Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

MEMBUMIKAN ISLAM DI
INDONESIA

1B Farmasi
Dosen Pengampu: Noor Azmi, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh:
Antung Sinta Dewi (11194762110669)
Aprilia Sulistia Sari (11194762110670) Haris (11194762110684)
Ariska Yulia Sary (11194762110672) Bran Helda Dwi Lestari (11194762110685)
Tohas (11194762110674) Irma Irpiana (11194762110686)
Devi Fitriani (11194762110677) Jelita Annisa Putri (11194762110687)
Dhea Wardhani (11194762110678) Larissa Maharani Akhmad (11194762110688)
Fitriyadi (11194762110681) Lidia Risma Putri (11194762110689)
Gusria Surya Ningsih (11194762110682) Mariatul Qibtiyah (11194762110690)
Hafiz Ihyadin (11194762110683) Marisa Andani (11194762110691)
Mufidah (11194762110694)
Muhammad Aldy Francouis Ria (11194762110695)
VISI & MISI UNISM

Visi “Menjadi Universitas Terkemuka Dalam Mengembangkan Nilai Potensi Kekayaan Lokal Untuk
Menghasilkan Lulusan Yang Berkarakter Unggul dan Berdaya Saing di Tingkat Wilayah, Nasioanl, dan
Internasional.
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan secara professional dan berkesinambungan melalui pendekatan
pendidikan lintas profesi.
2. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan penelitian budaya dan kekayaan hayati lokal.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan
kerjasama lintas profesi.
4. Menjalin kemitraan yang intensif untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan tridharma
perguruan tinggi dan luaran yang unggul nasional tahun 2030.
Visi dan Misi Fakultas Kesehatan

Visi “Menjadi Fakultas Kesehatan Yang Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan,


Teknologi dan Seni (Ipteks) dengan Mengembangkan Potensi Kearifan Lokal
Untuk Menghasilkan Lulusan yang Berkarakter, Inovatif, dan Kreatif di
Tingkat Wilayah, Nasional dan Internasional Tahun 2030

Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan mengedepankan interprofessional
education (IPE) untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing
di bidang kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah dengan mengembangkan potensi
kearifan lokal melalui pendekatan lintas potensi (interprofesional collaboration/IPC).
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengaplikasikan ipteks
melalui pendekatan kerjasama lintas profesi.
4. Menjalin kejasama dengan masyarakat, institusi pendidikan, dan pemerintah di tingkat
wilayah, nasional, maupun internasional.
OUTLINE
A. Transformasi Wahyu dan Implikasinya terhadap Corak
Keberagaman

B. Perbedaan Ekspresi dan Praktik Keberagaman

C. Sumber Historis, Sosiologis, Teologis dan Filosofis tentang


Pribumisasi Islam

D. Argumen tentang Urgensi Pribumisasi Islam

E. Pribumisasi Islam sebagai Upaya Membumikan Islam di


Indonesia
• Dalam sejarah peradaban islam ditemukan beberapa contoh perbedaan
pemahaman dan ekspresi keberagaman, pada masa awal islam
terbentuk aliran-aliran terutama antara kubu Umayyah dan Abbasiyah.
A. TRANSFORMASI Dan pada masa pertengahan islam klasik ditemukan beragam kelompok
atau mazhab, seperti kelompok islam aliran kalam (Khawarij,
WAHYU DAN Maturidyah, Mu’tazilah, Syiah, dan Sunni) dan Mazhab Fiqh (Maliki,
IMPLIKASINYA Hambali, Hanafi dan Syafi’i).
TERHADAP CORAK • Dalam bidang filsafat melahirkan ide-ide filosfisnya, diantaranya aliran
pereratetik, aliran iluminasionis dan aliran teosofi transenden.
KEBERAGAMAN • Dalam bidang tasawuf melahirkan bentuk dan ekspresi islam dalam
beragam konsep dan ajaran terutama dalam masalah persepsi dan
pengalaman eksistensialisme.
Justru karena islam menerima
berbagai perbedaan ekspresi, ia mampu
Hal ini dikarenakan islam tidak lahir diruang
menebarkan kasih sayang ditengah
hampa sejarah. Karakter tradisi, budaya, lingkungan
kehidupan umat manusia. Karena dengan
dan lain lain menjadi penentu dan pembeda corak
menghargai perbedaan, maka manusia
berpikir dan cara bersikap dan bentuk ekspresi
menjadi semakin terbuka, semakin saling
seseorang bahkan masyarakat. Islam mengajarkan
percaya, saling berbagi dan saling
untuk bertutur kata halus dan penuh makna.
menolong untuk mencapai kemaslahatan
bersama.
B. Perbedaan Ekspresi dan Praktik
Keberagaman
Terdapat dua hal yang secara dominan mempengaruhi struktur sosial masyarakat, yaitu
agama dan budaya lokal. Karakter tersebut mewarnai hampir semua aspek sosial masyarakat
Indonesia baik secara politik, ekonomi maupun sosial budaya. Karena adanya perbedaan
karakter agama dan budaya itulah maka sering kali nilai-nilai agama dipertentangkan dengan
nilai budaya lokal yang sebenarnya telah mempengaruhi perilaku sosial seseorang.

Adanya akulturasi timbal-balik antara Islam dan budaya lokal dalam hukum Islam secara
metodologis harus diakui eksistensinya. Hanya saja tidak semua adat / tradisi bisa dijadikan
pedoman hukum karena tidak semua unsur budaya sesuai dengan ajaran Islam.
C. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS,
TEOLOGIS, DAN FILOSOFIS TENTANG
PRIBUMISASI ISLAM
1. Sumber Historis

Menggali sumber historis istilah pribumisasi islam diperkenalkan oleh Gus


Dur(KH Abdur Rahman Wahid) sebagai alternatif dalam upaya pencegahan
praktik radikalisme agama.

Apabila kita tengok sejarah perkembangan Islam di Indonesia, dakwah yang


dilakukan oleh para dai yang membawa Islam ke Indonesia selalu
mempertimbangkan kearifan lokal (local wisdom) yang menjadi realitas
kebudayaan dalam masyarakat Indonesia. Keberagaman suku, budaya, dan
adat-istiadat mendorong keanekaragaman ekspresi keislaman di Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah 2. Sumber Sosiologis
penduduk muslim terbesar didunia. Fenomena ini
tentu tidak bisa dilepaskan dari jasa para dai
muslim sepanjang sejarah masuknya islam di
Indonesia. Kedatangan mereka ke Indonesia tidak
saja untuk memperkenalkan islam, tetapi juga
dengan membawa seperangkat keilmuan islam
yang sudah mengalami peroses pengembangan di
tanah asalnya timur tengah.
3. Sumber Teologis dan Filosofis

Secara filosofis, pribumisasi islam didasari oleh


paradikma sufistik tentang substansi keberagaman. Dalam
paradikma sufistik, agama memiliki 2 wajah yaitu aspek
esoteric (aspek dalam) dan aspek eksoterik (aspek luar)
dalam tataran eksoteris semua agama adalah sama karena ia
berasal dari tuhan yang tunggal. Dalam pandangan sufistik,
dikatakan semua yang di alam ini pada hakikatnya berasal
dari wujud yang satu (tuhan yang maha esa).
D. ARGUMEN TENTANG URGENSI
PRIBUMISASI ISLAM
Bangsa Indonesia sangat memerlukan kerja kolaboratif dan
kordinatif dari sebagai komponen untuk menggalang semua potensi
bangsa agar terjadi sebuah kerja sama yang efektif dan produktif
bagi pembumian Islam.

Namun upaya seperti itu seringkali terhambat oleh adanya potensi


konflik yang sangat banyak di negeri ini (agama, etnis, strata sosial, dan
sebagainya).
Salah satu potensi konflik yang dapat
menghalangi proses pembangun dan modernisasi di
Indonesia adalah pemahaman agama.
Sering kali ajaran agama, yang bernilai inversal
dan tidak memihak, berubah menjadi sebuah
pemahaman agama yang bersifat sektarian
(kebenciaan) dan lokal. Sehingga dijadikan alat
untuk mengafirkan orang lain yang berbeda
pemahamannya.
E. PRIBUMISASI ISLAM SEBAGAI
UPAYA MEMBUMIKAN ISLAM DI
INDONESIA
Terpuruknya bangsa Indonesia, ikut merusak citra islam di negeri
ini. Sulit disangkal, bahwa modal keislaman rupanya masih
simbolisasi, tanpa benar-benar menyentuh dan menyelesaikan masalah
dalam realita kehidupan masyarakat.
Perilaku manusia selama tidak bertentangan dengan syariah Islam
dan bertujuan mendapat Ridha Allah SWT. Terhitung sebagai ibadah.
Peningkatan peran umat islam Indonesia dalam
pembangunan negara, mempersyarakat pola pikir
yang monolitik, menganggap bakti untuk negara
juga merupakan perintah keislaman..
Menyandingkan nilai keislaman dengan rasa
cinta terhadap tanah udara, sudah merupakan
suatu keharusan bagi seorang muslim, sehingga
terbentuk negara yang madani, yang akan
berdampak positif dalam penunaian ibadah untuk
ALLAH SWT yang seluas-luasnya.
TERIMAKASI
H:)

Anda mungkin juga menyukai