Anda di halaman 1dari 10

Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Kinetika Reaksi Enzim

Pada tahun 1902, Victor Henri mengajukan suatu teori kinetika enzim yang kuantitatif, tapi data
eksperimen yang diajukan tidak berguna karena belum menitikberatkan pada konsentrasi ion
hidrogen. Setelah konsep buffer dan penentuan skala pH logaritmik ditemukan oleh Peter
Lauritz Sørensen pada tahun 1909, maka Leonor Michaelis, seorang kimawan Jerman dan
murid bimbingan pascadokotoralnya Maud Leonora Menten yang berasal dari Kanada,
mengulangi eksperimen Henri dan mengkonfirmasi persamaan Henri. Persamaan yang
dikembangkan tersebut kemudian dikenal dengan Kinetika Henri-Michaelis-Menten (lebih sering
hanya disebut sebagai kinetika Michaelis-Menten). Hasil penelitian mereka kemudian
dikembangkan lebih jauh oleh G. E. Briggs dan J. B. S. Haldane. Penurunan persamaan
kinetika yang diturunkan oleh Henri-Michaelis-Menten masih digunakan sampai sekarang.

Salah satu kontribusi utama Henri pada kinetika enzim adalah memandang reaksi enzim
sebagai dua tahapan. Pada tahap pertama, substrat terikat pada enzim secara reversibel,
membentuk kompleks enzim-substrat (ES). Kompleks ini sering disebut sebagai kompleks
Michaelis. Enzim kemudian mengkatalisasi reaksi kimia dan melepaskan produk.
Kurva kejenuhan suatu reaksi enzim menunjukkan relasi antara konsentrasi substrat (S)
dengan kecepatan reaksi (V) (Gambar 1).
Mekanisme reaksi enzimatik untuk sebuah substrat tunggal, Enzim (E) mengikat substrat (S)
menghasilkan kompleks ES dan menghasilkan produk P.
k1 k2
E + S ES P+E
k-1 k-2

Gambar 1. Pengaruh konsentrasi substrat pada kecepatan awal dari reaksi yag dikatalisa oleh enzim

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 1


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Dari Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Kecepatan reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi substrat pada saat konsentrasi
substrat rendah, sehingga reaksi mendekati karakteristik reaksi orde 1.
2. Kecepatan reaksi tidak bergantung konsentrasi substrat pada saat konsentrasi substrat
yang tinggi, sehingga reaksi mendekati karakteristik reaksi orde 0.
3. Orde reaksi antara batas konsentrasi, berkurang secara berkesinambungan dari 1
menjadi 0 dengan naiknya konsentrasi.

Persamaan Michaelis-Menten

Vmax S
V0 =
Km + S

S, Vo, Vmax dan Km (tetapan Michaelis) ditentukan melalui eksperimen.

Berikut ini akan disampaikan dasar logika dan tahap-tahap secara aljabar dalam turunan
modern persamaan Michaelis-Menten, yang termasuk di dalamnya asumsi keadaan-tetap
(steady state) yang diperkenalkan oleh Briggs dan Haldane. Penurunan dimulai dari dua tahap
dasar; pembentukan dan pemutusan kompleks ES.

Gambar 2. Teori keadaan tetap (steady state)


(Stryer L, et al 2003, Biochemistry 5th ed, WH Freeman Company, New York, USA)

Pada awal reaksi konsentrasi produk masih sangat kecil sekali sehingga P dapat diabaikan
dan dengan demikian P → S juga dapat diabaikan, sehingga keseluruhan reaksi menjadi

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 2


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

k1 k2
E + S ES P
k-1

V0 ditentukan oleh pemutusan ES membentuk produk;

V0 = k2ES ........................................................................................................ (1)

Karena ES tidak mudah diukur, maka dicari cara alternatif untuk menentukannya.
Etotal adalah konsentrasi enzim total yang merupakan jumlah enzim bebas E dan enzim yang
berikatan dengan substrat, ES. Dengan demikian enzim bebas atau enzim yang tidak
berikatan dengan substrat adalah sama dengan Etotal - ES.

Kecepatan reaksi pembentukan dan pemutusan ES ditentukan oleh konstanta kecepatan k1 dan
k-1 + k2 berdsarkan persamaan di bawah ini

Kecepatan pembentukan kompleks ES = k1 (Etotal - ES)S ..........................(2)


Kecepatan pemutusan kompleks ES = k-1ES + k2ES ................................(3)

Dengan membuat asumsi bahwa kecepatan awal merefleksikan keadaan tetap dimana ES
adalah konstan, sehingga kecepatan pembentukan ES sama dengan kecepatan pemutusan
ES. Hal ini dikenal sebagai steady-state assumption.
Oleh karena itu, persamaan (2) dan (3) dapat dituliskan sebagai berikut:
k1(Etotal - ES)S = k-1ES + k2ES .............................................................(4)

