PRAGMATISME
DOSEN MATA KULIAH
Dr. H. Amirudin Kasim, M.Si
Kelompok 2
1.Andriani
2.Fadjria Nurhalis
Apa yang di maksud dengan
Aliran Pragmatisme ?
Pragmatisme berasal dari kata bahasa yunani yaitu pragma yang
berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Epistimologi
7
Peranan Siswa Menurut Filsafat
Pragmatisme
• Dalam filsafat pragmatisme, nilai kebenaran bersifat relatif
yang berkesesuaian dengan nilai-nilai yang disepakati masyarakat
dan menunjang kepada kehidupan yang sesuai harapan di masa
depan.
• Maka dari itu, siswa memiliki peranan untuk mengolah setiap
pengalaman yang didapatkannya untuk mengetahui kebenaran
yang ada di masyarakatnya.
• Dalam hal ini, siswa akan mampu merekonstruksi setiap
pengalaman yang ia dapatkan secara kronologis selama ia hidup
bermasyarakat serta berinteraksi dengan manusia dan alam di
sekitarnya.
• Setiap pengalaman yang ia dapatkan nantinya akan menjadi suatu
pertimbangan bagi siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu
masalah baik yang berhubungan dengan dirinya maupun orang lain.
8
Peranan Guru Menurut Filsafat
Pragmatisme
• Guru di sekolah harus merupakan suau petunjuk jalan serta pengamat tingkah laku anakuntuk
mengetahui apakah yang menjdi minat perhatian anak. Dengan mengamati perilaku anak
tersebut, guru dapat menentukan masalah apa yang akan dijadikaan pusat perhatian anak.
Jadi dalam proses belajar mengajar ada beberapa saran bagi guru yang harus
diperhatikan, terutama dalam menghadapi dalam kelas, yaitu:
– Guru tidak boleh memaksakan suatu ide atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat
dan kemmapuan siswa;
– Guru hendaknya menciptakan situasi yang menyebabjab siswa akan merasakn adnya
suatu masalah yang ia hadapi, sehingga timbul minat untuk memecahkan masalah
tersebut;
– Untuk membangkitkan minat anak hendaklah guru mengenal kemampuan serta minat
masing-masing siswa;
– Guru harus dapat bisa menciptakan situasi yang menmbulkan kerja sama dalam belajar,
antara siswa dengan siswa, antara siswa denga guru, begitu pula antara dengan guru.
• Jadi tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator, memberidorongan
dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja bersama-sama, meyelidiki dan mengamati
sendiri, berpikir dan menarik kesimpulan sendiri, membangun dan menghiasi sendiri sesuai
dengan minat yang ada pada dirinya. Dengan jalan ini si anak akan belajar sambil bekerja anak
harus dibangkitkan kecerdasannya agar pada diri anak timbul khasrat untuk menyelidik
secara teratur dan akhirnya dapat berpikir ilmiah dan logis, yaitu cara berpikir yang
didasarkan pada fakta dan pengalaman.
9
Kurikulum Pendidikan Menurut Filsafat
Pragmatisme
• Dalam pandangan pragmatisme, kurikulum sekolah seharusnya tidak terpisahkan dari keadaan-
keadaan yang riil dalam masyarakat. Dalam pendidikan materi pelajaran adalah alat untuk
memecahkan masalah-masalah individual, dan siswa secara perorangan ditingkatkan atau
direkonstruksi, dan secara bersamaan masyarakat dikembangkan. Karena itu masalah-masalah
masyarakat demokratis harus menjadi bentuk dasar kurikulum dan makna pemecahan ulang
masalah-masalah lembaga demokratis juga harus dimuat dalam kurikulum. Karena itu kurikulum
harus menjadi :
– Berbasis pada masyarakat;
– Lahan praktek cita-cita demokratis;
– Perencanaan demokratis pada setiap tingkat pendidikan;
– Kelompok batasan tujuan-tujuan umum masyarakat;
– Bermakna kreatif untuk pengembangan keterampilan-keterampilan baru;
– Kurikulum berpusat pada siswa (pupil/child centered) dan berpusat pada aktifitas (activity
cenetred). Selain itu perlu dicatat bahwa kurikulum pendidikan pragmatisme diorganisasi
secara interdisipliner, dengan kata lain kurikulumnya bersifat terpadu, tidak merupakan
mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah.
• Sejalan dengan uraian diatas, Edward J.Power (1982) menyimpulkan bahwa kurikulum
pendidikan pragmatisme berisi pengalaman-penglaman yang telah teruji, yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat siswa. Adapun kurikulum tersebut mungkin berubah.
10
Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Menurut
Filsafat Pragmatisme
• Penganut eksperimentalisme atau pragmatisme mengutamakan
penggunaan metode pemecahan masalah (Problem Solving
Method) serta metode penyelidikan dan penemuan (Inquiry and
Discovery Method).
• Dalam prakteknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru
yang memiliki sifat berikut:
– permissive (pemberi kesempatan)
– friendly (bersahabat)
– a guide (seorang pembimbing)
– open minded (berpandangan terbuka),
– enthusiastic(bersifat antusias)
– creative (kreatif)
– social aware (sadar bermasyarakat)
– alert (siap siaga)
– patien (sabar)
– cooperative
– sincere (bekerja sama dan ikhlas atau bersungguh-sungguh).
11
REVERENSI
https://core.ac.uk/download/pdf/146821243.pdf
http://eprints.dinus.ac.id/14370/1/[Materi]_BAB_4_-_FILSAFAT_PRAGMATISME.pdf
http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf
•Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2002. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
•Ramayulis dan Samsul Nizar. 2010. Filsasafat Pendidikan Islam Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh. Jakarta: Kalam Mulia
https://core.ac.uk/download/pdf/146821243.pdf
http://eprints.dinus.ac.id/14370/1/[Materi]_BAB_4__FILSAFAT_PRAGMATISME.pdf
http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf