Oleh:

Ir. Indrayana Chaidir, S.E.,M.Si.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas
Periode 2004-2007
 CURRICULUM VITAE 2

Instruktur : Pokok-pokok Pengaturan Kegiatan Usaha dan

Keselamatan Migas

1. Nama : Ir. Indrayana Chaidir, SE. MSi

Lengkap

2. Tempat/Tgl. : Padang Panjang / 7 Desember

Lahir 1951

3. Alamat : Jl. Mendawai IV No.32

Rumah Kebayoran Baru
Jakarta Selatan

4. Alamat Kantor : Gedung Bakrie Tower

7th Floor Suite F
Jl. H.R. Rasuna Said
Jakarta 12940

5. Pengalaman : 35 Tahun di Bidang Migas

Kerja

6. Riwayat : a. Direktur Hulu, Ditjen Migas

Pekerjaan/ b. Direktur Teknik, Ditjen
Jabatan Migas
c. Direktur Gas Bumi, BPH
Migas
d. Tenaga Ahli, BPH Migas
e. Senior Advisor di beberapa
Perusahaan Swasta
Nasional
f. Ketua KPDM
g. Instruktur/Pengajar pada
Bimtek Migas
Indrayana, Mei 2014
 3

SISTEMATIKA

A. KEGIATAN USAHA MIGAS

B. KESELAMATAN MIGAS (K3L)

C. PEMERIKSAAN TEKNIS INSTALASI DAN

PERALATAN MIGAS

Indrayana, Mei 2014

 4

A. KEGIATAN USAHA MIGAS

1. TUJUAN DAN KARAKTERISTIK
2. PENGGOLONGAN
3. PELAKU USAHA
4. PENGATURAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Indrayana, Mei 2014

 5

A.1. TUJUAN DAN KARAKTERISTIK

KEGIATAN USAHA MIGAS

TUJUAN :
•MENGHASILKAN MINYAK DAN GAS BUMI UNTUK
DIGUNAKAN SECARA OPTIMAL SEBAGAI:

 SUMBER ENERGI DI DALAM NEGERI

 BAHAN BAKU INDUSTRI NASIONAL
 PENERIMAAN NEGARA/DEVISA

Indrayana, Mei 2014

 6

A.1. TUJUAN DAN KARAKTERISTIK

KEGIATAN USAHA MIGAS (LANJUTAN)
KARAKTERISTIK :

• PADAT MODAL,RESIKO, DAN TEKNOLOGI

 KEGIATAN USAHA MIGAS HARUS DILAKSANAKAN

SECARA EFEKTIF, EFISIEN, AMAN DAN
SELAMAT
 FAKTOR KUNCI: SDM YANG MEMILIKI
KOMPETENSI DI BIDANGNYA
Indrayana, Mei 2014
 7

A.2. PENGGOLONGAN KEGIATAN

USAHA MIGAS

1. Kegiatan Usaha Inti

a. Hulu
b. Hilir
2. Kegiatan Usaha Penunjang
a. Jasa Penunjang
b. Industri Penunjang

Indrayana, Mei 2014

 8

A.2.1. KEGIATAN USAHA INTI

a. Hulu
Eksplorasi dan Eksploitasi

 Dilaksanakan berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS)

b. Hilir
Pengolahan
Penyimpanan
Pengangkutan
Niaga

 Dilaksanakan berdasarkan Izin Usaha

Indrayana, Mei 2014
 9

A.2.2. KEGIATAN USAHA PENUNJANG

a. Jasa Penunjang
• Jasa Konstruksi :
Design Engineering; EPC, Usaha Instalasi, Komisioning
dan Pengawasan Konstruksi.
• Jasa Non-Konstruksi :
Survei Seismik/Non-Seismik; geologi dan geofisika;
pemboran; operasi sumur pemboran; pekerjaan bawah
air; pengelolaan bahan peledak, radioaktif dan bahan
berbahaya; pangkalan logistik; pengoperasian dan
pemeliharaan; inspeksi teknis; pengujian teknis;
pekerjaan paska operasi; litbang; diklat; pengelolaan
limbah dll.

