Anda di halaman 1dari 95

ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BARU LAHIR


Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan,
S.Kep.,M.Kes.,M.Kep
Klasifikasi Bayi Baru Lahir
Klasifikasi Menurut Berat Lahir
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) = < 2500 gram
• Bayi berat lahir normal = 2500 – 400 gram
• Bayi berat lahir lebih = > 4000 gram
Peran Perawat

• Pengkajian Awal

• Menciptakan lingkungan yang kondusif

• Mendukung perubahan

• Memantau keadaan bayi selama fase


dini perubahan
Pengkajian

• Pengkajian awal/segera
 Apgar
 Interaksi bayi –ortu (Skoring gray)
 Pengkajian fisik secara singkat
• Pengkajian transisional
 Usia gestasi (Ballard Score)
 Perilaku Bayi
• Pengkajian lanjutan
 Pengkajian fisik sistematis
Apgar Score

 Tujuan :
 Perlu tidaknya resusitasi di lakukan
 Memantau kondisi bayi
 Waktu pelaksanaan
 Menit pertama & kelima
 Nilai Normal 7 – 10
Apgar Score

• Penilaian:
 A ppearance (warna kulit)
 P ulse (denyut jantung)
 G rimace (reaksi rangsangan)
 A ctivity (tonus otot)
 R espiratory (pernafasan)
Appearance

• Observasi warna kulit terutama ekstermitas


• Bayi yang berkulit gelap, inspeksi membran mukosa
oral dan konjungtiva, bibir, telapak tangan dan
telapak kaki
0 : Pucat dan sianosis keseluruhan
1 : Akrosianosis
2 : Seluruh tubuh merah muda
Pulse

• Apex beat (Stetoscope) 30 dtk


• Palpasi area tali pusat 6 dtk

0 : tidak ada denyut jantung


1 : < 100 bpm
2 : > 100 bpm
Grimace

• Observasi respon bayi terhadap pengisapan hidung


atau sentilan telapak kaki

0 : Tidak ada respon


1 : menyeringai/menangis lemah
2 : Menangis kuat
Activity

• Observasi fleksi pada ekstremitas dan resistensi


untuk eksistensi
• Ekstensi lengan/tungkai dan observasi rekoil
0 : tidak ada
1 : Beberapa fleksi dan yang lain ekstensi
2 : Gerakan aktif
Respiratory

• Perhatikan frekuensi, kualitas dan regularitas (30 – 50


x/mnt)
0 : Tidak bernafas
1 : napas lambat, tidak teratur, lemah atau sesak
napas
2 : napas regular, menangis kuat
Evaluasi APGAR
APGAR

Baik Jelek

Penanganan sesuai nilai APGAR

Baik

Berikan Peneng
Bounding Attachment
Mandikan bila suhu sudah stabil
Merawat tali pusat
Pertimbangan Khusus
• Jika bayi tidak bernapas/denyut jantung > 100 bpm
setelah kelahiran Resusitasi
• Jangan menunggu sampai 1 mnt untuk menilai Apgar
score
• Jika pasien dan orang terdekat tidak mengetahui ttg
Apgar score diskusikan bersama mereka selama awal
kelahiran
• Pastikan tim menyediakan alat resusitasi yang
dibutuhkan
• Observasi bayi yang ibunya mendapatkan sedasi
sebelum kelahiran
Klasifkasi ASFIKSIA
• Asfiksia Berat : 0 – 3
• Asfiksia sedang :4–6
• Asfiksia ringan: 7 - 10
Contoh Kasus 1
• Seorang perempuan melahirkan bayinya di
ruang persalinan pada tanggal 26 November
2021. Bayi lahir dengan ekstremitas biru, nadi
80x/mnt, menangis lemah, tangan dan kaki
fleksi, muka menyeringai. Berapa nilai APGAR
score bayi tersebut?
Contoh Kasus 2
• Seorang perempuan inpartu, baru saja
melahirkan bayi laki-laki 1 menit lalu secara
spontan. Hasil pengkajian: bayi menangis
lemah, warna kulit kemerahan tapi
ekstremitas biru dan frekuensi nadi 103
x/mnt. Pernapasan lemah dan irama napas
tidak teratur serta gerakan tonus otot lemah.
Apakah interpretasi skor APGAR pada bayi
tersebut?
INTERAKSI IBU – BAYI
SKORING GRAY
Bonding Ikatan Bathin
 Daya tarik awal/dorongan untuk terjadinya ikatan batin
antara ortu dan bayinya (Bobak 2000)
 Hubungan yang berawal dari saling memikat diantara orang-
orang seperti antara ortu dan anak ketika pertama kali
bertemu (Brazelton, 1978)
 Langkah awal untuk saling tertarik dan berespon antara ortu
dan bayi serta merupakan dasar untuk menciptakan kasih
sayang dan menerima bayinya sebagai anggota keluarga
Bounding
Attacchement
• Bonding
Ikatan emosional yang dibentuk seseorang dengan
orang lain, sehingga menghasilkan hubungan
emosional yang khusus dan penuh toleransi.
“ Ada kebutuhan biologis yang fundmental agar
ikatan emosional ini terjalin antara bayi dan
orangtuanya.”
Bonding

