Transformasi
◦ Fungsi dan Jenis-jenis Fungsi
◦ Transformasi Sebagai Fungsi
◦ Sifat Transformasi
◦ Grup Transformasi
Transformasi Geseran
◦ Pengertian Geseran
◦ Menemukan Rumus Geseran
◦ Sifat-sifat Geseran
◦ Hasil Kali Geseran
Setengah Putaran
◦ Pengertian Setengah putaran
◦ Menemukan Rumus Setengah putaran
◦ Sifat-sifat Setengah putaran
◦ Hasil Kali Setengah putaran
Transformasi Pencerminan
◦ Pengertian Pencerminan
◦ Menemukan Rumus Pencerminan
◦ Sifat-sifat Pencerminan
◦ Hasil Kali Pencerminan
Transformasi Putaran
◦ Pengertian Putaran
◦ Menemukan Rumus Putaran
◦ Sifat-sifat Putaran
◦ Hasil Kali Putaran
x' 2 x 1
T ( x, y ) ( x' , y ' ) dengan
y '
y 1
ambil persamaan garis g ax by c 0
x'1
x' 2 x 1 x
diperoleh 2
y ' y 1 y y '1
sehingga T ( g ) g '
x'1
g ' a b y '1) c 0
2
ax' a
by ' ( b c) 0
2 2
Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2
x' 2 x 1
T ( x, y ) ( x' , y ' ) dengan
y' y 1
x' ' 2 x'1
T ( x' , y ' ) ( x' ' , y ' ' ) dengan
y ' ' y '1
x' ' 2 x'1 2(2 x 1) 1 4 x 3
T2
T ( x, y ) ( x' ' , y ' ' ) dengan
y ' ' y '1 ( y 1) 1 y 2
Jadi T 2 (( x, y )) (4 x 3, y 2)
Isometri adalah kolineasi atau bila U isometri
dan g garis maka U(g) = g’
a. Carilah T1T2
b. Kenakan T1T2 pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan
g 2x 3y 5 0
Jawab:
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T2 T1
T1T2
x' x 3
T2 ( x, y ) ( x' , y ' ) dengan
y '
y 1
x' ' x'
T1 ( x' , y ' ) ( x' ' , y ' ' ) dengan
y' ' 2 y'
x' ' x' x 3 x 3
T1T2 ( x, y ) ( x' ' , y ' ' ) dengan
y ' ' 2 y ' 2( y 1) 2 y 2
Jadi T1T2 (( x, y )) ( x 3,2 y 2)
a.
a. Persamaan
Persamaan garis
garis melalui
melalui (-2,-3)
(-2,-3) dan
dan sejajar
sejajar dengan g
dengan g 2 x
2x 3
3yy
55
00
Karena
Karena sejajar
sejajar maka m11
maka m mm22
2
2xx
3 y
3y 55
00
3
3yy
2 x
2x 5
5
2x
2 x
55
y
y
3
3
2
2 2
2
Jadi m11
Jadi m m 22
,, m
3
3 3
3
h
h y
(( y yy11 ))
m x
m(( x xx11 ))
2
2
y
(( y 3))
3 (( xx22))
3
3
3
3yy
9 9 2 x
2x 44
2
2xx
3 y
3y 5
5 0
0
xx '' x x 3
3
T T ( x , y ) ( x ' , y ' ) dengan
T11T22 ( x, y ) ( x' , y ' ) dengan
y
y '' 2
2yy
22
x''
x xx33 x x
x x ''
3 3
1
1 1
y ''
y 2
2yy
22 y
y
y y 1
2
2
Jadi T
Jadi T11T (h)
T22 (h) h'
h'
11 '1 5 0
2 x
2 x''33 33 yy '1 5 0
2
2
3
3 '3 5 0
2
2xx ''
66 y y '3 5 0
2
2
4
4xx ''
33yy ''28
28 0
0
1. Diketahui T (( x, y )) ( 2 x 1, y 1)
a. Selidiki apakah T suatu involusi
b. Kenakan T pada y x 2
Jadi T 22 (( x, y )) (4 x 3, y 2)
a. T pada y x 22
( x'1) 22
T (h) y '1
2
2( y '1) ( x'1) 22
2 y '2 ( x' ) 22 2 x'4
2 y ' ( x' ) 22 2 x'2
( x' ) 22 2 x'2
y'
2
S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB
sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’
dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB
dinyatakan sebagai SAB
A B
P P’
S AB S CD AB CD
Karena AB PP'
CD PP'
Maka akibatnya AB CD
2) AB CD S AB S CD
S AB ( P) P'
Maka akibatnya S AB S CD
Bukti :
1) S AB S CD CABD jajar genjang
Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika
S AB S CD AB CD
Karena S AB S CD AB CD berakibat AC BD
Jadi CABD jajar genjang.
