Apakah penting bagi kita untuk menggunakan logika dalam kehidupan sehari- hari? Pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran kita dan belum ditemukan jawabannya. Pemakaian logika sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh para pendahulu untuk membangun argumentasi yang persuasif dan untuk menolak argumentasi orang lain. Pertanyaan lain yang muncul adalah apakah dalam penggunaan logika harus ada dasarnya? Pertanyaan ini akan dijawab berdasarkan uraian berikut ini. Dalam melakukan komunikasi, kita mengunakan berbagai kalimat baik kalimat berita, kalimat tanya, maupun kalimat perintah. Setiap kalimat memiliki fungsinya masing – masing. Struktur kalimat ditentukan berdasarkan kaidah dari tata bahasa (Hadinata, Putri & Takwin, 2015) Logika berfokus pada kalimat deklaratif atau proposisi yang berarti kalimat yang digunakan untuk membuat pernyataan untuk menyampaikan sesuatu yang dapat dinilai benar maupun salah. Terdapat dua jenis proposisi yaitu kategoris dan hipotesis. Proposisi kategoris apabila term subjek diafirmasi atau dinegasi term predikat tanpa syarat atau secara mutlak, sedangkan proposisi hipotesis apabila term subjek diafirmasi atau dinegasi atas dasar syarat atau tidak secara mutlak. Proposisi hipotesis dihubungkan melalui ‘jika-maka’. Dalam melakukan penyelidikan terkait penalaran langsung dan tidak langsung sangat penting peran proposisi. Unsur dalam preposisi yang harus diperhatikan adalah term subjek dengan symbol ‘S’, term predikat dengan symbol ‘P’, kopula penanda hubungan antara term subjek dan term predikat, dan penanda yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subjek. Pemahaman makna kontekstual dibutuhkan untuk menentukan atau melihat penanda satuan, term subjek, kopula dan predikat suatu preposisi. Klasifikasi preposisi dibagi berdasarkan kuantitas, kualitas, serta kuantitas dan kualitas. Kuantitas preposisi dibagi menjadi proposisi universal, partikular, dan singular. Proposisi universal ketika term subjeknya mengikat semua anggotanya tanpa terkecuali. Proposisi partikular ketika term subjeknya tidak mengikat seluruh anggotanya melainkan hanya sebagian atau paling kurang satu yang tidak tentu. Proposisi singular ketika subjeknya merujuk pada satu hal tertentu. Berdasarkan kualitasnya ditentukan kopula sebagai penanda afirmasi atau negasi. Kualitas proposisi dibagi menjadi proposisi afirmatif dan negatif. Proposisi afirmatif ketika term subjek diafirmasi oleh predikat sedangkan proposisi negatif ketika term subjek dinegasi oleh term predikat. Berdasarkan kuantitas dan kualitas proposisi terdapat enam jenis proposisi yaitu proposisi universal afirmatif, proposisi partikular afirmatif, proposisi singular afirmatif, proposisi universal negatif, proposisi partikular negatif, dan proposisi singular negatif. Empat lambang digunakan oleh para ahli logika sebagai wakil dari enam proposisi tersebut yaitu A, E, I, O. Proposisi A merupakan proposisi universal atau singular afirmatif berasal dari (a)firmo yang berarti mengakui. Proposisi E merupakan proposisi universal atau singular negative berasal n(e)go yang berarti mengingkari. Proposisi I merupakan proposisi partikular afirmatif berasal dari aff(i)rmo yang berarti mengakui. Proposisi O merupakan proposisi partikular negatif berasal dari neg(o) yang berarti menolak. Penalaran dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penalaran langsung merupakan penarikan kesimpulan dari suatu proposisi. Penalaran langsung dibagi menjadi dua yaitu oposisi dan eduksi. Oposisi adalah proses membandingkan antarproposisi terkait kualitas dan kuantitas proposisi dengan term yang sama. Penalaran ini dibagi menjadi empat jenis yaitu kontraris, subkontraris, subalterma, dan kontradiktoris. Setiap penalaran oposisi ini memiliki dalil yang berbeda. Kontraris (proposisi A-E) memiliki dalil yaitu kedua proposisi tidak dapat dua – duanya benar sekaligus tetapi dapat sekaligus salah. Subkontraris (proposisi I-O) memiliki dalil yaitu kedua proposisi tidak dapat dua-duanya salah sekaligus tetapi dapat sekaligus benar. Subalterna (A-I dan E-O) memiliki dalil yaitu jika proposisi universal benar maka proposisi partikular pasti benar, jika proposisi universal salah maka proposisi partikular bisa benar atau salah, jika proposisi partikular benar maka proposisi universal bisa benar atau salah, jika proposisi partikular maka proposisi universal pasti salah. Kontradiktoris memiliki dalil yaitu jika satu benar maka yang lain salah dan jika satu salah maka yang lain benar. Eduksi merupakan proses pengubahan suatu proposisi ke proposisi lain dengan makna yang sama. Penalaran eduksi dibagi menjadi empat jenis yaitu konversi, obversi, kontraposisi dan inversi. Penalaran eduksi sangat penting untuk memahami luas term predikat yang memiliki hubungan erat dengan kualitas proposisi. Luas term predikat berfokus pada proposisi terdistribusi atau tidak terdistribusi. Terdapat dua dalil terkait dengan luas term predikat sebuah proposisi yaitu dalam proposisi yang berkualitas afimatif luas term predikat selalu tidak terdistribusi dan dalam proposisi yang berkualitas negatif luas term predikat selalu terdistribusi. Terdapat pengecualian pada dalil tersebut yaitu tidak berlaku pada proposisi A dengan corak definisi dan tidak berlaku pada proposisi A serta proposisi E yang term subjek dan term predikatnya merujuk pada satu hal. Konversi dilakukan dengan menukar term subjek dan term prediat tanpa mengubah kualitasnya. Konversi dapat dikonversikan pada proposisi E dan I, tetapi pada proposisi A tidak dapat dikonversikan secara sempurna bahkan pada proposisi O tidak dapat dikonversikan. Obversi dilakukan dengan mengungkapkan kembali satu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas proposisi awal. Pada obversi terdapat perubahan kualitas tanpa perubahan kuantitas. Obversi dapat dilakukan pada semua proposisi. Kontraposisi adalah pengungkapan kembali suatu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan cara menukar posisi term subjek dengan term predikat dan menegasikan keduanya. Kontraposisi ini dapat diterapkan pada proposisi A dan O, sedangkan proposisi E diubah menjadi O. Inversi dilakukan dengan mengungkapkan kembali suatu proposisi ke proposisi lain yang semakna dengan menegasikan kedua term subjek dan term predikat tanpa mengubah posisinya. Inversi ini hanya dapat diterapkan pada proposisi A dan E, sedangkan proposisi I dan O tidak dapat diinversikan. Dengan melihat pembahasan di atas, terlihat bahwa untuk penggunaan logika terdapat dasarnya salah satunya dengan penggunaan kalimat deklaratif. Hal ini harus terus dikembangkan oleh para mahasiswa agar dapat menyampaikan argumentasi dengan baik. Daftar Pustaka Cip Bro. (2020, Juni 11). Apa itu Logika?. Youtube. https://youtu.be/0Wicggt9VXk Meliono, I, Hadinata, F. (2017). Buku ajar MPKT A. Depok: PPKPT Universitas Indonesia