Prinsip-prinsip:
 Waktu : Menit/jam pertama kelahiran
 Optimal pada kala IV
 Respon spesifik ortu-bayi
 Ada umpan balik ortu-bayi
 Awal penentu perkembangan masa depan
Bonding

• Proses terjadinya bonding merupakan ikatan


mutualistik ibu-bayi
• Signaling behavior
• Fase perkenalan
• Perilaku eksekutif
• Proses klaim
Penilaian Bonding
• Skoring Gray
• Standardisasi cara mengevaluasi
interaksi orangtua-bayi
• Observasi cara ibu melihat, apa yang ia
katakan, dan apa yang ia lakukan pada
periode perinatal
• Dilakukan segera setelah lahir hingga 2 -3
hari periode postpartum
Reaksi Ibu

• Bonding diperkuat melalui


penggunaan respon sensual, meliputi:

 Sentuhan
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
Reaksi Bayi

• Tahap reaktif tingkat I (30


menit)
 Mata terbuka
 fokus pada wajah dan suara ibu
Refleks isap kuat

Saat yang tepat untuk memulai


proses menyusui
…Reaksi Bayi
• Tahap inaktif (2 -4 jam)
 Fase tidur
 Sulit di bangunkan
• Tahap reaktif tingkat II (6 jam)
 Aktif kembali
 Keinginan menyusui
Attachment
• Satu perasaan satu sama lain yang paling mendasar
ketika ada perasaan keterkaitan tanggung jawab dan
kepuasan (Stanton, 1983)
• Suatu perasaan kasih sayang atau kesehatan yang
mengikat antara satu orang dengan orang lain
• Attachment adalah unik, spesifik dan memerlukan
kesabaran (Klaus, Kennel, 1970)
Prinsip attachment

• Ketidaknyamanan
dikurangi oleh ibu
• Memberikan kasih sayang
dengan perasaan puas dan
senang
• Ibu menjadi penting dan
bermakna
Proses terjadinya
• Suatu linear
• Dimulai sejak hamil, menguat pada pascapartum lalu
menjadi konstan dan konsisten
• Feed back positif Pengalaman yang memuaskan
attachment bagi ortu
Reaksi Ibu
• Di pengaruhi oleh:
 Pemberian makanan
 Rangsangan bayi
 Pengistrahatan bayi
 pemahaman
 Reaksi
 Interaksi dengan anak yang lain
 Peran Ortu
Reaksi bayi
• Kontak mata ikuti wajah ortu
• Wajah & gerak tubuh yang menarik
• Bersuara dan menangis
• Refleks menggenggam
• Mengisap dengan baik
• Senang digendong
• Perbedaan karakteristik tangisan
• Mendekap
Pemberian ASI sedini mungkin
 ASI adalah makanan alamiah dan
makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh seorang ibu kepada
anaknya yang baru dilahirkan
Mengapa ASI penting?