2) CABD jajar genjang S AB S CD
CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan
sama panjang, yaitu AB CD
AC BD
Karena AB CD dengan dalil 2.1 (jika AB CD S AB S CD )
Jadi S AB S CD
1) A B
P P’
Q Q’
=
S AB ( P) P' AB PP'
S AB (Q ) Q ' AB QQ '
2)
P P’ Q Q’
PP ' dan Q segaris
P ' Q ' PQ ' PP '
PQ QQ ' PP ' karena PP ' QQ '
maka P ' Q ' PQ
akibat P ' Q ' PQ
Jadi S isometri
Y
a
OB
b
x a
P’(x’,y’) SOB
y b
x a
B(a,b) b y b
b
P(x,y) a
X
O a
a
OB vektor
b
B(a, b) titik koordinat
Q(c,d)
P(a,b)
ca
PQ
d b
Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
1) Carilah rumus SAB dan SBA?
2) Kena Apakah SBA kolineasi?
3) kan SBA pada garis h di mana h melalui titik
A dan tegak lurus dengan garis g : 8x-
3y+10=9.
4) Apakah SBA involusi?
5) Apakah SBA isometri?
6) Apakah hasil kali SAB dan SBA?
Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
◦ Apakah SBA kolineasi?
A B D
T’’
P
T T’
Y
D
Q(x2,y2)
P(x1,y1) C
O X
A’ Setengah putaran terhadap titik P
(dengan pusat P) dilambangkan
dengan Hp, adalah pemetaan yang
memenuhi untuk sebarang titik A
P di bidang V :
1.Jika A ≠ P maka titik P titik
tengah AA’
A
Hp(A)=A’
2.Jika A = P maka Hp(A)=P=A
Bukti :
Akan ditunjukkan Hp2=I
Ambil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’
Kenakan A’ dengan Hp, maka
Hp(A’)=A Hp
Hp(Hp(A))=A’=A
Hp2(A)=A
Hp2=I A P A’
Jadi Hp involusi
Hp
TEOREMA
Setengah putaran adalah isometri
Bukti :
Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris.
P sebagai pusat putar.
Kenakan A dengan Hp,
B
A’(x’,y’)
Ambil P(a,b) sebagai
pusat putar.
Hp memetakan
P(a,b)
A(x,y) ke A’(x’,y’).
A(x,y)
X
O
Diperoleh hubungan bahwa :
x x'
a 2a x x ' x ' 2a x
2
y y'
b 2b y y ' y ' 2b y
2
A B C
P
’
Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P
dengan HA sehingga :
HA(P)=P’ berlaku PA=AP’
HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’
Berarti :
HB(P’)=P’’
HB(HA(P))=P’’
HB•HA(P)=P’’
HR•HP(B)=B’
HR•HP(C)=C’
Jawab :
A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)
Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8)
1. Apakah hasil dari HF•HG
Jawab : (6-x, 22-y)
A(a,c) A’(-a, c)
x x -1 0 x
Dengan notasi y Ty y 0 1 y
matrik :
Refleksi terhadap titik asal (0,0)
Menghasilkan
persamaan :
a’= - a, dan c’ = -c,
b’= - b, dan c’ = -c,
d’= - d, dan c’ = -c,
sehingga persamaan
matrik transformasinya
-1 0
adalah
T(0,0) :
0 -1
Refleksi ditulis dengan
notasI :
titik(0,0)
A(a,c) A’(-a,-c) x x -1 0 x
Dengan notasi y T(0,0) y 0 -1 y
matrik :
Refleksi terhadap garis y = x
Menghasilkan persamaan :
a’= c, dan c’ = a,
b’= c, dan c’’ = b,
d’= e, dan e’ = d dan
seterusnya
sehingga persamaan
matrik transformasinya
0 1
adalah
Ty x :
1 0
Refleksi ditulis dengan
notasI :
y=x
A(a,c) A’(c,a) x x 0 1 x
Dengan notasi y Ty x y 1 0 y
matrik :
Refleksi terhadap garis y = - x
Menghasilkan persamaan :
a’= -c, dan c’ = -a,
b’= -c, dan c’’ = -b,
d’= -e, dan e’ = -d dan
seterusnya, sehingga
persamaan matrik
transformasinya
0 -1 adalah :
Ty x
-1 0
Refleksi ditulis dengan
notasI :
y =- x
A(a,c) A’(-c,-a) x x 0 -1 x
Dengan notasi y Ty x y -1 0 y
matrik :
Refleksi terhadap garis y = h
Sumbu x digeser sejauh h,
menghasilkan persamaan :
a’= a, dan c’ = 2h-c,
b’= b, dan c’ = 2h-c,
d’= d, dan e’ = 2h-e,
sehingga notasi persamaan
matrik transformasinya
adalah :
x 1 0 x 0
y 0 -1 y 2h
Bukti :
Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x
yang baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik
berubah x 0(x’, y’x) dengan
x menjadi :
y y h y h
Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x
yang baru
x menjadi
1 0 : x x
y 0 -1 y h y h
Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke
sumbu-x semula dengan memakai translasi
diperoleh:
x x 0 x
y y h h y 2h
x 0 1 0 x 0
- y 2h 0 -1 y 2h
Refleksi terhadap garis x = k
Sekarang yang digeser
adalah sumbu y sejauh k,
menghasilkan persamaan :
a’= 2k-a, dan c’ = c,
b’= 2k-b, dan c’ = c,
