Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Sosial Budaya

Melayu terhadap Kesehatan


Masyarakat
Fajriyatul Kamal
Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
1. Pengaruh Tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan, dan istiadat.

a. Tradisi cincin leher


Meskipun penggunaan cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan
bisa mengakibatkan kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih
dilakukan oleh sebagian perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher
jenjang seperti jerapah menciptakan daya tarik seksual yang kuat bagi kaum
pria.

b. Tradisi nyirih
Dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis
Beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik)
menganggap sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang
berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan.

3. Pengaruh nilai
Masyarakat memandang beras putih lebih bergengsi daripada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah
daripada beras putih.

4. Sikap ethnosentris
Seseorang menganggap penggunaan vitsin pada makanan lebih benar daripada
orang yang tidak menggunakan vitsin, padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Masyarakat pedesaan tertentu menolak untuk makan daun singkong, walaupun
kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki, ternyata mereka menganggap
daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.

6. Pengaruh norma
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang
memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
Kebudayaan dan Pengobatan Tradisional
1. Berdukun atau bulian
Suatu kegiatan upacara pengobatan tradisional Suku Talang, Indra Giri Hulu,
dengan cara meminta petunjuk kepada makhluk gaib serta menggunakan alat
dan bahan tradisional yang kegiatannya dipimpin oleh seorang Kumantan dan
pembantu upacara seperti Bujang Bayu, Pelengkap Tua dan Dendi.

2. Upacara pengobatan Belian


Upacara tolak bala yang umumnya ditujukan untuk 4 (empat) hal, yaitu untuk
mengobati orang sakit, membantu orang hamil yang dikhawatirkan sulit
melahirkan, menolak wabah penyakit, dan mengobati serangan dari binatang
buas.
3. Budaya makan sirih.
Sirih digunakan bila seseorang jatuh sakit atau lemah badannya, meninggal
dunia untuk meramal, untuk penghormatan, pada acara merdang (menanam
padi), pada upacara berkeramas, untuk mengusir roh, pada upacara ngkuruk
emas (mengambil emas), dan upacara muat kertah (mengambil belerang).
Pada seseorang yang jatuh sakit atau lemah badannya, sirih digunakan untuk
menentukan jenis penyakit dan siapa yang membuat sakit. Hal ini ditanyakan
pada ”Guru Sibaso” yang berperan sebagai dukun melalui daunsirih (Bangun
T, 1986)
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pengobatan dalam Masyarakat
1. Kualitas Pelayanan
Menurut Pohan (2006), layanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu
layanan kesehatan yang dibutuhkan dan ditentukan oleh profesi layanan
kesehatan, sekaligus diinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat.

2. Fasilitas
Mamik (2010) menyatakan fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha.

3. Biaya pengobatan
Menurut Kozier (2010) membayar biaya layanan perawatan kesehatan menjadi
masalah besar.
Pengaruh Sosial Budaya Melayu terhadap
Kesehatan
1. Umur
Balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih
banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-
laki banyak menderita kanker prostat.
3. Pekerjaan
Buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerja
terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ
pernapasan.
4. Sosial Ekonomi
Penderita obesitas banyak ditemukan padamasyarakat yang berstatus ekonomi
tinggi, sedangkan malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat
yang status ekonominya rendah.
Referensi

Yetti Wira Citerawati SY.2012.Aspek sosiobudaya dan kesehatan.www.aspek-


sosiobudayadan-kesehatan.com/pdf diakses tanggal 4 September 2014.
Anonim.2014.Hubungan aspek sosial budaya.(Online)
http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/hubungan-aspek-sosial- budaya-dan.htmldiakses
tanggal 3 September 2014.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai