Anda di halaman 1dari 18

AD ART IPPAT

I. SEJARAH IPPAT

 Berdiri sejak tanggal 24 September 1987, mendapatkan pengakuan dari kementerian


Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai perkumpulan berbadan hukum tahun 2017
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-000183-AH.01.08 Tahun 2017.
 Diakui pemerintah c/q Kementerian ATR/Kepala BPN sebagai satu-satunya wadah bagi
semua dan setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatannya selaku PPAT
yang menjalankan fungsi pejabat umum berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN
nomor 112 tahun 2017, tentang kode etik.
 Saat ini perkumpulan IPPAT telah terbentuk 33 Pengwil dan 300an Pengda
(Kabupaten/Kota) dan anggota dalam catatan terakhir saya 21.194 orang.
II. AD IPPAT

- Perubahan terakhir atau ke empat dilakukan berdasarkan Keputusan kongres V


IPPAT di Bali tanggal 22-23 November 2010
- Sistematika AD IPPAT:
- Terdiri dari 30 Pasal, dibagi dalam XVI Bab
- Bab I : Nama dan Tempat Kedudukan (Pasal 1)
- Bab II : Waktu (Pasal 2)
- Bab III : Asas, Tujuan dari usaha (Pasal 3,4 &5)
Tujuan (Pasal 4):
1. Memajukan dan mengembangkan ilmu hukum pada umumnya,
khususnya ilmu pengetahuan di bidang agraria dan atau yang
berhubungan dengan lembaga Pejabat Pembuat Akta Tanah.
2. Mempererat hubungan kerja dan saling pengertian antara PPAT
dengan masyarakat dan Instansi terkait.
3. Menghimpun para PPAT diseluruh Indonesia dalam satu wadah
perkumpulan, untuk meningkatkan kualitas dan persaudaraan sesama
PPAT.
4. Meningkatkan harkat dan martabat jabatan pada PPAT.
5. Meningkatkan profesionalitas pada PPAT dalam pengabdiannya
kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
- BAB IV : Keanggotaan (Pasal 6 s/d 9)
- Anggota IPPAT (Pasal 6):
a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar biasa;
c. Anggota Kehormatan.
- Hak Anggota Biasa (Pasal 7)
a. Memilih dan dipilih;
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan perkumpulan;
c. Berbicara dan mempunyai hak suara.
- Hak ALB dan Anggota Kehormatan
a. Ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan perkumpulan
dan;
b. Berbicara.
- Kewajiban Anggota:
a. Menjunjung tinggi nama baik perkumpulan, memahami,
mentaati dan mengamalkan AD, ART, kode etik dan peraturan
yang ditetapkan oleh perkumpulan serta peraturan pereundang-
undangan yang berlaku.
b. Memberikan sumbangan moril maupun materil kepada
perkumpulan.
- BAB V : KONGRES (Pasal 10 s/d 14)
- Kongres adalah rapat anggota perkumpulan tingkat
nasional yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
perkumpulan.
- Dilakukan sekali dalam 3 tahun.
- Memperhatikan quorum kongres.
- BAB VI : Kongres Luar Biasa (Pasal 15)
- Kongres yang diselenggarakan diluar ketentuan Pasal 10
yaitu AD kongres selain yang 3 tahunan.
- BAB VII : Keputusan diluar kongres (referendum) (Pasal 16)
- BAB VIII : Pengurus perkumpulan (Pasal 16 s/d 21)
- PP – Pengwil – Pengda
- BAB IX: Kode Etik PPAT & MK (Pasal 22 & 23)
- Kode Etik (Pasal 22)
Seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan
berdasarkan keputusan kongres dan atau ditentukan oleh dan
diatur dalam perundang-undangan yang mengatur tentang hak
itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh yang
menjalankan tugas jabatan sebagai PPAT, termasuk didalamnya
para PPAT pengganti.
- Penegak Kode Etik (Pasal 23)
- MKP
- MKW
- BAB X : Rapat Kerja Perkumpulan (Pasal 24)
a. Rakernas (sedikitnya 1 kali setahun)
b. Rakerwil
- BAB XI: Keuangan (Pasal 25)
- Terdiri dari:
a. Uang Pangkal
b. Uang Iuran
c. Sumbangan
d. Penghasilan lain yang diperoleh secara sah
- BAB X : Rapat Kerja Perkumpulan (Pasal 24).
- Pengurus pusat menyusun dan menetapkan ART dan Peraturan
Perkumpulan atau perubahannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional.
- BAB XIII : Perubahan AD atau Pembubaran (Pasal 27)
- Diputuskan di kongres dengan kehadiran 2/3 dari jumlah
seluruh anggota biasa dan disetujui oleh sekurang-kurangnya
2/3 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah
dalam kongres.
- BAB XIV : Likuidasi (Pasal 28)
- BAB XV : Lambang, logo & tanda anggota (Pasal 29)
- BAB XVI : Peraturan Penutup (Pasal 30)
- Hal-hal yang tidak/belum diatur dalam Anggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga atau peraturan perkumpulan akan
ditetapkan dan diputuskan oleh pengurus pusat berdasarkan
rapat pleno pengurus pusat.
III. ART IPPAT

- Berdasarkan keputusan Rakernas I IPPAT di Yogyakarta tanggal 19 Maret


2016
- Sistematika ART IPPAT
- Terdiri dari 31 Pasal, dibagi dalam VIII BAB, merupakan peraturan
pelaksanaan dari AD.
- BAB I : Status Perkumpulan (Pasal 1)
- IPPAT merupakan satu satunya wadah perkumpulan PPAT
diseluruh Indonesia (penegasan)
- BAB II : Keanggotaan (Pasal 2 s/d 14A)
- Merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan pasal 6 s/d 9
AD
- BAB III : Susunan pengurus dan alat kelengkapan
- Merupakan penjabaran lebih layak dari ketentuan Pasal 16 s/d 21 AD
- BAB IV : Kekayaan (Pasal 27)
- Bersumber dari ketentuan Pasal 25 AD tentang keuangan
- BAB V : Lambang, logo dan tanda anggota (Pasal 18)
- BAB VI : Sertifikasi kegiatan (Pasal 19)
- BAB VII : Perubahan ART
- Dirubah di Rakernas yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 bagian
dari jumlah seluruh anggota PP dan wakil Pengwil & Pengda dan
keputusannya disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah suara
yang dikeluarkan.
- BAB VIII: Aturan Peralihan.
IV. KODE ETIK (Pasal 22 & 23) Keputusan Menteri ATR/Kepala
BPN Nomor 112/Kep-41/2017, Tanggal 27 April 2017.

- SISTEMATIKA:
- Terdiri dari 8 Bab 14 Pasal
- BAB I : Ketentuan umum (Pasal 1)
- Definisi kode etik:
- Serangkaian kaidah moral yang ditentukan oleh
perkumpulan berdasarkan keputusan kongres dan atau
ditentukan oleh dan diatur dalam perundang-undangan
yang mengatur tentang hak itu dan yang berlaku bagi
serta wajib ditaati oleh yang menjalankan tugas jabatan
sebagai PPAT, termasuk didalamnya para PPAT pengganti
- Struktur Penegak Kode Etik:
- MKPP
MKPW?
- MKPD
- BAB II: Ruang lingkup berlakunya kode etik (Pasal 2)
berlaku bagi seluruh PPAT & PPAT pengganti
- BAB III : Kewajiban dan hal-hal yang dikecualikan
- Kewajiban (Pasal 3)
- Larangan (Pasal 4)
- Pengecualian (Pasal 5)
- BAB IV : Sanksi-sanksi (Pasal 6)
- Sanksi Pelangaran kode etik:
a. Teguran

b. Pernyataan tertulis
c. Sekorsing (pemecatan sementara)
d. Onzetting (pemecatan)
e. Pemberhentian dengan tidak hormat
- BAB V : Tata cara penegakan kode etik
- Pengawasan (Pasal 7)
a. Tingkat pertama oleh Pengda IPPAT & MKPD bersama dengan
Pengwil dan seluruh anggota
b. Tingkat terakhir oleh PP IPPAT & MKP
- Pemeriksaan dan penjatuhan sanksi tahap pertama (Pasal 9)
- Pemeriksaan dan penjatuhan sanksi tahap banding (Pasal 10)
- Eksekusi atas sanksi pelanggaran kode etik (Pasal 11)
- BAB VI : Pemecatan sementara (sekorsing) eks Pasal 12
- BAB VII : Kewajiban PP (pasal 13)
- PP wajib memberitahukan pemecatan dan
pemberhentian tidak hormat kepada Menteri/instansi
yang berwenang ditembuskan ke MA.
- BAB VIII : Ketentuan Penutup (pasal 14)
V. PMATR/ KEP BPN No.2 tahun 2012

- tentang Pembinaan dan Pengawasan PPAT (P3P)


- BAB II : Maksud, Tujuan dan Ruang lingkup
Pasal 2:
1. Peraturan Menteri Ini dimaksudkan sebagai pedoman
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta penegakan aturan
hokum melalui pemberian sanksi terhadap PPAT yang dilakukan
oleh Kementerian.
2. Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan PPAT yang
professional, berintegritas dan melaksanakan jabatan PPAT
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kode etik.

Anda mungkin juga menyukai