Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN KECEMASAN
MENGGUNAKAN TERAPI REMENISCANE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SATELIT

OLEH :
NINDA SUTIARA
ZELLA
NPM: 1825073
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKes PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
2021
LATAR BELAKANG
● Tahun 2019, persentase lansia di Indonesia mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang.

● Adapun persentase lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda (kelompok umur 60-69 tahun) yang
persentasenya mencapai 63,82 persen, sisanya adalah lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun) sebesar 27,68
persen dan lansia tua (kelompok umur 80+ tahun) sebesar 8,50 persen.

● Lansia di Provinsi Lampung tahun 2019 diperkotaan, pedesaan, didapatkan laki-laki dan perempuan dengan jumlah
lansia muda usia 60-69 tahun sebanyak 64,62%, lansia madya usia 70-79 tahun sebanyak 26,39%, lansia tua usia
80 keatas tahun sebanyak 8,99%.

● Menurut WHO sekitar 15% lansia mengalami gangguan kesehatan mental dan Psikologis yang mempengaruhi
emosi, perilaku dan pola pikir pengidapnya. Gangguan yang paling umum pada kelompok lansia, berupa demensia
dan depresi mempengaruhi 5-7% lansia, gangguan kecemasan mempengaruhi 3,8% lansia.

● Puskesmas satelit merupakan puskesmas rawat inap yang terletak di jalan jendral sudirman no.64, Pahoman,
Kedamaian Kota Bandar Lampung, lampung. Puskemas satelit dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk
memenuhi keburuhan terkait kesehatan. Dalam program prolanis, Puskesmas belum menerapkan terapi
reminiscence untuk lansia.
01 02 03
Rumusan
Tujuan Manfaat
Masalah
Bagaimana asuhan Mengidentifikasi dan Dengan mendapat terapi
keperawatan pada lansia menganalisa asuhan reminiscene, diharapkan lansia
dengan masalah kecemasan keperawatan pada lansia dapat mengurangi kecemasan
dengan menggunakan terapi dengan masalah kecemasan dan meningkatkan produktifitas
reminiscene di wilayah kerja menggunakan terapi hidup sehingga lebih
puskesmas satelit?” reminiscene di wilayah kerja bersemangat.
Puskesmas Satelit
TINJAUAN TEORI

Terapi
lansia Kecemasan
Reminiscane
Lansia adalah seseorang yang Kecemasan merupakan Terapi reminiscene salah satu
telah mencapai usia 60 tahun ke pengalaman subjektif yang tidak intervensi dengan menggunakan
atas. Menua bukanlah suatu menyenangkan mengenai memori untuk memelihara
penyakit, tetapi merupakan kekhawatiran atau ketegangan kesehatan mental dan
proses yang berangsur-angsur berupa perasaan cemas, tegang meningkatkan kualitas hidup.
mengakibatkan perubahan dan emosi yang dialami oleh Dalam kegiatan terapi ini, terapis
kumulatif, merupakan proses seseorang. kecemasan adalah memfasilitasi lansia untuk
menurunnya daya tahan tubuh suatu keadaan tertentu (state mengumpulkan kembali memori-
dalam menghadapi rangsangan anxiety), yaitu menghadapi situasi memori masa lalu yang
dari dalam dan luar tubuh. yang tidak pasti dan tidak menyenangkan
menentu terhadap
kemampuannya dalam
menghadapi objek tertentu .
Pelaksanaan Terapi
Sesi 1 : Berbagi pengalaman masa anak
• Perkenalan fasilitator sebagai leader dan semua anggota kelompok
• Fasilitator memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan terapi reminiscence
• Berbagi pengalaman tentang permainan yang paling menyenangkan pada masa anak berkaitan dengan teman
yang paling disenangi
• Persilahkan pasien untuk menceritakan tentang hari-harinya disekolah
• Tunjukan gambar-gambar saat masa sekolah
• Diskusikan tentang mainan favorit (paling disenangi)
• Berikan permainan yang berhubungan dengan masa lalu pasien dan beri kesempatan pada pasien untuk
memainkannya.
Sesi 2 : Berbagi pengalaman masa remaja
• Berbagi pengalaman tentang hobi yang paling menyenangkan yang dilakukan bersama teman sebaya waktu remaja
• Berbagi pengalaman tentang rekreasi yang paling menyenangkan yang dilakukan
• Diskusikan tentang teman-teman terdekat pada waktu remaja
• Ingatkan masa lalu melalui lagu-lagu tahun 60an
• Berikan kesempatan kepada anggota untuk menceritakan tentang lagu tersebut yang mungkin mempunyaii arti
khusus bagi dirinya
• Dorong untuk bertepuk tangan dan menyanyi