d’= 2k-d, dan e’ = e,
sehingga notasinya adalah :
x=k
A(a,c)
A’(2k-a,c)
x -1 0 x 2k
Dengan notasi y 0 1 y 0
matrik :
Contoh Soal :
Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD dengan
titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan D(1,11) jika
direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian
dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-y.
Jawab :
Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua
tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang
ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian
bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap
sumbu-y.
Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai
berikut :
Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’ direfleksikan
pada sb-y
Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’
dengan
titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(-1,-
11).
Coba pikirkan :
Bagaimana cara mendapatkan matrik transformasi
pada suatu sistem yang mengalami refleksi lebih
dari satu kali tetapi penyelesaiannya hanya
dengan mengunakan satu tahap saja ?
Telah dibahas bahwa :
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu
sejajar adalah berupa geseran.
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu
yang saling tegak lurus adalah berupa setengah
putaran.
P = pusat putar
θ = sudut putar
Jika θ = 0o maka RP,θ = I
Jika θ = 180o maka RP,θ = HP
Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k
anggota B+
Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum
jam
Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap
sebagai hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap
sumbu s dan satu terhadap sumbu t.
P = titik (s,t)
Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms :
◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t)
◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik
(s,t) dan
◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP
Dengan pusat putar (0,0)
Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0)
sin
dengan m 2
cos
2
RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan :
Sumbu s, y = 0
2.0( y )
x' x x
Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan 1
y ' y 2 .1( y ) y
1
1 0 x
0 1 y
sin
Sumbu t, y 2 x , maka y cos x sin
cos 2 2
2
y sin( 90 ) x cos(90 )
2 2
x cos(90 ) y sin( 90 ) 0
2 2
x' ' cos 2 sin 2 x' sin
Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan y ' ' sin 2 2 p
cos 2 y '
cos
cos (180 ) sin (180 ) x'
0
sin (180 ) cos (180 ) y '
cos sin x'
sin cos y '
x' ' cos sin x'
Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan y ' ' sin
cos y '
cos sin 1 0 x
sin cos 0 1 y
cos sin x
sin cos y
Jadi, jika P(0,0) maka :
x' cos sin x
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan
y ' sin cos y
Dengan pusat putar P(a,b)
Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu x // x dan y // y .
A s C
/2
t
Misalkan r garis yang melalui A dan r // s.
Misalkan t garis yang melalui A dengan m(<(t,r))
= ½ .
Diperoleh M R
s A, = Ms (Mr Mt)
= (Ms Mr) Mt
= SCD Mt
= G1.
Misalkan s suatu garis, P titik yang tidak terletak
pada s. Misal r garis yang melalui P tegak lurus s.
Maka berlaku:
a. H M merupakan suatu refleksi geser yang
P s
sama dengan MrSAB
b. M H merupakan suatu refleksi geser yang
s P
sama dengan SCDMr.
bukti
Sehingga HP Ms = ( Mr Mt ) Ms
= M r ( Mt M s )
= Mr SAB
Kemudian Ms HP = Ms ( Mt Mr )
= (Ms Mt ) Mr
= SCD Mr
Teorema
Untuk sebarang titik A, B, P dan suatu
sudut dengan besar , selalu dapat
ditemukan titik C dan D sedemikian
sehingga :
a. SAB RP, = RC,
C
/2
P
r
A B
p q
. Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P
serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p
melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik
garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|.
Kemudian buat garis r melalui P dengan
m(<(r,p)) = ½ .
