INHIBISI ENZIM
Kapita Selekta
Biokimia I : Enzim
Inhibitor adalah satu senyawa yang dapat
menurunkan laju reaksi
Inhibitor dapat bekerja pada enzim atau pada
kofaktor, pada pembahasan hanya dibicarakan
pengaruhnya pada enzim.
Sifat inhibitor :
• Inhibitor Reversibel : terikat secara reversibel
dan dapat dilepas dari enzim dengan cara
dialisis atau dengan menambah komponen lain,
derajat inhibisinya konstan.
• Inhibitor Irreversibel : terikat secara kuat dan
derajat inhibisinya akan semakin kuat, tidak bisa
dipisahkan dari enzim tanpa merusaknya
(menurunkan aktivitasnya)
KSB I : Inhibisi 2
A. INHIBISI REVERSIBEL
Inhibitor Kompetitif : inhibitor bersaing dengan S untuk
berikatan pada sisi aktif enzim. Siapa yang terikat dulu
akan mempengaruhi reaksi enzimnya
Inhibitor Un-kompetitif yaitu inhibitor yang terikat pada
sisi aktif yang berbeda dan terikat pada kompleks ES
membentuk kompleks terner ESI
Inhibitor Non-kompetitif yaitu inhibitor yang terikat pada
sisi aktif yang berbeda, mekanisme pengikatan bisa pada
E maupun ES menghasilkan kompleks terner ESI.
Mekanisme interaksi inhibitor reversibel ditampilkan pada
Gambar 1.
Inhibitor tidak selalu hanya mengikuti salah satu jenis
tersebut tetapi bisa mempunyai lebih dari satu
mekanisme, inhibitor semacam ini disebut sebagai Mix-
Inhibitor.
KSB I : Inhibisi 3
Gambar 1.
Skema interaksi inhibisi
kompetitif,
un-kompetitif dan
non-kompetitif
KSB I : Inhibisi 4
A.1. INHIBISI KOMPETITIF
Inhibitor kompetitif umumnya mempunyai
struktur mirip dengan S, sehingga terjadi
kompetisi antara I dan S untuk berikatan pada
sisi ikatan yang sama
Pengikatan E dengan I akan mengurangi
gugus reaktif atau tidak mengurangi tetapi
dengan posisi yang kurang tetap terhadap sisi
katalitik E sehingga mengurangi kemungkinan
S mengadakan interaksi dengan E.
Terbentuk kompleks “dead-end”, reaksi dapat
berlangsung kembali bila kompleks tersebut
terputus.
KSB I : Inhibisi 5
Contoh : malonat (CO2-CH2-CO2-) adalah
inhibitor kompetitif dari reaksi yang dikatalisis
oleh suksinat dehidrogenase, pada reaksi
berikut :
CO2CH2CH2CO2- CO2-CH=CHCO2-
suksinat fumarat
Malonat dan suksinat mempunyai dua gugus
karboksil sehingga keduanya dapat terikat pada
sisi ikatan enzim. Namun demikian pengikatan
tersebut tidak memungkinkan pembentukan
ikatan rangkap karena malonat hanya
mempunyai satu gugus metilen yang terletak
diantara dua gugus karboksilnya. Gambar 2.
KSB I : Inhibisi 6
E E E
BS O O BS O O
C C BS O O
CH2 CH C
CS CS
CH2 CH CS CH2
C C C
O O BS O O
BS O BS O
KSB I : Inhibisi 7
Efek inhibitor kompetitif bergantung pada
konsentrasi inibitor,
konsentrasi substrat dan
afinitas relatif dari substrat maupun inhibitor
untuk berikatan dengan enzim.
Jika [S] <, inhibitor akan bersaing menempati sisi
ikatan enzim dengan derajat inhibisi yang besar,
Jika [S] >, inhibitor tidak cukup berhasil
berkompetisi dengan substrat, atau derajat
inhibisinya rendah.
Pada [S] >>>, molekul substrat akan terlalu
banyak dibanding inhibitor, dalam hal ini derajat
inhibisi dapat diabaikan. Dalam keadaan ini
Vmax dari reaksi tidak berubah, tetapi Km akan
meningkat dan selanjutnya dinyatakan sebagai
K’m, seperti terlihat pada Gambar 3.
KSB I : Inhibisi 8
Gambar 3. Grafik Michaelis-Menten untuk inhibitor kompetitif
KSB I : Inhibisi 9
Penentuan kinetika steady state reaksi substrat
tunggal dan satu sisi ikatan enzim, adanya
inhibitor I membentuk satu intermediet, secara
umum dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut
k1 k2
E+S ES E+P
k-1
-I +I
EI
Konstanta disosiasi reaksi antara E dan I
adalah Ki (konstanta inhibitor) :
[ E ][ I ]
Ki
EI KSB I : Inhibisi 10
Derivatisasi dari persamaan laju awal :
[E][S] k-1 + k2
= = Km
[ES] k1
Substitusi harga [E] diperoleh persamaan :
[Eo] = [E] + [ES] + [EI]
[E][I]
= [E] + [ES] +
Ki
[Eo] - [ES]
jadi [E] =
[ I ]
1
Ki KSB I : Inhibisi 11
substitusi lebih lanjut harga [E], maka :
([Eo] - [ES])[S]
Km = jadi
[ I ] [ES]
1
Ki
([Eo] - [ES])[S]
[ I ]
= Km 1 Ki
[ES]
pengembangan lebih lanjut akan didapat :
Vmax [So]
o =
[ Io]
[So] + Km 1 Ki
KSB I : Inhibisi 12
Persamaan tersebut sesuai dengan Michaelis-
Menten, hanya Km dikoreksi dengan (1 + [Io]/Ki).
([I] >> [E], maka [I] [Io], seperti juga [S] [So]).
Untuk inhibitor kompetitif sederhana harga
Vmax tetap
Km menjadi K’m = Km{1 + ([Io]/Ki)},
K’m adalah Km dengan adanya kompetitif
inhibitor dengan kosentrasi [Io].
Persamaan Lineweaver-Burk dengan adanya
inhibitor kompetitif akan menjadi :
1 K’m 1 1
= +
o Vmax [So] Vmax
Plot Lineweaver-Burk adanya efek inhibitor
kompetitif ditunjukkan pada Gambar 4.
KSB I : Inhibisi 13
Gambar 4. Inhibitor Kompetitif.
(a)Grafik Lineweaver-Burk
(b)Pengaruh [I] terhadap slope Lineweaver-Burk,
harga Km berubah terhadap perubahan [I].
KSB I : Inhibisi 14
Sekali diketahui tipe inhibitornya, maka Ki bisa
ditentukan dari persamaan K’m = Km {1 + ([Io]/Ki)},
atau digunakan cara grafik dari persamaan berikut :
Km
K’m = [Io] + Km
Ki
K’m (ditentukan dari titik potong pada sumbu 1/[So]
dari primary plot Lineweaver-Burk) terhadap [Io] akan
linier dan memotong sumbu [Io] pada -Ki, Gambar 5.
Dengan cara sama didapatkan plot Lineweaver-Burk
pengaruh inhibitor kompetitif menjadi :
Km
(1 + [Io]/ Ki)
Vmax
Plot sekunder K’m vs [Io] dan slopenya ditentukan
pada [Eo] tetap
KSB I : Inhibisi 15
Gambar 5. Plot sekunder dari inhibisi kompetitif
KSB I : Inhibisi 16
Harga Ki dapat ditentukan dengan persamaan
Dixon turunan Lineweaver-Burk dinyatakan
sebagai :
1 Km (1 + [Io]/Ki) 1 1
= + =
o Vmax [So] Vmax
Km [Io] 1 1
= + +
Vmax [So] Ki Vmax [So] Vmax
• Pada [So] tetap, plot antara 1/o terhadap [Io]
disebut sebagai plot Dixon, berupa garis lurus.
Jika [Io] = -Ki maka akan didapat
1 1
=
o Vmax KSB I : Inhibisi 17
harga tersebut tidak bergantung pada [So].
Harga plot Dixon untuk berbagai [So] dan [Eo]
tetap dan bila [Io] = -Ki seperti terlihat pada
Gambar 6.
Bentuk sederhana dari inhibisi kompetitif dikenal
sebagai inhibisi kompetitif linier karena kedua
plot yang didapat, primer dan sekunder,
berbentuk linier.
