Anda di halaman 1dari 12

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengertian

Proses asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam

praktek keperawatan. Hal ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan

masalah (Problem-solving) yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal

yang bertujuan untuk memenuhi ebutuhan klien, keluarga dan masyarakat . Proses

keperawatan terdiri dari lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian,

diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut berintegrasi

terhadap fungsi intelektual Problem-solving dalam mendefinisikan suatu asuhan

keperawatan(Nursalam,2011:1)

B. Pengkajian Keperawatan

Data yang harus dikaji pada pasien yang mengalami aterosklerosis atau

arteriosklerosis sangat tergantung pada lokasi yang terkena. Bila pembuluh darah koroner

yang terkena maka tanda dan gejala klinisnya sesuai dengan tanda dan gejala klinis angina

pectoris atau infark miokard akut. Bila otak yang terkena maka tanda dan gejala klinis yang

dikaji sesuai dengan kasus stroke. Penyakit angina pectoris, infark miokard dan stroke akan

dibahas tersendiri. Pengkajian keperawatan yang akan kami fokuskan disini adalah gangguan

perfusi perifer selain yang mengenai organ tersebut di atas. Data subyektif yang mungkin

didapat : nyeri mendadak atau dirasakan pilu, kram, kelelahan atau kelemahan. Nyeri istirahat

bersifat menetap, ngilu, dan tidak nyaman dan biasanya terjadi di bagian distal ekstremitas.

Perasaan dingin atau baal pada ekstremitas terjadi akibat penurunan aliran arteri. Kaji pula

tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan penyakitnya. Data obyektif yang mungkin

didapat : ekstremitas yang terkena akan tampak pucat saat ditinggikan dan sianosis saat

tergantung. Warna dan suhu ekstremitas dicatat. Perubahan kulit dan kuku, ulkus, gangren
dan atropi otot bisa tampak jelas. Kuku mungkin menebal dan keruh, kulit mengkilap, atropi

dan kering disertai pertumbuhan rambut yang jarang. Denyut nadi perifer dapat melemah atau

hilang sama sekali.Pengkajian pada klien Aterosklerosis dilakukan pada saat klien mulai

datang masuk rumah sakit.

C. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada klien Aterosklerosis.Diagnosa

keperawatan dibuat setelah dilakukan pengkajian. Beberapa diagnosis dapat ditetapkan untuk

klien aterosklerosis, tetapi diagnose tertentu ditetapkan sesuai dengan hasil pengkajian yang

ditemukan. Masalah yang lazim muncul atau diagnose keperawatan yang sering muncul pada

klien aterosklerosis (berdasarkan NANDA Nic Noc ( 2015 ) adalah sebagai berikut :

1. Perubahan perfusi jaringnan serebral b/d gangguan sirkulasi

2. Nyeri b/d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan

3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan,ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

4. Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.

5. Ansietas b/d krisis situasional sekunder adanya aterosklerosisyang diderita klien.


D. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan untuk klien hipertensi dan beresiko lainnya bergantung pada diagnosis masalah kesehatan yang

menempatkan klien pada resiko tinggi. Rencana atau intervensi pada klien aterosklerosis berdasarkan NANDA Nic Noc (2015) adalah

sebagai berikut :

