Anda di halaman 1dari 69

Uretritis GO dan Non GO

Dewi Apriani - 1965050143


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
PERIODE 7 SEPTEMBER 2020 – 19 SEPTEMBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA – 2020
Uretritis Gonore
Definisi
• Gonore  seluruh infeksi yang disebabkan kuman Neisseria gonorrhoea
• Infeksi Menular Seksual (IMS) paling sering ditemukan di abad 20.
– Data morbiditas RSCM  urutan ke 3 setelah kondiloma akuminata
dan infeksi genital non spesifik
• Penularan terjadi:
– Hubungan seksual (Genito – genital, Oro – genital, Ano – genital)
– Transmisi vertikal dari ibu ke anak pada persalinan normal
– Manual (handuk, alat – alat, pakaian)
Etiologi
• Nesseria gonorrhea  • 4 spesies Neisseria :
diplokokus gram negatif, aerob, – N. gonorrhea
tahan asam, berbentuk seperti biji – N. meningitidis
kopi dengan lebar 0,8μ dan – N. catarrhalis
– N. pharyngis sicca
panjang 1,6 μ
– Ditemukan oleh Neisser (1879)
melalui pengecatan hapusan duh
tubuh uretra, vagina dan
konjungtiva
– Pertama kali berhasil di kultur in
vitro oleh Leistikow (1882)
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram

• Kuman terlihat di luar dan di dalam


leukosit polimorfonuklear
• Sifat: tidak tahan lama di udara bebas,
cepat mati dalam keadaan kering, tidak
tahan suhu diatas 39˚C dan tidak tahan
desinfektan

• Suhu 35°C – 37°C dan pH 7,2- 7,6


merupakan kondisi optimal untuk bakteri
N. gonorrhoeae tumbuh.
• Secara morfologi, gonokokokus ini terdiri atas 4 tipe:
– tipe 1 dan 2  mempunyai pili, virulen.
– tipe 3 dan 4  tidak mempunyai pili, non virulen.
• Pili akan melekat pada mukosa epitel  reaksi radang
• Daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang
(immature) adalah daerah paling mudah terinfeksi  mukosa vagina perempuan
sebelum pubertas
Patogenesis Gonore
Penularan biasanya terjadi melalui
hubungan seksual
Gejala Klinis
• Masa inkubasi singkat
– Pada laki – laki umumnya 2 – 8 hari
– Pada wanita sulit ditentukan karena umumnya asimtomatik
• Gejala klinis dan komplikasi berkaitan erat dengan
susunan anatomi dan faal genitalia.
Infeksi pada laki - laki
Infeksi simptomatik Komplikasi
Uretritis Lokal :
Tysonitis, Parauretritis, Litriasis, Cowperitis

Ascendens :
Prostatitis, Vesikulitis, Vas deferenitis/funkulitis,
Epididimitis, Trigonitis
Infeksi pada Perempuan
Infeksi pertama Komplikasi
Uretritis Lokal :
Servisitis Parauretritis, Bartholinitis

Ascendens :
Salpingitis, Pelvic Inflammatory Diseases (PID)
Gejala klinis pada Laki - Laki
• Uretritis
– Subjektif :
Rasa gatal dan panas di sekitar OUE, disusul disuria, polakisuria,
keluarnya duh tubuh putih kental dari OUE yang disertai darah serta
nyeri saat ereksi
– Pemeriksaan :
Orificium uretra eksternum hiperemis, edema dan ektropion. Disertai
duh tubuh mukopurulen. Terjadi peradangan jaringan lunak sehingga
seluruh penis distal menjadi bengkak  bull head clap
Dapat disertai pembesaran KGB inguinal medial unilateral atau bilateral.
Sumber:
Goldsmith Lowell A., Kats Stephen I., Gilchrest Barbara A., Paller Amys S., Leffell David J., Wolff Klaus.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine : Gonorrhea, Mycoplasma, and Vaginosis. 2012. Ed. 9. Vol. 2.
Hal. 2514-2519.
Sumber:
Goldsmith Lowell A., Kats Stephen I., Gilchrest Barbara A., Paller Amys S., Leffell David J., Wolff Klaus. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine : Gonorrhea, Mycoplasma, and Vaginosis. 2012. Ed. 9. Vol. 2. Hal. 2514-2519.
Gejala klinis pada Perempuan
• Uretritis
– Subjektif :
Umumnya tidak ada karena asimtomatik. Bila ada  keluarnya duh
tubuh putih kental dari OUE, adanya keluhan gatal pada vagina

Ditambah keluhan sesuai lokasi infeksi:


• Mengenai saluran kemih  Disuria
• Mengenai kelenjar Bartholin  Abses
• Mengenai rongga Pelvis  Nyeri perut bagian bawah (adneksitis atau
salpingitis)
Pemeriksaan Penunjang
1. Sediaan langsung
– Pewarnaan gram  gonokok gram – negatif,
intraseluler dan ekstraseluler
– Bahan:
• Laki – laki  daerah fossa navikularis
• Perempuan  uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks
• Pasien dengan risiko kontak seksual anogenital dan
orogenital  faring dan rektum
– Sensitivitas :
• Duh uretra laki – laki  90 – 95%
• Spesimen endoserviks  45 – 65%
– Spesifisitas 90 – 99%
Diagnosis
2. Kultur  Identifikasi spesies
Media Transpor Media Pertumbuhan
• Media Stuart • Mc Leod’s chocolate agar
– Suatu media transpor saja  perlu – Media nonselektif berisi agar coklat dan
ditanam kembali pada media pertumbuhan. agar serum.
• Media Transgrow • Media Thayer Martin
– Selektif dan nutritif untuk N. Gonorrhoeae – Media selektif isolasi N. Gonorrhoeae.
dan N. meningitidis – Mengandung vankomisin, kolestrimetat,
– Dapat bertahan 96 jam dan merupakan nistatin
gabungan media transpor dan pertumbuhan • Modified Thayer Martin agar
 tidak perlu ditanam ke media
– Media Thayer Martin dengan trimetroprim
pertumbuhan lagi.
mematikan Proteus spp.
Diagnosis
3. Tes Identifikasi Presumtif dan Konfirmasi (Definitif)
Tes Oksidase Tes Fermentasi

• Reagen oksidasi (tetrametil-p- • Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes


fenilendiamin hidroklorida 1%) fermentasi menggunakan glukosa,
ditambahkan pada koloni gonokok maltosa dan sukrosa
tersangka  N. Gonorrhoeae hanya meragi glukosa
• Reaksi positif :
Perubahan warna koloni dari bening 
merah muda  merah lembayung
Diagnosis
4. Tes beta – laktamase
– Menggunakan cefinase TM dis. BBL 961192 yang mengandung chromogenic
cephalosporin  perubahan warna dari kuning menjadi merah bila kuman
mengandung enzim beta – laktamase.
Diagnosis
5. Tes Thomson mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung
– Syarat:
• Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
• Urin dibagi dalam dua gelas
• Tidak boleh menahan BAK dari gelas I ke gelas II
– Syarat mutlak  kandung kemih harus mengandung urin minimal 80 – 100ml.
Jika urin < 80ml, gelas II sulit dinilai karena baru menguras uretra anterior
– Hasil pembacaan:
Gelas I Gelas II Arti
Jernih Jernih Tidak ada infeksi
Keruh Jernih Infeksi uretritis anterior
Keruh Keruh Panuretritis
Jernih Keruh Tidak mungkin
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Gonokokus Uretritis Non Gonokokus
Anamnesis Rasa gatal dan panas bagian distal Disuria ringan, rasa tidak enak di
uretra sekitar orificium uretra eksterna, lubang uretra, sering kencing, duh
disuria, polakisuria, rasa nyeri saat tubuh seropurulen
ereksi
Etiologi Neisseria gonorrhea Chlamydia trachomatis
Masa Inkubasi 2 – 5 hari 1 – 3 minggu
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Hubungan seksual secara genito –
genital genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen, bull head Duh tubuh seropurulen
clap (bengkak pada seluruh penis
distal), OUE hiperemis, edema,
ektropion
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Gonokokus Uretritis Non Gonokokus
Pemeriksaan Lab sederhana: Lab sederhana
Penunjang Pewarnaan gram; Gonokokus Gram – Pewarnaan Gram; leukosit PMN > 5
negatif, intraseluler dan ekstraseluler per LPB pada spesimen duh uretra
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Gonokokus Trikomoniasis
Anamnesis Rasa gatal dan panas bagian distal Disuria, poliuria, sekret mukoid atau
uretra sekitar orificium uretra eksterna, mukopurulen
disuria, polakisuria, rasa nyeri saat
ereksi
Etiologi Neisseria gonorrhea Trichomonas vaginalis
Masa Inkubasi 2 – 5 hari 4 hari – 3 minggu
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Kontak seksual, dapat juga melalui
genital pakaian, dan handuk basah
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen, bull head Duh tubuh mukoid atau mukopurulen
clap (bengkak pada seluruh penis
distal), OUE hiperemis, edema,
ektropion
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Gonokokus Trikomoniasis
Pemeriksaan Lab sederhana: Lab sederhana:
Penunjang Pewarnaan gram; Gonokokus Gram – Parasit trikomonas pada sediaan basah
negatif, intraseluler dan ekstraseluler
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Candidosis Vulvovaginitis
Anamnesis Umumnya asimtomatis, Gatal pada daerah vulva.
keluar sekret mukopurulen, gatal Kasus berat : rasa panas, nyeri sesudah
(vaginal pruritus), disuria miksi, dan dispareunia
Etiologi Neisseria gonorrhea Candida albicans
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – DM, gangguan hormon (kehamilan,
genital siklus haid), penggunaan cairan
pembersih genital, antibiotik, dan
imunosupresi
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen, OUE Duh tubuh berbentuk gumpalan –
hiperemis, edema, ektropion gumpalan berwarna putih kekuningan
(Fluor albus)
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Candidosis Vulvovaginitis
Pemeriksaan Lab sederhana: Koh 10% : sel ragi dan miselia
Penunjang Pewarnaan Giemsa; Gonokokus Gram Kultur : muncul koloni Candida
– negatif, intraseluler dan ekstraseluler dalam 24 – 48 jam
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Trichomoniasis
Anamnesis Umumnya asimtomatis, Keluarnya sekret vagina yang banyak
keluar sekret mukopurulen, gatal dan berbau
(vaginal pruritus), disuria
Etiologi Neisseria gonorrhea Trichomonas vaginalis
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Kontak seksual, pakaian, handuk
genital basah, kondisi pH < 5
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen, OUE Sekret vagina seropurulen sampai
hiperemis, edema, ektropion mukopurulen berwarna kekuningan
sampai kuning – kehijauan, berbau
tidak enak (malodor) dan berbusa,
strawberry appearance
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Trichomoniasis
Pemeriksaan Lab sederhana: Lab sederhana:
Penunjang Pewarnaan Giemsa; Gonokokus Gram Parasit trikomonas pada sediaan basah
– negatif, intraseluler dan ekstraseluler
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Bacterial Vaginalis
Anamnesis Umumnya asimtomatis, Asimtomatis, duh tubuh vagina
keluar sekret mukopurulen, gatal abnormal dan berbau amis
(vaginal pruritus), disuria
Etiologi Neisseria gonorrhea Gradnerella vaginalis, Mobiluncus
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Hubungan seksual secara genito –
genital genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen, OUE Duh tubuh vagina berwarna putih
hiperemis, edema, ektropion keabu-abuan, homogen, melekat di
vulva & vagina
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Bacterial Vaginalis
Pemeriksaan Lab sederhana: Lab sederhana:
Penunjang Pewarnaan Giemsa; Gonokokus Gram • Sediaan basah dengan NaCl 0,9%
– negatif, intraseluler dan ekstraseluler didapatkan Clue-cells
• Apusan duh tubuh dengan KOH
10%: bau amis yang kuat
pH vagina >4,5
Gambaran Klinis
Tatalaksana
• Non – medikamentosa
– Periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan tetapnya
– Anjurkan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh secara laboratoris
– Anjurkan penggunaan kondom
– Kunjungan ulang untuk tindak lanjut di hari ke – 3 dan hari ke – 7
– Pemberian konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, pentingnya
keteraturan berobat
– Lakukan Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) terhadap infeksi HIV
dan kemungkinan IMS lain
Tatalaksana
• Medikamentosa
– Cefixime
Sefalosporin generasi ke – 3, dosis tunggal 400mg. Efektifitas dan
Sensitifitas sebesar 95%
– Levofloxacin
Golongan kuinolon, dosis tunggal 500mg
– Tiamfenikol
Dosis 3,5 gram dosis tunggal, peroral.
Angka kesembuhan 97,7% dan tidak dianjurkan bagi ibu hamil
Dikutip dari : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Edisi Ketujuh cetakan ketiga, 2016
Rp 77.873/box isi 5x10 tab
Rp 161.636/box isi 5x10 kapsul
Rp 96.981/box isi 3x10 kapsul

