Anda di halaman 1dari 65

Handouts

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN


3 (1 – 2)

1. KOTRAK PERKULIAHAN
2. PRINSIP DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Oleh;
Suwarto

Program Keahlian
Teknologi dan Majanemen Produksi Perkebunan
Program Diploma IPB
2016
1
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(LEARNING OUTCOMES)

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang prinsip dan teknik


serta terampil melaksanakan budidaya tanaman (pangan,
hortikultura, dan perkebunan) mulai dari penyediaan
benih/bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
tanaman sampai dengan panen dan penanganan pasca panen
primer serta mengidentifikasi faktor-faktor yang
diperhitungkan dalam analisis usaha budidaya tanaman
Analisis Intruksional

3
R Minggu
Materi Kuliah
E ke-
N I Kontrak Kuliah; Prinsip dan Teknik Budidaya Tanaman
C II Teknik Budidaya Tanaman Pangan (Serealia: padi, jagung, sorghum)
A III Teknik Budidaya Tanaman Pangan (Karnobi: Umbi dan sagu)
IV Teknik Budidaya Tanaman Pangan (Legume: kedelai, kacang tanah, kacang hijau)
N
A V Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura (Sayuran daun dan umbi)

VI Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura (Sayuran buah)


P VII Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura (Tan. Hias daun)
E    
R UTS
K VIII Hortikultura (Bunga pot dan potong)
U IX Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura (Buah2an: Manggis, mangga, pisang, pepaya)
L
X Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura (Buah naga dan durian)
I
A XI Teknik Budidaya Tanaman Perkebunan (Karet)
H XII Teknik Budidaya Tanaman Perkebunan (Kelapa Sawit)
A XIII Teknik Budidaya Tanaman Perkebunan (Kelapa)
XIV Analisis Usaha Tanaman (Komponen biaya produksi, komponen hasil, B/C ratio)
N

4
Penilaian

1. Bobot Penilaian Mata Kuliah :


a. Ujian Tengah Semester (UTS) : 20 %
b. Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 %
c. Praktikum/Responsi : 60 %

2. Rincian Bobot Penilaian Praktikum / Responsi :


a. UTS Praktikum : 10 %
b. UAS Praktikum : 10 %
c. Laporan : 10 %
d. Kuis : 10 %
e. Keaktifan (dari kehadiran, keaktifan di lapangan) : 20 %

5
Pertemuan ke-1
(1 x 50 menit)
PRINSIP DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat


menjelaskan prinsip dan teknik budidaya tanaman
• Lingkup
– Mempelajari teknologi budidaya tanaman, mulai dari
persiapan lahan, penanaman, sampai dengan pasca
panen
• TIK
– Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan budidaya
tanaman
– Mahasiswa dapat menjelaskan pengorganisasian
budidaya tanaman
– Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan sarana
produksi tanaman

7
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

• Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan


tumbuh, sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman
pertanian dan dicapai hasil maksimum serta
berkelanjutan

8
• Lingkungan tumbuh yang menjadi faktor yang
pembatas pertumbuhan tanaman:
1. Keadaan pencahayaan
2. Kelembaban udara
3. Curah hujan
4. Kelembaban tanah
5. Kesuburan tanah: Fisik, Kimia, dan Biologi
6. Keadaan suhu: Tanah dan Udara

9
FAKTOR PRODUKSI TANAMAN

Tanah Iklim

Kesesuaian
Penangkaran Lahan

Varietas Benih Teknik Panen dan Produk


Unggul Unggul Budidaya Pascapanen Primer

Pupuk
dan Agrokimia
lainnya

10
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN
• Persiapan lahan/media tanam
• Persiapan bahan tanam
• Penanaman
• Pemupukan
• Pengairan
• Pemeliharaan
• Pengendalian organisme pengganggu tanaman
• Panen dan pasca panen

11
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)
• Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan lahan
untuk menyiapkan penanaman
• Tujuan pengolahan tanah
1. Memperbaiki aerasi dan drainase
2. Mencampur bahan organik dengan tanah
3. Mengendalikan gulma
4. Mengurangi erosi tanah
5. Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman
6. Mengendalikan serangan hama dan penyakit