1. Perubahan perfusi jaringnan serebral b/d gangguan sirkulasi.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi jaringan cerebral tidak efektif NOC : NIC :
b/d gangguan afinitas Hb oksigen,  Circulation status  Monitor TTV
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia,  Neurologic status  Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman,
Hipoventilasi, gangguan transport O2,  Tissue Prefusion : cerebral kesimetrisan
gangguan aliran arteri dan vena Setelah dilakukan asuhan dan reaksi
DO selama………ketidakefektifan perfusi  Monitor adanya diplopia, pandangan kabur,
- Gangguan status mental jaringan cerebral teratasi dengan nyeri
- Perubahan perilaku kriteria hasil: kepala
- Perubahan respon motorik  Tekanan systole dan diastole  Monitor level kebingungan dan orientasi
- Perubahan reaksi pupil dalam rentang yang diharapkan  Monitor tonus otot pergerakan
- Kesulitan menelan  Tidak ada ortostatikhipertensi  Monitor tekanan intrkranial dan respon
- Kelemahan atau paralisis ekstrermitas  Komunikasi jelas nerologis
- Abnormalitas bicara  Menunjukkan konsentrasi dan  Catat perubahan pasien dalam merespon
orientasi stimulus
 Pupil seimbang dan reaktif  Monitor status cairan
 Bebas dari aktivitas kejang  Pertahankan parameter hemodinamik
 Tidak mengalami nyeri kepala  Tinggikan kepala 0-45o tergantung pada
konsisi pasien dan order medis

2. Nyeri b/d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
psikologis), kerusakan jaringan pain control, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
DS: comfort level presipitasi
- Laporan secara verbal Setelah dilakukan tinfakan Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
DO: keperawatan selama …. Pasien tidak Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
- Posisi untuk menahan nyeri mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: dukungan
- Tingkah laku berhati-hati Mampu mengontrol nyeri (tahu Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak penyebab nyeri, mampu suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
capek, sulit atau gerakan kacau, menggunakan tehnik Kurangi faktor presipitasi nyeri
menyeringai) nonfarmakologi untuk mengurangi Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Terfokus pada diri sendiri nyeri, mencari bantuan) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
- Fokus menyempit (penurunan Melaporkan bahwa nyeri berkurang relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
persepsi waktu, kerusakan proses dengan menggunakan manajemen Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
berpikir, penurunan interaksi dengan Tingkatkan istirahat
orang dan lingkungan) nyeri Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan Mampu mengenali nyeri (skala, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
intensitas, frekuensi dan tanda ketidaknyamanan dari prosedur

3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan,ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien dalam
 Tirah Baring atau imobilisasi  Toleransi aktivitas melakukan
 Kelemahan menyeluruh  Konservasi eneergi aktivitas

 Ketidakseimbangan antara suplei Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Kaji adanya faktor yang menyebabkan

oksigen dengan kebutuhan selama …. Pasien bertoleransi terhadap kelelahan

Gaya hidup yang dipertahankan. aktivitas dengan Kriteria Hasil :  Monitor nutrisi dan sumber energi yang

DS:  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik adekuat

 Melaporkan secara verbal adanya tanpa disertai peningkatan tekanan  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik

kelelahan atau kelemahan. darah, nadi dan RR dan emosi


 Mampu melakukan aktivitas sehari secara berlebihan
 Adanya dyspneu atau
hari (ADLs) secara mandiri  Monitor respon kardivaskuler terhadap
ketidaknyamanan saat beraktivitas.
 Keseimbangan aktivitas dan aktivitas
DO :
istirahat (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis,
 Respon abnormal dari tekanan
pucat,
darah atau nadi terhadap aktifitas perubahan hemodinamik)
 Perubahan ECG : aritmia, iskemia  Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
 Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
Medik
dalam merencanakan progran terapi yang
tepat.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu
luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual

4. Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : keterbatasan  Kowlwdge : disease process  Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
kognitif, interpretasi terhadap informasi  Kowledge : health Behavior keluarga
yang salah, kurangnya keinginan untuk Setelah dilakukan tindakan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
mencari informasi, tidak mengetahui keperawatan selama …. pasien bagaimana hal
sumber-sumber informasi. menunjukkan pengetahuan tentang ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
DS: Menyatakan secara verbal adanya proses penyakit dengan kriteria hasil: dengan
masalah  Pasien dan keluarga menyatakan cara yang tepat.
DO: ketidakakuratan mengikuti instruksi, pemahaman tentang penyakit,  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
perilaku tidak sesuai kondisi, prognosis dan program muncul pada
pengobatan penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu  Gambarkan proses penyakit, dengan cara
melaksanakan prosedur yang yang tepat
dijelaskan secara benar  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
 Pasien dan keluarga mampu cara yang
menjelaskan kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan  Sediakan informasi pada pasien tentang
lainnya kondisi, dengan
cara yang tepat
 Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat

5. Ansietas b/d krisis situasional sekunder adanya aterosklerosis yang diderita klien
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :
Faktor keturunan, Krisis situasional, - Kontrol kecemasan  Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
Stress, perubahan status kesehatan, - Koping keluarga
ancaman kematian, perubahan konsep Setelah dilakukan asuhan selama  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi ……………klien kecemasan teratasi bagaimana hal
DO/DS: dgn kriteria hasil: ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
- Insomnia  Klien mampu mengidentifikasi dengan
- Kontak mata kurang dan mengungkapkan gejala cara yang tepat.
- Kurang istirahat cemas  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
- Berfokus pada diri sendiri  Mengidentifikasi, muncul pada
- Iritabilitas mengungkapkan dan penyakit, dengan cara yang tepat
- Takut menunjukkan tehnik untuk  Gambarkan proses penyakit, dengan cara
- Nyeri perut mengontol cemas yang tepat
- Penurunan TD dan denyut nadi  Vital sign dalam batas normal  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
- Diare, mual, kelelahan  Postur tubuh, ekspresi wajah, cara yang
- Gangguan tidur bahasa tubuh dan tingkat tepat
- Gemetar aktivitas menunjukkan  Sediakan informasi pada pasien tentang
- Anoreksia, mulut kering berkurangnya kecemasan kondisi, dengan
- Peningkatan TD, denyut nadi, RR cara yang tepat
- Kesulitan bernafas  Sediakan bagi keluarga informasi tentang
- Bingung kemajuan
- Bloking dalam pembicaraan pasien dengan cara yang tepat
- Sulit berkonsentrasi  Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat
3.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan ini disusun menurut Patricia A. Potter (2005). Evaluasi merupakan
proses yang dilakuakan untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap
tindakan leperawatan seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi. Pada umumnya
evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Dalam
evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau jumlah kegiatan keperawatan yang telah
ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan pada masalah satu dari tiga dimensi
struktur atau sumber, dimensi proses dan dimensi hasil tindakan yang dilakukan. Adapun
langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data keperawatan pasien


2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan
menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal yang
berlaku.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan in¬tima arteri. Penimbunan tersebut dikenal
sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka
bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh
yang lain. (Brunner & Suddarth, 2008)

Faktor risiko tradisional (konvensional) aterosklerosis yang telah dikenal antara lain : tekanan
darah tinggi (hipertensi), diabetes (kencing manis), kadar LDL kolesterol tinggi, kadar HDL
kolesterol rendah, obesitas, kurang berolahraga, merokok, dan riwayat penyakit jantung
dalam keluarga. Namun, akhir-akhir ini berkembang teori aterosklerosis melalui proses
inflamasi kronik dan stress oksidatif. Pada dinding pembuluh darah arteri terdapat sel endotel
yang melepaskan nitric oxide dan bersifat antara lain mengatur kelenturan pembuluh darah,
menjaga komposisi otot tetap seimbang, dan mencegah pembekuan darah sehingga tidak
terjadi inflamasi dan stress oksidatif. Jika sel endotel mengalami kerusakan, maka nitric oxide
berkurang, sistim keseimbangan dinding pembuluh darah akan terganggu dan terjadi
penebalan otot dinding pembuluh darah sehingga makrofag , trombosit , LDL kolesterol yang
teroksidasi akan membentuk suatu kompleks yang disebut fatty streak. Jika proses ini terus
menerus terjadi akan terbentuk plak aterosklerosis.

4.2 Saran
Penulis menyarankan agar pembaca mencegah aterosklerosis dengan menghilangkan faktor-
faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang
hendaknya:

1. Menurunkan kadar kolesterol darah.


2. Menurunkan tekanan darah.
3. Berhenti merokok.
4. Menurunkan berat badan.
5. Berolah raga secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai