Anda di halaman 1dari 40

HUKUM PERDATA

(3. HUKUM BENDA)

Antari Innaka

Bagian Hukum Perdata


2020
Kelas B
Literatur
Hukum Perdata: Hukum Benda, Prof.
Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan
Pengantar Hukum Perdata (BW),
Salim HS., S.H.,M.S
HUKUM BENDA

1. Tempat Pengaturan
2. Pengertian Benda
3. Macam-macam atau Pembedaan Benda
4. Hak Kebendaan
a. Pengertian
b. Macam-macam hak kebendaan
c. Cara memperoleh hak milik
1. Tempat Pengaturan
Hukum benda diatur dalam Buku II
KUHPerdata tentang Benda.

Buku ke II KUHPerdata bersifat


tertutup :
Ketentuan yang ada di dalamnya tidak
dapat disimpangi, karena
berkedudukan sebagai hukum
pemaksa (dwingen recht / imperatif)
Berlakunya Buku II KUHPerdata setelah
berlakunya UU No. 5 Tahun 1960 (UUPA)

a. Ada pasal-pasal yang tidak berlaku :


yang mengatur mengenai bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.
b. Berlaku sebagian : pengertian hak milik
tidak berlaku untuk benda-benda yang
berupa tanah.
c. Berlaku penuh
2. Pengertian Benda
Barang dan hak yang dapat dimiliki
atau dikuasai oleh hak milik (Ps. 499)
 Segala sesuatu yang dapat
menjadi obyek hak milik.

dalam lingkup hk. benda


Benda (zaak)
dlm lingkup hk. perikatan
3. Macam-macam atau Pembedaan
Benda
a. Benda berujud dan benda tak berujud

Benda berujud : Benda yang dapat


ditangkap dengan
panca indera.

Benda tak berujud :


Benda yang tidak dapat ditangkap dengan
panca indera, yaitu yang berupa hak.
b. Benda bergerak & benda tetap (tak bergerak)

Benda bergerak :
benda yang dapat dipindahkan
atau dapat berpindah sendiri.

Benda tetap :
Tanah termasuk bangunan dan
tanaman yang masih menyatu
dengan tanah tersebut atau benda
lain yang oleh undang-undang
digolongkan sebagai benda tetap.
Benda Bergerak
Benda-benda yang karena sifatnya, atau
penetapan UU dinyatakan sebagai benda
bergerak
Pengaturan: 509-511 KUHPerdata
Benda menurut “sifatnya” bergerak dalam
arti benda itu dapat dipindah-pindahkan
dari satu tempat ke tempat lain
Benda menurut “penetapan UU” adalah
segala hak atas benda-benda bergerak,
misal : hak memungut hasil, saham-
saham, hak pakai atas benda bergerak
Benda tak bergerak
Benda menurut sifatnya:
◦ Tanah
◦ Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah
karena tumbuh dan berakar serta bercabang
◦ Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah
karena didirikan di atas tanah krn tertanam
dan terpaku dlm tanah
Benda menurut tujuannya:
Benda menurut penetapan UU:
Benda tak bergerak
Menurut tujuannya:
◦ Misal: mesin/alat-alat dalam pabrik
◦ Kapan benda itu dianggap sebagai yang tidak
bergerak karena tujuannya?
 1.benda bergerak yang digunakan/terikat dalam
benda pokok
 2.hanya pemilik benda pokok (benda tetap) saja
yang dapat menjadikan benda bergerak menjadi
benda tak bergerak karena tujuannya.
 3. pemilik benda tetap juga sebagai pemilik benda
bergerak.
Benda tak bergerak
Menurut kententuan UU
◦ Berujud hak-hak atas benda-benda tak
bergerak.
◦ Misalnya:
 hak memungut hasil atas benda tak bergerak
 Hak memakai atas benda tak bergerak
 hipotik
Pembedaan benda bergerak dan benda tak
bergerak
 Bezit

◦ Benda bergerak – 1977: bezitter barang bergerak


adalah eigenaar (pemilik) barang tsb;
◦ Benda tak bergerak kebalikannya
 Levering (penyerahan)

◦ Benda bergerak dengan penyerahan nyata


◦ Benda tak bergerak dengan balik nama
 Verjaring (daluarsa)

◦ Benda bergerak tidak dikenal verjaring, sedanga


benda tdk bergerak mengenal verjaring
 Bezwaring (pembebanan)
 A memiliki arloji dipinjamkan kepada B.
 Setiap hari B mengenakan arloji itu hingga org2
menengira arloji itu milik B
 B kemudian menjual arloji kpd C
 A kmd menggugat C ke pengadilan, namun gugatan A
digugurkan oleh hakim
 Mengapa gugatan digugurkan oleh hakim?
 Ada 2 hubungan hk

◦ Hub hk A dgn B : A meminjamkan arloji pd B


◦ Hub hk B dgn C: B menjual arloji pd C
Gugatan digugurka hakim krn hakim melihat ada
pengorbanan C dalam mendpt arloji.
Upaya hokum A adalah mengajukan gugatan kpd B krn
telah menimbulkan kerugian.
X meminjmkan arlojinya kepada Y dan dipakai setiap
hari hingga org2 mengira arloji itu milik Y.
 Y memberikan arloji itu kepada Z sebagai hadiah.
 X menggugat Z ke pengadilan
 Gugatan dimenangkan X
 Why kasus ke 2 dimenangkan X sedang kasus pertama
gugatan A digugurkan hakim?
 Hakim memandang, dalam kasus ke dua Z tidak
mengeluarkan pengorbana (pembayaran/hibah),
sehingga hakim menganggap arloji itu harus
dikembalikan kepada X
c. Benda yang dipakai habis dan benda
yang dipakai tidak habis

Benda dipakai habis: Pinjam mengganti

Benda yg dipakai tidak habis : Pinjam


pakai
d. Benda yang sudah ada dan benda yang
akan ada

Benda yang akan ada :


Absolut : bendanya benar-benar belum ada
Relatif : bendanya sudah ada tetapi belum
dibawah penguasaan.
e. Benda dalam perdagangan dan benda
diluar perdagangan

Benda dalam perdagangan :


benda yang dapat menjadi obyek
perjanjian

Benda diluar perdagangan : benda-benda


untuk kepentingan umum, seperti jalan
raya, dermaga, dll.
f. Benda yang dapat dibagi-bagi dan
benda yang tidak dapat dibagi-bagi
g. Benda terdaftar dan
benda tidak terdaftar

Benda terdaftar : benda yang


kepemilikannya harus dengan didaftarkan
terlebih dahulu.

Benda tidak terdaftar : benda yang


kepemilikannya cukup dengan menguasai
secara nyata.
4. Hak Kebendaan
Hak keperdataan :
1. Hak relatif (hak perorangan) : timbul
dalam hukum perjanjian/perikatan

2. Hak absolut : - hak kepribadian


- hak keluarga
- hak kebendaan
Macam-macam hak kebendaan
a. Hak kebendaan yang memberikan
kenikmatan : hak milik, bezit, hak
pakai, hak memungut hasil.

b. Hak kebendaan yang memberikan


jaminan : gadai, fiducia, hipotik, hak
tanggungan.
Hak Kebendaan
(Hak mutlak atas suatu benda)
Sifat hak kebendaan :
1. Bersifat mutlak;
2. Selalu mengikuti bendanya (droit de
suit)
3. Mempunyai hak untuk didahulukan
(droit de preference)
Selalu mengikuti bendanya (droit de
suit)
Artinya hak itu terus mengikuti bendanya-
dimanapun juga (ditangan siapapun) barang itu
berada. Hak kebendaan itu terus mengikuti
orang yang mempunyai hak kebendaan itu.
Sedangkan dalam hak perseorangan tdk
demikian. Pemegang hak hanya dapat
mempertahankan hak tsb terhadap seseorang,
dengan adanya pemindahan hak atas benda
maka lenyaplah/berhentilah hak perseorangan
itu
Contoh :

Hak kebendaan
◦ A mempunyai hak kebendaan atas rumah B berupa
hak memungut hasil.
◦ B kemudian menjual rumah tsb kpd C disertai
levering rmh tsb.
◦ A tetap dapat melakukan hak nya terhadap C sebagai
pemilik baru rmh tsb.
Hak Perseorangan
◦ A mempunyai hak perseorang yaitu hak pinjam pakai
atas rumah B
◦ B kemudian menjual rumah tsb pada C
◦ A tidak dapat melakukan haknya lagi (hak pinjam
pakai) terhadap C pemilik rumah baru tsb.
◦ Hak perseorangan berhenti sejak dijualnya rumah itu
kepada C.
Mempunyai hak untuk didahulukan (droit de
preference)

Contoh
◦ Pemegang hak gadai, jika barang gadai dijual,
maka pemegang gadai harus di dahulukan
dalam pelunasan utang.
Cara memperoleh hak milik
(Pasal 584 KUHPerd)

1. Pendakuan (toeeigening)

Pendakuan dari benda-benda bergerak


yang belum ada pemiliknya (res
nullius)

Pendakuan dari binatang-binatang


buruan, pendakuan ikan di perairan
2. Ikutan (netrekking)

“Segala apa yang melekat pada suatu


kebendaan, atau yang merupakan sebuah
tubuh dengan kebendaan itu, adalah milik
orang yang dianggap sebagai pemiliknya”.
3. Lampaunya waktu/kadaluarsa (verjaring)