Untuk sistem lebih kompleks, plot premier
mungkin linier tetapi plot sekundernya bisa non-
linier, pola ini disebut sebagai inhibisi
kompetitif parabolik, jika :
KSB I : Inhibisi 18
Gambar 6. Plot Dixon dari inhibisi Kompetitif
KSB I : Inhibisi 19
dua molekul inhibitor yang terikat pada sisi ikatan.
terjadi pengikatan inhibitor pada sisi yang berbeda
dengan substrat dan akan mengurangi afinitas
enzim tetapi tidak mengurangi karakteristik reaksi
substrat yang terikat.
Pada kasus inhibisi yang mempunyai plot premier
berbentuk linier dan pola inhibisinya tidak dapat
dibedakan seperti di atas maka disebut sebagai
inhibisi kompetitif linier .
Inhibitor kompetitif, seperti tipe inhibitor lain, dapat
digunakan untuk
membantu mengelusidasi jalur metabolik yang
menyebabkan akumulasi intermediet tertentu.
penghancur atau penghambat pertumbuhan
organisme yang tidak diinginkan
KSB I : Inhibisi 20
Sebagai contoh Krebs dkk, menggunakan inhibitor
malonat untuk menentukan siklus trikarboksilat yang
salah satu komponennya adalah suksinat
dehidrogenase.
Inhibitor yang aman bagi manusia, dapat digunakan
dalam bidang kedokteran atau pertanian sebagai
obat terapeutik, insektisida atau herbisida penghancur
atau penghambat pertumbuhan organisme yang tidak
diinginkan.
Contoh senyawa sulfonamid seperti sulfanilamid
(H2N-C6H4-SO2NH3) digunakan dalam bidang
kedokteran, adalah inhibitor kompetitif enzim
bakterial yang terlibat dalam biosintesis koenzim
tetrahidrofolat dari asam p-aminobenzoat (H2N-C6H4-
CO2H).
KSB I : Inhibisi 21
Jalur metabolisme ini tidak terdapat pada manusia,
maka sulfonamid dapat digunakan untuk membatasi
pertumbuhan bakteri dengan sedikit sekali resiko
pada pasen.
Pencarian lebih dalam dari karakteristik ikatan
inhibitor kompetitif pada sisi ikatan yang sama
dengan substrat akan memberikan informasi tentang
faktor-faktor pengikatan substrat.
Pada reaksi dua substrat, studi inhibitor kompetitif
dapat untuk mengelusidasi mekanisme reaksi, secara
umum dikatakan bahwa produk reaksi yang mirip
substrat sering bertindak juga sebagai inhibitor
kompetitif.
Inhibisi oleh produk biasanya mempunyai peranan
penting dalam regulasi metabolik sel hidup. Contoh
adalah 2,3-bisfosfo gliserat akan menginhibisi
pembentukan 3-fosfogliserol fosfat, suatu reaksi yang
dikatalisis oleh bisfosfogliserat mutase.
KSB I : Inhibisi 22
A.2. INHIBISI UN-KOMPETITIF
Inhibitor un-kompetitif terikat pada kompleks
enzim-substrat dan tidak dengan enzim bebas.
Pengikatan substrat dapat menyebabkan
perubahan konformasi enzim yang
memungkinkan pengikatan inhibitor (Gambar 1),
atau inhibitornya dapat terikat langsung pada
kompleks enzim-substrat yang ada.
Karena inhibitor tidak bersaing menempati sisi
ikatan enzim yang sama sehingga inhibitor tidak
bisa diusir dengan cara meningkatkan
konsentrasi substrat.
Secara umum inhibitor un-kompetitif akan
menyebabkan perubahan harga Km dan Vmax
KSB I : Inhibisi 23
Secara umum mekanisme reaksinya dapat ditulis
sebagai : k1 k2
E+S ES E+P
k-1
-I +I
ESI
ESI adalah kompleks “dead-end”, konstanta
inhibitor Ki = ([ES][I]/[ESI]). Pada kondisi steady-
state maka :
[E][S]
= Km
[ES] KSB I : Inhibisi 24
Untuk sistem ini,
[ES][I]
[Eo] = [E] + [ES] + [ESI] = [E] + [ES] +
Ki
[ I ]
= [E] + [ES] 1
Ki
jadi
[ I ]
[E] = [Eo] - [ES] 1
Ki
Substitusi [E] pada persamaan laju awal akan
didapatkan
Vmax
o =
[ Io]
[So] 1 Ki + Km
KSB I : Inhibisi 25
pembagian persaman tersebut dengan faktor ([I]
+ ([Io]/Ki)), didapat persamaan yang mirip
dengan Michaelis-Menten dengan konstanta Km
dan Vmax masing-masing dibagi dengan faktor
([I] + ([Io]/Ki)), berikut :
Vmax
[So]
[ Io]
1
Ki
o =
Km
[So] +
[ Io]
1
Ki
KSB I : Inhibisi 26
Persamaan inhibisi un-kompetitif ini mirip dengan
Michaelis-Menten dimana konstantan Km dan
Vmax nya dibagi dengan faktor {1 + ([Io]/Ki},
Vmax Km
V’max = dan K’m =
[ Io] [ Io]
1 1
Ki Ki
dan
1 1
= 1
[ Io]
Ki
V’max Km
Harga 1/V’max atau 1/K’m terhadap [Io] adalah
linier, titik potong pada sumbu [Io] akan
memberikan harga -Ki, seperti terlihat pada
Gambar 8.
KSB I : Inhibisi 30
Gambar 8. Plot sekunder dari inhibisi Un-Kompetitif
KSB I : Inhibisi 31
A.3. INHIBISI NON-KOMPETITIF
Inhibitor non-kompetitif dapat bergabung
dengan enzim membentuk kompleks “dead-end”
tanpa melihat substrat terikat oleh enzim atau
tidak.
Inhibitor akan terikat pada sisi yang berbeda
dengan substrat.
Dianggap bahwa inhibitor hanya akan merusak
aktivitas katalitik enzim apakah karena
pengikatannya pada sisi katalitik atau karena
terjadinya perubahan konformasi sisi katalitik,
tetapi tidak mempengaruhi ikatan enzim-
substrat.
KSB I : Inhibisi 32
Penulisan reaksi substrat tunggal secara
sederhana adalah :
k1 k2
E+S ES E+P
k-1
-I +I -I +I
EI ESI
Km Km [Io] 1 [Io]
= + + +
Vmax [So] Vmax Ki [So] Vmax Vmax Ki
Km 1 [ Io] Km 1
=
V max[ So] V max Ki V max[ So] V max
KSB I : Inhibisi 41
Plot Dixon antara 1/o vs [Io] pada [Eo] dan [So] tetap akan
linier untuk inhibisi non-kompetitif linier sederhana. Jika [Io] =
-Ki maka 1/o = 0, maka titik potong dengan sumbu [Io]
merupakan harga -Ki, Gambar 11.
Ion hidrogen dapat digunakan sebagai contoh sederhana dari
beberapa enzim seperti kimotripsin, dimana sisi katalitik
termasuk akseptor protonnya dapat terinhibisi oleh
peningkatan konsentrasi H+ (penurunan pH). Plot Lineweaver-
Burk dari pH yang berbeda menunjukan karakteristik inhibisi
non-kompetitif.
Beberapa ion logam berat dan senyawa organik yang terikat
pada gugus -SH dari sistein suatu enzim sering menunjukkan
sifat inhibitor non-kompetitif. Tetapi gugus sianida yang
mengikat ion logam seperti metallo-enzim akan merusak
aktivitas enzim dan menunjukkan efek irreversibel, berbeda
dengan sifat inhibitor non-kompetitif yang reversibel.
Secara umum senyawa toksis seperti sianida, karbon
monoksida, hidrogen sulfida dan logam berat menunjukkan
sifat sebagai inhibitor enzim.
KSB I : Inhibisi 42
Gambar 11. Plot Dixon dari inhibisi Non-Kompetitif linier
sederhana
KSB I : Inhibisi 43
A.4. INHIBISI CAMPURAN
(MIX INHIBITION)
Jika plot linier Lineweaver-Burk dapat ditentukan tetapi
tidak menunjukkan karakteristik inhibisi kompetitif
(Gambar 4), un-kompetitif (Gambar 7) maupun non-
kompetitif (Gambar 9) maka mekanismenya berupa
ihibisi campuran (mixed inhibition).