 Komposisinya sesuai u/ pertumbuhan dan


perkembangan bayi.
 Mengandung zat pelindung yang dapat
melindungi yang dapat menghindarkan bayi
dari berbagai penyakit infeksi
 Pemberian ASI mempengaruhi hubungan batin
antar ibu dan anak serta perkembangan jiwa si
anak.
Pola pemberian ASI (WHO)
Berikan ASI saja (eklusif) pada 4 – 6 bulan
pertama setelah lahir
Setelah itu berikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mencukupi kuantitas dan
kualitas yang baik
Teruskan pemberian ASI sekurang-
kurangnya sampai anak berumur 2 tahun
Manfaat ASI
• ASI mengandung Nutrien
atau Gizi ASI
• ASI mengandung anti infeksi
• Efek psikologis karena
interaksi ibu dan bayi
• Kesehatan gigi anak
maloklusi
Kolostrum
 Cairan yang kental dan berwarna
kekuningan
 Dihasilkan sel Alveoli payudara ibu pada
trimester akhir atau T-3
 Juml kolostrum pertama yang dihasilkan
bervariasi antara 10 -100 ml perhari
rata2 30 ml
 Mengandung rendah laktosa, lemak dan
vitamin yang larut dalam air.
 Tinggi dalam protein, vitamin (A,D,E,K),
mineral (sodium dan Zeng)
 Sesuai u/ kapasitas pencernaan bayi
dan kemampuan ginjal baru lahir.
Mengandung anti Infeksi
ASI mengandung anti infeksi terhadap
berbagai macam penyakit antara lain :
Infeksi saluran pernafasan, diare dan
infeksi saluran pencernaan
ASI mengandung enzim, imunoglobulin
dan leukosit yang memberi efek protektif
terhadap bayi (Laktoferin, Faktor Bifidus,
lisozim dan Taurin)
Efek psikologis
 Bayi yang disusui ibunya mengalami bounding
yang lebih baik, karena ibu dapat mengelus,
menyentuh wajah dan kepala bayi lebih sering
dan intens.
 Bounding yang baik akan mempengaruhi
kejiwaan anak dikemudian hari
Pengkajian perilaku
• Periode I reaktivitas (30 menit)

• Periode II reaktivitas (2 – 5 jam)

• Periode III Stabilitas (12 – 24 jam)


Ballard score
• Menilai usia gestasi (20-44 minggu)
• Ideal : segera setelah lahir (2 – 8 jam)
 < 20 minggu : kurang dari 12 jam
 < 26 minggu : sampai 96 jam
• Terdiri dari:
 Kematangan neoromuskular
 maturitas fisik
Kematangan neuromuskular

• Posture
• Square window
• Arm recoil
• Popliteal angel
• Scraf sign
• Heel to ear
POSTURE
• Otot tubuh total tercermin
dalam sikap yang disukai
bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk
meregangkan kelompok
otot. Saat pematangan
berlangsung, gerak otot
meningkat secara bertahap
mulai dari fleksor pasif yang
berlangsung dalam arah
sentripetal, dengan
ekstremitas bawah sedikit di
depan ekstremitas atas
Square window
(Jendela Pergelangan Tangan)
• Fleksibilitas pergelangan dan / atau
resistensi terhadap
peregangan ekstensor bertanggung
jawab untuk sudut yang dihasilkan
dari fleksi pada pergelangan tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi
dan berikan tekanan lembut pada
dorsum tangan, dekat jari-jari.
Sudut yang dihasilkan antara
telapak tangan dan lengan bawah
bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °,
45 °, 30 °, dan 0 °. 
Arm recoil
(Gerakan Lengan Membalik)
• Manuver ini berfokus pada gerakan
fleksor pasif otot bisep dimana
akan diukur sudut dari ekstremitas
atas.
• Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa menempatkan satu
tangan di bawah siku bayi.
Kemudian, ambil tangan bayi dan
pemeriksa membuat lengan bayi
dalm posisi fleksi, sesaat kemudian
lepaskan. Sudut mundur lengan
saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar skor. Bayi yang sangat
prematur tidak akan menunjukkan
pengembalian lengan. 
Popliteal angel
(Sudut Popliteal)
• Manuver ini menilai pematangan
gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap
perpanjangan ekstremitas bawah.
• Dengan posisi bayi berbaring telentang,
kemudian paha ditempatkan lembut
pada perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi telah rileks dalam
posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki
dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan
lainnya. Jangan berikan tekanan pada
paha belakang
Scraf sign
(Tanda Selendang)
• Manuver ini dilakukan dengan mengukur
gerakan pasif fleksor bahu. Bayi dalam posisi
berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan
kepala bayi untuk garis tengah dan meletakan
tangan bayi di dada bagian atas dengan satu
tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa
ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah
dada. Titik pada dada saat siku bergerak dengan
mudah sebelum resistensi yang signifikan,
dicatat. Batasnya adalah: leher (-1); aksila
kontralateral (0); papila mamae kontralateral
(1); prosesus xyphoid (2); papila mamae
ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral (4).
Heel to ear
(Tumit ke Telinga)
• Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tekuk ekstremitas bawahnya.
Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu
telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke
arah telinga ipsilateral.
Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul
posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan. Batasnya
adalah: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); papila mamae (2); daerah pusar
(3), dan lipatan femoral (4).
Maturitas fisik