Sehingga :
S
AB RP, = (Mq Mp )(Mp Mr )
= Mq ( Mp Mp ) Mr
= Mq I Mr
= Mq Mr
= RC,
.
/2 /2
P
A B
q
p
b. Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P
serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p
melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik
garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|.
Kemudian buat garis r melalui P dengan
m(<(p,r)) = ½ .
R
P, SAB = ( Mr Mp ) (Mp Mq )
= Mr( Mp Mp ) Mq
= Mr I Mq
= Mr Mq
= RD,
Pada saat membahas tentang putaran
telah diketahui bahwa hasil kali dua
putaran yang pusatnya sama , akan
menghasilkan suatu putaran baru dengan
pusat semula dan besar sudut putar
adalah jumlah dari kedua sudut putar
semula, atau dalam lambang putaran .
Berikut ini akan dibahas tentang hasil
kali putaran dengan putaran tetapi
pusat kedua putaran tidak sama.
Teorema
Hasil kali dua putaran ,
A B akan berupa putaran lagi dengan sudut
putar + atau berupa geseran jika + =
360.
s
. r
C (+)/2
t /2 /2
B
A
Dalam segitiga ABC di atas, m(<ABC) = m(<(t,r)) =
½ . dan m(<CAB) = m(<(s,t) = ½ , maka m(<ACD
=(<(s,r)) = ½ + ½ = (+)/2 , sehingga putaran
yang dihasilkan oleh MrMs mempunyai sudut
putaran sebesar + .
Hal tersebut tidak akan terjadi jika C tidak
ada( yaitu dalam kondisi r // s). Jadi apabila
m(<(r,t)) = m(<(s,t)) = ½ , tetapi m(<(t,r)) =
-m(<(r,t)) = ½ . Jadi
– ½ = ½ sehingga + = 0.
Dalam hal ini
RB,RA, = MrMs
= SCD
( dengan |CD| = 2 kali jarak ( s,r)
Untuk tiga garis sebarang r,s,t yang tidak
bertemu di satu titik dan tidak saling sejajar,
maka hasil kali MtMsMr tanpa memandang
urutan merupakan suatu refleksi geser.
B A
/2 /2
s
r
Pandang MtMsMr = Mt (MsMr )
= Mt RA,
= G ( misal m(<(r,s)) =
A
C’
A’
C
B
B’
Andaikan G sudah didapat, berarti terdapat
ruas garis berarah PQ dan garis s sedemikian
sehingga G = SPQMs yang berarti G(ABC) =
A’B’C’.
Misalkan A”B”C” = M (ABC) dan A’B’C’=
s
SPQ(A”B”C”), diperoleh A’C’//A”C” dan
m(<(s,AC)) = m(<(s,A”C”)). Jadi m(<(A’C’, s ))
= m(<(s,AC)) . Sehingga dapat disimpulkan
bahwa s sejajar dengan garis bagi (A’C’ , AC ) .
a. Lukis P = ( A’C’ , AC )
b. Lukis garis bagi <(A’C’ , AC ), yaitu garis t.
c. Lukis garis m, dengan m//t , m melalui A dan garis l,
dengan l t, l melalui A. Misal A”=( m, l ) .
d. Lukis garis s , dengan s//t dan s melalui titik tengah
AA”.
e. Lukis titik-titik B” dan C” , dengan B”=Ms(B) dan
C”=Ms(C).
f. Lukis titik P, Q di t sedemikian sehingga PQ=A’A”
g. Diperoleh G= SPQMs sedemikian sehingga (A’B’C’) =
SPQMs (ABC) = G(ABC)
Similaritas (kesebangunan)
Definisi
Suatu transformasi L disebut suatu similatitas, jika terdapat
bilangan positif k sedemikian hingga untuk sebarang titik P, Q dipenuhi
|P’Q’| = k |PQ| , dengan P’=L(P) dan Q’=L(Q).
Teorema
Similaritas mempertahankan besar sudut.
Teorema
Similaritas mempertahankan ketegaklurusan.
Teorema
Similaritas mempertahankan kesejajaran.
Bukti Similaritas adalah suatu kolineasi
Teorema
Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku :
a. g’=g jika P terletak pada g.
b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
Teorema
Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu
similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan
sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri.
Teorema
Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat
tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’
1. Rumus Dilatasi
Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik
dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=D P,k(T).
Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari
T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b)
T’(a’,b’)
P(x,y)
t’
x T(a,b)
t
a' x a - x
k
b' y
b - y
sehingga
a' a x
k (1 k)
b'
b
y