Persamaan linier sederhana dari inhibitor non-
kompetitif bergantung pada asumsi kesetimbangannya
dan terjadinya pengikatan pada sisi enzim yang
berbeda untuk substrat dan inhibitor. Dengan
menganggap asumsi kedua tidak ada, maka akan
terjadi dua proses pengikatan pada enzim yang
mungkin yaitu :
KSB I : Inhibisi 44
E + I === EI (dengan harga konstanta Ki)
dan
ES + I === ESI (dengan harga konstanta KI)
maka
[E][I] [ES][I]
Ki = dan KI =
[EI] [ESI]
Pada persamaan sebelumnya untuk substrat
tunggal diketahui bahwa
[E][S]
= Km
[ES]
KSB I : Inhibisi 45
dan
[Eo] = [E] + [ES] + [EI] + [ESI]
maka
[E][I] [ES][I]
[Eo] = [E] + [ES] + +
Ki KI
[I ]
[Eo] - [ES] 1 K
I
[E] =
[ I ]
1
Ki
KSB I : Inhibisi 46
Substitusi harga [E] pada Km, maka
[I ]
[ Eo] [ ES ] 1 [S ]
KI
= Km
[ I ]
[ES] 1
Ki
[I ] [ I ]
[Eo][E] - [S][ES] = Km
1 [ES] 1
KI Ki
[I ] [ I ]
[ES] =
[ S[Eo][S]
] 1 Km 1
KI Ki
jadi
KSB I : Inhibisi 47
[Eo][S]
[ES] =
[I ] [ I ]
[S] 1 + Km 1
KI Ki
KSB I : Inhibisi 58
k ' 2 [ I ]
1
k2 KI
Vmax [So]
[ Io]
1
KI
o =
[ Io]
1
Km [So] +
Ki
[ Io]
1
KI
• Dengan demikian plot Lineweaver-Burknya akan
linier, tetapi plot sekunder dari intersep atau slop
terhadap [Io] nya tidak linier.
KSB I : Inhibisi 59
A.6. INHIBISI SUBSTRAT
Karakteristik reaksi enzimatik adalah pada [E] yang
digunakan, [So] > maka o > sampai mencapai harga
tertentu, Vmax.
[So] >>>, laju awal kadangkala dijumpai lebih rendah
dari harga maksimumnya. Sementara diterangkan
karena adanya interaksi sistem yang diditeksi
dengan substrat, pada konsentrasi substrat yang
sangat besar, dapat menginhibisi reaksinya sendiri.
Contoh reaksi yang dikatalisis oleh suksinat
dehidrogenase, kedua gugus karboksil terikat pada
enzim, Gambar 13a. Pada [S] >>> kemungkinan
gugus karboksil dari dua molekul substrat yang
terpisah terikat pada enzim yang sama.
KSB I : Inhibisi 60
E E E
BS O OH
BS O O BS O O
C C C CH2 CH2 C
O O
CH2 CH
CS CS CS
CH2 CH
O
C C O
C CH2 CH2 C
BS O O BS O O
BS O OH
KSB I : Inhibisi 66
Pada beberapa kasus, persamaan Michaelis-
Menten dan plot Lineweaver-Burknya tidak
terpengaruh oleh inhibitor alosterik sehingga
terminologi inhibisi kompetitif, non-kompetitif
atau campuran tidak berlaku secara ketat.
Hampir semua enzim yang dipengaruhi oleh
produk akhir termasuk dalam kelompok protein
oligomer, maka mekanisme inhibisi alosterik
mungkin melibatkan interaksi antara sub-unit
enzim tersebut. Sesuai dengan ini maka kontrol
alosterik, bukan aktivitas katalitik, dari beberapa
enzim akan hilang bila protein oligomer dipecah
menjadi unit monomernya.
KSB I : Inhibisi 67
B. INHIBISI IREVERSIBEL
Inhibitor irreversibel terikat pada enzim secara
ireversibel dan tidak bisa segera didisosiasi
karena biasanya ikatan yang terbentuk adalah
ikatan kovalen.
E + I EI
Inhibitor dapat beraksi menutupi sisi ikatan atau
merusak beberapa bagian dari sisi katalitiknya.
Senyawa ireversibel yang akan mendenaturasi
enzim atau menyebabkan inaktivasi non-spesifik
dari sisi aktif enzim tidak selalu dianggap
sebagai inhibitor ireversibel.
KSB I : Inhibisi 68
Tidak ada proses yang ireversibel total, inhibitor
yang menunjukkan afinitas besar terhadap
enzim yaitu dengan konstanta disosiasi pada
tingkat 10-9 mol L-1 sering dianggap sebagai
irreversibel.