• Skin
• Lanugo
• Plantar surface
• Breast
• Eye/ear
• Genitals
Skin
• Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur
intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung
secara bertahap. Oleh karena itu, kulit akan mengering dan
menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.Pada jangka
panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam
cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk
mempercepat proses pengeringan, menyebabkan kulit
mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi, kemudian
menjadi kasar
Lanugo
• Lanugo adalah rambut
halus menutupi tubuh
janin. Pada orang dewasa,
kulit tidak memiliki
lanugo. Hal ini mulai
muncul di sekitar minggu
24 sampai 25 dan
biasanya muncul terutama
di bahu dan punggung
atas, pada minggu 28
kehamilan
Plantar surface
(Garis Telapak Kaki)
• Bayi sangat prematur dan sangat
tidak dewasa tidak memiliki lipatan
kaki. Untuk lebih membantu
menentukan usia kehamilan,
mengukur panjang kaki atau jarak
jari dan tumit. Hal ini dilakukan
dengan menempatkan kaki bayi
pada pita pengukur metrik dan
mencatat jarak dari belakang tumit
ke ujung jari kaki yang besar. Untuk
jarak kurang dari 40 mm, skor (-2) ;
antara 40 dan 50 mm, skor  (-1).
Breast
(Payudara)
• Pemeriksa catatan ukuran
areola dan ada atau tidak
adanya stippling
(perkembangan papila dari
Montgomery). Palpasi
jaringan payudara di bawah
kulit dengan memegangnya
dengan ibu jari dan telunjuk,
memperkirakan diameter
dalam milimeter, dan
memilih yang sesuai pada
lembar skor.
Eye/ear

• Perubahan pinna dari telinga janin • Pada bayi yang sangat prematur,
dapat dijadikan penilaian konfigurasi pinnae mungkin tetap terlipat ketika
dan peningkatan konten tulang rawan dilepas. Pada bayi tersebut,
sebagai kemajuan pematangan. pemeriksa mencatat keadaan
Penilaian meliputi palpasi untuk pembukaan kelopak mata sebagai
ketebalan tulang rawan, kemudian indikator tambahan pematangan
melipat pinna maju ke arah wajah janin. Pemeriksa meletakan ibu jari
dan melepaskannya. Pemeriksa dan telunjuk pada kelopak atas dan
mencatat kecepatan pinna dilipat dan bawah, dengan lembut
kembali menjauh dari wajah ketika memisahkannya. Bayi yang sangat
dilepas, kemudian memilih yang belum dewasa akan memiliki kelopak
paling dekat menggambarkan tingkat mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa
perkembangan cartilago. tidak akan dapat memisahkan fisura
palpebra walaupun dengan traksi
lembu
Genital Laki-laki

