Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MODALITAS

TERAPI MODALITAS PADA LANSIA DENGAN HUMOR THERAPY

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Andi Irawan
Asti Winda Wati
Dwinur Candra
Heni Guswinda
Mesa Prayoga
Nurul Afifah Nensih
Nur Syafridawati
Titi Mardianti Safitri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang


memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul terapi
modalitas pada lansia dengan terapi humor. Makalah ini tidak tersusun dengan
sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisannya. Maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan benar, bahkan bisa tersusun dengan sempurna.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
pengetahuannya. Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bisa dipahami
bagi siapapun yang membacanya, dengan pemahaman yang di dapatkan pembaca
dari makalah ini tentunya penulis akan memperbanyak ilmu pengetahuan agar
bisa menyelesaikan makalah berikutnya dengan sempurna tanpa ada
kesalahan,demi peningkatan mutu pendidikan kita bersama. Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih atas perhatian, kritik, serta saran yang akan pembaca
berikan kepada penulis nantinya.

Pekanbaru, 24 November 2018

Kelompok 3

Keperawatan Modalitas
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Analisa jurnal ............................................................................... 3
1. Latar Belakang ........................................................................ 4
2. Metodologi ..............................................................................
3. Hasil Penelitian Jurnal.............................................................
4. Kesimpulan dan saran .............................................................
B. Konsep terkait jurnal ................................................................... 5
1. Defenisi ...................................................................................
2. Penatalaksanaan .....................................................................
3. Lama Tindakan yang dilakukan ..............................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 6

Keperawatan Modalitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Jurnal
1. Latar Belakang
Proses menua adalah proses alami yang dihadapi manusia, tahap yang
paling krusial adalah tahap lansia, manusia secara alamiah terjadi penurunan
fungsi atau perubahan pada biologis, psikologi, sosial budaya dan spiritual
(Hurlock, 2007). Gangguan kesehatan mental mulai dialami oleh lansia pada
saat mereka merasakan adanya tanda-tanda terjadinya proses menua pada
dirinya seperti perasaan sedih, cemas, kesepian dan mudah tersinggung.
Masalah kesehatan mental yang sering timbul pada lansia adalah kecemasan,
depresi, insomnia, paranoid dan demensia. (Maryam, 2008). Kecemasan atau
anxiety adalah kekhawatiran yang tidak jelas, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
objek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan rasa takut yang merupakan
penilaian intelektual terhadap bahaya, sedangkan kecemasan adalah respon
emosional terhadap penilaian tersebut (Stuard, 2013).
Program Epidemiological Catchment Area (ECA) dari National
Institute of Mental Health menemukan bahwa prevalensi ganggguan
kecemasan satu bulan pada orang yang berusia 65 tahun dan lebih adalah
5,5%. Gangguan kecemasan yang paling sering adalah fobia yaitu 4-8%.
Gangguan kecemasan dimulai pada masa dewasa awal atau pertengahan,
tetapi beberapa tampak untuk pertamakalinya setelah usia 60 tahun (Kaplan
& Sadock, 1997; Elvira & Hadisukanto, 2013; Davies, 2009). Dampak dari
kecemasan dapat menimbulkan respon fisiologis yaitu sistem
kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskuler, gastrointestinal, saluran
perkemihan, integument (kulit), respon pada sistem perilaku, sistem kognitif
dan sistem afektif (Stuart & Suudeen, 1998). Kekambuhan dan kecemasan

Keperawatan Modalitas
kronik dapat mempersulit sebagian besar penyakit yang umum bagi lansia
dan dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Patricia, 2008).
Kecemasan pada lansia dapat menurunkan atau menyebabkan kerusakan
kognitif, serta dapat terganggunya emosi lansia dan peran sosial pada lansia.
Kecemasan yang tidak sejalan dengan kehidupan, berlangsung lama dan
secara terus menerus, dapat terjadi kelelahan bahkan kematian (Stuard &
Sundeen, 1998).
2. Tujuan penelitian
Humor pada dasarnya mengandung muatan emosi positif. Muatan
emosi positif tersebut dapat diasosiasikan sebagai sesuatu yang dapat
menyebabkan turunnya tegangan (tension) serta berkurangnya perasaan
cemas (anxiety). Hal tersebut akhirnya akan menyebabkan fleksibilitas
individu dalam berpikir, yang dibutuhkan untuk mampu melihat
kemungkinankemungkinan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Kemampuan melihat berbagai kemungkinan pemecahan masalah adalah
tanda bahwa individu mengalami healing dalam menjalani proses terapi.
(Martin, 2010). Pemberian stimulus humor dalam pelaksanaan terapi
diperlukan karena beberapa orang mengalami kesulitan untuk memulai
tertawa tanpa adanya alasan yang jelas. Film Komedi termasuk stimulus
menggunakan media yang dapat digunakan untuk menimbulkan rasa humor.
Kelucuan atau humor dihadirkan dari menonton film komedi akan
menghasilkan tawa yang spontan, tergelitik dalam hati, tersenyum dan
euforia
3. Metedologi
Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan perlakuan semu
(quasi experimental designs) dengan menggunakan Non Randomized
Control Group Pretest Posttest Design. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh lansia yang tinggal di Panti Tresna Werdha Hargo Dedali Surabaya
sebanyak 40 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 18 orang. Besar sampel ditentukan berdasarkan

