Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KRITIS

CEDERA KEPALA BERAT (CKB)


Kelompok 6 :
1. Avionita Risma (20101440116013)
2. Enggar Dwi P (20101440116029)
3. Rahmanisa Dwi S (20101440116074)
4. Rima Indriyani (20101440116080)

TINGKAT III B
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
CEDERA KEPALA BERAT
DEFINISI
Cedera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan
otak dari lapisan kulit kepala tulang tengkorak,
durameter, pembuluh darah serta otaknya mengalami
cidera baik yang trauma tertutup maupun trauma
tembus.
Cedera Kepala Berat (CKB) adalah suatu gangguan
traumatic dari fungsi otak yang disertai atau tanpa
disertai perdarahan intertisial dalam substansi otak
tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak (Tarwoto,
2007)
Cedera kepala di bagi menjadi :
1. Cedera Kepala Ringan (CKR)
Trauma kepala dengan skala GCS 13-15
2. Cedera Kepala Sedang (CKS)
Trauma kepala dengan skala GCS 9-12
3. Cedera Kepala Berat (CKB)
Trauma kepala dengan skala GCS 3-8
ETIOLOGI
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab
kematian dan kecacatan utama pada kelompok
usia produktif dan sebagian besar terjadi
akibat kecelakaan lalulintas (Mansjoer, 2000).
Penyebab cedera kepala antara lain :
kecelakaan lalu lintas, perkelahian, terjatuh,
dan cedera olah raga.
PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan
glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel
saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak
mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke
otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar
metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan
menimbulkan koma.
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi
kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Dalam keadaan normal
Cerebral Blood Flow (CBF) yaitu 50-60 ml/menit/100 gr. Jaringan
otak yang merupakan 15 % dari cardiac output (Price, 2005).
Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup
aktivitas atypical-myocardial, perubahan tekanan vaskuler dan
menyebabkan oedema paru.
MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan anatomis :
Berdasarkan anatomis
1. Gegar otak (comutio selebri)
a. Disfungsi neurologis sementara dapat pulih dengan atau
tanpa kehilangan kesadaran
b. Pingsan kurang dari 10 menit atau mungkin hanya
beberapa detik/menit
c. Sakit kepala, tidak mampu konsentrasi, vertigo, mungkin
muntah
d. Kadang amnesia retrogard
2. Edema serebri
a. Pingsan lebih dari 10 menit
b. Tidak ada kerusakan jaringan otak
c. Nyeri kepala, vertigo, muntah
3. Memar otak (Contusio selebri)
a. Pecahnya pembuluh darah kapiler, tanda dan
gejalanya bervariasi tergantung lokasi dan derajad
b. Peningkatan tekanan intracranial (PTIK)
c. Penekanan batang otak
d. Penurunan kesadaran
e. Edema jaringan otak
4. Laserasi
a. Hematoma Epidural
b. Hematoma subdural
c. Perdarahan sub arachnoid
KOMPLIKASI
Komplikasi pada pasien CKB :
1. Koma
2. Kejang
3. Infeksi
4. Hilangnya kemampuan kognitif

PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. X-Tray
6. CT-scan
7. MRI (Magnetic Resonan Imaging)
8. Pemeriksaan Laboratorium
9. Pemeriksaan analisa gas darah
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. Primary survey
Airway     
Terdapat sumbatan jalan nafas berupa darah dan lendir.
Breathing  
a.Look   : adanya pengembangan dinding dada, frekuensi 32
x/menit.
b.Listen : terdengar suara nafas stidor.
c.Feel    :  terasa hembusan nafas, terlihat otot bantu pernafasan.
 Circulation 
Akral dingin, kulit pucat, terdapat perdarahan di telinga, hidung,
mulut, CRT  >  3 detik, akral dingin
Disability
GCS 7 (E2,M3,V2) dan kesadaran sopor.
b. Secondary survey
• Identitas : nama, usia, jenis kelamin, kebangsaan/suku, berat
badan, tinggi badan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
anggota keluarga, agama.
• Riwayat kesehatan : waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat
kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang
diberikan segera setelah kejadian.
• Aktivitas/istirahat
Gejala : Merasa lelah, lemah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda: Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, puandreplegia,
ataksia, cara berjalan tidak tegang.
• Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah (hipertensi) bradikardi,
takikardi.
• Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, angitasi, bingung, depresi
dan impulsif.
INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
. KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan Monitoring
efektif (spesifik sere-bral) tindakan keperawatan Neurologis : 1.
selama ....x 24 jam Monitor ukuran,
berhubungan dengan diharapakan Perfusi
aliran arteri dan atau vena kesimetrisan, reaksi
jaringan serebral,
dengan kriteria hasil :
dan bentuk pupil
terputus 2. Monitor tingkat
1. Klien mampu
berkomunikasi kesadaran klien
dengan jelas dan 3. Monitor tanda-
sesuai kemampuan tanda vital
2. Klien menunjukkan 4. Monitor keluhan
perhatian, konsen- nyeri kepala, mual,
trasi, dan orientasi dan muntah
3. Klien mampu
5. Monitor respon
memproses
informasi klien terhadap
4. Klien mampu mem- pengobatan
buat keputusan de- 6. Hindari aktivitas
ngan benar jika TIK meningkat
5. Tingkat kesadaran 7. Observasi kondisi
klien membaik fisik klien
2. Peningkatan tekanan Setelah dilakukan Manajemen
intrakranial tindakan keperawatan pengobatan :
berhubungan dengan selama ....x 24 jam 1. Tentukan obat
proses desak ruang dapat mencegah atau yang dibutuhkan
akibat penumpukan meminimalkan klien dan cara
cairan/ darah di dalam komplikasi dari mengelola sesuai
otak peningkatan TIK, dengan anjuran/
dengan kriteria : dosis.
1. Kesadaran stabil 2. Monitor efek
(orientasi baik) teraupetik dari
2. Pupil isokor, pengobatan.
diameter 1mm 3. Monitor tanda,
3. Reflek baik gejala dan efek
4. Tidak mual samping obat.
5. Tidak muntah 4. Pantau tanda dan
gejala peningkatan
TIK
5. Kaji respon
membuka mata,
respon motorik,
dan verbal, (GCS
6. Kaji perubahan
tanda-tanda vital

Anda mungkin juga menyukai