Anda di halaman 1dari 84

Larutan

Parenteral&
IV Admixture
ALAT KESEHATAN – PERBEKALAN STERIL
DISPOSIBEL
 AMHP (Alat Medis Habis Pakai)
* Jarum suntik
* iv catether
 BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
* Pembalut
* Kasa
* Kapas
NON DISPOSIBEL
- Instrumen
- Aparatus
- Mesin
- Implan yang tidak mengandung obat

• PERBEKALAN STERIL, SYARAT ???


Tipe / Karakteristik sediaan steril

1. pH = pH darah
2. Jenis Sediaan Farmasi Steril
a. Obat suntik ( injeksi, sediaan parenteral )
- Larutan
- Suspensi
- Emulsi
- Serbuk
- Infus
b. Tetes mata, salep mata
c. Sediaan biologis
d. Plasma expander (sediaan darah)
e. Larutan irrigasi
f. TPN
3. Macam sediaan

• Injeksi : IV push bolus


• Infus
- Continous
- Intermittent piggy bag
- drip tube  melalui alat
• Radiofarmaka  diagnostik
Ada 4 tipe pasien
1. Hipovolemik :perdarahan hebat
dehidrasi berat; Pneumonia, Sepsis, luka bakar
2. Hipervolemik:
Ginjal tdk berfungsi baik
Kelebihan cairan intravena
- CHF, Sirosis
3. Pasien non bedah
4. Pasien bedah, pasien menunggu pembedahan
PVC, PICC, CVC ???
IV Solution
• SVP (Small Volume Parenteral)
50 ml, 100 ml
• LVP (Large Volume Parenteral)
250 ml, 500 ml, 1000 ml
IV Fluids
A. Kristaloid
1. Isotonis : tekanan osmosa zat terlarut sama
dengan sel darah  tidak ada pergerakan larutan
– D5 (D5W) : untuk bahan dasar iV admixtures
– Nacl 0,9% : terutama untuk pasien CHF dan CRF
– RL : untuk pasien dengan gangguan hepar
(liver diseases) tidak digunakan untuk pasien CRF
(dengan tujuan penggantian ion K+)
2. Hipotonik : tekanan osmosa zat terlarut lebih rendah
dibanding sel darah  cairan bergerak kedalam
sel
- 0,45% NS ( 4,5 g/ l NaCl)

3. Hipertonik : tekananosmosa zat terlarut lebih tinggi


dibanding sel darah  cairan bergerak keluar sel

- D10  untuk bahan TPN


 monitor gula darah
- D5 ½ NS
- D5 NS : tidak digunakan untuk pasien CHF dan CRF
B. Koloid
* Molekul > besar dari Kristaloid
* Diperlukan tinggal lama dalam vaskular
- Gelatin sol
- Albumin
- Preparat asam animo
* disimpan dalam refrigerator,
ED pendek
Cara pemberian obat Parenteral
- Intravena (i.v)
Isotonis  iritasi
- intra muskuler (i.m) menurun  toksisitas
- intra dermal (i.d) menurun 
mengurangi hemolisis
- intra spinal (i.s)
- sub cutan (s.c) sedikit hipertonis
(memudahkan
absorbsi ke jaringan)
Cara pemberian obat
CARA PEMBERIAN (ROUTE PEMBERIAN)

1. Intravena :
- Pemberian langsung kedalam vena
- Banyak digunakan
- Mendapat efek farmakologis segera
(keadaan darurat)
- Mengembalikan segera keseimbangan elektrolit dan
cairan tubuh
- Transfusi darah
2. Intra Muskuler : injeksi langsung ke dalam otot
- Cairan atau suspensi
- Pemberian lebih cepat dari pada oral, tetapi kurang
dari pada i.v
- lebih mudah pemberiannya
contoh : Preparat pinicillin (derivat)