Testis janin mulai turun dari


rongga peritoneum ke dalam
kantong skrotum pada sekitar
minggu 30 kehamilan. Testis kiri
mendahului testis kanan yang
biasanya baru memasuki skrotum
pada minggu ke-32. Pada saat
testis turun, kulit skrotum
mengental dan membentuk
rugae lebih banyak. Testis
ditemukan di dalam zona rugated
dianggap turun
Genitalia Perempuan
• Untuk memeriksa bayi perempuan,
pinggul harus dinaikan sedikit,
sekitar 45 ° dari horizontal dengan
bayi berbaring telentang. hal ini
menyebabkan klitoris dan labia
minora menonjol. Dalam
prematuritas ekstrim, labia dan
klitoris yang datar sangat menonjol
dan mungkin menyerupai kelamin
laki-laki. Pematangan berlangsung
jika ditemukan klitoris kurang
menonjol dan labia minora menjadi
lebih menonjol
Pengkajian fisik singkat
 Eksternal: warna kulit, bercak pengelupasan, patensi
hidung, mekonium/amnion pada tali pusat
 Dada: denyut jantung dan pernapasan, murmur dan
ronkhi
 Abdomen: Bentuk abdomen, jenis pembuluh darah pada
tali pusat
 Neurologis : tonus otot dan reaksi refleks, periksa
fontanel
 Observasi lain: malformasi struktural
Pengkajian Fisik Sistematis
 Prinsip-prinsip
 Ruangan hangat, nyaman dan tidak menstimulasi
 Lepaskan pakaian hanya pada area yang diperiksa
 Mulai dari prosedur observasi ketat lalu prosedur
ringan dan prosedur yang mengganggu tahap akhir
 Lakukan dengan cepat
 Periksa alat dan bahan
 Beri kenyamanan pada bayi
Kesadaran
 Dinilai saat anak bangun
 Tentukan tingkat
kesadaran anak :
komposmentis, apatik,
Somnolen, sopor, koma
atau delirium
 Pada tahap ini perhatikan
juga status mental,
perilaku anak, kelainan
yang segera tampak,
tangisan
Nadi
 Lakukan dalam keadaan tidur (bila tidak
memungkinkan, catat keadaan anak waktu
diperiksa)
 Penghitungan laju nadi dilakukan bersamaan
dengan laju jantung (Pulpus defisit)
 Nilai normal tergantung umur
Nadi
( sumber : Heart disease
Umur in infan, children andIstirahat
Istirahat adolecent. 3nd. 1983 )Aktif/ demam
(bangun-x/mnt) (tidur-x/mnt) (x/mnt)
Baru lahir 100 - 180 80 - 160 Sampai 220
1 mg – 3 bln 100 - 220 60 - 200 Sampai 220
3 bln – 2 thn 80 - 150 70 - 120 Sampai 200
2 thn – 10 thn 70 - 110 60 - 90 Sampai 200
> 10 thn 55 - 90 50 - 90 Sampai 200
5. Pernapasan
• Bayi, abnormal/ diafragmatik
• Jika torakal, artinya
bayi/anak kecil tersebut ada
kelainan paru, kecuali bila
perut anak ada kembung
• Anak besar, torakal
• Anak umur 7-8 tahun,
torakoabdominal
6. Suhu
• Dapat sedikit meningkat ( saat
menangis, setelah makan,
bermain atau gelisah)
• Demam ringan sampai
hiperpireksia ( infeksi bakteri,
virus, protozoa, dehidrasi,heat
stroke, trauma otak, tumor
otak, keganasan, penyakit
jaringan ikat, reaksi tranfusi,
reaksi obat
• Hipertermia (>41°C) &
Hipotermia (<35°C), hati-hati
Pemeriksaan kulit
• Kaji adanya verniks kaseosa, lanugo
(rambut halus)
• Warna : sianosis, ikterus, ekzema,
pucat, purpura, , eitema, makula,
papula, vesikula, pustula, ulkus
• Turgor kulit  cubit area lengan atas
atau abdomen
• Kelembaban kulit
• Tekstur kulit  normalnya lembut
• Edema : tekan daerah kulit yang
kelihatan bengkak dengan jari
telunjuk
Kulit….
• Neonatal jaundice : 2 – 3 hari
• Ekimosis atau petekie karena trauma lahir
• Milia : distensi kelenjar minyak : papula putih pada
pipi, dagu dan hidung
• Miliaria : distensi kelenjar keringat : vesicle terutama di
muka
• Birth mark (tanda lahir) :
• Mongolian spot : warna kebiruan pada punggung dan
bokong
• Telangiectatic nevi : merah / pink di belakang leher
• Tekstur : kasar atau halus
Pengukuran Antropometri
• Berat Badan (2.5 – 4 kg)
 Letakkan kain pelindung
 Atur skala
 Timbang pada waktu yang sama
 Lindungi supaya tidak kehilangan panas
• Panjang badan
 NN : 44 – 50 cm
 Ukur dari ujung kepala sampai tumit
Pengukuran antropometri