Inhibisi irreversibel akan segera membentuk
kompleks enzim-inhibitor yang stabil, susah
mendapatkan informasi tentang karakter
inhibitor ini pada penentuan laju awal reaksi.
Jika [I] >>>, semua molekul enzim akan terikat
dengan inhibitor sehingga aktivitas katalitiknya
akan menurun, bahkan sampai hilang.
KSB I : Inhibisi 69
Jika pengikatan terjadi pada sisi katalitik maka
akan merusak seluruh aktivitas katalitiknya,
sedangkan jika pengikatan terjadi pada sisi
ikatan maka akan menyisakan aktivitas
katalitiknya.
Inhibitor irreversibel akan mengurangi [Eo].
Inhibitor dengan konsentrasi awal [Io] dan tidak
dalam jumlah yang berlebih maka akan
mengurangi konsentrasi awal enzim dari [Eo]
menjadi [Eo] - [Io].
Jika substrat ditambahkan setelah terjadinya
ikatan EI, sistem akan mengikuti persamaan
Michaelis-Menten. Harga Km nya sama tetapi
Vmax akan berkurang menjadi V’max.
KSB I : Inhibisi 70
Tanpa inhibitor : Vmax = kcat [Eo]
Adanya inhibitor : V’max = kcat ([Eo] - [Io])
maka Vmax [Eo] - [Io]
=
V’max [Eo]
[ Io]
1
jadi V’max = Vmax [Eo] [ Eo]
KSB I : Inhibisi 72
Banyak inhibitor irreversibel menyerang gugus
-SH (rantai samping sistein) yang sering dijumpai
pada sisi aktif enzim. Contohnya adalah pereaksi
alkilasi, seperti iodoasetat dan iodoasetamid yang
akan membentuk ikatan kovalen dengan gugus
esensial -SH :
- -
E SH + ICH2CO2 ES CH2CO2 + HI
enzim iodoasetat
Gugus lain adalah senyawa organofosforus yang
bereaksi dengan gugus esensial -OH (rantai
samping serin) dari enzim. Sebagai contoh adalah
senyawa diisopropilfosfofluoridat (DFP),
merupakan racun saraf yang menyerang enzim
saraf asetilkolinesterse,
KSB I : Inhibisi 73
OCH(CH3)2 OCH(CH3)2
E OH + F P O EOPO + HF
OCH(CH3)2 OCH(CH3)2
Enzim DFP
KSB I : Inhibisi 76
Inhibitor non-kompetitif terikat pada sisi ikatan
selain sisi ikatan substrat pada kompleks enzim-
substrat. Pola karakteristik inhibitor ini
berdasarkan persamaan Michaelis-Menten
dimana harga Km tetap sedangkan Vmax nya
menurun.
Inhibisi campuran (mixed inhibition)
mengikuti persamaan Michaelis-Menten tetapi
polanya tidak seperti inhibisi kompetitif, un-
kompetitif maupun non-kompetitif.
Plot sekunder dan plot Dixon dapat
digunakan untuk menentukan konstanta inhibitor
Ki.
KSB I : Inhibisi 77
Inhibisi alosterik memberikan karakteristik
reaksi yang lebih sigmoidal, dan memegang
peranan yang penting pada regulasi metabolik
dari sel hidup.
Semua tipe inhibisi digunakan pada riset
biokimia dan aplikasinya dalam berbagai bidang.
Inhibitor irreversibel dapat digunakan untuk
identifikasi asam amino yang terletak pada pusat
aktif enzim.
KSB I : Inhibisi 78
Tabel 1. Resume parameter inhibisi beberapa inhibitor
reversibel
Inhibitor Vmax Km Slope Keterangan
Tanpa inhibitor Vmax Km Km / Vmax
Kompetitif Vmax > Km >Km / Vmax Tidak merubah
Vmax
Un-kompetitif < Vmax < Km Km / Vmax Garis LB sejajar
Non-kompetitif < Vmax Km > Km / Vmax Memotong sumbu
x di – 1/ Km
Mix-inhibition < Vmax > Km > Km / Vmax Inhibisi Kompetitif-
KI > Ki Non-kompetitif
Mix-inhibition < Vmax < Km > Km / Vmax Inhibisi Non-
KI < Ki Kompetitif-Un-
Kompetitif
KSB I : Inhibisi 79