3. Sub Kutan : disuntikkan ke dalam jaringan dibawah kulit


- Pasien dapat menggunakan sendiri
(contohnya : Insulin inj)
4. Intra dermal : injeksi kedalam kulit
- Volume yang diberikan kecil, < 0,1 ml
- Absorbsi sangat lambat
contohnya : pemberian zat diagnostik
 Mantoux tes

5. Intra artikuler : injeksi langsung ke sendi


- untuk pengobatan / mengurangi rasa nyeri atau
inflamasi
contoh : obat Kortikosteroid
6. Intra spinal : injeksi melalui spinal
contoh : obat anestesi

7. Intra abdominal : injeksi ke dalam rongga abdomen


contoh : pengobatan penyakit secara
lokal didalam abdomen  tumor

8. Intra pleural : injeksi ke dalam rongga selaput dada


METODA PEMBERIAN OBAT INTRAVENA :
1. Bolus
2. Infus yang berlanjut (Continous infusion)
 LVP  kadar obat yang tinggi dalam plasma
lama dicapai  diberikan selama 24 jam
 untuk IV adm; yang cukup stabil, cairan
rumatan
3. Infus berkala (Intermittent infusion)
 untuk obat-obat yang kurang stabil dalam
larutan infus  contoh??
 SVP (100 ml) diberikan selama 30 menit
 teknik “Piggy bag”
4. Infus melalui “ driptube”  alat
 Biasanya untuk obat sitostatika yang telah
dicampur secara aseptik
 Mengurangi efek ekstravasasi
Definisi :
IV admixture
– Banyak digunakan sebagai pembawa injeksi karena :
- Convenient mengurangi efek obat pada pembuluh
Darah
- Untuk pemberian obat secara IV continous dan
intermittent
- Fluids replacement keseimbangan cairan tubuh
- Bahan pembawa obat (pelarut)
- digunakan untuk membuat sediaan :
1. Pencampuran larutan intravena
2. TPN
3. Pencampuran Sitostatika
KEUNTUNGAN :

1. Predictable effect  Efek bisa diprediksi langsung ke


tempat aksi
2. Rapid onset  respons farmakologis segera
 sifat urgent
 cardiac arrest (Lidocain inj)
 Asma (Aminophyllin inj)
3. By Pass GIT  menghindari saluran pencernaan
 masalah absorbsi obat yang bervariasi
 drug interaction, interaksi obat dengan
makanan & cairan lambung
contoh : Tetracyclin + Ca 2+  kompleks yang
sukar diabsorbsi
 GI distress  beban dari lambung
4. Koreksi gangguan & keseimbangan elektrolit
5. Untuk pasien di ICU  Parenteral Nutrisi/TPN
6. Efek lokal  Anesthesi  contoh???
KERUGIAN :
1. Expert person  tenaga ahli, terampil dan
terdidik
 kecuali penderita DM (punya
ketrampilan menyuntik insulin
sendiri)
2. Rasa sakit dan tidak nyaman pada lokasi injeksi
3. Rasa takut pasien
4. Sulit menghentikan apabila ada interaksi obat 
langsung bereaksi dengan darah  toksik
5. Membutuhkan prosedur aseptis
6. Membutuhkan peralatan khusus
7. Harga lebih mahal
Mengapa IV Admixture adalah tanggung jawab
Apoteker ?
1. Menjamin tidak adanya kontaminasi :
selalu “mengelola” clean room  cara kerja aseptik :
 LAF Horisontal ,  LAF Vertikal
2. Tahu tentang adanya kompatibilitas, dan cara
pemecahan masalah
a. Fisika :

Tipe Solusi
1. Insolubility Tidak mencampur larutan
yang mudah mengendap
2. Sorption Cari pelarut yang cocok
3. Pembentukan gas
4. Adsorpsi
5. Absoprsi
• ADSORPSI