Rp 83.160/box isi 10x10 kapsul


Tatalaksana
Regimen Rekomendasi Terapi Alternatif
Ceftriaxone 250mg IM dosis Cefixime 400 mg PO dosis
tunggal ditambah tunggal ditambah
Azithromicyn 1 gr PO dosis Azithromycin 1 gr PO dosis
tunggal tunggal

Dikutip dari:
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 9th Edition.
CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. 2015
Rp6.800,- per kapsul

Kombipak
Sefiksim 200 mg + Azitromisin 500mg
Rp 140.000,-/ box Rp 44.550 per kapsul
Rp 22.201,-/ vial
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad kosmetikum : bonam
Infeksi Genital Non Spesifik
Definisi
• Infeksi Genital Nonspesifik (IGNS)  Infeksi Menular
Seksual (IMS) berupa peradangan di uretra, rektum atau
serviks yang disebabkan oleh kuman nonspesifik

• Kuman spesifik  Kuman yang dapat dideteksi melalui


pemeriksaan laboratorium sederhana antara lain gonokok,
Candida albicans, Trichomonas vaginalis dan Gardnerella
vaginalis.
Epidemiologi Etiologi
• Perbandingan IGNS 2 : 1 Uretritis • Chlamydia trachomatis (50%)
Gonore • Ureaplasma urealyticum dan
• UNS banyak ditemukan pada usia Mycoplasma hominis
lebih muda dan pola seksual aktif • Trichomonas vaginalis
• Perempuan 2 : 1 Laki – laki • Herpes simplex virus
• Ras hitam lebih • Gardnerella vaginalis
berpotensi mengalami daripada • Alergi
kulit putih
• Bakteri
• Heterosexual > Homosexual
Chlamydia trachomatis
• Parasit intraseluler obligat menyerupai bakteri Gram – negatif.
• Penyebab 50% UNS
• Transmisi melalui kulit, mukosa, dan kontak seksual
• Mempunyai 19 serovar:
– D – K (D, Da, E, F, G, Ga, H, I, Ia, J, K)  uretritis nonspesifik
– L1, L2, L2a, L3  limfogranuloma venerenum
– A, B, Ba, C  trakhoma
Chlamydia trachomatis
• Dalam perkembangannya, mengalami 2 fase:
– Fase I (noninfeksius)
• Terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada genitalia maupun konjungtiva.
Kuman terdapat intraselular dan berada di dalam vakuol yang letaknya melekat pada
inti sel hospes, disebut badan inklusi (BI).
– Fase II (infeksius; penularan)
• Vakuol pecah dan kuman keluar dalam bentuk badan elementer (BE) yang dapat
menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru
Chlamydia trachomatis
• Dalam perkembangannya, mengalami 2 fase:
– Fase I (noninfeksius)
• Terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada genitalia maupun konjungtiva.
Kuman terdapat intraselular dan berada di dalam vakuol yang letaknya melekat pada
inti sel hospes, disebut badan inklusi (BI).
– Fase II (infeksius; penularan)
• Vakuol pecah dan kuman keluar dalam bentuk badan elementer (BE) yang dapat
menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru
Ureaplasma urealyticum
• Penyebab 25% UNS, sering bersamaan
dengan Chlamidia trachomatis
• Dikenal dengan nama T – Strain
mycoplasma
• Sering terjadi bersama dengan
Ureaplasma urealyticum

