Perlakuan PPN Terhadap JKP Tertentu
Perlakuan PPN Terhadap JKP Tertentu
TERTENTU
Kelompok 1
1. Lulu Al Mualimah
2. Naswan
3. Nurhaidah
• Jasa Kena Pajak (JKP) merupakan setiap kegiatan pelayanan berdasarkan surat perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang pesanan atau permintaan dengan
bahan dan/atau petunjuk dari pemesan, yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN.
Ada beberapa JKP yang dikenakan PPN, sebagai berikut :
1. Jasa Periklanan
• Wajib pajak iklan dikenakan kepada individu/pribadi atau badan yang menyelenggarakan iklan. Jika iklan
diselenggarakan secara langsung oleh pribadi/badan maka wajib pajak iklan adalah badan/ orang pribadi yang
bersangkutan tersebut. Jika iklan diselenggarakan melalui pihak ketiga maka wajib pajaknya adalah pihak ketiga
yang menyelenggarakan iklan.
• ada 3 pihak yang berhubungan dengan pajak iklan diantaranya :
1. Lembaga penyiaran. Penyelenggara penyiaran baik lembaga publik, swasta atau lembaga komunitas yang
menjalankan tanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Pemasang iklan. Pemilik dana bisa jadi dana berasal dari APBN, APBN ataupun dana badan usaha. Pemasang
iklan merupakan pihak yang bertangung jawab atau konten iklan.
3. Perusahaan periklanan. Merupakan pihak yang memproduksi konten/pesan iklan. Pembuatan iklan oleh
production house dikenai PPN.
Contoh : Jasa penyiaran yang bersifat iklan dikenai PPN (objek PPN) karena tujuannya komersialDalam Undang-
undang (UU) PPN Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 7 ayat (1), tarif PPN adalah 10%.Perhitungannya 10% x Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) PT Kreasi termasuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang beriklan di TV ABC senilai
Rp500.000.000, maka PPN-nya = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000.
2. Paket Program acara Televisi
1. Dalam sistem beli putus, rumah produksi menyerahkan BKP berupa paket program acara kepada stasiun TV.
Terutangnya PPN pada saat rumah produksi menyerahkan paket program acara kepada stasiun TV dengan tarif
10 % dengan DPP sebesar Harga Jual. Saat pembuatan Faktur Pajak selambat-lambatnya pada akhir bulan
berikutnya setelah bulan penyerahan paket program acara, kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan
berikutnya maka Faktur Pajak harus dibayar selambat-lambatnya pada saat penerimaan pembayaran.
• Contoh :
Rumah produksi TAX Entertainment membuat suatu program berupa kuis anak-anak. Acara tersebut ditawarkan
kepada salah satu stasiun televisi swasta dan mereka menerima tawaran tersebut. Pembayaran dilakukan dengan
sistem beli putus seharga Rp 300.000.000,00 per episode. Oleh karena pembayaran dilakukan dengan cara beli
putus, maka atas program acara tersebut seluruhnya menjadi milik stasiun televisi. Penyerahan program acara
yang dibayar dengan sistem beli putus berarti termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak. Oleh
karena itu, atas penyerahan program acara
terutang PPN 10% dengan DPP Rp 300.000.000,00 yaitu sebesar Rp 30.000.000,00 per episode
2. Dalam sistem pesanan, rumah produksi menyerahkan JKP berupa jasa pembuatan paket program acara kepada stasiun TV.
Terutangnya PPN pada saat rumah produksi menyerahkan paket program acara pesanan kepada stasiun TV dengan tarif 10 % dengan
DPP sebesar harga Penggantian. Saat pembuatan Faktur Pajak selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah bulan
penyerahan paket program acara, kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya maka Faktur Pajak harus dibayar
selambat-lambatnya pada saat penerimaan pembayaran.
• Contoh :
Rumah produksi TAX Entertainment menerima pesanan dari salah satu stasiun televisi swasta untuk membuat program acara akhir
tahun. Di dalam kontrak kerjanya, TAX Entertainment akan menerima komisi atas jasa yang dilakukannya sebesar Rp
400.000.000,00. Dalam kontrak tersebut juga ditentukan bahwa biaya produksi ditanggung terlebih dahulu oleh pihak TAX
Entertainment dan akan diganti setelah program tersebut selesai dibuat. Setelah dikerjakan selama 2 bulan, akhirnya program
tersebut selesai dengan menghabiskan biaya produksi sebesar Rp 300.000.000,00 dan diserahkan kepada pihak televisi dengan
tagihan yang terpisah antara komisi dan biaya produksi dengan menyerahkan semua data-data asli atas pembelian semua barang
dan jasa yang terkait dengan biaya produksi. Dengan demikian atas penyerahan program tersebut terutang PPN 10% dengan DPP
sebesar Rp 400.000.000,00 yakni Rp 40.000.000,00. Namun, besarnya DPP tersebut akan berbeda jika didalam
kontrak tidak disebutkan adanya pemisahan antara komisi dengan biaya produksi sebagaimana dijelaskan diatas dan penagihannya
juga dilakukan tanpa adanya pemisahan antara komisi dengan biaya produksi tersebut. Jika memang demikian, maka PPN
dengan DPP sebesar Rp 700.000.000,00 yakni Rp 70.000.000,00.
