Anda di halaman 1dari 3

Jati Diriku Sebagai Cendekia: Logika

Oleh, Vannya Damayanti Pradani 2006598181


Apakah penting bagi kita untuk menggunakan logika dalam kehidupan sehari- hari?
Pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran kita dan belum ditemukan jawabannya. Pemakaian
logika sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh para pendahulu untuk membangun argumentasi
yang persuasif dan untuk menolak argumentasi orang lain. Pertanyaan lain yang muncul adalah
apakah dalam penggunaan logika harus ada dasarnya? Pertanyaan ini akan dijawab berdasarkan
uraian berikut ini.
Dalam melakukan komunikasi, kita mengunakan berbagai kalimat baik kalimat berita,
kalimat tanya, maupun kalimat perintah. Setiap kalimat memiliki fungsinya masing – masing.
Struktur kalimat ditentukan berdasarkan kaidah dari tata bahasa (Hadinata, Putri & Takwin, 2015)
Logika berfokus pada kalimat deklaratif atau proposisi yang berarti kalimat yang
digunakan untuk membuat pernyataan untuk menyampaikan sesuatu yang dapat dinilai benar
maupun salah. Terdapat dua jenis proposisi yaitu kategoris dan hipotesis. Proposisi kategoris
apabila term subjek diafirmasi atau dinegasi term predikat tanpa syarat atau secara mutlak,
sedangkan proposisi hipotesis apabila term subjek diafirmasi atau dinegasi atas dasar syarat atau
tidak secara mutlak. Proposisi hipotesis dihubungkan melalui ‘jika-maka’. Dalam melakukan
penyelidikan terkait penalaran langsung dan tidak langsung sangat penting peran proposisi. Unsur
dalam preposisi yang harus diperhatikan adalah term subjek dengan symbol ‘S’, term predikat
dengan symbol ‘P’, kopula penanda hubungan antara term subjek dan term predikat, dan penanda
yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subjek. Pemahaman makna kontekstual
dibutuhkan untuk menentukan atau melihat penanda satuan, term subjek, kopula dan predikat suatu
preposisi.
Klasifikasi preposisi dibagi berdasarkan kuantitas, kualitas, serta kuantitas dan kualitas.
Kuantitas preposisi dibagi menjadi proposisi universal, partikular, dan singular. Proposisi
universal ketika term subjeknya mengikat semua anggotanya tanpa terkecuali. Proposisi partikular
ketika term subjeknya tidak mengikat seluruh anggotanya melainkan hanya sebagian atau paling
kurang satu yang tidak tentu. Proposisi singular ketika subjeknya merujuk pada satu hal tertentu.
Berdasarkan kualitasnya ditentukan kopula sebagai penanda afirmasi atau negasi. Kualitas
proposisi dibagi menjadi proposisi afirmatif dan negatif. Proposisi afirmatif ketika term subjek
diafirmasi oleh predikat sedangkan proposisi negatif ketika term subjek dinegasi oleh term
predikat. Berdasarkan kuantitas dan kualitas proposisi terdapat enam jenis proposisi yaitu
proposisi universal afirmatif, proposisi partikular afirmatif, proposisi singular afirmatif, proposisi
universal negatif, proposisi partikular negatif, dan proposisi singular negatif. Empat lambang
digunakan oleh para ahli logika sebagai wakil dari enam proposisi tersebut yaitu A, E, I, O.
Proposisi A merupakan proposisi universal atau singular afirmatif berasal dari (a)firmo yang
berarti mengakui. Proposisi E merupakan proposisi universal atau singular negative berasal n(e)go
yang berarti mengingkari. Proposisi I merupakan proposisi partikular afirmatif berasal dari
aff(i)rmo yang berarti mengakui. Proposisi O merupakan proposisi partikular negatif berasal dari
neg(o) yang berarti menolak.
Penalaran dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penalaran
