Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI DESA

KELAS 3E AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 3 :
HORI SODI SNAE (19237755442)
HUTRI M. AMTIRAN (19237755443)
ILEN M. UMAR (19237755444)
IRENE F. TUMELUK (19237755445)
JOYS L. MALAIMAU (19237755446)
JUAN M. MIGE (19237755447)
KYRIE E.A. KIRI (19237755448)
DESA SEBAGAI ENTITAS PELAPORAN AKUNTANSI
Standar Pelaporan Keuangan Desa

• Standar Pelaporan Keuangan Desa diperlukan dalam menyikapi


kewajiban Akuntabilitas dan transparansi keuangan desa. Sebagaimana
amanat Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa yang
menyatakan bahwa desa menjadi subyek pembangunan, menyebabkan
aliran dana APBN kepada desa.

Setiap desa memperoleh alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1


miliar ditambah sumber dana lain. Dengan adanya dana desa, diharapkan
pengangguran dan kemiskinan berkurang. Apabila desa sejahtera
terwujud semua masyarakat bahagia maka dapat dikatakan ekonomi
kerakyatan sudah berhasil.
Dana desa ini harus didukung terus agar
masyarakat desa tidak perlu urbanisasi ke kota.
Pertanyaan yang muncul sehubungan dengan
adanya dana desa yang besar, dengan kondisi
desa yang bermacam-macam, dengan berbagai
dana pendamping yang masih banyak
permasalahan serta penguatan kelembagaan
yang masih baru, adalah bagaimana dengan
akuntabilitasnya?
Pada 2016 , DJPK menyalurkan dana
desa dengan skema 60% pada bulan Maret dan
40% di bulan Agustus yang berubah dari tahun
sebelumnya yaitu 40%, 40%, dan 20%.
Dan pada tahun 2020 penyaluran dana desa
dimulai pada bulan Januari 2020 dan
dilakukan dalam 3 tahap yaitu Tahap I (40%),
Tahap II (20%), Tahap III (20%)
Desa itu sebagai entitas pelaporan, artinya harus
membuat laporan keuangan dan melaporkannya.
Pertanggungjawaban keuangan desa selama ini mengacu
pada Permendagri. Desa juga membuat Peraturan Desa
APBDes untuk penyusunan dan pertanggungjawaban.
Untuk menyusun standar Akuntansi Desa, satu satunya
standar yang dibentuk berdasar putusan UU Keuangan
Negara yaitu Komite Standar Akuntanasi Pemerintahan
(KSAP). KSAP yang mesti menyusun Standar Akuntansi
Pelaporan Keuangan Desa. Perlu sekali standar keuangan
desa. Kemudian dasar hukumnya yaitu harus Peraturan
Pemerintah.
Dari perspektif Kementerian Dalam Negeri,
Kemendagri telah membuat Permendagri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan
Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan
Aset Desa. Desa berkewajiban untuk menyampaikan
laporan desa (LRA dan neraca) untuk dievaluasi oleh
Kabupaten/Kota.
KSAP dapat meneruskan rencana penyusunan Standar
Akuntansi Pelaporan Keuangan Desa, dan agar dalam
penyusunan standar  senantiasa berkoordinasi dengan
para stakeholders keuangan Desa. Standar diharapkan
sederhana sehingga mudah diterapkan oleh Desa.
Mengapa Perlu Standar Pelaporan Keuangan Desa:
Desa melakukan pengelolaan keuangan desa dan
membuat pertanggungjawaban;
Terdapat alokasi Dana Desa dari Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah;
Tuntutan dari masyarakat atas pengeloaan keuangan
Desa;
Desa adalah unit pemerintahan daerah terkecil, sebagai
bagian integral dari akuntansi pemerintah daerah
Kabupaten atau Kota dalam NKRI, maka
pertanggungjawaban keuangan Desa sebaiknya diatur
secara nasional.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai