Anda di halaman 1dari 18

Immature Behavior:

Messy-Sloopy
Selfish-Self Centered
Overdependent
Immature Behavior

• “Immature” ditunjukkan dengan tingkah laku, psikologis,


intelektual, ataupun sosial yang tidak berkembang
berdasarkan standar yg diterima.

• Biasanya kriteria standar “rata-rata” ditetapkan oleh teman


sebaya atau orang dewasa.
– “immature” ketika anak menunjukkan keterlambatan pada beberapa
area perkembangan, dimana TLnya menunjukkan karakteristik TL anak
yg lebih muda diusianya
– “immature”, ketika anak terlihat matang jika dibanding anak lain di
usianya namun tidak sesuai atau belum memenuhi ekspektasi personal
dari orang tua
Messy-Sloppy
• Messiness  dirty; untidy: berantakan
• Sloppiness  careless: teledor, tidak rapi
• Messy/sloppy adalah sinonim yang berarti:
careless, slovenly, confused, diordered,
dirty, untidy and lacking
neatness/precision.
• Messy sloppy normal pada anak kecil
Messy-Sloppy
• Messy-Sloppy biasanya terkait dengan 3
hal:
– Eating habits
– Careless about appearance and belongings
– Prone to get dirty and untidy quickly

• So the problem is: mana messy yang


normal dan messy yang masalah??
Messy-Sloppy
• Parents who expect perfection for their
childs capabality
• Unusually untidy and careless concerning
clothes, toys, school materials
• Teenagers: most teenagers are sloppy
and their parents should leave them alone
• “Generation gap”
Indicators of Problematic
Messy-Sloopy
• Situasi menjadi “unhealty” dan “unsafe” bagi anak dan
orang sekitarnya, serta apabila anak dan orangtua tidak
bisa menemukan barang-barang yang hilang.
Why messy sloppy?

• Demonstrating independence or anger  biasa terjadi


pada remaja, ketika orang tua memberikan aturan yang
ketat hampir pada semua aspek kehidupannya.
• Refusal to be responsible  kekurangan/ketiadaan
kemampuan/kemauan untuk bertanggung jawab
• Lack of organizational skills  tidak pernah belajar
mengenai kerapian dan keteraturan, anak memiliki
hambatan dalam aspek perkembangannya
Selfish-Self Centered

• Selfish  terlalu fokus pada diri sendiri. Terlalu


berkonsentrasi pada kesejahteraan diri sendiri atau
merasa nyaman tanpa memikirkan atau melihat sudut
pandang orang lain
• Kata lain : self-centered, egocentris, narsistik
• Self-centered: fokus pada keinginan atau kepentingan
sendiri dibanding ketertarikan sosial, dan mereka relatif
independen dari pengaruh luar. Perspektif mereka
terbatas pada aktivitas atau kebutuhan mereka.
Selfish-Self Centered

• Masa balita : Merasa bahwa perhatian seisi dunia


terfokus padanya. Mereka memiliki single viewpoint.
• Usia 5-6 tahun : mulai menyadari akibat dari suatu
tindakan pada orang lain, tahu perasaan orang lain bila
disakiti. Anak belajar memperhitungkan dirinya jika
ditempatkan pada posisi orang lain.
Indicators of Problematic
Selfish-Self Centered
• Low productivity  ingin mendapatkan semua yang
diinginkannya, tanpa harus berusaha.
• Lack of group belongingness  hanya memikirkan “apa
yang saya mau”, bukan “apa yang bisa kita lakukan” 
mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman
sebaya.
Why Selfish-Self Centered??
– Fearful

Takut menjalin hubungan dekat dengan org lain, takut tidak


diterima, takut ditinggalkan  anak lebih fokus pada
keamanan, kenyamanan dan kebahagiaan diri sendiri daripada
orang lain.
Biasanya, terjadi pada anak yang memiliki pengalaman
“penolakan” dari orang tua atau pola asuh yang tidak konsisten
Why Selfish-Self Centered??
– Spoiled

orang tua “merusak” anak dengan terlalu protektif dan terlalu


memanjakan, sehingga sikap toleransi atau kapasitas coping
pada anak tidak berkembang dan anak menjadi infantil,
egosentris saat berinteraksi (fokus pada diri sendiri dan
memiliki toleransi yang rendah terhadap orang lain)
Why Selfish-Self Centered??
– Immature

Terbatasnya kemampuan dan tingkat kematangan yang tidak


sesuai dengan usianya.
Seperti kasus anak dengan retardasi, anak dengan
permasalahan bahasa, dan bentuk lain dari gangguan belajar.
Overdependent

• Dependent behaviors  meminta


bantuan, perhatian dan afeksi secara
berlebihan kepada orang lain.
• Overdependent child  menampilkan
perilaku immature seperti merengek,
menangis dan dependent behaviors.
Indicators of Problematic
Overdependent
• Mencari perhatian dan selalu ingin dekat
dengan orang dewasa.
• Setelah usia 4 tahun  menangis, apabila
terpisah dari orangtua (Ibu) walaupun
hanya sebentar.
Why Overdependent??

• Parental Reinforcement
Orang dewasa, menganggap perilaku kekanakan yang
ditampilkan oleh anak itu menggemaskan, orangtua
menginginkan anaknya untuk berperilaku kekanakan dan
bergantung kepada mereka  orangtua selalu
memberikan reinforcement setiap kali anak menampilkan
perilaku immature.
Why Overdependent??

• Guilt
Secara tidak sadar, orangtua merasa bersalah karena
tidak terlalu mencintai anaknya, terlalu sering terpisah dari
anaknya, ataupun karena anaknya memiliki hambatan
dalam perkembangan ataupun kecacatan  memberikan
apapun yang diinginkan oleh anak
Why Overdependent??
• Attention or Power

anak merengek atau menangis untuk menarik perhatian orang tua.


• Self-Centered

Narcissistic child akan memandang orang lain sebagai objek yang


dapat ia manfaatkan.
• Feeling Deprived

Anak merasa diabaikan oleh orangtua  merengek, memprotes

Anda mungkin juga menyukai