Kelompok 2 - Dexamethasone Vs Standard
Kelompok 2 - Dexamethasone Vs Standard
Ingin meneliti terkait manfaat penambahan pemberian Dexametason pada lini terapi mual
muntah pasien postoperasi Gastrointestinal.
3
Pertanyaan apa yang akan dijawab?
Ekslusi
Pada artikel ini telah dijelaskan teknis pengacakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan web based central randomization service di Birmingham University.
Kelompok-kelompok sebanding pada awal 9
percobaan?
Jika proses pengacakan dilakukan Hasil harus mempunyai tabel
dengan baik (yaitu dicapai kelompok `karakteristik dasar' yang
yang sebanding) maka semua membandingkan kelompok-kelompok
kelompok akan tampak serupa. yang diacak pada sejumlah variabel
Semakin mirip kelompok-kelompok yang bisa memengaruhi outcome (usia,
ini, maka semakin baik. Harus ada faktor risiko dan lain-lain). Jika tidak,
beberapa petunjuk apakah mungkin ada deskripsi tentang
perbedaan antara kelompok- kesamaan kelompok dalam paragraf
kelompok ini signifikan secara pertama dari bagian hasil.
statistik (misal nilai P)
10
Intervensi yang dilakukan pada pasien yang menerima standar care dengan pasien yang menerima standar
care + Dexametashon diberikan perlakuan yang sama, dan tidak ada instrument khusus dalam pengukuran
outcome, karena ada tidaknya outcome didapatkan dari laporan pasien atau pengamatan staf medis
Maintenance — Apakah ada kecukupan tindak 13
lanjut?
Total
loss
Jumlah pasien yang out adalah lebih dari 20% (42,6% dari
total), dan tidak ditemukan adanya tindak lanjut dari hal
tersebut.
15
Pengukuran — Apakah subjek dan penilai disamarkan
terhadap perlakuan yang diterima dan/atau apakah
pengukurannya objektif?
DREAMS Trial Collaborators and West Midlands Research. (2017). Dexamethasone versus standard treatment for postoperative
nausea and vomiting in gastrointestinal surgery: randomised controlled trial (DREAMS Trial). British Medical Journal (BMJ), 1-
10.