12
Jenis pekerjaan
• Dipengaruhi oleh tipe tanah (tanah berat diolah lebih
dalam dibanding yang ringan, sistem double diging), dan
jenis tanaman yang akan diusahakan
– Tahapan pengolahan tanah
• Pengolahan tanah pertama (bajak)
• Pengolahan tanah kedua (garu)
• Pembuatan seedbeds

 masing-masing pekerjaan dapat dilakukan sekali,


dua kali bahkan sampai ada yang tiga kali,
tergantung kondisi lahan

13
• Membajak (plowing) : prinsipnya membelah tanah dan membaliknya,
agar biji gulma dan residu tanaman tertimbun; lapisan bawah
tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat berbentuk singkal
atau piring (disk plow)
• Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow), (Pada mesin ada yang
berbentuk piringan atau disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah
bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan permukaan tanah,
membasmi gulma dan memperbaiki granulasi tanah
• Pembuatan seedbeds bertujuan untuk mempermudah penanaman
dan merangsang perkecambahan

14
• Contoh pengolahan tanah intensif :
– Membajak ke-1
– Menggaru ke-1
– Membajak ke-2
– Menggaru ke-2
• Contoh paling sedikit :
– Membajak ke-1
– Menggaru ke-1
• Akhir-akhir ini dianjurkan minimum tillage, agar erosi
terkendalikan.
– Pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dengan herbisida.
– Setelah gulma mati, bekas lubang akar-akarnya dapat terisi
udara (aerasi).
– Jadi tanpa merusak (merubah) keadaan tanah, dua tujuan
tercapai sekaligus.

15
Jenis Pengolahan Tanah

16
PEMBENAH TANAH (AMELIORAN )

Pada tanah bermasalah (masam, alkalin, salin, tanah berat


(kandungan liat tinggi) atau tanah yang banyak berpasir) 
sambil melakukan pengolahan tanah dilakukan tindakan
pembenahan tanah dengan :
– Kapur pertanian (kaptan)
– Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi)
– Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan
dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose atau non simbiose

17
PENYIAPAN BAHAN TANAM
• Pemilihan varietas  unggul
• Bibit unggul : mengacu pada varietas unggul dan benih
bermutu
• Pembibitan
– Seleksi benih
– Pesemaian
– Pembibitan
• Kebutuhan benih, dipengaruhi oleh
– Populasi tanaman
– Daya kecambah
– Jumlah yang harus disulam
– Ukuran benih (benih kecil jumlah per satuan bobot lebih banyak,
indeks biji ! )
– Tujuan penanaman (misal jagung untuk pakan ternak; atau untuk
jagung pipil; atau untuk jagung muda  populasi optimum
berbeda)
18
Bahan Tanaman

19
CONTOH VARIETAS UNGGUL BEBERAPA JENIS TANAMAN

• Padi sawah : IR 64, Ciherang, Way Apoburu


• Padi gogo : Jatiluhur, Gajah Mungkur, Singkarak
• Jagung : Bisma, Arjuna, CPI, Pioneer
• Kedelai : Wilis, Galunggung, Slamet
• Kacang tanah : Kidang, Gajah, Anoa, Panther
• Kacang hijau : Merak, Betet, Walet
• Tomat : Intan, Precious, Ratna, Gondol Lembang
• Cabe : TIT Super
• Kubis : Rotan Osena, Bonet
• Tebu : PS 851, PS 862, PS 864
• Teh : TRI 2025, Gmb 1 s.d. Gmb 11
• Karet : PR 260, PB 261
• Ubi jalar : Cangkuang, Cilembu, Shiroyutaka, Borobudur,
Prambanan, Salosa, Patiki, Sawentar

20
PENANAMAN
• Faktor penting yang harus diperhatikan
– Waktu tanam
– Pola tanam
– Jarak tanam
– Arah barisan/bedengan/guludan
– Sistem kontur/teras

21
Waktu Tanam
Ditentukan antara lain oleh
• Ketersediaan air
– penyebaran hujan
– sumber air)
• Potensi terjadinya serangan hama dan penyakit
– Misalnya penanaman palawija setelah padi banyak
gagal karena diserang tikus
• Permintaan pasar : untuk mengejar pasar kadang
dilakukan penanaman di luar musim (off season)

