Anda di halaman 1dari 21

DASAR-DASAR LOGIKA

HAKEKAT PENALARAN ҉ EDUKSI ҉


KONVERSI ҉ OBVERSI ҉ OPOSISI ҉
INVERSI ҉ POSIBILITAS ҉
AKTUALITAS ҉
PENDAHULUAN
• Melalui proses abstraksi terhadap sesuatu, maka
dalam alam pikiran kita akan muncul pemahaman
mengenai hakikat atau esensi dari sesuatu tersebut.
• Apabila kita memahami hakikat sesuatu, maka
kemudian muncullah GAGASAN.
• Setelah terbentuk gagasan, maka akal budi kita
akan memperbandingkan antara gagasan yang satu
dengan gagasan yang lainnya, apakah cocok atau
tidak cocok, dan akhirnya membentu sebuah
PUTUSAN.
ABSTRAKSI, PEMAHAMAN, GAGASAN,
PUTUSAN

OBYEK ABSTRAKSI PEMAHAMAN


INDRAWI

MENEMUKAN
PUTUSAN RELASI/PEMIKIRAN: GAGASAN
= ATAU ≠, < ATAU >
HAKEKAT PENALARAN
 Pada saat proses analisis atau membandingkan tersebut, berarti akal budi
bergerak dari sebuah kebenaran atau kekeliruan sebuah putusan atau
proposisi ke kebenaran atau kekeliruan putusan atau proposisi yang lainnya
yang ada hubungannya dengan proposisi yang pertama. Inilah yang kemudian
disebut dengan PENALARAN.
 Sehingga penalaran adalah sebuah proses mental dimana kita (melalui akal
budi) bergerak dari apa yang telah kita ketahui atau kita miliki (pemahaman),
menuju ke pengetahuan yang baru (hal yang belum kita ketahui).
 Ingat!!!
 Semua bentuk panalaran, selalu bertolak dari pengetahuan yang sudah ada
 Tidak mungkin kita melakukan penalaran dengan mendasarkan pada hal
yang belum kita ketahui.
ILUSTRASI

KONKLUSI/KESIMPULAN
YANG YANG
TELAH PENALARAN BELUM
DIKETAHUI DIKETAHUI

REFERENCE OBYEK
PENYIMPULAN
OPOSISI

LANGSUNG
KONVERSI

PENYIMPULAN OBVERSI
EDUKSI
POSIBILITAS
AKTUALITAS

DEDUKSI
TAK
LANGSUNG
INDUKSI
PERLAWANAN (OPOSISI)
• PERLAWANAN
– Adalah pertentangan yang terdapat diantara dua proposisi yang
mempunyai subye dan predikat yang sama, tetapi berbeda dalam
kuantitas dan/atau kualitasnya.

• ILUSTRASI

KONTRARIS
A E

KONTRADIKTORIS
IMPLIKASI IMPLIKASI

I SUB KONTRARIS
O
HUKUM-HUKUM PERLAWANAN [1/3]
1. PERLAWANAN KONTRARIS ( A - E, E – A)
 Jika A benar  maka E salah
 Jika A salah  maka E meragukan
 Jika E salah  maka A meragukan
 Jika E benar  maka A salah
2. PERLAWANAN KONTRADIKTORIS (A – O, E – I, I – E, O –
A)
 Jika A benar, maka O salah, dan Jika E benar maka I salah
 Jika I Benar, maka E salah dan jika O benar maka A salah
 Jika A salah, maka O benar dan jika E salah, maka I benar
 Jika I salah, maka E benar, dan jika O salah, maka A benar
HUKUM-HUKUM PERLAWANAN [2/3]
3. Perlawanan Implikasi (Subaltern)  (A – I, I – A, E – O, O – E)
 Jika A benar, maka I benar
 Jika I benar, maka A dapat Benar/Salah
 Jika E benar, maka O benar
 Jika O benar, maka E dapat benar/salah

 Jika I salah, maka A salah


 Jika A salah, maka I dapat benar/salah
 Jika O salah, maka E salah
 Jika E benar, maka O dapat benar/salah
HUKUM-HUKUM PERLAWANAN [3/3]
4. Perlawanan Subkontraris  (I – O, O – I)
 Jika I salah, maka O benar
 Jika O salah, maka I benar
 Jika I benar, maka O dapat benar/salah
 Jika O benar, maka I dapat benar/salah
EDUKSI : 1. KONVERSI
 KONVERSI (PEMBALIKAN)
 Sebuah bentuk penyipumlan langsung dimana
subyek dan predikat dari sebuah proposisi
ditukar/dibalik tempatnya sehingga berganti
posisinya.
 Proposisi yang asli disebut KONVERTEND, dan
balikannya disebut KONVERSE
 CONTOH:
 Konvertend: Semua kura-kura bukan kucing
 Konverse: semua kucing bukan kura-kura
JENIS-JENIS KONVERSI [1/2]
1. PEMBALIKAN SEDERHANA
 Adalah pembalikan dimana subyek dan predikat
ditukar tempatnya tanpa mengurangi atupun
mengubah kuantitas masing-masing.
 Proposisi yang dapat mengalami pembalikan tipe ini
adalah E dan I.
 Contoh:
 E= Mahasiswa bukan siswa SMU  Siswa SMU bukan Mahasiswa
 I = Ada orang yang bisu - tuli  Ada yang bisu - tuli yang disebut orang
JENIS-JENIS KONVERSI [2/2]
2. PEMBALIKAN AKSIDENTAL
 Pembalikan dimana subyek dan predikatnya melamai tukar
tempat , namun kuantitasnya salah satunya mengalami
pengurangan (A – I, E – O)
 Contoh:
A = Semua advocat adalah penegak hukum
I = Sebagian penegak hukum adalah advocat

E = Semua pria tidak feminim


O = Sebagian yang feminim bukan pria
HUKUM-HUKUM PEMBALIKAN
1. Proposisi A HANYA dapat dibalik menjadi
proposisi I;
2. Proposisi E selalu dapat dibalik, karena dalam
proposisi negatif, S dan P tidak dapat
dipersatukan;
3. Proposisi I hanya dapat dibalik menjadi proposisi I
lagi;
4. Proposisi O tidak dapat dibalik
EDUKSI : 2. OBVERSI
• Disebut juga Equipolence, Permutasi, Infinitum.
• Adalah sebuah proses penyimpulan langsung dimana
sebuah proposisi afirmatif, dinyatakan secara negatif,
sebaliknya proposisi negatif dinyatakan secara afirmatif.
• Contoh:
– A = Semua proses berjalan sesuai dengan yang direncanakan (Afirmatif)
– E = Tidak ada proses yang tidak berjalan sesuai yang direncanakan (Negatf)
KETENTUAN OBVERSI [1/2]
1. Subyek pada proposisi asli (yang mengandung gagasan
pokok) TIDAK BOLEH mengalami perubahan;
2. Kualitas proposisi asli diubah dari afirmatif menjadi negatif
atau sebaliknya;
3. Kuantitas proposisi asli TIDAK BOLEH berubah, jika
proposisinya partikular atau universal, maka obversinya
juga proposisi partikular/universal;
4. Predikat dari kedua proposisi harus dijadikan kontradiktif,
artinya jadikanlah negatif jika predikatnya afirmatif
(sebaliknya)
KETENTUAN OBVERSI [2/2]

A OBVERSIF TERHADAP E

E OBVERSIF TERHADAP A

I OBVERSIF TERHADAP O

O OBVERSIF TERHADAP I
AKTUALITAS DAN POSIBILITAS
• AKTUALITAS
– Proposisi yang menyatakan gambaran tentang suatu
kondisi, situasi, atau status keberadaan tertentu atas
sesuatu hal.
• POSIBILITAS
– Gambaran bahwa kesempurnaan saat ini dan disini belum
dimiliki sebuah proposisi. Posibilitas juga membahas
tentang kondisi, situasi, atau status keberadaan tertentu
atas sesuatu hal, namun ketiganya masih dalam konteks
“mungkin”
RELASI ANTARA AKTUALITAS DAN
POSIBILITAS [1/2]
1. Aktualitas tidak boleh disimpulkan dari posibilitas.
 “Proposisi, bahwa “Ia dapat menyelesaikan studinya
dengan segera “ hanyalah sebagai sebuah posibilitas,
dan karenanya tidak dapat disimpulkan bahwa: “Ia
(telah) menyelesaikan studinya dengan segera”.
2. Posibilitas dapat disimpulkan dari aktualitas
 Beberapa orang menikah (aktualita),  Jadi,
pernikahan adalah sesuatu yang mungkin terjadi.
RELASI ANTARA AKTUALITAS DAN
POSIBILITAS [2/2]
3. Kemustahilan TIDAK BOLEH disimpulkan dari hal yang
belum terjadi (non aktual).
 Ada mahasiswa yang BELUM LULUS ujian skripsi. Ini tidak bisa
dikatakan TIDAK MUNGKIN (mustahil) akan lulus ujian skripsi.
4. Yang tidak aktual dapat disimpulkan dari hal yang mustahil
 Jika sesuatu hal itu mustahil adanya, maka aktualitasnya juga
tidak mungkin. Lingkaran mustahil berbentuk segi empat, maka
 maknanya tidak akan pernah ada lingkaran yang berbentuk
segi empat.

Anda mungkin juga menyukai