3. Dalam sistem bagi hasil, rumah produksi menyerahkan BKP Tidak Berwujud berupa hak siar atas paket program acara kepada
stasiun TV. Terutangnya PPN pada saat sebagaimana yang dimaksud pada butir 4.3 dengan tarif 10 % dengan DPP sebesar
prosentase bagi hasil yang diterima rumah produksi berdasarkan kontrak yang telah disepakati. Saat pembuatan Faktur Pajak
selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya PPN sebagaimana yang dimaksud pada butir 4.3.Pajak
Masukan dalam rangka pembuatan program acara yang berkenaan dengan pajak yang terutang tersebut dapat dikreditkan.
• Contoh :
Rumah produksi TAX Entertainment menawarkan acara berupa talk show tiga mata kepada salah satu stasiun televisi. Dalam
melakukan negosiasi tersebut akhirnya pihak TAX Entertainment menerima pendapatan dengan prosentase 50:50. Biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan talk show tersebut sebesar Rp 200.000.000,00 per episode. Setelah beberapa waktu acara tersebut
berlangsung pendapatan yang diterima TAX
Entertaiment sebesar Rp 500.000.000,00 per episode berdasarkan pembagian hasil dengan pihak televisi. PPN yang terutang
adalah sebesar 10% dengan DPP sebesar Rp
500.000.000,00 yakni Rp 50.000.000,00 per episode, dengan catatan jika biaya yang dikeluarkan sepenuhnya ditanggung oleh
rumah produksi atau stasiun televisi (atas data-data asli yang terkait dengan biaya produksi diserahakan kepada pihak stasiun
televisi). Namun, jika biaya yang dikeluarkan menjadi beban bersama antara rumah produksi dengan stasiun televisi dengan
persentase 50:50 dan data-data asli yang terkait dengan biaya produksi tidak diserahakan ke stasiun televisi, maka PPN yang
terutang adalah 10% dengan DPP sebesar Rp 600.000.000,00 yakni Rp 60.000.000,00.
3. Jasa Sertifikasi
Atas penyerahan jasa sertifikasi di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh lembaga jasa sertifikasi, dan atas
penyerahan jasa sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga jasa sertifikasi di luar Daerah Pabean kepada pihak
yang memanfaatkan di dalam Daerah Pabean, terutang PPN.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atas penyerahan jasa sertifikasi tersebut adalah sebesar nilai penggantian berupa
imbalan/komisi/fee yang diterima oleh lembaga jasa sertifikasi tersebut.
4. Jasa pengelolaan rumah susun (Strata title)
• Iuran pengelolaan serta iuran renovasi & dana cadangan yang diberikan kepada Perhimpunan Penghuni Rumah Susun XYZ
adalah merupakan iuran untuk balas jasa (service charge). Oleh karena itu sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak Nomor SE-13/PJ.32/1989 tanggal 25 Agustus 1989 atas penyerahan jasa service charge terutang PPN dengan Dasar
Pengenaan Pajak sebesar 40%.
• Contoh
PT. Rubi menyewa sebuah bangunan dari PKP dengan harga Rp100.000.000 untuk jangka waktu 4 tahun.
untuk PPN yang harus memotong adalah pihak penyewa gedung. PPN atas sewa tanah dan bangunan tersebut adalah
Rp10.000.000 (PPN 10% x Rp10.000.000).
Jadi, untuk menghitung keseluruhan biaya sewa yang harus dibayarkan oleh PT. Rubi adalah: Biaya sewa selama 4 tahun + PPN –
PPh Pasal 4 ayat (2).
Nantinya PT. Rubi akan menerima bukti pembayaran sewa tanah dan/atau bangunan beserta faktur pajak yang dibuat oleh pihak
yang menyewakan tanah dan/atau bangunan tersebut.
5. Jasa Penyelenggara Kegiatan (EO)
• Wedding Organizer
Dari nama dan singkatan, sekilas wedding organizer dan event organizer ini berbeda. Namun sebenarnya,
keduanya merupakan satu usaha yang sama. Wedding organizer merupakan jasa penyelenggara kegiatan
pernikahan, seperti pesta, resepsi, penyewaan hotel, dekorasi pelaminan serta ruangan acara, dan lain-lainnya.
• Musik dan Hiburan
Ini merupakan jasa event organizer yang menyelenggarakan kegiatan di bidang hiburan, terutama musik,
seperti live concert yang mengundang musisi.
• Brand Activation
Jasa event organizer yang satu ini khusus bergerak menyelenggarakan acara untuk mempromosikan suatu produk
sebagai bentuk pengenalan merk di kalangan konsumen maupun meningkatkan penjualan produk tersebut.
• MICE
MICE merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition. Ini merupakan event
organizer yang bergerak di bidang penyelenggaraan acara berbentuk pertemuan.
• One Stop Service Agency
Ini merupakan jenis event organizer yang menyelenggarakan berbagai jenis acara hingga skala internasional. Jasa
penyelenggara kegiatan ini umumnya dapat memenuhi permintaan pengguna jasa, mulai dari permintaan tema dan jenis acara,
sampai dengan menangani aspek lain dalam acara secara lengkap.
• Penyelenggara Ulang Tahun
Jenis event organizer yang satu ini khusus menyelenggarakan acara ulang tahun sesuai permintaan pengguna jasanya.
Jika event organizer sudah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan omzet tahunannya sudah mencapai atau melebihi dari
Rp4,8 milyar, wajib memungut dan melaporkan PPN sebesar 10% atas jasa kena pajak.
Kewajiban lainnya adalah jika pelaku usaha jasa event organizer menggunakan pembukaan dan memilih untuk dikenakan
pajak penghasilan dengan tarif 25% sesuai UU PPh Pasal 17, wajib baginya untuk melaporkan SPT Tahunan. Ini berlaku baik
pelaku usaha merupakan pribadi maupun badan usaha.