22
Contoh daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun (a)
dan pola musim kering nyata (b)
45
CH (cm)
40
HH
35
30
25
20
15
10
5
0
Jan Feb Mar Apr Me i Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

a) penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun


30
CH (cm)
25 HH

20

15

10

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Se p Okt Nov De s

b) penanaman harus direncanakan dengan baik


23
Pola Tanam (1)
• Pola tanam adalah pengorganisasian pertanaman
pada satu bidang lahan dalam satu satuan waktu
• Tanaman semusim
– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Oldeman bisanya digunakan untuk menentukan pola
tanam tanaman semusim di Indonesia
– Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika jumlah
curah hujan > 200 mm/bulan, dan digolongkan bulan
kering jika < 100 mm/bulan
– Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir, tumpangsari,
tanaman sela

24
Pola tanam (2)

• Rotasi tanaman (crop rotation)


– Contoh : padi-jagung-kedelai
• Tumpanggilir (sequential planting)
– Contoh : walik jerami (kedelai ditanam sebelum padi panen)
• Tanaman campuran (mixed cropping)
– Tumpangsari (intercropping)
• Sesama tanaman semusim  jarak tanam teratur
– Budidaya lorong (alley cropping)
• Tahunan dengan semusim

25
Pola Tanam (3)
• Tanaman tahunan
– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Schmidt-Ferguson biasanya digunakan untuk menentukan
pola tanam tanaman tahunan di Indonesia
– Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan basah, jika
jumlah curah hujan lebih besar dari 100 mm/bulan, dan
digolongkan bulan kering jika kurang dari 60 mm/bulan
– Pengelompokkan menurut Schmidt-Ferguson : 0-1.5 BK
(tipe A), 1.5-3 BK (tipe B), 3-4.5 BK (tipe C), 4.5-6 BK (tipe
D), 6-7.5 BK (tipe E)

26
Jarak Tanam
• Menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh
• Mempermudah tindakan budidaya lainnya
• Tingkat dan jenis teknologi yang digunakan
• Ditentukan oleh :
– Jenis tanaman
– Kesuburan tanah
– Kelembaban tanah
– Tujuan pengusahaan
– Teknologi yang digunakan (manual, mesin)
• Pengaturan jarak tanam
– Baris tunggal (single row)
– Baris rangkap (double row)
– Bujur sangkar (on the square)
– Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal

27
Segi empat Sama segala penjuru

Jarak tanam ganda Empat persegi

28
A
30 cm

75 cm

B
60 cm

30 cm 60 cm

Dua contoh pengaturan jarak tanam


A = baris tunggal, B = baris ganda

29
SINGLE ROW DOUBLE ROW

LEGOWO 4 SORJAN

30
Perhitungan populasi
Rumus dasar
luas lahan
Populasi = 
luas areal yang ditempati satu individu

luas lahan
Segi empat = 
jarak dlm baris x jarak antar baris

luas lahan
Sama segala arah = 
alas x tinggi

31
Single dan double row

10.000
Populasi = = 80.000
0,25x0,50

10.000
Populasi = ( ) x 2 = 125.000
0,25x0,70

32
Segiempat dan equidistance
10.000
Populasi = = 100
10 x 10

10.000
Populasi = = 116
10 x 8,66

33
Hasil umbi (MT/ha)

58

54

50

45
0 10 20 30 40 50 60
Jarak antar tanaman dalam baris (cm)

Hasil panen bit gula dengan meningkatkan jarak tanam dalam barisan dari 5
ke 15 cm kenaikan sangat mencolok; namun bila jarak naik di atas 20 cm,
hasil merosot

34
PEMUPUKAN
• Pupuk adalah semua bahan ditambahkan ke dalam tanah
atau ke tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara
tanaman
• Penggolongan pupuk
– Asal : organik dan anorganik
– Jenis unsur yang dikandung : pupuk N, pupuk P, pupuk K, dll
– Jumlah jenis unsur yang dikandung : tunggal dan majemuk
– Kandungan (analisis) : tinggi dan rendah
– Bentuk : granuler (butiran), tablet, cair, gas
– Sifat reaksi pupuk : asam, netral, basa, slow realease
– Cara pemberian : soil application, foliar spray, fertigasi

