Anda di halaman 1dari 26

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM

11/22/21 1
• Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian
mengenai upaya memelihara apa yang kita punya ( keep/save what
you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan
oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika
pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
• Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu
bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi
lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat
dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari
segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam
untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan
alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan
datang.
.

11/22/21 2
• Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan
dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
 Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk
memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam
waktu yang lama (American Dictionary).
 Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai
kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam
kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi,
preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
 Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia
sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang
besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan
datang (WCS, 1980).
11/22/21 3
 Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu
(generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
• Pengertian konservasi adalah suatu upaya atau tindakan untuk
menjaga keberadaan sesuatu secara terus menerus
berkesinambungan baik mutu maupun jumlah.

11/22/21 4
a. Sejarah Konservasi
• Pemikiran tentang konservasi, muncul ketika manusia merasakan
timbulnya krisis-krisis lingkungan, sebagai akibat tidak
seimbangnya pemanfaatan sumberdaya alam dengan
pembangunan atau rehabilitasi. Kalau ditelusur sejarah masa lalu,
yaitu awal mula pemikiran dan komitmen untuk melakukan
tindakan konservasi, nampak bahwa sebetulnya di dalam corak
budaya masyarakat sejak masa lalu telah tertanam kearifan yang
sebenarnya dapat diangkat menjadi modal pengembangan
konsep konservasi dari waktu ke waktu.

11/22/21 5
• Salah satu pemahaman tentang konservasi sumberdaya alam
adalah penggunaan sumberdaya alam untuk kebaikan secara
optimal, dalam jumlah yang terbanyak dan untuk jangka waktu
yang paling lama (Gifford Pinchot).
• Konservasi sumberdaya alam bukanlah memelihara persediaan
secara permanen, tanpa pengurangan dan perusakan (tingkat
penggunaan nol), namun diartikan sebagai pengurangan atau
peniadaan penggunaan karena lebih mengutamakan bentuk
penggunaan lain dalam hal sumberdaya alam itu memiliki
penggunaan yang bermacam-macam (multiple use resource)
(Profesor Wantrup).

11/22/21 6
• Konservasi dilandasi oleh suatu filosofi, bahwa sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya disediakan untuk mencukupi keperluan
manusia di bumi, tidak hanya manusia generasi sekarang namun
juga generasi yang akan datang.
• Konservasi juga dilandasi pemikiran teknis ilmiah, bahwa unsur-
unsur sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya terdapat saling
ketergantungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan
yang lainnya, sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu
unsur akan berakibat terganggunya ekosistem yang bersangkutan.

11/22/21 7
1) Perkembangan Upaya Konservasi Sumberdaya Alam
• Pada tahun 252 S.M. Raja Asoka dari India secara resmi
mengumumkan perlindungan satwa, ikan dan hutan. Peristiwa ini
mungkin merupakan contoh awal yang tercatat dari apa yang
sekarang disebut kawasan yang dilindungi. Akan tetapi penetapan
tempat suci sebagai daerah perlindungan keagamaan atau taman
baru yang eksklusif, belum lama berlangsung. Tradisi semacam ini
sampai sekarang masih berlangsung terus pada berbagai
kebudayaan.

11/22/21 8
• Pada tahun 1084 Masehi misalnya, Raja William I dari Inggris
memerintahkan penyiapan The Domesday Book yaitu suatu
inventarisasi tanah, hutan daerah penangkapan ikan, areal
pertanian, taman buru dan sumberdaya produktif milik kerajaan
yang digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan
rasional bagi pengelolaan dan pembangunan negaranya.
• Di Indonesia, pada jaman Kolonial Belanda, konservasi
sumberdaya alam biasanya berhubungan dengan hal-hal mistis,
misalnya larangan mengambil jenis pohon tertentu atau batu
tertentu, larangan memasuki kawasan tertentu seperti gunung,
rawa dan hutan tutupan. Selain itu terdapat prasasti yang
menyebutkan adanya pengaturan pengambilan hasil alam berupa
kayu dan lain-lain, sehingga alam tetap terkondisi dengan baik.

11/22/21 9
• Sejarah mencatat, pada tahun 1714, Chastelein mewariskan dua
bidang tanah persil seluas 6 Ha di Depok kepada para
pengikutnya untuk digunakan sebagai cagar alam, dimana tanah
tersebut diharapkan tidak digunakan sebagai lahan pertanian
sebab keaslian dan kealamiannya tidak dapat digantikan dengan
areal manapun.
• Pada tahun 1889, didasarkan atas usulan direktur Kebun Raya
(saat itu) Bogor, kawasan hutan alam Cibodas seluas 280 ha yang
ditetapkan untuk penelitian flora hutan pegunungan. Pada tahun
1912 didirikan perhimpunan perlindungan alam Hindia Belanda
oleh Dr. S.H. Koorders dkk, dimana melindungi beberapa kawasan
lindung di Jawa, Ambon, Bengkulu, dan Aceh.

11/22/21 10
• Pada tahun 1925 didirikan komisi perlindungan alam internasional,
dimana dalam komisi tersebut didesak untuk membentuk cagar
alam lebih besar dan luas lagi. Hingga pada saat itu kawasan-
kawasan perlindungan margasatwa yang cukup besar belum
ditunjuk terutama di Sumatra dan Kalimantan.
• Pada tahun 1931, peraturan perlindungan binatang-binatang liar
diundangkan dan berlaku di seluruh Indonesia. Sebagai tindak
lanjut dari ordonansi (peraturan pemerintah; surat pemerintah;
peraturan kerajaan) beberapa daerah di Sumatra ditetapkan
sebagai suaka margasatwa, berupa ekosistem rawa gambut,
pegunungan tinggi, perbukitan dataran rendah. Di Kalimantan juga
di tetapkan sebagai suaka margasatwa, daerah lain yaitu: NTT
dan NTB.

11/22/21 11
• Selama pendudukan Jepang, kondisi perlindungan alam di
Indonesia terlantar. Setelah kemerdekaan upaya-upaya
perlindungan alam dimulai kembali sejak tahun 1947, yakni
penunjukan Bali Barat sebagai suaka alam baru atas prakarsa dari
raja-raja Bali sendiri. Tahun 1950 Jawatan Kehutanan RI
menunjuk seorang pegawai yang khusus diserahi tugas untuk
menyusun kembali urusan-urusan perlindungan alam.
• Pada tahun 1952, di kebun Raya Bogor terbentuk suatu badan
yakni Lembaga Pengawetan Alam (LPA) yang merupakan bagian
dari pusat penyelidikan alam kebun Raya Bogor. Sedangkan di
Djawatan kehutanan, urusan perlindungan alam berubah menjadi
Badan Perlindungan Alam (BPA) pada tahun 1956. Pada tahun
1962 Menteri Pertanian dan Agraria menyerahkan LPPA di kebun
raya Kepada Jawatan Kehutanan dan digabungkan dengan BPA
yang kemudian berubah menjadi BPPA.
11/22/21 12
• Pada tahun 1967 organisasi kehutanan berubah kembali setelah
kementrian kehutanan dihapus dan Ditjen kehutanan dibentuk,
sehingga Pengurusan Perlindungan dan Pengawetan Alam (BPPA)
berada dibawah urusan Direktorat Pembinaan Hutan.
• Pada tahun 1971 Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam
(PPA) dibentuk, dimana tugas pokoknya adalah membantu teknis
untuk pembinaan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata,
taman buru, kebun binatang dan pengembangan pariwisata.
Sampai tahun 1980 pengelolaan taman nasional masih berada
dibawah Deptan, akan tetapi sejak tahun 1983 taman nasional
dikelola dibawah Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata,
akan tetapi tahun 1993 kembali dikelola di bawah SubDirektorat
Taman Nasional, lalu terakhir pada tahun 2000 dilakukan oleh Balai
Taman Nasional (BTN).
11/22/21 13
2) Perspektif Ekologi dan Ekonomi Konservasi Sumberdaya Hutan
• Perspektif ekonomi dan ekologi selalu menjadi kajian menarik ketika
keduanya dihadapkan pada persoalan pentingnya konservasi
sumberdaya hutan. Kegiatan konservasi sering dianggap sebagai
beban pembangunan, karena lebih menuntut biaya daripada
pendapatan.
• Kondisi seperti ini menyebabkan kegiatan konservasi menjadi
terabaikan, dan akibatnya perjuangan untuk melindungi ekosistem
bumi dan plasma nutfah menjadi semakin terancam. Sementara di
kawasan tropis, yang menjadi andalan penyeimbang sistem
kehidupan di muka bumi ini, masih dihadapkan pada kurangnya
SDM yang tangguh serta terdesaknya kawasan untuk kepentingan
pembangunan ekonomi. Memahami perspektif ekonomi dan ekologi
secara terintegrasi diperlukan untuk mencari keseimbangan
kepentingan antara keduanya.

11/22/21 14
a) Fokus Pembahasan dan Prinsip Dasar
• Perspektif ekologi memfokuskan pembahasannya pada proses-
proses alami yang menyokong/menopang aktivitas/kehidupan
manusia sementara perspektif ekonomi memfokuskan
pembahasannya pada karakteristik ekonomi sumberdaya alam
termasuk nilai (ekonomi) sumberdaya alam, serta bagaimana
kekuatan-kekuatan ekonomi mempengaruhi pengelolaan
sumberdaya alam tersebut. Prinsip dasar perspektif ekologi antara
lain bahwa:
 Nilai sumberdaya alam yang tidak bisa dipisahkan
 Alam menyediakan sebagian besar bahkan semua sumberdaya
yang kita butuhkan
 Menjadi kewajiban kita mewariskan sumberdaya alam yang dapat
dimanfaatkan kepada generasi yang akan datang
11/22/21 15
• Sementara itu prinsip dasar perspektif ekonomi adalah bahwa :
 Manusia adalah bagian dari alam (tergantung pada alam)
 Pentingnya memperhitungkan biaya lingkungan (environmental
cost) dalam setiap aktifitas ekonomi/produksi
 Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

11/22/21 16
b) Perspektif Ekologi Konservasi Sumberdaya Hutan
• Dalam perspektif ekologi, proses alamiah merupakan dasar dari
penggunaan sumber daya, bagaimana menggunakan sumber
daya tersebut sedemikian rupa sehingga struktur dasar dari
sistem alamiah tak berubah.
• Perspektif ekologi menyatakan perlunya menguraikan proses-
proses ekologi yang ada di alam sebagai dasar pengelolaan
sumberdaya alam, serta memahami berbagai konsekuensi
ekologis dari sekian banyak beban yang diberikan manusia pada
sistem alam (dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang
dilakukan).

11/22/21 17
c) Perspektif Ekonomi Konservasi Sumberdaya Hutan
• Dalam perspektif ekologi, proses alamiah merupakan dasar dari
penggunaan sumber daya, bagaimana menggunakan sumber
daya tersebut sedemikian rupa sehingga struktur dasar dari
sistem alamiah tak berubah.
• Perspektif ekologi menyatakan perlunya menguraikan proses-
proses ekologi yang ada di alam sebagai dasar pengelolaan
sumberdaya alam, serta memahami berbagai konsekuensi
ekologis dari sekian banyak beban yang diberikan manusia pada
sistem alam (dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang
dilakukan).

11/22/21 18
• Dalam perspektif ekonomi, sumberdaya alam adalah bahan baku
dalam sistem produksi sehingga berlaku sistem penawaran
(supply) dan permintaan (demand). Inti dari studi ekonomi adalah
memahami karakteristik ekonomi sumberdaya alam, nilai ekonomi
sumberdaya alam, serta bagaimana sistem ekonomi
mempengaruhi pengelolaan (pemanfaatan) sumberdaya alam.
Jadi memahami sistem ekonomi adalah hal mendasar dalam
konservasi sumberdaya alam.
• Perspektif ekonomi memerlukan pemahaman tentang konsep-
konsep Pricing system, Economic system, Supply & Demand,
Market Imperfections.