Sesi 3 : Berbagi pengalaman masa dewasa


• Berbagi pengalaman yang paling menyenangkan pada masa dewasa
• Ingatkan tentang tanggal pernikahan
• Persilahkan pasien untuk membawa foto-foto pernikahan
• Dorong pasien untuk membawa sesuatu yang patut dikenang dari karir atau pekerjaan mereka sewaktu dewasa
dan menceritakannya
Sesi 4 : Berbagi pengalaman keluarga dan di rumah

• Diskusikan tentang pekerjaan/kehidupan dirumah atau kegiatan sukarela pekerjaan pertama

• Ingatkan tentang anak-anak, keluarga dan binatang kesayangan

• Menceritakan tentang anggota keluarga dan makanan yang paling disukai di rumah.

• Berbagi pengalaman yang paling menyenangkan pada saat merayakan hari raya agama beserta keluarga.

• Berbagi pengalaman tentang tetangga yang paling disukai

• Dorong para anggota untuk menunjukkan

• foto-foto keluarga dan menceritakan pengalaman pribadi yang patuh dikenang.

Sesi 5 : Evaluasi integritas diri

• Menyampaikan perasaan setelah mengikuti kegiatan terapi reminiscence dari sesi 1-4

• Menyampaikan manfaat yang dicapai (dirasakan) setelah mengikuti kegiatan terapi reminiscence sampai selesai.

• Menyampaikan harapan dan rencana kegiatan setelah terapi selesai.


Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian menggunakan
Desain Penelitian metode terapan atau disebut dengan applied research. Penelitian
terapan bertujuan untuk menerapkan, menguji dan mengevaluasi
kemampuan suatu teori, yang diterapkan dalam memecahkan masalah-
Subjek Studi Kasus
masalah praktis. Penelitian terapan atau applied research umumnya
menggunakan beberapa metode diantaranya metode eksperimen dan
survey (Sugiyono, 2019)

Studi kasus ini memiliki subjek dengan kriteria inklusi yaitu antara
lain :
• Klien di wilayah kerja Puskesmas Satelit
• Sudah memasuki lanjut usia 60 tahun keatas
• Lansia mengalami masalah kecemasan
• Belum pernah mendapatkan terapi Reminiscene
• Bersedia menjadi responden

Subjek Studi Kasus Sedangkan kriteria eksklusi yang tidak bisa dijadikan subjek yaitu
antara lain:
• Klien menderita penyakit parah
• Memiliki gangguan kesadaran
• Tidak bersedia menjadi responden
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala Ukur


Ukur
Kecemasan Pengalaman subjektif yang tidak Kuesioner Ringan, jika skor <20 Ordin
lansia menyenangkan mengenai (TMAS) Sedang, jika skor 20-25 al
kekhawatiran atau ketegangan Berat, jika skor >25
berupa perasaan cemas, tegang  
dan emosi yang dialami oleh
Lansia

Terapi Proses mengingat kembali SOP Sesuai SOP Nomi


Reminiscene pengalaman hidup dan kenangan Tidak sesuai SOP nal
di masa lalu
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di di wilayah kerja Puskesmas Satelit Bandar Lampung
pada bulan 24-26 Agustus tahun 2021

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penerapan intervensi ini yaitu:
1. Lembar persetujuan menjadi responden (infomend consent)
2. Kuesioner kecemasan yang digunakan adalah Taylor Minnesota Anxienty
Scale (TMAS) yang berjumlah 50 pertanyaan, setiap jawaban ya pada
pertanyaan positif bernilai 0 dan jawaban ya pada pertanyaan negatif
bernilai 1, begitu sebaliknya pada pertanyaan negatif, skor dari
responden dijumlahkan, maka akan ditemukan kecemasan ringan,
sedang dan berat sesuai definisi operasional.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) terapi Reminiscene, dengan menerapkan
suatu aktivitas mengingat masa lalu dengan menggunakan lagu-lagu lama,
berdiskusi tentang kegiatan masalalu dan melihat foto-foto kenangan masa
lalu.
Pengumpulan Data
Analisa Data

• Mengajukan permohonan • Pengumpulan Data


izin • Penyajian Data
• Menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian • Kesimpulan
• Meminta kesediaan pesien
untuk terlibat dalam
penelitian
• Memberikan kuesioner
kecemasan kepada klien
sebelum diberikan terapi
reminiscane
• Diberikan terapi reminiscane
Etika Penerapan KTI
• Memberikan kuesioner
kembali setelah dilakukan • Prinsip Berbuat Baik (Beneficience)
terapi reminiscene
• Prinsip Mengahargai Martabat Manusia (Respect
Human For Degnity)
• Prinsip Keadilan (Justice)
Hasil
Penelitian
Hasil Pengukuran Kecemasan Sebelum penerapan terapi reminiscane di wilayah kerja
Puskesmas Satelit

No Klien Skor kecemasan Kategori

1 Ny. Y 26 Berat

2 Ny. N 29 Berat

Rata-rata 27,5 Berat

Berdasarkan tebel diatas bahwa Ny. Y didapatkan skor kecemasan pada lansia yaitu 26 dengan kategori
kecemasan berat dan Ny.N didapatkan skor kecemasan 29 dengan kategori kecemasan berat.
Hasil Pengukuran Kecemasan Setelah penerapan terapi reminiscane
di wilayah kerja Puskesmas Satelit

No Klien Skor Kecemasan Kategori

1 Ny. Y 19 Ringan

2 Ny. N 23 Sedang

Rata-rata 21 Sedang

Berdasarkan tebel diatas bahwa tingkat kecemasan setelah di dilakukan terapi reminiscane selama 3 hari pada
Ny. Y didapatkan skor kecemasan 19 dengan kategori kecemasan ringan dan pada Ny. M didapatkan skor
kecemasan 23 dengan kategori kecemasan sedang.
Perbandingan Kecemasan Sebelum dan Setelah Penerapan terapi reminiscane di wilayah kerja
Puskesmas Satelit

35

30 29
26
25 23

20 19

15

10

0
Ny. Y Ny. N

Sebelum Setelah

Berdasarkan diagram diatas bahwa terdapat penurunan kecemasan antara kedua responden. Pada Ny. Y sebelum mendapat penerapan
memiliki skor kecemasan 26 dengan kaegori kecemasan berat, setelah mendapat penerapan terapi renimiscane, mengalami penurunan skor
menjadi 19 dengan kategori kecemasan ringan. Pada Ny. N sebelum mendapat penerapan memiliki skor kecemasan 29 dengan kategori
kecemasan berat, dan setelah mendapat penerapan terapi reminiscane, mengalami penurunan skor menjadi 23 dengan kategori kecemasan
sedang.
KESIMPUL

AN
Sebelum dilakukan penerapan terapi reminiscane, rata-rata kecemasan kedua klien adalah 27,5,
dengan kategori kecemasan berat
• Setelah dilakukan penerapan terapi reminiscane, rata-rata kecemasan kedua klien adalah 21,
dengan kategori kecemasan sedang
• Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan terapi reminiscane dapat menurunkan kecemasan
pada lansia.
THANK
YOU
Alternative Resources

Anda mungkin juga menyukai