35
PEMUPUKAN
• Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan
tanaman dan daya dukung lahan
• Penentuan dosis pupuk dilakukan dengan dasar
analisis tanah dan jaringan tanaman (biasanya
daun)
• Efisiensi pemupukan
– Efisiensi serapan : ratio antara unsur hara dari pupuk
yang diserap tanaman dengan pupuk yang diberikan
– Efisiensi : Ratio antara hasil tanaman dengan pupuk
yang diberikan (berapa besar peningkatan hasil tiap
penambahan satu satuan pupuk)

36
Memupuk

37
Perhitungan kebutuhan pupuk
100
Rumus =  x Dosis rekomendasi
% kandungan hara pupuk
• Contoh perhitungan pupuk tunggal
– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N
• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O
– Kandungan unsur hara :
• Urea = 45%
• Sp-36 = 36 % P2O5
• KCl = 60 % K2O
– Kebutuhan pupuk
• Urea = 100/45 x 135 kg = 300 kg
• Sp-36 = 100/36 x 36 kg = 100 kg
• KCl = 100/60 x 60 kg = 100 kg
38
• Contoh perhitungan pupuk majemuk
– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N
• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O
• Pupuk tersedia : Pupuk Majemuk (15-15-15)
– Langkah perhitungan :
Karena kandungan unsur hara NPK dalam pupuk majemuk
sama (15-15-15), pilihlah dosis rekomendasi yang
terkecil untuk menghitung kebutuhan pupuk majemuk.
Dalam hal ini adalah dosis P2O5 yaitu 30 kg/ha
– Kebutuhan pupuk majemuk = 100/15 x 30 kg = 300
kg

39
• Langkah selanjutnya :
1.Hitung kandungan unsur lain (N dan K)
– Unsur N = 15/100 x 200 kg = 30 kg
– Unsur K2O = 15/100 x 200 = 30 kg
2.Hitung kekurangan unsur hara dari dosis
rekomendasi yang belum terpenuhi :
– Unsur N = 135 kg – 30 kg = 105 kg
– Unsur K2O = 60 kg – 30 kg = 30 kg
3.Hitung kekurangan pupuk dengan pupuk
tunggal :
– N = 100/45 x 105 kg = 233 kg Urea
– K2O = 100/60 x 30 kg = 50 kg KCl

40
Pemupukan yang tepat
• Jenis : disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan
kandungan unsur pupuk :
– N : Urea
– P : SP-36
• Dosis : jumlah yang dibutuhkan per satuan luas; untuk
satuan waktu tertentu :
– Seluruh hidupnya : untuk tanaman semusim
– Setahun atau satu semester untuk tanaman tahunan
– atau per jumlah media tertentu (satu drum, satu pot dan lain
sebagainya)
• Waktu pemberian : sekaligus atau terbagi/bertahap (split
application)
– Pupuk dasar
– Pupuk susulan (sesuai tahapan)

41
Pemupukan

• Cara pemberian
– Broad casting atau sebar dipermukaan tanah (bisa
manual dengan tangan, bisa dengan traktor)
– Band placement (alur)
– Side dressing (di samping tanaman)
– Top dressing (di tebar pada saat sudah ada tanaman);
sebagian pupuk dapat terkena pucuk tanaman
– Cara tugal :
• Untuk memisahkan jenis pupuk yang tidak boleh
dicampur
• Untuk mengefisienkan cara melingkar, bila tenaga
kerja kurang
42
CARA ALUR ALUR CARA MELINGKAR
PUPUK
(BAND PLACEMENT) (SIDE DRESSING)

ALUR
PUPUK

TOP DRESSING

43
Hubungan antara Pemupukan N dengan Populasi Tanaman

i
gg

Profit maksimum
i n
T
si
Kenaikan Penjualan

la
pu Populasi Rendah
Po

Profit
Profit
Profit
Profit
Profit

Biaya Pupuk

Kenaikan Dosis
N/ha

Profit maksimum bagi kedua populasi diperoleh pada dosis


pupuk N yang berbeda
44
PENGAIRAN
• Batasan : memberikan air (irigasi) dengan jumlah
yang cukup, mutu yang baik, dan membuang
kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat
• Tanggap tanaman terhadap kekeringan dan
kelebihan air berbeda, tergantung sifat
– Transpirasinya
– Ketahanan akar terhadap tekanan osmotik atau pf air