Ureaplasma urealyticum
pada pewarnaan gram

Sumber: https://iliveok.com/health/ureaplasma_106391i16097.html
Mycoplasma hominis
• Mikroorganisme paling kecil, Gram –
negatif, sangat pleomorfik karena
tidak mempunyai dinding sel yang
kaku.
• Dapat berkoloni di traktus
respiratorius dan urogenital
• 4 dari 13 spesies Mycoplasma yang
menginfeksi traktur genital :
– M. hominis
– M. genitalium
Mycoplasma hominis
– Ureaplasma parvum
pada pewarnaan gram
– Ureaplasma urealyticum
Sumber:
https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Mycoplasma_hominis
Alergi Bakteri
• Terdapat dugaan bahwa UNS • Mikroorganisme penyebab:
disebabkan oleh reaksi alergi Staphylococcus dan difteroid,
terhadap komponen sekret genital yang dapat tumbuh komensal
pasangan seksualnya karena pada namun menyebabkan uretritis
pemeriksaan sekret tersebut, pada beberapa kasus
ternyata steril dan pemberian
obat antihistamin serta
penambahan kortikosteroid
mengurangi gejala penyakit
Gejala Klinis
Laki - laki • Gejala  disuria ringan, rasa tidak enak di
lubang uretra, sering BAK, keluarnya duh
tubuh seropurulen, nyeri atau bengkak
pada skrotum
– Muncul 1 – 3 minggu pasca kontak seksual
dan umumnya tidak seberat gonore
• Komplikasi  prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, striktur uretra
Gejala Klinis
Perempuan • Umumnya asimtomatis
• Keluhan yang dapat muncul  keluar duh
tubuh mukopurulen, disuria ringan, sering
BAK, nyeri di daerah pelvis, dispareunia,
servisitis, perdarahan pasca koitus
• Pemeriksaan serviks : tanda servisitis (mukosa
hiperemis dan edema disertai folikel – folikel
kecil yang mudah berdarah, dan duh tubuh
serviks mukopurulen.
• Komplikasi  bartholinitis, proklitis,
salpingitis, dan sistitis.
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan gram :
– Jumlah leukosit PMN > 5 per LPB pada spesimen duh uretra, atau PMN > 30 per LPB pada
spesimen duh serviks
– Tidak ditemukan diplokokus Gram – negatif intrasel maupun ekstrasel PMN
– Tidak ditemukan blastospora, pseudohifa dan trikomonas
– Belum ada panduan untuk infeksi faring dan anal
• Biakan (Gold standard)
– Spesifisitas mencapai 100% dan sensitivitas bervariasi 75 – 85% bergantung laboratorium yang
digunakan
– Tidak diindikasikan pada kasus asimtomatik dan infeksi subakut
– Kekurangan : prosedur, teknik, dan biaya pemeriksaan yang tinggi dan perlu waktu 3 – 7 hari.
Diagnosis
• Deteksi agen klamidia:
– Direct fluorescent antibody (DFA)
• Menggunakan antibodi monoklonal atau poliklonal dengan mikroskop imunofluorescent
(IF). Tampak badan elementer (BE) atau badan retikulat (BR), hasil positif bila BE > 10.
• Waktu pemeriksaan diperlukan kurang lebih 30 menit, dengan tenaga terlatih.
• Biaya relatif lebih murah
• Sensitivitas 80 – 90% dan spesifisitas 98 – 99%
– Enzyme immuno assay (EIA) / enzyme linked immuno sorbent assay (ELISA)
• Menggunakan antibodi monoklonal atau poliklonal dan alat spektrofotometri, lama tes 3 –
4 jam
• Sensitivitas 92,3% dan spesfisitas 99,8%
Diagnosis
• Deteksi agen klamidia:
– Deteksi asam nukleat C. trachomatis
• Hibridisasi DNA probe
– Dikenal dengan istilah Gen Probe, mendeteksi DNA CT, lebih sensitif
dibandingkan dengan cara ELISA, karena dapat mendeteksi DNA dalam
jumlah kecil melalui proses hibridisas
– Sensitivitas 85% dan spesifisitas 98 – 99%
• Amplifikasi asam nukleat
– PCR, sensitivitas 90% dan spesifisitas 99 – 100%
– LCR, sensitivitas 94% dan spesifisitas 99 – 100%
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Non Gonokokus Uretritis Gonokokus
Anamnesis Disuria ringan, rasa tidak enak di Rasa gatal dan panas bagian distal
lubang uretra, sering kencing, duh uretra sekitar orificium uretra eksterna,
tubuh seropurulen disuria, polakisuria, rasa nyeri saat
ereksi
Etiologi Chlamydia trachomatis Neisseria gonorrhea
Masa Inkubasi 1 – 3 minggu 2 – 5 hari
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Hubungan seksual secara genito –
genital genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh seropurulen Duh tubuh mukopurulen, bull head
clap (bengkak pada seluruh penis
distal), OUE hiperemis, edema,
ektropion
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Non Gonokokus Uretritis Gonokokus
Pemeriksaan Pewarnaan Gram : Pewarnaan gram:
Penunjang Jumlah leukosit PMN > 5 per LPB Gonokokus Gram – negatif,
pada spesimen duh uretra intraseluler dan ekstraseluler
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Non Gonokokus Trikomoniasis
Anamnesis Disuria ringan, rasa tidak enak di Disuria, poliuria, sekret mukoid atau
lubang uretra, sering kencing, duh mukopurulen
tubuh seropurulen
Etiologi Chlamydia trachomatis Trichomonas vaginalis
Masa Inkubasi 1 – 3 minggu 4 hari – 3 minggu
Faktor Risiko Hubungan seksual secara genito – Kontak seksual, dapat juga melalui
genital pakaian, dan handuk basah
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh seropurulen Duh tubuh mukoid atau mukopurulen
Diagnosis Banding pada Laki - Laki
Uretritis Non Gonokokus Trikomoniasis
Pemeriksaan Pewarnaan Gram : Lab sederhana:
Penunjang Jumlah leukosit PMN > 5 per LPB Parasit trikomonas pada sediaan basah
pada spesimen duh uretra
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Non Spesifik Gonore
Anamnesis Asimtomatik atau sangat ringan, Umumnya asimtomatis,
keputihan, disuria (bila mengenai keluar sekret mukopurulen, gatal
uretra), pendarahan endoserviks (vaginal pruritus), disuria
Etiologi Chlamydia Neisseria gonorrhea
Faktor Risiko Hubungan seksual Hubungan seksual secara genito –
oro – genital, ano – genital, genital
genito – genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen Duh tubuh mukopurulen, OUE
hiperemis, edema, ektropion
Diagnosis Banding pada Wanita
Non Spesifik Gonore
Pemeriksaan Pewarnaan gram: Pewarnaan gram:
Penunjang Jumlah leukosit PMN > 30 per LPB Gonokokus Gram – negatif,
pada spesimen duh tubuh intraseluler dan ekstraseluler
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Non Spesifik Trichomoniasis
Anamnesis Asimtomatik atau sangat ringan, Keluarnya sekret vagina yang banyak
keputihan, disuria (bila mengenai dan berbau
uretra), pendarahan endoserviks
Etiologi Chlamydia Trichomonas vaginalis
Faktor Risiko Hubungan seksual Kontak seksual, pakaian, handuk
oro – genital, ano – genital, basah, kondisi pH < 5
genito – genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen Sekret vagina seropurulen sampai
mukopurulen berwarna kekuningan
sampai kuning – kehijauan, berbau
tidak enak (malodor) dan berbusa,
strawberry appearance
Diagnosis Banding pada Wanita
Non Spesifik Trichomoniasis
Pemeriksaan Pewarnaan gram: Lab sederhana:
Penunjang Jumlah leukosit PMN > 30 per LPB Parasit trikomonas pada sediaan basah
pada spesimen duh tubuh
Gambaran Klinis
Diagnosis Banding pada Wanita
Non Spesifik Bacterial Vaginalis
Anamnesis Asimtomatik atau sangat ringan, Asimtomatis, duh tubuh vagina
keputihan, disuria (bila mengenai abnormal dan berbau amis
uretra), pendarahan endoserviks
Etiologi Chlamydia Gradnerella vaginalis, Mobiluncus
Faktor Risiko Hubungan seksual Hubungan seksual secara genito –
oro – genital, ano – genital, genital
genito – genital
Pemeriksaan Fisik Duh tubuh mukopurulen Duh tubuh vagina berwarna putih
keabu-abuan, homogen, melekat di
vulva & vagina
Diagnosis Banding pada Wanita
Gonore Bacterial Vaginalis
Pemeriksaan Pewarnaan gram: Sediaan basah dengan NaCl 0,9%
Penunjang Jumlah leukosit PMN > 30 per LPB didapatkan Clue-cells
pada spesimen duh tubuh Apusan duh tubuh dengan KOH 10%:
bau amis yang kuat
pH vagina >4,5
Gambaran Klinis
Pedoman Tatalaksana
• Nonmedikamentosa
– Periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan tetapnya
– Abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh secara laboratoris, bila tidak
memungkinkan, dapat di anjurkan pemakaian kondom
– Kunjungan ulang untuk follow up di hari ke – 7
– Lakukan konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, dan
pentingnya keteraturan berobat
– Lakukan Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) terhadap infeksi HIV
dan kemungkinan mendapatkan infeksi menular seksual lain
– Indikasikan pemeriksaan penapisan untuk IMS
Tatalaksana
• Medikamentosa
Paling efektif adalah golongan makrolide dengan pilihan antara lain:
– Doksisiklin 2x100mg perhari selama 7 hari
– Azitromisin 1gram dosis tunggal
– Eritromisin 4x500mg perhari selama 7 hari atau 4 x 250mg selama 14 hari.
Untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin, wanita hamil atau anak usia < 12
tahun

Dikutip dari : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Edisi Ketujuh cetakan ketiga, 2016
Rp. 153.320/box isi 2x10 tablet

Rp. 34.155/box isi 10x10 kapsul

Rp. 125.550/box isi 10x10 kaplet


Tatalaksana
Regimen Rekomendasi Terapi Alternatif
Azitromisin 1 gram PO, • Eritromisin 500mg PO,
dosis tunggal 4x sehari selama 7 hari atau
• Eritromisin ethilsuccinate 800mg
Atau PO, 4x sehari selama 7 hari atau
• Levofloxacin 500mg PO, 1x sehari
selama 7 hari atau
Doksisiklin 100mg PO, • Ofloksasin 300mg PO, 2x sehari
2x sehari selama 7 hari selama 7 hari

Dikutip dari: CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. 2015.


Tatalaksana - Rekurensi
• Jika azitromisin tidak digunakan pada paparan awal:
– Azitromisin 1 g per oral dosis tunggal
• Jika azitromisin digunakan pada paparan awal
– Moxifloxacin 400 mg per oral setiap hari selama 7 hari
• Dalam kedua kasus, metronidazol 2g oral dosis tunggal harus diberikan
pada daerah prevalensi Trichomonas vaginalis

Dikutip dari:
NCBI. Nongonococcal Urethritis (NGU). 2019. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535411/
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad kosmetikum : bonam
Pengobatan di Indonesia

Dikutip dari: Pedoman nasional penanganan IMS, KEMENKES RI, 2011.


Swab Uretra (Pria)
Urethrogenital swab masuk kedalam OUE sampai 1 – 2 cm proximal dari fossa
navicularis, atau 2 – 3 cm dari OUE
Endoservix Swab Specimen
Swab harus masuk sedalam 1 – 2 cm ke dalam canalis endoservix diikuti 2 – 3 rotasi Swab
Vaginal Swab Specimen
Daftar Pustaka
• Goldsmith Lowell A., Kats Stephen I., Gilchrest Barbara A., Paller Amys S., Leffell
David J., Wolff Klaus. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine : Gonorrhea,
Mycoplasma, and Vaginosis. 2012. Ed. 9. Vol. 2. Hal. 2514-2519.
• Menaldi Sri Linuwih S W., Bramono Kusmarinah, Indriatmi Wresti. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin : Gonore. 2016. Hal. 443-449.
• CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. 2015. Available at:
https://www.cdc.gov/std/tg2015/default.htm
• Panduan Nasional Penatalaksanaan IMS. KEMENKES RI. 2011
• NCBI. Nongonococcal Urethritis (NGU). 2019.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535411/

Anda mungkin juga menyukai