Keperawatan Modalitas
blok, yaitu blok Timur sebagai kelompok perlakuan sebanyak 10 orang dan
blok Barat sebagai kelompok kontrol sebanyak 8 orang. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah:
a) Berusia diatas 60 tahun
b) Tinggal di panti minimal 6 bulan
c) Mempunyai pendengaran yang cukup baik, dan penglihatan yang baik.
d) Short Portable Mental Status Questionnaire nilai kesalahan ≤ 4
e) Bersedia menjadi responden dengan menyetujui informed consent yang
disediakan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi humor dengan
media film komedi, sedangkan variabel dependent adalah tingkat kecemasan
pada lansia. Pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat
kecemasan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yang
dilakukan pada kedua kelompok. Perlakuan yang diberikan adalah terapi
humor dengan media film komedi. Pelaksanaan terapi dilaksanakan selama 4
minggu. Pertemuan dilakukan 3 kali dalam satu minggu yaitu hari Senin,
Rabu dan Jumat dan dilakukan pada sore hari di jam 17.00 wib. Kelompok
perlakukan ditayangkan film komedi selama 30-60 menit. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rang Test dan Uji
Wilcoxon Mann Whitney digunakan untuk membandingkan hasil
pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui seberapa efektifnya terapi dengan
cara mencari selisih mean dari hasil pengukuran pretest dan posttest
4. Hasil Penelitian
a. Analisis Tingkat Kecemasan Responden

Keperawatan Modalitas
Tabel diatas untuk membandingkan kedua kelompok pada hasil pretest
menggunakan Mann Whitney Test dengan hasil p = 0,352 dengan α = 0,05
dengan demikian P-value > α, artinya tidak ada perbedaan tingkat
kecemasan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga dapat
disimpulkan hasil pretest tingkat kecemasan kedua kelompok sudah
homogen.

Tabel diatas untuk membandingkan kedua kelompok pada hasil posttest


menggunakan Mann Whitney Test dengan hasil p = 0,017 dengan α = 0,05
dengan demikian P-value < α, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Keperawatan Modalitas
Tabel 5 menunjukkan hasil Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan
z = -2,460 dan p = 0,014 dengan α = 0,05 dengan demikian P-value < α
artinya ada perbedaan tingkat kecemasan pada lansia sebelum dan sesudah
diberikan terapi humor. Berdasarkan tabel diatas juga diketahui hasil rata-
rata skor tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi sebesar 2,60 dan
setelah diberikan terapi menjadi 1,70 dengan selisih mean sebesar 0,9 atau
34,7%. Berbeda dengan kelompok kontrol hasil uji menggunakan Wilcoxon
Signed Ranks Test didapatkan z = -1,000 dan p = 0,317 dengan α = 0,05
dengan demikian Pvalue > α artinya tidak ada perbedaan tingkat
kecemasan antara pre dan post test pada lansia kelompok kontrol. Selisih
mean sebesar 0,13 atau 4,5%.

Berdasarkan hasil Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan hasil bahwa


ada perbedaan tingkat kecemasan pada lansia sebelum dan sesudah diberikan
terapi humor. Berbeda dengan kelompok kontrol hasil uji menggunakan
Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan
tingkat kecemasan antara pre dan post test pada lansia kelompok kontrol.
Berdasarkan uji Mann Whitney Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test serta

Keperawatan Modalitas
hasil selisih mean dapat dikatakan bahwa terapi humor dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada lansia di Panti Tresna Hargo Dedali Surabaya.

5. Kesimpulan dan saran


a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terapi humor dengan media film komedi efektif menurunkan
tingkat kecemasan pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargo Dedali
Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan tingkat
kecemasan yang pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah
pemberian terapi humor dengan media film komedi, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terjadi penurunan tingkat kecemasan.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran yang
dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut :
a. Bagi Panti Tresna Werdha Hargo Dedali Surabaya
1. Untuk lansia diharapkan terapi humor tetap dilakukan dalam
kegiatan sehari-hari, baik menggunakan media atau tanpa media,
dan selalu berupaya menimbulkan emosi yang positif dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental pada masa tua sehingga mencapai
masa tua yang sehat, kehidupan yang berkualitas, produktif dan
bahagia.
2. Pada Petugas Panti, diharapkan kegiatan terapi humor dengan
menonton film komedi tetap dilakukan dan dimasukan dalam
kegiatan rutin panti. Humor juga dapat dilakukan pada kegiatan
panti yang lain seperti olah raga bersama, bernyanyi bersama,
berkebun dan kegiatan aktivitas lainnya, dimana kegiatan tersebut
dapat diselingi dengan humor. Humor dapat menyebabkan lansia
berinteraksi dengan cara yang menyenangkan sesama penghuni

Keperawatan Modalitas
panti maupun petugas panti, dan diharapkan dapat mengurangi
kecemasan pada lansia.
b. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi sumber refrensi
bahan kajian untuk menjadi bahan ajar kesehatan jiwa masyarakat
khususnya psikogeriatri dan dapat di aplikasikan dalam proses belajar
mengajar, serta diharapkan institusi pendidikan lebih banyak
menyediakan bahan kepustakaan yang update untuk mendukung
penelitian, tentang kesehatan jiwa masyarakat khususnya psikogeriatri.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai tingkat kecemasan dan permasalahan lain yang dirasakan
oleh lansia dalam lingkungan panti dengan menggunakan terapi humor
agar bermanfaat bagi keluarga, disesuaikan oleh lansia, mengingat
keterbatasan dalam penelitian ini agar didapatkan penelitian yang lebih
bermanfaat lagi.

B. Konsep Terkait Efektivitas Terapi Humor Dengan Media Film Komedi


Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Lansia
a) Pengertian Humor Terapi
Terapi humor merupakan metode terapidengan menggunakan humor
tawa untuk membantu individu menyelesaikan masalah, baik dalam
bentukgangguan fisik maupun gangguan psikologis. Humor dikenal dalam
keperawatan sebagai membantu klien menerima, menghargai, dan
mengungkapkan sesuatu yang lucu, dapat ditertawakan, atau menggelikan
dalam upaya membina hubungan, meredakan ketegangan, melepaskan
kemarahan, atau mengatasi perasaan yang menyakitkan. Hal tersebut dapat
mengurangi tingkat stress dan depresi pada individu. Secara psikologis,
dapat meredakan kecemasan dan depresi dengan menghambat impuls yang
tidak diterima secara social atau secara pribadi, dengan memfokuskan pada
unsur menggelikan dari sebuah situasi (McCloskey & Bulecheck, 2000,
dalam Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).

Keperawatan Modalitas
b) Indikasi Terapi Humor
1) Mengurangi kecemasan, stres, dan depresi
Terapi humor dapat mengurangi kecemasan, stres dan depresi
sehingga pengaruh dalam meningkatkan kesehatan mental. Dengan
tertawa, hormon endorphin akan dilepaskan dan akan mengalahkan
hormon pemicu stres (cortisol, adrenalin, epinephrine) yang keluar
ketika stres. Hal ini bisa mengurangi tekanan darah yang merupakan
penyebab berbagai penyakit. Dengan tertawa otak akan memerintahkan
untuk melepaskan Neurotransmiter yang tepat: endhorphine, serotinin
dan melatonin (zat yang memberikan efek yang menyenangkan)
sehingga akan mengurangi kecemasan, stress dan depresi.
2) Mengembalikan kondisi kesehatan dan kekebalan tubuh
Pada saat kita tertawa, sistem kekebalan tubuh dan sistem pada
tulang, pembuluh darah, jantung, maupun otot, bekerja labih aktif.
Tertawa terbahak-bahak diketahui bisa maningkatkan sistem imun
dalam tubuh dengan cara memicu produksi sel-sel lomfosit yang
bertindak sebagai pembunuh stres alami yang menurut para peneliti
menjadi pemicu hampir 70 % penyakit, mulai dari hipertensi, jantung
depresi, insomnia, migrain, pikun, alergi dan lain-lain. Studi ilmiah
membuktikan bahwa terjadi penurunan 10-20 mm tekanan darah ketika
seseorang tertawa selama 10 menit.
3) Menstimulasi pikiran dan perasaan positif.
Terapi humor dapat membuat hati senang. Perasaan senang ini akan
menjadi energi positif yang mendorong meningkatnya mood, lebih
mudah berfikir, menemukan ide-ide baru yang mungkin tidak terfikirkan
sebelumnya, sehingga kita lebih kreatif dan semangat melakukan
aktifitas.
4) Menjalin relasi sosial dan meningkatkan kualitas aktivitas sehari-hari.
Humor bisa membuat orang tertawa dan merasa senang, hati
senang biasanya akan membuat seseorang bersikap labih baik terhadap

Keperawatan Modalitas
orang lain, sehingga seseorang bisa disukai dalam pergaulan. Selain itu,
kamampuan menciptakan humor bisa membuat seseorang lebih mudah
berkomunikasi dengan orang lain dan bisa membangun relasi sosial
secara intensif. Komunikasi yang baik akan menunjang kesuksesan
dalam berkarya dan berusaha. Dengan demikian, menjadikan humor
sebagai terapi setiap hari bisa meningkatkan kualitas kesehatan.
5) Menurunkan tekanan darah
Ketika tertawa terjadi kombinasi tarikan dan hembuasan nafas
panjang yang memberikan pertukaran udara yang bagus. Pertukaran ini
akan memperkaya darah dengan oksigen. Nafas yang kuat akan melatih
otot jantung dan memperbaiki sirkulasi darah, serta mempercepat aliran
oksigen dan nutrisi artinya dengan bernafas kuat, kontraksi jantung akan
lebih terlatih dalam hal irama ritmik otomatisnya, sehingga aliran darah
menjadi lebih baik. Darah dalam pembuluh darah akan lebih cepat
mengangangkut oksigen dan nutrisi akan memenuhi kebutuhannya
keseluruh tubuh serta akan memperbaiki fungsi nutrisi sirkulasi tubuh,
sehingga dengan tertawa dapat menurunkan tekanan darah.
6) Meningkatkan memori
Terapi humor pada hakikatnya adalah intervensi terapeutik
menggunakan stimulus-stimulus yang merangsang ekspresi senang.
Emosional positif yang akan menstimulasi hypothalamus untuk
mengontrol sistem endokrin yang bertugas untuk mengeluarkan hormon
epineprine yang akan meningkatkan kadar glukosa pada otak dan
berguna dalam meningkatkan memori.
7) Awet Muda
Tawa merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot – otot wajah
anda. Tawa mengencangkan otot – otot wajah dan memperbaiki ekspresi
wajah. Ketika tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan
posokan darah yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah

Keperawatan Modalitas
tampak cerah. Orang – orang yang suka tertawa tampak lebih cerah dan
menarik.

c) Manfaat Terapi Humor

Humor mengandung muatan emosi positif yaitu kegembiraan,


ketertarikan, kepuasan hati, cinta, kebahagiaan, rasa bangga dan perasaan
lega. Pemberian terapi humor ini akan berpengaruh pada kognitif, emosi
dan sosial pada lansia, sehingga terjadi perubahan pada kognitif yaitu
fleksibilitas dalam berpikir, positive thinking, memandang permasalahan
dari sudut pandang berbeda, dan kreatif mencari solusi permasalahan.
Humor dapat mengganti emosi negatif seperti marah, stres, cemas maupun
depresi dan dengan humor mampu berinteraksi dengan menyenangkan
(Martin, 2010). Pemberian terapi humor diharapkan akan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada lansia. Menurut Bennet (1997)
mengatakan pemakaian humor yang merangsang tertawa dapat menjadi
efektif menurunkan stres dan rasa cemas. Penelitian Martin & Lefcourt
(1983) menyatakan humor dapat menurunkan angka kecemasan dan
meningkatkan kualitas hidup.

d) Kontraindikasi Terapi Humor

Terapi Humor adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi
usia, walaupun begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka
yang mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem. Pelarangan
melakukan tawa ini dikarenakan dikawatirkan berakibat buruk pada
penyakitnya. Mereka yang dilarang untuk melakukan terapi humor ini
adalah :

Keperawatan Modalitas
Kontraindikasi Terapi Humor

Kontraindikasi Rasionalisasi

Penderita penyakit wasir Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan perut
mendapat tekanan lebih berat sehingga
dikhawatirkan memperparah penyakit wasir

Penderita penyakit hernia Hal ini dapat memperparah penyakit hernia karena
membutuhkan kerja keras otot dan kemungkinan isi
perut akan menonjol di sekitar saluran
selangkangan.

Penderita penyakit Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat,


jantung sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.

Penderita sesak nafas Mengganggu pernapasan

Baru selesai melakukan Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang


operasi melakukan operasi besar atau perus

Sedang hamil Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi


keguguran.

Peranakan turun Menurunkan tali ligamen yang menopang


peranakan menjadi lemah.

Penyakit TBC Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada orang


lain sekitarnya

Penyakit flu Bibit flu akan menyebar dan penderita flu sebaiknya
istirahat saja.

Penyakit pilek Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada orang


lain.

Keperawatan Modalitas
Komplikasi mata Akan meningkatkan tekanan pada bola mata karena
(gloukoma) bendungan aliran cairan mata melalui terusan
Schlemm dalam pembuluh balik semakin
meningkat, mencekungnya pupil saraf mata, dan
bisa berakibat pada kebutaan.

e) Proses terapi humor


Pemberian terapi humor yang mengandung:
(a) proses the social context of humor yaitu humor mengandung fenomena
sosial, humor dapat terjadi pada situasi sosial apapun sehingga dengan
humor lansia dapat berinteraksi dengan baik.
(b) cognitive-perceptual processes in humor dengan humor lansia dapat
melakukan proses mental mengumpulkan informasi dari lingkungan
atau ingatannya, melalui ide-ide, kata-kata atau tindakan yang kreatif
untuk menghasilkan kata-kata yang cerdas atau tindakan yang
dianggap lucu oleh orang lain.
(c) emotional aspects of humor bahwa nantinya lansia akan
memperlihatkan respon emosional yang menyenangkan.
(d) laughter as an expression of the emotion of mirth dengan humor akan
menghasilkan ekspresi yang menyenangkan, menggembirakan dalam
bentuk senyum, tertawa, tertawa terbahak-bahak, ataupun gerakan
tubuh seperti memukul, bertepuk tangan, mengeluarkan air mata,
wajah memerah dan sebagainya (Martin, 2010).

f) Waktu dan Tempat Terapi Humor


sebuah terapi humor harus dilaksanakan pada pagi hari, khususnya di
daerah tropis seperti Indonesia ini. Sebaiknya jumlah total latihan
pernapasan, tawa dan peregangan sebaiknya tidak lebih dari 15-20 menit.

Keperawatan Modalitas
Pengaturan waktu bisa disesuaikan beberapa menit menurut kebutuhan
kelompok dan keadaan cuaca, bila diadakan di tempat terbuka.
Terdapat banyak alasan kenapa sesi tawa dimulai pada pagi hari.
Selalu lebih baik bagi kita jika mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu
kita akan terus bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak
sepanjang hari. Kegiatan ini membangkitkan energi kita dan tertawa selama
15-20 menit memberi kita manfaat sepanjang hari sampai saat tidur malam.

Keperawatan Modalitas
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terapi humor dengan media film komedi efektif menurunkan tingkat
kecemasan pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargo Dedali Surabaya. Hal
tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan tingkat kecemasan yang pada
kelompok perlakuan sebelum dan sesudah pemberian terapi humor dengan
media film komedi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan
tingkat kecemasan.

B. SARAN
Setelah mempelajari dan membaca makalah ini diharapkan mahasiswa
mampu memahami dengan baik tentang terapi humor pada lansia therapy
Humor.

Keperawatan Modalitas
DAFTAR PUSTAKA

Deliyani, Niluh, Marlinadkk. 2015. Efektivitas Terapi Humor Dengan Media Film
Komedi Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Lansia. Vol 7 No. 2.
Surabaya: Hospital Majapahit
Puspitasari, Nevi. Elis. 2016. Efektifitas Terapi Humor Terhadap Penurunan
Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti Wredha Pucang Gading
Semarang. Vol 7 No 1. Semarang

Keperawatan Modalitas

Anda mungkin juga menyukai