langsung merupakan penarikan kesimpulan dari suatu proposisi. Penalaran langsung dibagi
menjadi dua yaitu oposisi dan eduksi. Oposisi adalah proses membandingkan antarproposisi terkait
kualitas dan kuantitas proposisi dengan term yang sama. Penalaran ini dibagi menjadi empat jenis
yaitu kontraris, subkontraris, subalterma, dan kontradiktoris. Setiap penalaran oposisi ini memiliki
dalil yang berbeda. Kontraris (proposisi A-E) memiliki dalil yaitu kedua proposisi tidak dapat dua
– duanya benar sekaligus tetapi dapat sekaligus salah. Subkontraris (proposisi I-O) memiliki dalil
yaitu kedua proposisi tidak dapat dua-duanya salah sekaligus tetapi dapat sekaligus benar.
Subalterna (A-I dan E-O) memiliki dalil yaitu jika proposisi universal benar maka proposisi
partikular pasti benar, jika proposisi universal salah maka proposisi partikular bisa benar atau
salah, jika proposisi partikular benar maka proposisi universal bisa benar atau salah, jika proposisi
partikular maka proposisi universal pasti salah. Kontradiktoris memiliki dalil yaitu jika satu benar
maka yang lain salah dan jika satu salah maka yang lain benar.
Eduksi merupakan proses pengubahan suatu proposisi ke proposisi lain dengan makna
yang sama. Penalaran eduksi dibagi menjadi empat jenis yaitu konversi, obversi, kontraposisi dan
inversi. Penalaran eduksi sangat penting untuk memahami luas term predikat yang memiliki
hubungan erat dengan kualitas proposisi. Luas term predikat berfokus pada proposisi terdistribusi
atau tidak terdistribusi. Terdapat dua dalil terkait dengan luas term predikat sebuah proposisi yaitu
dalam proposisi yang berkualitas afimatif luas term predikat selalu tidak terdistribusi dan dalam
proposisi yang berkualitas negatif luas term predikat selalu terdistribusi. Terdapat pengecualian
pada dalil tersebut yaitu tidak berlaku pada proposisi A dengan corak definisi dan tidak berlaku
pada proposisi A serta proposisi E yang term subjek dan term predikatnya merujuk pada satu hal.
Konversi dilakukan dengan menukar term subjek dan term prediat tanpa mengubah
kualitasnya. Konversi dapat dikonversikan pada proposisi E dan I, tetapi pada proposisi A tidak
dapat dikonversikan secara sempurna bahkan pada proposisi O tidak dapat dikonversikan. Obversi
dilakukan dengan mengungkapkan kembali satu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan
mengubah kualitas proposisi awal. Pada obversi terdapat perubahan kualitas tanpa perubahan
kuantitas. Obversi dapat dilakukan pada semua proposisi. Kontraposisi adalah pengungkapan
kembali suatu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan cara menukar posisi term subjek
dengan term predikat dan menegasikan keduanya. Kontraposisi ini dapat diterapkan pada proposisi
A dan O, sedangkan proposisi E diubah menjadi O. Inversi dilakukan dengan mengungkapkan
kembali suatu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan menegasikan kedua term subjek
dan term predikat tanpa mengubah posisinya. Inversi ini hanya dapat diterapkan pada proposisi A
dan E, sedangkan proposisi I dan O tidak dapat diinversikan.
Dengan melihat pembahasan di atas, terlihat bahwa untuk penggunaan logika terdapat
dasarnya salah satunya dengan penggunaan kalimat deklaratif. Hal ini harus terus dikembangkan
oleh para mahasiswa agar dapat menyampaikan argumentasi dengan baik.
Daftar Pustaka
Cip Bro. (2020, Juni 11). Apa itu Logika?. Youtube. https://youtu.be/0Wicggt9VXk
Meliono, I, Hadinata, F. (2017). Buku ajar MPKT A. Depok: PPKPT Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai