teknik dan bahasa laporan.
~Yang dimaksud dengan teknik laporan yaitu
format atau perwajahan laporan yang meli-
puti atara lain : ukuran kertas, jarak spasi,
lebar margin, bentuk dan nomor huruf, sis-
tem penomoran bab dan sub bab, teknik pe-
gutipan, daftar pustaka, lampiran, dan lain-
lain. Semua hal itu sudah ada aturan dan pe-
domannya pada masing-masing lembaga.
~Bahasa laporan yaitu bahasa indonesia ba-
ku, yang menggunakan tata bahasa yang be-
nar dan pilihan kosa kata yang tepat.
09/22/21 230
CATATAN :
~Sistematika isi “Pancangan Penelitian” dan
“Laporan Hasil Penelitian” hampir sama dan
paralel.
~Perbedaannya adalah bahwa rancangan pe-
nelitian berisi uraian tentang apa yang akan
dilaksanakan dan hal-hal yang terkait.
~Sebuah laporan hasil penelitian berisi uraian
tentang apa yang telah dilakukan, apa dan
bagaimana hasil serta implikasinya.

09/22/21 231
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIAN ANDA !!!

09/22/21 232

Anda mungkin juga menyukai