Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Frakur Suprakondiler Humerus
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Frakur Suprakondiler Humerus
Disusun Oleh :
Os Humerus
Humerus (tulang lengan), tulang paling besar pada ektremitas atas
berartikulasi dengan scapula pada articulatio glenohumerals dan radius
serta ulna pada articulatio cubiti. (Keith L. Moore dkk, 2013)
Os Ulna
Ulna adalah tulang stablisator pada lengan bawah, terletak medial dan
merupakan tulang yang lebih panjang dari dua tulang lengan bawah.
Os Radius
Radius terletak di lateral merupakan tulang yang lebih pendek dari dua
tulang lengan bawah.
Otot-otot pada lengan
Ligament
-M. Triceps Brachii
-M. Biceps Brachii -Ligament collateral radial
-M. Brachialis -Ligament collateral ulna
-M. Coracobrachialis -Ligament anulare radii
-M. Anconeus
Inervasi
-N. Musculocutaneus
-N. Radialis
-N. Medianus
-N. Ulnaris
PATOLOGI
Frakur suprakondiler humerus merupakan fraktur yang sangat sering ditemukan pada anak-anak,
dikenal dua tipe fraktur suprakondiler humerus tipe ekstensi dan tipe fleksi.
•Tipe ekstensi
Pada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah posterior. Trauma terjadi pada saat sendi siku dalam
posisi hiperekstensi atau sedikit fleksi serta pergelangan tangan dalam posisi dorso fleksi.
•Tipe fleksi
Pada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah anterior. Terjadi bila penderita jatuh dan terjadi
trauma langsung sendi siku pada distal humeri. Klasifikasi tipe fleksi fraktur suprakondiler
humerus menurut Gartland ada tiga tipe:
Tipe I: Fraktur tanpa displacement
Tipe II: Fraktur dengan displacement ringan
Tipe III: Fraktur dengan displacement berat
ETIOLOGI
Pada kasus Post Orif Fraktur Suprakondiler Sinistra, secara umum didapatkan
problematika fisioterapi berupa keterbatasan LGS dan nyeri.
• Pada kasus kali ini modalitas yang digunakan adalah Infra Red (IR) dan
Terapi Latihan Hold Relax
Radiasi Infra Merah
Sinar infra merah adalah pancaran gelombang
elektromagnetik dengan panjang helombang 7.700-
4.000.000 A. Sinar infra red yang digunakan untuk
pengobatan yaitu pancaran gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang yang pendek (7.700-12.000 A).
HOLD RELAX EXERCISE
Hold Relax merupakan suatu tekhnik yang menggunakan
kontraksi isometrik yang optimal dari kelompok otot
antagonis yang memendek dilanjutkan dengan relaksasi otot
tersebut.
A. ASSESSMENT
Anamnesa Umum
a. Identitas Pasien
Nama : Muh. Fauzi Arroyan
Usia : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Trosemi rt.01 rw.02 kel/desa Gatak kec. Sukohardjo,
Surakarta Jawa Tengah
Agama : Islam
Tanggal Masuk Rumah sakit : 04 Februari 2015
Diagnosa Medis : Fraktur Supracondyler Humerus Sinistra Garland II
Tanggal Operasi : 05 Februari 2015
Jenis Operasi : ORIF K-wire
Tanggal Pemeriksaan : 16 Maret 2015
Anamnesis Khusus
(1)Keluhan utama yaitu susah menekuk dan meluruskan secara penuh lengan bawah sebelah
kiri
(2)Riwayat penyakit sekarang yaitu pada tanggal 4 februari 2015 pukul 16.00 pasien
terpeleset jatuh ke dalam got dengan posisi tangan kiri tertindih oleh badan pasien kemudian pasien
langsung di bawa ke rumah sakit terdekat dengan keluhan nyeri pada sikunya, setelah didapat hasil
rontgen pasien dirujuk ke RS. Orthopedi Prof. Dr. Soeharso. Setelah diagnosa muncul maka
dilakukan pemasangan gips selama 1 hari kemudian dilakukan operasi pemasangan wire sebagai
ORIF pada tanggal 5 februari 2015, pasien di rawat selama 4 hari. Dirujuk ke poli fisioterapi untuk
melanjutkan latihan pada tanggal 18 februari 2015
(3) Riwayat penyakit dahulu pasien tidak mempunyai riwayat fraktur
(4) Riwayat penyakit penyerta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit penyerta
seperti: hipertensi, diabetes militus
(5) Riwayat pribadi pasien adalah seorang seorang anak berusia 4 tahun dimana
aktivitasnya adalah bermain dan belajar
(6) Riwayat keluarga fraktur tidak terkait dengan riwayat keluarga.
Anamnesis Sistem
Pada sistem kepala dan leher tampak simetris dan gerakan dikepala serta leher
mampu digerakan, untuk kardiovaskuler pasien tidak mengeluh nyeri dada, dari respirasi
pasien tidak mengeluh sesak nafas, untuk urogenital dan gastrointestinalis tidak ada
keluhan. Dari sistem musculoskeletal, adanya keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi
elbow. Untuk nervorum tidak ada keluhan kesemutan, kebas dan rasa baal pada
extremitasnya.
Pemerikasaan Fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign
Palpasi
Tidak adanya atrofi otot, tidak adanya spasme otot, tidak adanya oedem, tidak adanya
nyeri tekan.
Perkusi
Tidak dilakukan karena pasien tidak memiliki riwayat penyerta.
Auskultasi
Tidak dilakukan karena pasien tidak memiliki riwayat penyerta.
Pemeriksaan Gerak Dasar
Koordinasi Gerakan
Nyeri LGS
Gerak Aktif
Baik
Fleksi Elbow Tidak ada Terbatas
Baik
Ekstens Elbow Tidak ada Terbatas
Baik
Pronasi Elbow Tidak ada Normal
Baik
Supinasi Elbow Tidak ada Normal
b) Pemeriksaan Gerak Pasif
Pasien belum mampu menggerakkan fleksi dan ekstensi elbow secara full ROM, adanya
nyeri saat gerakan fleksi dan ekstensi elbow
Tidak normal
Fleksi Elbow Ada Terbatas
Tidak normal
Ekstens Elbow Ada Terbatas
Normal
Pronasi Elbow Tidak ada Normal
Normal
Supinasi Elbow Tidak ada Normal
Fleksi Elbow 3- 5
Ekstensi Elbow 3- 5
Pronasi Elbow 4 5
Supinasi Elbow 4 5
c) Pemeriksaan Nyeri dengan Wong-baker faces pain rating scale
Nyeri diam : 0
Nyeri tekan : 0
Nyeri gerak :
-fleksi elbow kiri : 6
-Ektensi elbow kiri : 4
d) Pemeriksaan Antopometri
Lingkar Elbow 15 15