• ABSORPSI
Obat-obat
• Diazepam Adsorbsi dengan
• Insulin material wadah
• Liqnocain infus PVC
• Chlorpromazine
• Promethazine
Mekanisme
DEHP : Di (2-ethyl hexylphtalat)
Adalah bahan pelentur (zat aditif) untuk
membuat PVC
DEHP lepas  adsorpsi dengan obat  kadar
obat turun
Pengatasan : Gunakan wadah Non PVC atau
wadah dari bahan gelas
b. Kimia
Tipe Solusi

1. Hidrolisis Menggunakan “water proof


container”

2. Reaksi oksidasi Simpan larutan dalam botol


(wadah) yang berwarna

3. Reaksi reduksi Hindari pencampuran larutan


yang merupakan “reducing
agent”
4. Photolysis Simpan IV Admixture dalam
wadah yang dapat melindungi
dari cahaya
c. Terapi
Contoh Solusi

Heparin dan Antibiotik Tidak mencampur Heparin


de3ngan AB

d. Inkompatibilitas dengan wadah  mencari wadah


yang sesuai

Beberapa pendekatan untuk meminimalkan


jumlah obat yang terikat pada plastik selama
pemberian infus
3. Stabilitas
 memberikan informasi tentang stabilitas dalam
penyimpanan setelah pencampuran yang
berhubungan dengan Expired Date
menjaga stabilitas
Penyimpanan ???
4. Mengurangi biaya
 dengan membuat sistim sentralisasi 
menghemat biaya
 cemaran / limbah dapat dilokalisir dan dikelola
oleh Farmasi dengan mengelola limbah B 3
secara benar

5. Mengurangi Medication Error


 Farmasi dapat membuat “IV Admixture
program” untuk perhitungan dosis berdasar
LPT/AUC
 menyiapkan dan kalkulasi cairan pelarut yang
benar
 rechecking oleh apoteker - perawat
6. QA (Validasi)
 PROTAP
*Pre proses
* In proses
* Finished product
 dilaksanakan secara ketat
 membuat SOP tentang SDM

7. “Clear labelling”
 membuat label yang benar dengan
program computerized
- Nama pasien
- No. CM, Ruang
- Nama obat + pelarut(vol) (mg)
- “flow rate” (ml/jam)
- distribusi obat (IV, IM, IT)
- waktu pembuatan
- ED

Peringatan khusus
- lindungi dari cahaya
- vesikan
- IT dan lain-lain
 sistim dobel cek dengan (“Read the label
three times”)
8. Merupakan kegiatan Pharmaceutical
Care
Faktor penyebab inkompatibilitas iv admixture
1. Perbedaan pH
2. Temperatur yang tinggi  simpan dalam lemari es
3. Permintaan pencampuran  cari referensinya dan
hubungi dokter
4. “Length of Time Solution”  sebaiknya
digunakan “RP”
 meminimalisir jumlah obat yang
dicampur dalam larutan
 Referensi : “Handbook of injectable drug”
• Berdasarkan hasil penelitian banyak problem
yang timbul, akibat pencampuran sediaan
intravena, antara lain :
– Inkompatibilitas
– Instabilitas
– Kontaminasi mikroorganisme
– Kesalahan dalam proses pencampuran
– Degradasi
Penyebab Inkompatibilitas :
- Obat + pelarut
- Obat + obat dalam “line” yang sama
- Obat + adjuvant (preservatif, stabilizer)
- Obat + IV container (PVC)
Cara meniminalisir inkompatibilitas
1. Campur IV Admixt secara sempurna
2. Minimalisir jumlah larutan yang harus dicampur
3. Selalu melihat standar atau referensi “Drug
incompatibility”
4. Dipisahkan menggunakan multilumen catheter
• Persentase Degradasi larutan 1% Ampisilin natrium
dalam waktu 4 jam pada beberapa suhu*)

Suhu Pelarut Pelarut


(Celsius) Dekstrose 5% NaCl 0,9%
200 13,6 % 1,2 %
00 6,2 % 0,4 %
50 10,1 % 1,0 %
270 21,3 % 1,8 %

*) Diambil dari Trissel, LA dalam Handbook on Injectable Drugs, 10th E.d.