Dengan tahap-tahap persamaan aljabar dapat dibuat persamaan untuk ES

k1EtotalS - k1ESS = (k-1 + k2)ES .................................................................(5)

Dengan menambahkan k1ES pada kedua sisi, persamaan menjadi;

k1EtotalS = (k1S + k-1 + k2)ES .......................................................................(6)

maka dapat diperoleh persamaan untuk ES:

k1EtotalS
ES = ................................................................................(7)
k1S + k-1 + k2)

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 3


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Persamaan (7) dapat disederhanakan sebagai berikut:

EtotalS
ES = ............................................................................(8)
S + (k-1+ k-2)/k1

(k-1+ k-2)/k1 adalah tetapan Michaelis = Km

Persamaan (10) disederhanakan menjadi:

EtotalS
ES = ……….................................................................................(9)
S + Km

Sekarang, V0 dapat diekspresikan dengan ES. Dengan menggantikan sisi kanan persamaan
(9) untuk ES dalam persamaan (1) maka,

k2 EtotalS
V0 = ......................................................................... …………….. (10)
Km + S

Persamaan (10) dapat disederhanakan lebih lanjut. Karena kecepatan maksimum terjadi pad
saat enzim saturasi dimana ES = Etotal , Vmax dapat didefinisikan sebagai k2Etotal, maka
persamaan (12) menjadi:
Vmax S
V0 = Persamaan Michaelis-Menten ……………………………...(11)
Km + S

Persamaan Michaelis-Menten merupakan persamaan kecepatan reaksi untuk reaksi yang


dikatalisa enzim dengan satu substrat. Persamaan Michaelis-Menten menggambarkan
hubungan kuantitatif antara kecepatan awal V0, kecepatan maksimum, Vmax dan konsentrasi
substrat awal, S. Semua dihubungkan melalui tetapan Michaelis, Km.
Km memiliki unit/satuan konsentrasi, molar.

Hubungan numerik yang penting yang diturunkan dari persamaan Michaelis-Menten adalah
pada keadaan dimana V0 tepat setengah dari Vmax (V0 = ½ Vmax):

Vmax Vmax S


= ...................................................................................(12)
2 Km + S

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 4


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Kedua sisi pada persamaan (12) dibagi dengan Vmax

1 S
= ...............................................................................(13)
2 Km + S

Dari persamaan (13), Km dapat didefinisikan sebagai berikut


Km + S = 2S → Km = S pada saat V0 = 1/2Vmax

Gambar 3. Kebergantungan kecepatan awal terhadap konsentarsi substrat


(Lehninger Principles of Biochemstry,6th Ed 2008 W.H.Freeman and Company)

Kurva pada Gambar 3 menunjukkan parameter kinetik yang menentukan limit kurva pada
konsentrasi substrat rendah dan tinggi. Pada S rendah, Km >> S dan S sebagai penyebut
pada persamaan Michaelis-Menten menjadi tidak signifikan. Persamaan disederhanakan
menjadi V0 = Vmax S/Km, dan V0 memiliki hubungan yang linier dengan S.
Pada S tinggi, dimana S >> Km, nilai Km pada persamaan Michaelis-Menten menjadi tidak
signifikan dan persamaan disederhanakan menjadi V0 = Vmax, hal ini konsisten dengan kurva
yang plateu pada Gambar 3. Persamaan Michaelis-Menten konsisten dengan pengamatan
bahwa V0 bergantung pada S dan bentuk kurva ditentukan oleh Vmax/Km pada S rendah dan
Vmax pada S tinggi.

Setiap enzim memiliki nilai Km yang berbeda-beda untuk suatu substrat, hal tersebut
menunjukkan seberapa kuatnya pengikatan substrat terhadap enzim. Konstanta lainnya yang
juga berguna adalah kcat, yang merupakan jumlah molekul substrat yang dapat berikatan pada
sisi aktif enzim per detik, yang disebut juga sebagai turnover number.

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 5


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Pada persamaan Michaelis-Menten:

kcat = Vmax/Etotal …………………………………………............................ (14)

maka persamaan (11) menjadi:


kcatEtotalS
V0 = ................................................................................ (15)
Km + S

Efisiensi suatu enzim diekspresikan oleh nilai kcat/Km yang dikenal sebagai konstanta
kespesifikan. Konstanta kespesifikan mencerminkan kemampuan katalitik dan afinitas, yang
dapat digunakan untuk membandingkan enzim yang satu dengan enzim yang lain, ataupun
enzim yang sama dengan substrat yang berbeda. Konstanta kespesifikan maksimum teoritis
disebut limit difusi yang nilainya sekitar 108 sampai 109 M-1 s-1. Pada titik ini, setiap tumbukan
enzim dengan substrat akan menyebabkan katalisis, dan laju pembentukan produk tidak
dibatasi oleh laju reaksi, melainkan oleh laju difusi. Enzim dengan sifat demikian disebut secara
katalitik sempurna ataupun secara kinetika sempurna. Contoh enzim yang memiliki sifat seperti
ini adalah karbonat anhidrase, asetilkolinesterase, katalase, fumarase, β-laktamase dan
superoksida dismutase.

