BERKAITAN PERKAPALAN
DAN JALUR
PERDAGANGAN
NUSANTARA
SIAPA PELAUT
MELAYU
Dalam istilah pelayaran dan kelautan orang Melayu,
pelaut termasuklah anak-anak kapal atau awak-awak
atau keasi serta pegawainya atau dala istilah undang-
undang kelautan Melayu sebagai orang yang
berjabatan.
Istilah jung berasal dari bahasa Jawa yang artinya kapal. Kata jong
dapat ditemukan dalam sejumlah prasasti Jawa kuno abad ke-9.
Undang-undang laut Melayu yang disusun pada abad ke-15 juga
menggunakan kata jung untuk menyebut kapal pengangkut barang...
Juga dikatakan berasal dari nama kapal wangkang (China) yang
bermaksud perahu jung.
Rekod Portugis ...perairan Asia
Tenggara pada awal tahun 1500-an
mereka menemukan kapal-kapal Jung
Jawa...menguasai jalur rempah rempah
antara Maluku, Jawa, dan Melaka.
Pelaut Portugis menyebut juncos,
pelaut Itali menyebut zonchi. Istilah jung
dipakai pertama kali dalam catatan
perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de
Marignolli, dan Ibn Battuta yang
berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14
mereka memuji kehebatan kapal Jawa
berukuran raksasa sebagai penguasa
laut Asia Tenggara
Rekabentuk ...Mempunyai empat tiang
layar, dibuat dari papan berlapis empat
serta mampu menahan tembakan meriam
kapal kapal Portugis. Berat sekitar 600 ton...
Jung terbesar dari Kerajaan Demak
mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai
pengangkut pasukan Jawa untuk menyerang
armada Portugis di Melaka pada 1513.
Teknologi
pembuatan Jung
dibangun tanpa
menggunakan
paku...Menggunakan
konsep pasak
sahaja!
Juga dikenali sebagai
Kapal Majapahit dan
keunggulannya dipahat
dalam bentuk relief di
Candi Panataranan di
KAPAL BOROBUDUR
Jawa Timur. Kapal ini
menunjukkan kejayaan
bahari Kerajaan
Majapahit pada abad
13-15.
Kata “padewakang dan
paduwakang” (Sulawesi) dan
“paduwang” (Madura)
mempunyai akar kata wa,
wangka, waga, wangga, dan
bangka dari bahsa
Austronesia yang
PERAHU PADEWAKANG diasosiasikan pada “perahu
bercadik atau perahu kecil”
(Adrian Horridge, The Prahu:
Traditional Sailing Boat of
Indonesia, 1985).
Dikaitkan dengan perahu Bugis, Mandar,
Makasar oleh Adrian Horridge, Sailing Craft
of Indonesia …. sejak abad ke-19 telah
dibuadayakan dan sampai ke Australia
untuk mencari tripang.
Layar dan perahu jenis pinisi
mulai wujud di Nusantara pada
sekitar tahun 1840-an...
Kononnya di Kuala
Terengganu tinggal seorang
PINISI Perancis atau Jerman yang
telah melarikan diri dari sebuah
kapal layar berukuran besar
asal Eropah (tak mau ikut ke
Indonesia ketika Melaka
diserahkan oleh Belanda
kepada Inggeris) ke
Terengganu di mana ia
menikahi seorang gadis
Melayu dan bekerja sebagai
tukang besi dan pembuat
perahu.
Sandeq adalah
perahu bercadik khas
Mandar...digunakan
untuk menangkap
SANDEQ ikan dan berdagang,
warnanya putih,
bertiang layar tunggal,
layarnya bersegi-tiga,
dan mempunyai dua
cadik .
LAMBO
GOLEKAN
MAYANG (JAWA
& SUNDA)
PENCALANG (JAWA)
LETI-LETI
KONTENG
PRAHU (BUGIS)
PERAHU LAYAR
(MADURA)
PATORANI
JARING (BUGIS)
PADUWANG
Senibina perahu di Filipina
menyerlah zaman Kesultanan
Sulu pada abad ke-18 dan
19… Kora-Kora, Baragayan,
Garay, Salisipan dan
sebagainya.
KORA-KORA
PERAHU
BOGO/KATIG
LANONG
GARAY
BARANGAYAN
PRAHU
KORA-KORA
CONTOH PERAHU DAN KAPAL DENGAN
KAPISITINYA