PEMBELAJARAN
Nama : Kristina D
Nim : A25120046
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi merupakan salah satu komponen penting yang harus ada
dalam dunia pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan, evaluasi menjadi
salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disamping adanya
kegiatan sertifikasi dan akreditasi. Dengan adanya evaluasi ini, maka akan
mempermudah jalan menuju tujuan/ sasaran yang telah direncanakan. Dan
sekaligus menjadi kegiatan inti dalam memantau mutu pendidikan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu sistem dan program pendidikan,
tidak akan optimal manakala tidak dibarengi dengan kegiatan evaluasi.
Akan tetapi masih jarang karya-karya yang membahas tentang evaluasi
dengan pendekatan filosofis. Masih jarang karya tentang evaluasi pendidikan
yang melakukan penelusuran sampai ke akar-akarnya. Sehingga dalam
makalah ini penulis menyajikan evaluasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan
dengan pendekatan filosofis. Dengan harapan akan memberikan pemahaman
komprehensif. Pembahasan tidak terbatas kepada obyek tetapi juga berusaha
menulusuri asal-mula ilmu evaluasi pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Evaluasi Pendidikan
Secara etimologi, kata filsafat diambil dari bahasa Arab yaitu falsafah yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu Philosophia, kata majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya cinta atau suka, dan kata
Sophia yang artinya bijaksana. Dari kata tersebut lahirlah kata bahasa Inggris, philosophy yang biasanya
diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”
Secara terminologi, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan
pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut:
1. Plato (477-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri berguru kepada
Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat
untuk mencapai kebenaran yang asli.
2. Aristoteles (381-322 SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
Evaluasi secara bahasa berasal dari kata “to evaluate” yang berarti “menilai”. Term evaluasi dalam wacana
keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti tetapi terdapat term-term tertentu mengarah pada
makna evaluasi
filsafat evaluasi pendidikan adalah pemikiran dan pengkajian secara mendalam dalam menilai semua
kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan sesuai
kriteria yang telah ditetapkan, sehingga hasil menilai tersebut dapat dijadikan bahan kajian berikutnya
dalam menjaga kualitas dan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan.
landasan-landasan yang digunakan dalam penelaahan filsafat mengenai ontologi, epistemologi dan aksiologi
1. Ontologi
Ontologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat dari evaluasi pendidikan. Menjawab pertanyaan tersebut, maka
hakikat evaluasi pendidikan adalah kualitas atau mutu pendidikan. Karena tanpa adanya kegiatan evaluasi dalam
pendidikan akan sulit melakukan pengendalian mutu pendidikan. Dalam upaya menyempurnakan dan meningkatkan
kualitas atau mutu pendidikan ke depan, akan memerlukan informasi-informasi hasil evaluasi kualitas atau
mutu pendidikan sebelumnya.
2. Epistemologi
Epistemologi mempertanyakan dan mengkaji tentang hakikat pengetahuan dengan menekankan dari mana
sumber atau asal ‘pengetahuan itu’ dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan itu. Secara lebih perinci
tentang apa yang dibahas epistemologi, Mahfud Junaedi mengutip pendapat Katsoff yang menjelaskan bahwa
epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya
Pengetahuan
3. Aksiologi
Aksiologi mempertanyakan dan mengkaji tentang fungsi dan manfaat evaluasi pendidikan. Evaluasi sebagai
fungsi manajemen merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan
dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah
ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan.
Selain itu, evaluasi juga memiliki beberapa prinsip yang mesti dipenuhi. Berikut beberapa prinsip evaluasi
pendidikan menurut Mada Sutapa yang dikutip oleh Beni Ahmad S. Dan Koko Komaruddin[17], adalah
sebagai berikut :
a. Komprehensif : evaluasi pendidikan mencakup keseluruhan bidang sasaran pendidikan dan menyeluruh
baik aspek personalnya materialnya maupun aspek operasionalnya.
b. Komparatif : evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh semua orang yang terlibat dalam aktivitas
pengendalian pendidikan.
c. Kontinue : Dilakukan secara berkesinambungan selama proses pelaksanaaan program pendidikan.
Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicpai tetapi telah dilakukan sejak pembuatan
rencana hingga tahap laporan.
d. Objektif : Menilai sesuai dengan kenyataan. Evaluasi memerlukan data dan atau fakta
yang akurat. Data fakta yang objektif diolah kemudian disimpulkan
Berdasarkan kriteria yang valid : kriteria evaluasi pendidikan yang obejektif berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan
pendidikan. Evaluasi pendidikan harus memiliki kriteria metodologis yang berkaitan dengan
patokan teknik analisis hasil evaluasi pendidikan misalnya menggunakan perhitungan
matematis atau pendekatan kuantitatif. .
e. Berdasarkan kriteria yang valid : kriteria evaluasi pendidikan yang obejektif berkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan
pelaksanaan pendidikan. Evaluasi pendidikan harus memiliki kriteria metodologis yang
berkaitan dengan patokan teknik analisis hasil evaluasi pendidikan misalnya menggunakan
perhitungan matematis atau pendekatan kuantitatif.
F. Fungsional : hasil evaluasi supervisi pendidikan digunakan untuk memperbaiki situasi yang
ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi pendidikan memiliki nilai guna untuk perbaikan
lembaga pendidikan dan kegiatan pendidikan yang telah direncanakan.