11/22/21 19
• Pricing system: sumberdaya alam adalah komoditas, kita
memberinya nilai atas apa yang disediakannya untuk kebutuhan kita
(makanan, pakaian, tempat tinggal, dll), cara kita menilai
sumberdaya alam berpengaruh pada cara kita mengelolanya.
• Economic system: sistem ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya
alam (Subsistem, komersial, Centrally planed); motif profit mendasari
sistem komersial sementara pada sistem subsistem tidak; pada
sistem Centrally planed pemerintah menjadi pengaturnya.
• Supply & Demand adalah faktor yang menentukan harga sebuah
komoditas.
• Market imperfections: persaingan pasar yang tidak sempurna
menjadikan harga tidak dilahirkan dari keseimbangan supply &
demand; monopoli, oligopoli (penjual tunggal/beberapa mendominasi
pasar).
11/22/21 20
• Perspektif ekonomi dalam konservasi sumberdaya hutan
memerlukan penilaian secara ekonomi sumberdaya hutan.
Menghitung ‘harga’ dari sumberdaya hutan khususnya yang
memiliki sifat intangible bukanlah hal yang mudah. Tidak semua
sumberdaya alam dapat ‘dihargai’ dengan nilai uang seperti udara
bersih, air bersih, habitat flora fauna.
• Setidaknya ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
analisis biaya yang efektif (cost effectiveness analysis) dan analisis
biaya yang menguntungkan (benefit-cost analysis). Sementara itu
untuk menghitung nilai ekonomi suatu sumberdaya alam dapat
dilakukan dengan metode Willingness to pay (menanyakan berapa
pengguna mau membayar), proxy value (menggunakan
sumberdaya sebagai pembanding), replacement cost (harga
mengembalikan ke dalam bentuk semula).
11/22/21 21
d) Keterkaitan Perspektif Ekologi dan Perspektif Ekonomi dalam
Konservasi Sumberdaya Hutan
• Sebelum kerusakan sumberdaya alam dapat dikendalikan, maka
penyebab dasarnya harus dipahami terlebih dahulu. Biasanya
degradasi lingkungan dan hilangnya spesies terjadi sebagai akibat
dari kegiatan perekonomian manusia. Spesies diburu, limbah
dibuang ke sungai, dan lain sebagainya merupakan aktifitas
manusia yang menguntungkan secara ekonomi namun merugikan
secara ekologi.
• Oleh karena itu agar semua biaya transaksi ekonomi dapat
diperhitungkan dengan benar, termasuk biaya-biaya lingkungan,
dikembangkan suatu disiplin ilmu ekonomi ekologi. Ekonomi
ekologi memadukan ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ekologi,
kebijakan publik, termasuk penilaian keanekaragaman hayati
dalam analisa ekonomi.
11/22/21 22
• Banyak sumberdaya alam seperti udara bersih, air bersih, kualitas
tanah, spesies langka, keindahan alam, dianggap sebagai
sumberdaya kolektif, milik bersama bagi masyarakat umum. Akses
sumberdaya alam seringkali dianggap terbuka bagi siapapun
sehingga seringkali tidak dihargai dengan nilai keuangan yang
sesuai. Biaya lingkungan ditekan seminimal mungkin bahkan tidak
dibayar sedikitpun. Pemanfaatan tidak terkendali dan bersama-
sama pada akhirnya akan mendorong terkurasnya sumberdaya
alam.

11/22/21 23
3) Konservasi Sumberdaya Alam
• Konservasi sumberdaya alam, secara umum diartikan sebagai
pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana (wise use).
• Konservasi sumber daya alam adalah penghematan penggunaan
sumber daya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum
alam.
• Wartaputra (1990) titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati
bersumber dari strategi konservasi dunia yang pada tahun 1980
diumumkan di Indonesia (bersama 30 negara lain) oleh empat
orang menteri: Menteri Pertanian, Menteri Penerangan, Menteri
RISTEK dan Menteri PPLH yang mengandung tiga aspek yaitu:
 Perlindungan sistem penyangga kehidupan
 Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada
 Pelestarian manfaat

11/22/21 24
a) Perlindungan sistem penyangga kehidupan
• Perlindungan proses ekologis sebagai sistem penyangga
kehidupan, karena sistem penyangga kehidupan harus dalam
keadaan yang seimbang. Lingkungan asli/alam (sudah dalam
keseimbangan yang stabil) dan lingkungan buatan (dalam
keadaan tidak stabil).
b) Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada
• Kegunaan pelestarian genetik adalah untuk kesinambungan
pembangunan.
c) Pelestarian manfaat
• Pemanfaatan spesies flora dan fauna sudah banyak dilakukan.
Pemanfaatan spesies-spesies yang tidak dilindungi dapat terjamin
dalam keseimbangan alam. Sedangkan pemanfaatan spesies-
spesies yang dilindungi diperlukan peraturan perundang-
undangan.
11/22/21 25
Referensi
1. Cutter, Susan L; Renwick, William H, 2004. Exploitation,
Conservation, Preservation, A Geographic Perspective on Natural
Resource Use. Fourth edition. John Wiley & Sons, Inc.
2. Eckersley, Robiyn. 1992. Environmentalism and Political Theory,
Toward an Ecocentric Approach. UCL Press
3. Keraff, A.S. 2002. Etika Lingkungan. Penerbit Buku Kompas,
Jakarta.
4. Mackinnon, J. dan K. Mackinnon, 1993. Pengelolaan Kawasan
Yang Dilindungi di daerah Tropika. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
5. Primack, Richard B; Supriyatna, Jatna; Indrawan, Mochammad;
dan Kramadibrata, Padi. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor
Indonesia.
11/22/21 26

Anda mungkin juga menyukai