45
Pengelolaan Air
• Sumber air untuk irigasi
– Air permukaan
– Air tanah
• Golongan irigasi
– Irigasi teknis
• bangunan yang dibuat terencana dan permanen dan memiliki
banguan ukur (masuk dan keluar)
– Setengah teknis
• Saluran permanen tetapi tidak ada bangunan ukur
– Irigasi Pedesaan
• Saluran tidak permanen dan tidak ada bangunan ukur
– Rainfed atau tadah hujan tergantung air hujan, tidak ada
bangunan irigasi
• Bangunan Irigasi
– Waduk, bendung, embung, sumur artesis
– Saluran primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuangan

46
Cara pemberian air
• Suatu tindakan penambahan air untuk tanaman
– Irigasi permukaan (leb), lewat saluran irigasi di antara
barissan tanaman atau bedengan
– Irigasi tetes (drip irigation)
– Irigasi penyiraman
• Individu (gayung)
• Curah (sprinkler)
– Irigasi bawah permukaan (sub surface irigation)
– Irigasi yang diintegrasikan dengan pemupukan (fertigasi)
• Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah
dan fase pertumbuhan

47
• Organisasi pengelolaan air
– Dari bendung/waduk sampai saluran sekunder diatur
oleh Pemerintah (PU) termasuk pemeliharaan
– Dari saluran tersier sampai saluran petak lahan petani
diatur oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
– Golongan air irigasi dibagi berdasarkan jadual
masuknya air ke dalam suatu hamparan sawah
(Golongan I, II, III, dan IV). Masing-masing golongan
berjarak 2 minggu

48
Teknik pemberian air di lapangan
• Sprinkler • Penggenangan

49
PEMELIHARAAN
• Pembumbunan
– Bertujuan untuk menutup akar, memperkuat batang,
dan menghindari genangan air
• Pemangkasan
– Dilakukan pada tanaman tahunan dengan tujuan
• untuk mengatur bentuk pohon
• Membuang cabang yang tidak berguna
• Merangsang pembungaan
– Jenis pemangkasan
• Pangkas bentuk
• Pangkas produksi
• Pangkas pemeliharaan

50
PROTEKSI TANAMAN
• Tindakan untuk melindungi tanaman dari gangguan
organisme lain (hama, patogen, gulma)
• Kerugian oleh opt :
– Mempersulit tindakan pemeliharaan
– Pengurangan jumlah
– Mengurangi mutu hasil
– Memperlambat saat panen
• Pendekatan dasar :
– membuat organisme pengganggu tidak berkembang atau
mencegah munculnya pengganggu agar selalu berada di
bawah ambang ekonomi

51
Metode Pengendalian
• Teknik budidaya
– Teknik budidaya yang baik : pengolahan tanah, pemupukan,
pengaturan jarak tanam
• Fisik
– Dengan api, rendam dengan air panas, naungan
• Mekanis
– Memotong, mencincang, gropyokan
• Biologi
– Menekan perkembangan biologinya dengan memutus daur hidup,
misal dengan melepas jantan mandul
– Menanam tanaman kompetitor (gamal lawan alang-alang)
– Untuk serangga menggunakan musuh alami

52
Metode Pengendalian
• Kimia
– Menggunakan senyawa pembasmi :
• Insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan
akarisida
• Menggunakan senyawa penarik (atractant)
• Menggunakan senyawa berbau hormon
• Menggunakan senyawa penolak (repellent)
• Biorasional : contoh daun mimpa, selasih
• Menanam varietas yang tahan (Pemuliaan)
– Dengan metode pemuliaan konvensional
• Contoh : VUTW, tahan bulai
– Rekayasa genetik
• Tanaman transgenik, contoh : Bt cotton, Bt corn

53
Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT)

• Pengendalian hama dengan menggunakan


beberapa metode yang kompatibel, sehingga
diperoleh hasil maksimum dan tetap pada tingkat
produktivitas tinggi serta tidak mengganggu
kelestarian lingkungan
• Penggunaan bahan kimia sesedikit mungkin dan
digunakan zat yang berspektrum sempit dan
selektif agar hanya organisme sasaran yang mati
• Digunakan konsentrasi yang tepat, agar tidak
menimbulkan resistensi terhadap pestisida, atau
resurgensi
54
Perhitungan Penggunaan Pestisida
• Dosis : jumlah bahan yang digunakan untuk
satu satuan objek
– Contoh : kg/ha, liter/ha, gram/pohon
• Konsentrasi : perbandingan bahan aktif atau
bahan yang akan dilarutkan terhadap
pelarutnya.
– Contoh : cc/liter, g/liter, ppm (part per million)