Persamaan Michaelis-Menten dapat ditransformasikan menjadi persamaan yang lebih berguna


dalam menganalisa data. Transformasi umum untuk persamaan adalah dengan melakukan
reciprocal pada kedua sisi persamaan Michaelis-Menten.

Vmax S
V0 =
Km + S

1 Km + S
= ............................................................................................ (16)
V0 Vmax S

Dengan memisahkan pembilang pada sisi kanan, maka persamaan (16) menjadi

1 Km S
= + ......................................................(17)
V0 Vmax S Vmax S

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 6


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Persamaan (17) disederhanakan menjadi

1 Km 1
= + .........................................................................(18)
V0 Vmax S Vmax

Persamaan (18) disebut sebagai persamaan Lineweaver-Burk.

Untuk enzim yang menuruti persamaan Michaelis-Menten, plot 1/V0 terhadap 1/S (double
reciprocal V0 vs S) akan menghailkan garis linier. Garis linier tersebut memiliki slope Km/Vmax,
dan intercept 1/Vmax pada aksis 1/V0 dan intercept -1/Km pada aksis 1/S.
(Gambar 4)

Gambar 4. Double-reciprocal atau Lineweaver-Burk plot


(Lehninger Principles of Biochemstry,6th Ed 2008 W.H.Freeman and Company)

Inhibisi Reaksi Enzim


Inhibisi reaksi enzim terbagi dalam 2 kategori utama: reversibel dan irreversibel. Inhibisi
reversibel terbagi lagi ke dalam ada 3 jenis; inhibisi kompetitif (competitive inhibition), inhibisi
tidak kompetitif (uncompetitive inhibition) dan inhibisi campuran (mixed-inhibition).

Competitive Inhibition
Inhibitor kompetitif mengikat enzim secara reversibel, menghalangi pengikatan substrat pada
enzim, dan pengikatan substrat juga menghalangi pengikatan inhibitor.

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 7


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim pada
sisi aktif enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan
substrat asli enzim yang disebut sebagai substrat analog. Pada inhibisi kompetitif, kecepatan
reaksi maksimal (Vmax) tidak berubah, tapi memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi
untuk mencapai Vmax tersebut, sehingga meningkatkan nilai Km

Gambar 5. Inhibisi kompetitif (Competitive inhibition)


(Lehninger Principles of Biochemstry,6th Ed 2008 W.H.Freeman and Company)

Uncompetitive inhibition
Inhibitor berikatan bukan pada sisi aktif enzim, tapi berikatan dengan kompleks ES
menghasilkan kompleks EIS. Kompleks EIS yang terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis
inhibisi ini sangat jarang, namun dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik.

Gambar 6. Uncompetitive inhibition


(Lehninger Principles of Biochemstry,6th Ed 2008 W.H.Freeman and Company)

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 8


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Inhibisi Campuran (mixed inhibition)


Non-competitive inhibition merupakan inhibisi campuran. Non-competitive inhibitor dapat
mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan
EIS tidak aktif. Karena pengaruh inhibitor tidak dapat dhilangkan dengan peningkatan
konsentrasi substrat. Pada inhibisi non-kompetitif, Vmax reaksi berubah, tapi karena substrat
masih dapat mengikat enzim, maka nilai Km tidak berubah ( = ’)
Mixed-inhibition mirip dengan inhibisi non-kompetitif, tetapi kompleks EIS memiliki aktivitas
enzimatik residual.

Gambar 6. Inhibisi Campuran (Mixed-inhibition)


(Lehninger Principles of Biochemstry,6th Ed 2008 W.H.Freeman and Company)

Pengaruh inhibitor reversible secara kuantitatif dapat disimpulkan pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Pengaruh inhibitor reversible terhadap apparent Vmax dan apparent Km

Tipe inhibitor Apparent Vmax Apparent Km


Tanpa inhibitor Vmax Km
Kompetitif Vmax Km
Unkompetitif Vmax/’ Km/’
Mixed Vmax/’ Km/’

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 9


Lecture Note 6 KIS2104 Biokimia Semester 3

Referensi
1. Jeremy M. Berg, John L. Tymoczko and Lubert Stryer L, 2003, Biochemistry 5th ed, WH Freeman
Company, New York, USA.

2. David L. Nelson and Michael M. Cox, 2013, Lehninger: Principles of Biochemistry, 6th ed., Freeman
Company, New York, USA.

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 10

Anda mungkin juga menyukai