Keuntungan pemberian IV Admixture
1. Pemberian kepada pasien dalam kondisi kritis
* Tidak dapat diberi per oral
* Pemberian i.m.  absorbsi kurang baik
 terapi dengan antikoagulan
2. Mengencerkan obat yang bersifat irritan
3. Mengencerkan obat yang dianggap terlalu pekat

Contoh :
Pemberian inj Aminophyllin iv bolus (240 mg/ml)  dapat
menyebabkan hipotensi mendadak
 dilakukan IV Admixture : inj Aminophyllin + 200 ml
larutan NaCl 0,9 % diberikan 20 -25 menit
4. Infus yang telah dicampur dengan obat
berfungsi ganda yaitu :
* Sebagai pemelihara keseimbangan
cairan tubuh
* Dengan adanya obat didalamnya 
mempertahankan kadar terapetik obat
dalam darah

5. Pasien merasa lebih nyaman untuk


pemberian multiple drug therapy (hemat
vena)
Kerugian :

1. Air embolus
2. Bleeding ( perdarahan )
3. Alergi
4. Phlebitis (iritasi vena)  rasa sakit didaerah vena
5. Ekstravasasi
 bila kateter keluar dari pembuluh
darah
 nekrose, terutama pada pasien
dengan kemoterapi
Contoh Monografi :
Nor Epinephrine (Vascon) :
 Stabilitas
Mudah teroksidasi lindungi dari pengaruh cahaya,
jangan digunakan jika sudah berwarna coklat, (Lexy –
com & Trissel Handbook of Injectable drug)

Larutkan dengan D5% atau D5S, tapi tidak


direkomendasikan untuk dilarutkan dalam Normal
Saline karena tidak stabil pada larutan alkali
Stabilitas parenteral admixture (Nor epinephrine
dalam D5%) pada suhu ruangan (25 0 C) : 24 jam
AMPICILLIN
Pemberian
I.V. 125 mg/250 mg/500 mg vial Ampicillin direkonstitusi dengan
5 ml Aqua pro injeksi  diberikan dalam 3-5 menit
I.V. 1-2 gr vial direkonstitusi dengan 10 ml Aqua p.i.  diberikan
dalam 10-15 menit

STABILITAS
- Minimum Volume : konsentrasi tidak lebih dari 30 mg/ml
berkaitan dengan stabilitas
- Larutan I.M. atau I.V push bolus harus digunakan dalam
waktu 1 jam
- Larutan infus i.v. dalam dextrose hanya stabil selama 2 jam
dalam NaCl 0,9 % bisa stabil dalam 8 jam dalam suhu kamar
(25 0 C), dalam NaCl yang disimpan dialmari es (40C)
stabilitasnya bisa 2 hari
Beberapa Farmasi membuat suatu kartu yang berisi
perhitungan dosis, Konsentrasi, Kecepatan pemberian
dan penyimpanan  memperlancar penyiapan
produk parenteral
Compatibility

• Solution compatibility
• Additive compatibility
• Drug in syringe compatibility
• Y-site injection compatibility (1:1 mixture)
Solution Compatibility
Additive dan Y-Site Compatibility
Pembuatan sediaan IV admixture
1. Contoh sediaan steril ?
2. PVC ? PICC ? CVC? SVP ? LVP ?
3. Hipertonik ? Hipotonik ? Isotonik ?
4. IV ? IT ? IM ?
5. IV Admixture ? Mengapa tanggung jawab Apoteker ?
- Tentang Kontaminasi ?
- Tentang Kompatibilitas – adsorpsi ?
- absorbsi ?
- Tentang stabilitas ?
- Tentang biaya ?
- Tentang pencegahan Medication Error ?
- Tentang QA / QC ?
6. Faktor yang menentukan stabilitas IV admixture ?
- BUD ? ED ? Tempat penyimpanan ?
- Rekonstitusi ?
7. Keuntungan / Kerugian pemberian IV admixture ?

Anda mungkin juga menyukai