55
Contoh perhitungan :
• Jika akan melakukan penyemprotan dengan
volume semprot 400 liter per ha dengan
konsentrasi 2 cc/liter, maka kebutuhan
pestisida :
– Pestisida = 400 x (2 cc/liter) = 800 cc
• Jika konsentrasi pestisida untuk
penyemprotan 1000 ppm maka dalam 1 liter
air harus ditambahkan = 1 cc

56
PANEN
Ruang Lingkup Kegiatan Panen
• Penentuan waktu panen
– Umur
– Ciri khusus, warna, kadar air
– Tujuan pemanfaatan hasil (keadaan segar atau kering)
– Taksasi produksi
• Panen harus dilakukan
– Tidak merusak hasil dan tanaman yang ditinggalkan
– Sesuai dengan peruntukan hasil
– Dengan alat yang tepat
– Saat yang tepat
– Cara yang tepat

57
PASCA PANEN
• Pasca panen adalah seluruh kegiatan sejak saat panen
hingga hasil panen dapat dikonsumsi
• Penanganan pasca panen hasil pertanian dapat
digolongkan dalam
– penanganan pasca panen primer : seluruh kegiatan
sejak saat panen hingga bahan baku yang dapat
disimpan atau untuk proses selanjutnya dan selama
penanganan hanya terjadi perubahan fisik.
– pasca panen sekunder : penanganan hasil pertanian
hingga dapat dikonsumsi atau disimpan yang biasanya
melibatkan perubahan kimia bahan seperti dalam
proses fermentasi dan vortifikasi.

58
Panen & Pasca Panen Buah

59
Panen & Pascapanen Tanaman Pangan

60
Tujuan Penanganan Pasca Panen

• Menekan kehilangan hasil


• Memperoleh hasil yang tinggi baik kuantitas
maupun kualitas
• Menyiapkan hasil agar sesuai untuk operasional
mesin pengolahan
• Mengatasi kesenjangan waktu dan jarak antara
konsumen dan produsen hasil pertanian
• Limbah pengolahan hasil pertanian dapat
digunakan menjadi produk yang bernilai ekonomi

61
Ruang Lingkup Kegiatan Pasca Panen

• Pembersihan, sortasi dan grading


• Pengeringan
• Penggilingan
• Pengemasan
• Penyimpanan
• Baku mutu

62
• Pembersihan, Sortasi, dan Grading
– Pembersihan : memisahkan bahan hasil pertanian
dari benda asing atau benda sejenis.
– Sortasi dan grading : memilah bahan sejenis
berdasarkan kriteria fisik (bentuk, ukuran, berat
jenis, warna), kimia (kandungan nutrisi) dan biologi
(cendawan dan bakteri) serta kriteria mutu tertentu
yang dipersyaratkan dalam perdagangan.
• Pengeringan :
– menurunkan kadar air bahan sehingga bahan hasil
pertanian aman untuk disimpan.
• Penggilingan :
– mengurangi ukuran bahan untuk kepentingan
proses lebih lanjut atau mengurangi volume bahan
untuk kepentingan pengangkutan.
63
• Pengemasan :
– mewadahi dan mengemas bahan sehingga aman
dari gangguan lingkungan serta nyaman dalam
transportasi dan transaksi.
• Penyimpanan :
– bentuk penundaan proses penanganan hasil
pertanian tetapi bahan tidak mengalami penurunan
kuantitas dan kualitas untuk proses dan penggunaan
lebih lanjut.
• Baku mutu :
– standar-standar mutu hasil pertanian yang
ditetapkan oleh suatu badan pemerintah atau
lembaga perdagangan tertentu untuk menjaga
kesepahaman nilai bahan.
64
TERIMA KASIH:
Pintu ilmu adalah membaca
Kunci ilmu adalah mengingat dan menghayatinya
Buah ilmu adalah mengamalkannya

65

Anda mungkin juga menyukai