Anda di halaman 1dari 6

BIOGRAFI

IWA KUSUMA
SUMANTRI
oleh : Fira...
Biodata

Nama : iwa kusumasumantri


Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 31 Mei 1899
Tanggal Wafat : 27 November 1971
Asal Daerah : Ciamis Jawa Barat
Iwa Kusuma Sumanti adalah putra
sulung dari keluarga Raden
Wiramantri seorang kepala sekolah
rendah yang kemudian menjadi
penilik.

Iwa Kusumasumatri
• Saat berumur 16 tahun, Iwa melanjutkan ke sekolah
calon amtenar atau OSVIA di Bandung. Sekolah ini
hanya dijalaninya setahun dan pindah ke Sekolah
Menengah Hukum atau Recht School di Batavia.
• Ia tamat lima tahun berikutnya dan bekerja di kantor
Pengadilan Negeri di Bandung, lantas ke Surabaya, dan
ke Jakarta. Tahun 1922, ia memutuskan untuk berangkat
ke Leiden di Belanda untuk belajar hukum.
• Lulus dari Universitas Leiden, bersama Semaoen, Iwa
ditugaskan Perhimpunan Indonesia untuk pergi ke
Moskow. Mereka mendapat tugas untuk mempelajari
program Front Persatuan khususnya sampai di mana
peran negara dalam program itu.

Iwa Kusumasumatri
Jasa-Jasa Iwa Kusumasumatri Untuk Indonesia

• bergabung dengan serikat Indonesia (Indonesische Vereeniging), serikat Indonesia merupakan


kelompok nasionalis para intelektual Indonesia.
• mendirikan sebuah perusahaan media bernama Matahari Terbit. Media tersebut dikenal
sebagai media yang memperjuangkan hak-hak buruh dan perkebunan yang dikuasai oleh
Belanda.
• Iwa Kusuma Sumantri terpilih sebagai Menteri Sosial di bawah pimpinan Soekarno.
• Iwa menjadi Rektor Pertama Universitas Padjajaran Bandung. Kemudian ia menjadi anggota
Dewan Pertimbangan Agung merangkap sebagai Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan.
Jasa-Jasa Iwa Kusumasumatri Untuk Indonesia

• mengusulkan agar dimasukkan satu pasal yang mengatur tentang perubahan UUD 1945. Usul
Iwa itu disambut oleh Soepomo. Setelah adanya pembahasan dan perdebatan, maka munculah
Pasal 37 UUD 1945 yang mengatur tentang bagaimana cara untuk mengubah konstitusi.
• Iwa lah yang mengusulkan pemakaian nama 'Proklamasi' dalam naskah yang dibacakan
Soekarno-Hatta mengatasnamakan rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya
Soekarno hendak menamai teks itu dengan kata 'Maklumat'.

Anda mungkin juga menyukai