Komplikasi Persalinan Kala I
Komplikasi Persalinan Kala I
KALA I
Disproporsi sefalopelvik
adalah keadaan yang
menggambarkan Disebabkan oleh:
ketidaksesuaian antara 1. panggul sempit
kepala janin dan panggul 2. janin yang
ibu sehingga janin tidak besar
dapat keluar melalui
vagina. Disproporsi
sefalopelvik disebabkan
oleh panggul sempit, janin
Ukuran Panggul Sempit
1. Kesempitan Pintu Atas Panggul
(konjugata diagonal yang kurang dari 11,5
cm (Kanneth, 2009)
2. Kesempitan Pintu Tengah Panggul
(diameter transversa dan
diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau
kurang (normal 15,5)
3. Kesempitan Pintu Bawah Panggul
(diameter tuberosum
interiskiadika menjadi 8 cm atau kurang)
Pengaruh Panggul Sempit Pada
Kehamilan
1. Retrafexio uteri gravida incarcerata
2. Gangguan peredaran darah
3. Kadang-kadang fundus menonjol ke depan
hingga perut menggantung
4. Perut yang menggantung pada seorang primi
gravida merupakan tanda panggul sempit
5. Kepala tidak turun kedalam panggul pada
bulan terakhir
6. Dapat menimbulkan presentasi muka, letak
lintang dan letak sungsang.
Pengaruh Panggul Sempit Pada
Persalinan
1. Persalinan lebih lama
2. Gangguan Pembukaan
3. Banyak waktu dipergunakan untuk moulage
kepala anak.
4. ketuban pecah sebelum waktunya, karena bagian
depan kurang menutup pintu atas panggul
selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat
menekan servix karena tertahan pada pintu
atas panggul.
Pentalaksanaan Panggul Sempit
1. Persalinan Percobaan, adalah memastikan
ada tidaknya CPD, dimulai saat penderita
dinyatakan in partu, dengan penilaian kemajuan
persalinan dimulai setelah persalinan masuk
fase aktif, yang terdiri dari :
a) Pembukaan Serviks.
b) Turunnya Kepala.
c) Putaran paksi dalam yang penilaiannya
dilakukan setiap 2 jam.
2. Bila terdapat perubahan yang bermakna dari
komponen yang dinilai maka partus percobaan
dikatakan ada kemajuan dan diteruskan. Bila
dari 3 komponen tesebut tidak ada kemajuan
yang bermakna maka partus percobaan
dikatakan gagal dan dipastikan ada Cephalo
Pelvic Disproportion (CPD), persalinan
dilanjutkkan dengan Sectio
Caesarea (Cunningham, 2006).
Distosia karena kelainan his
1. Inersia Uteri (Hypotonic
uterine contraction ) Inersia uteri primer
kelainan his dengan Terjadi pada
kekuatan yang lemah / tidak permulaan fase laten
adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar Inersia uteri
sekunder
Terjadi pada fase
aktif kala I atau kala
II
Penanganan :
1. Perbaiki Keadaan umum
2. Teliti keadaan serviks, presentasi dan posisi,
penurunan kepala / bokong bila sudah
masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his
timbul adekuat dapat dilakukan persalinan
spontan, tetapi bila tidak berhasil maka
dilakukan sectio cesaria.
3. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam
500 cc dektrosa 5% , dimulai dengan 12
tetes permenit,dinaikkan setiap 10-15 tetes
Penanganan :