• lingkar kepala (33 – 35 cm)


 Ukur pada oksipitofrontalis
 Dilakukan pada hari ke 2 dan ke 3
• Lingkar dada (30 – 33 cm)
 Pada garis buah dada
• Lingkar abdomen = dada
 Di bawah umbilikus
Pemeriksaan Kepala
• Ukur lingkar kepala (LK BBL = 32 –
35cm)
• Lingkar kepala yang lebih besar
dari normal  makrosefali 
penyakit hidrocepalus
lingkar kepala kurang dari normal
 Mikrosefali
• Kaji ubun-ubun atau fontanel
(Posterior / UUK  menutup 2-3
bulan, anterior/UUB  menutup
18 bulan
• Caput succedanum : edema jaringan lunak
scalp
• Cephal hematom : hematom antara
periosteum dan tulang tengkorak (skull bone)
MATA
• Neonatus : kelopak mata edema, tertutup / terbuka, airmata ada
atau tidak ada
• Kemungkinan adanya nystagmus atau strabismus
• Refleks mengedip atau refleks cornea
Bayi langsung mengedip saat dikenai cahaya atau didekatkan
dengan suatu obyek ke cornea. Berlangsung seumur hidup. Bila
tidak ada respon : gangguan nerves II, IV dan V
• Refleks pupil
Pupil berkontriksi ketika diberi cahaya. Refleks ini berlangsung
seumur hidup
• Doll’s eye refleks
Bila kepala digerakkan perlahan-lahan ke kiri atau ke kanan mata
tidak bergerak
Pemeriksaan Hidung
• Pemeriksaan hidung untuk menilai adanya kelainan bentuk
dari hidung atau juga menentukan ada tidaknya epitaksis
• Secret /Nasal discharge : mucus putih, bening
• Septum : ada atau tidak deviasi
• Passage udara lancar atau ada hambatan
• Refleks glabelar
Glabella (cuping hidung) diketuk dengan cepat maka mata
bayi akan menutup rapat
• Bersin
Merupakan respon spontan terhadap iritasi atau obstruksi.
Berlangsung seumur hidup
• Intact / keutuhan :
• Salivasi
• Uvula di midline
• Natal teeth : benigna, dapat diaspirasi
• Epstein pearls : cysta epithelial, kecil sepanjang
palatum keras
• Bibir : warna, tekstur, lesi
• Gigi : perkiraan jumlah pada anak dibawah 2 tahun
= Usia (bulan) – 6
• Refleks sucking (menghisap)
Respon terhadap stimulasi (menyentuh bibir bayi) :
menghisap kuat. Berlangsung selama masa infancy
• Refleks gag
Stimulasi pada posterior pharynx oleh makanan, tube atau suction, reaksi bayi
muntah. Berlangsung seumur hidup. Bila reaksi tidak ada kemungkinan terjadi
kerusakan saraf glosofaringeal
• Refleks rooting
Menyentuh pipi hingga ke sepanjang sisi mulut, respon bayi : kepala mengikuti
arah stimulasi yang diteruskan dengan menghisap. Hilang usia 3 – 4 bulan,
ditoleransi sampai 12 bulan
• Extrusion
Bila lidah disentuh atau ditekan, respon bayi : mendorong lidahnya keluar, hilang
usia bulan
• Yawn / menguap
Merupakan respon spontan terhadap penurunan O2 dengan meningkatkan udara
terinspirasi
• Batuk
Reaksi terhadap adanya iritasi membran mukosa larynx atau tracheobronchial.
Muncul mulai hari ke 2 – 3 setelah lahir
Pemeriksaan Genitalia
• Pada laki-laki  diperiksa dengan cara
memperhatikan ukuran, bentuk penis, testis
serta kelainan yang ada seperti hipospadia
(orificium uretra di ventral penis, biasanya
dekat gland atau sepanjang penis, epispadia
(muara uretra di dorsal penis), fimosis
(pembukaan prepusium sangat kecil sehingga
tidak dapat di tarik ke gland penis) , ada nya
peradangan pada tesis dan scrotum
Genitalia perempuan
• Dapat diperlihatkan adanya epispadia
( terbelahnya mons pubis dan klitoris dan
uretra membuka di bagian dorsal )
• Apakah labiominora tertutup oleh labia
mayora
• Apakah tulang vagina dan uretra terpisah
• Apakah ada sekret pada vagina Normal
karena pengaruh hormon
Pemeriksaan anus & Rektum
• Untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau
mengetahui posisinya
• Mekonium yang keluarNormal 24 jam pertama, >44
jam tidak keluar adanya mekonium plug syndrome,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
Refleks Primitif
Refleks
• Trunk incurvation (Galant)
Jika bagian sisi punggung sepanjang spina
disentuh (stroking) maka pinggul bayi bergerak
ke arah sisi yang distimulasi tersebut. Hilang usia
4 minggu
• Refleks Perez
Bayi ditengkurapkan, kemudian sentuh dengan
ibu jari dari arah sakrum ke arah leher
sepanjang tulang belakang, reaksi bayi akan
menangis keras, karena merupakan refleks
menyakitkan. Dilakukan terakhir
• Refleks Anal
Bayi dipegang kedua kakinya, kemudian
disentuh daerah anusnya, reaksi anus akan
kontriksi (mengkerut)
• Babinsky refleks
Bayi akan menghasilkan refleks positif
• Refleks Moro
Mengejutkan dengan tiba-tiba, respon
extrimitas ekstensi dan abduksi dengan cepat,
telunjuk dan ibu jari membentuk huruf “C”,
diikuti oleh fleksi dan abduksi extrimitas,
kadang disertai menangis. Hilang usia 3 – 4
bulan, paling kuat usia 2 bulan, bila lebih dari
6 bulan masih ada, kemungkinan terjadi
kerusakan otak. Bila respon asimetris : terjadi
injury plexus brachial, clavicula atau humerus
• Refleks startle
Jika bayi diberi bunyi yang keras secara tiba-tiba, respon abduksi lengan dan fleksi
siku, tangan tetap menggenggam. Hilang usia 4 bulan. Bila tidak ada respon berarti
terjadi gangguan pendengaran
• Refleks tonic neck
Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi maka tangan dan kaki ekstensi ke sisi
tersebut sedangkan tangan dan kaki sisi lainnya fleksi. Hilang usia 3 – 4 bulan. Bila
respon tidak ada atau menetap kemungkinan terjadi gangguan CNS
• Dance or step refleks
Jika bayi dipegang sehingga telapak kaki menyentuh permukaan yang keras maka
kaki akan fleksi dan ekstensi secara reciprocal, menyerupai berjalan. Hilang usia 3 –
4 minggu, kemudian diganti dengan gerakan yang disengaja
• Refleks crawling (merangkak)
Jika bayi ditengkurapkan, bayi akan maju secara perlahan seperti merangkak.
Hilang usia 6 minggu
Adaptasi BBL Intranatal ke
Ekstrauterin
Proses perkembangan paru
1. Periode Embrionik (3 – 6 mg kehamilan)
2. Periode Pseudogladular (6 – 16 mg
kehamilan
3. Periode Kanalikuler (16 – 24 mg
kehamilan)
4. Periode Terminal (24 mg – lahir)
Hal yang penting pada
sirkulasi darah paru janin
 Fungsi gas dilakukan oleh plasenta
 Paru melakukan metabolisme berupa
pertumbuhan paru dan memproduksi
cairan yg mengandung komposisi
khusus yaitu surfaktan dan semua
cairan hrs dibuang sebelum
pertukaran gas dilakukan oleh paru
Setelah bayi lahir

• Terjadi pernafasan bayi yang


pertama dan terputusnya
hubungan neonatus dgn
plasenta
• Terjadi perubahan sirkulasi pada
neonatus scr drastic yang tdk
sama dengan sirkulasi orang
dewasa
Diagnosa Keperawatan