“Hak milik atas suatu kebendaan diperoleh


karena kadaluarsa (verjaring), apabila
seseorang telah memegang kedudukan
berkuasa (bezit) atasnya selama aktu
tertentu dan menurut syarat-syarat
tertentu”.
Verjaring sebagai cara untuk memperoleh hak-hak
kebendaan (termasuk hak milik) disebut Acquisitieve
Verjaring
Syarat-syarat Acquisitieve Verjaring :
 Harus ada bezit sebagai pemilik;
 Bezitnya harus beritikad baik;
 Membezitnya harus terus menerus (tidak
putus);
 membezitnya tidak terganggu;
 Membezitnya harus diketahui umum;
 Membezitnya harus selama 20 tahun dalam
hal ada alas hak yang sah, atau 30 tahun
dalam hal tidak ada alas hak.
Benda-benda yang dapat dimiliki
dengan cara ini adalah benda-benda
tetap dan piutang-piutang yang bukan
atas tunjuk (aan toonder);
benda bergerak dan piutang atas
tunjuk tidak mungkin dikenakan
verjaring.
4. Pewarisan
MateriHukum Waris akan diberikan
pada saat menempuh mata kuliah
Hukum Keluarga dan Harta Kekayaan
5. Penyerahan (Levering)
Merupakan cara memperoleh hak
milik yang paling penting dan paling
sering terjadi dalam masyarakat.

Penyerahan suatu benda oleh pemilik


atau atas namanya kepada orang lain,
sehingga orang lain tersebut
memperoleh hak milik atas benda
tersebut.
Macam-macam cara penyerahan
(levering)
a. Benda tetap : dilakukan dengan balik
nama (yuridis); dan penyerahan
nyata
b. Benda bergerak :
- benda bergerak yang berujud
- benda bergerak tidak berujud
Benda bergerak :

Benda bergerak yang berujud : dilakukan


dengan penyerahan nyata atau
penyerahan kunci gudang tempat benda
tersebut berada.
 Benda bergerak yang tidak berujud
1. Penyerahan piutang atas tunjuk (aan toonder)
dengan endosemen (menulis dibalik surat
piutang tersebut yang menyatakan kepada
siapa piutang tersebut dipindahkan);
2. Penyerahan piutang atas nama (op naam) :
dilakukan dengan cessie (suatu akta otentik
atau bawah tangan yang menyatakan bahwa
piutang telah dipindahkan kepada seseorang);
3. Penyerahan piutang atas bawa (aan order) :
dilakukan dengan penyerahan nyata dari fisik
piutang yang menjadi obyek levering.
Untuk peralihan hak milik, diperlukan 2
macam penyerahan, yaitu :
Penyerahan nyata dan penyerahan
yuridis.
Syarat-syarat penyerahan
a. Harus ada perjanjian zakelijk yang sah (perjanjian yang
menyebabkan berpindahnya hak-hak kebendaan);

b. Harus ada hak (titel) : adanya hubungan hukum yang


mengakibatkan penyerahan atau peralihan benda;

c. Harus dilakukan oleh orang yang berwenang menguasai


benda;

d. Pemyerahan sesuai dengan ketentuan UU (tergantung


bendanya, jika benda tetap dengan balik nama dan
penyerahan nyata, jika benda bergerak berwujud dengan
penyerahan nyata atau penyerahan kunci gudang dan jika
benda bergerak tidak berwujud maka dengan penyerahan
nyata (piutang atas bawa), endosemen (piutang atas
tunjuk) atau cessie (piutang atas nama)).
Kasus

Hukum Benda
Baca Buku “Hukum Benda” karangan
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen
Sofwan
Suatu hari, Karyo dan Paiman bertengkar. Masalah itu berawal
dari keinginan Karyo membuat sebuah sumur di pekarangan
rumahnya. Ia kemudian menghubungi Paiman, penggali sumur
di desa tersebut. Karyo dan Paiman sepakat bahwa pekerjaan
membuat sumur tersebut biayanya 2 juta dengan jaminan air
keluar. Dimulailah pekerjaan tersebut. Sampai pada kedalaman
13 meter cangkul paiman membentur benda keras, dan setelah
diangkat ternyata sebuah peti yang berisi harta karun. Karyo
dan Paiman merasa sama-sama berhak atas harta tersebut
dan sama-sama ingin memiliki. Pertengkaran berlangsung
terus, dan akhirnya dicapai kesepakatan bahwa mereka akan
menemui saudara, sebagai satu-satunya mahasiswa Fakultas
Hukum UGM yang ada di desa itu untuk minta penyelesaian.
Apa yang dapat Saudara sarankan pada Karyo dan Paiman ?
Siapa pemilik dari harta karun itu ? Jika Paiman berhak
mendapatkan harta itu apakah ia masih berhak juga
mendapatkan pembayaran 2 juta untuk penggalian sumur
tersebut ? Berikan alasan dan dasar hukumnya ! (baca
mengenai cara memeperoleh hak milik)

Anda mungkin juga menyukai