• Resti gangguan pertukaran gas b.d stressor


prenatal, produksi mukus berlebihan, stress
dingin
• Risti perubahan suhu tubuh b.d kehilangan
panas ke lingkungan
• Perubahan proses keluarga b.d penambahan
anggota keluarga
Tujuan Askep Bayi Baru Lahir
 Kebutuhan O2 terpenuhi
 Suhu tubuh stabil (36,5 -37,5 C)
 Keutuhan nutrisi terpenuhi
 Terhindar dari infeksi
 Rasa nyaman dan aman terjaga
Kebutuhan dan Tindakan
Keperawatan BBL
1. Pebersihan jalan nafas
2. Merawat tali pusat
3. Menilai APGAR
4. Stimulasi
5. Nutrisi dan cairan
6. Identifikasi
7. Profilaksis
8. Kebersihan diri
9. Antropometri
10. Menentukan sesuai gestasi
11. Pakaian dan selimut
12. Positioning dan lingkungan
PEMBERSIHAN JALAN NAFAS
• Pengertian :
Memberihkan saluran nafas lebih dalam dgn
menggunakan alat penghisap lendir baik melalui
hidung dan mulut
• Tujuan :
Saluran pernafasan bebas dari semua sumbatan
kotoran/lendir sehingga bayi dpt bernafas scr normal
• Alat :
1. Suction
2. Mucus Extractor (Slang penghisap lendir)
3. Tempat air bersih
Merawat tali pusat
Tujuan perawatan tali pusat
 Mencegah terjadinya infeksi

 Mempercepat proses pengeringan tali

pusat
 Mempercepat terlepasnya tali pusat
Stimulasi/ Rangsangan Taktil
► Menepuk atau
menyentuh telapak
kaki bayi
► Menggosok punggung
bayi
► mengelus
IDENTIFIKASI
Pengertian :
Suatu cara dimana ibu dan bayi
mendapatkan nomor dan nama yang
sama
Tujuan :
Meyakinkan pada orangtua bayi bahwa
bayi sudah diberi tanda sesuai dengan
ibunya
Menjaga/ menghindari tertukarnya bayi
1. Pemberian Salf mata
PROFILAKSI
Tujuan : Mencegah infeksi
pd mata karena
kemasukan gonococcus
waktu bayi.
2. Pemberian Vitamin K
Tujuan : Mengendalikan
pembentukan protombin
di hepar dan mencegah/
menjaga terjadinya
perdarahan.
Contoh Soal
Seorang bayi perempuan usia 5 hari, lahir aterm spontan dengan
BB 3kg dan panjang badan 55 cm dibawa ibunya ke poli anak
dengan keluhan bayi terlihat kuning. Ibu mengatakan ASI belum
keluar dengan lancar. Hasil pengkajian diperoleh data bayi
terlihat malas menyusui, dan hasil pemeriksaan darah
menunjukkan kadar bilirubin indirek 10 mg/dl. Apakah tindakan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah di atas?
A. Bayi dipuasakan sampai dengan kuningnya hilang
B. Beri minum yang cukup sesuai dengan kebutuhan
C. Anjurkan menjemur bayi di bawah matahari pagi
D. Berikan lampu penghangat di tempat tidur bayi
Contoh Soal 2
Seorang bayi (3 hari) dirawat di rumah sakit dengan
BBLR. Hasil pengkajian didapatkan ibu mengatakan
bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar
sedikit, nyeri pada putting, ibu merasa kelelahan,
frekuensi BAK bayi 5x per 24 jam. Apakah masalah
keperawatan yang tepat?
A.Risiko cidera pada ibu
B.Menyusui tidak efektif
C.Defisit Nutrisi
D.Nyeri Akut
 perinatologi video\Inisiasi Menyusu Dini
2007.mp4
 perinatologi video\Video Inisiasi Menyusu
Dini (IMD).mp4
 perinatologi video\Video Teknik Pelekatan
dan Posisi yang Efektif dalam Menyusui
dari Ameda Indonesia.mp4
Thanks for your attantion…

Anda mungkin juga menyukai