Indrayana, Mei 2014

 10

A.2.2. KEGIATAN USAHA PENUNJANG

(lanjutan)

b. Industri Penunjang
• Industri Material
• Industri Peralatan
• Industri Pemanfaatan Migas

 Dilaksanakan berdasarkan Surat Keterangan Terdaftar.

Indrayana, Mei 2014

 11

A.3. PELAKU USAHA PADA KEGIATAN

USAHA MIGAS

1. PADA KEGIATAN USAHA HULU

 BADAN USAHA (BU): BUMN, BUMD,
KOPERASI/USAHA KECIL DAN SWASTA NASIONAL
 BENTUK USAHA TETAP (BUT)

2. PADA KEGIATAN USAHA HILIR

 BADAN USAHA (BU): BUMN, BUMD,
KOPERASI/USAHA KECIL DAN SWASTA NASIONAL

Indrayana, Mei 2014

 12

A.3. PELAKU USAHA PADA KEGIATAN

USAHA MIGAS (lanjutan)

3. PADA KEGIATAN USAHA PENUNJANG

 BADAN USAHA (BU) : BUMN, BUMD, KOPERASI DAN
SWASTA BERBADAN HUKUM INDONESIA YANG
BERGERAK DALAM BIDANG USAHA PENUNJANG
MIGAS
 PERSEORANGAN : CV, FIRMA DAN PERSEORANGAN
YANG MEMPUNYAI KEAHLIAN UNTUK MEMBERIKAN
PELAYANAN USAHA JASA KONSULTASI NON
KONSTRUKSI MIGAS.

Indrayana, Mei 2014

 13

A.4. PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN

PENGAWASAN KEGIATAN USAHA MIGAS

MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB/FUNGSI PEMERINTAH

AGAR FUNGSI PEMERINTAH TERSEBUT DAPAT TERLAKSANA

SECARA EFISIEN:
o PADA KEGIATAN USAHA HULU DIBENTUK BADAN
PELAKSANA (BP MIGAS)
o PADA KEGIATAN USAHA HILIR DIBENTUK BADAN
PENGATUR (BPH MIGAS)

Indrayana, Mei 2014

 14

PERAN MESDM/MIGAS, BP MIGAS DAN BPH MIGAS

DALAM PENGATURAN, PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN KEGIATAN USAHA MIGAS

MESDM/MIGAS BP MIGAS BPH MIGAS

PEMBINAAN DAN 1. PENGAWASAN K3S PENGATURAN
PENGATURAN SERTA 2. MANAJEMEN OPERASI E & PENGAWASAN:
PENGAWASAN SELAIN E A.PENYEDIAAN DAN
YANG DILAKUKAN OLEH A. PERSETUJUAN POD PENDISTRIBUSIAN BBM
BP MIGAS DAN BPH MIGAS (KECUALI POD I) B.PENGANGKUTAN GAS
B. PERSETUJUAN WP & B BUMI MELALUI PIPA PADA
C. PENGAWASAN KEGIATAN USAHA HILIR
PELAKSANAAN A DAN B

Indrayana, Mei 2014

 15

B. KESELAMATAN MIGAS (K3L)

1. TUJUAN
2. LINGKUP
3. FAKTOR KUNCI
4. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Indrayana, Mei 2014

 16

B.1. TUJUAN KESELAMATAN MIGAS (K3L)

• MENGHINDARI RESIKO TERJADINYA KECELAKAAN MIGAS PADA

KEGIATAN USAHA MIGAS

• KECELAKAAN MIGAS: KEJADIAN-KEJADIAN YANG TIDAK

DIINGINKAN YANG DAPAT MENIMBULKAN KORBAN MANUSIA,
KERUSAKAN INSTALASI DAN PERALATAN SERTA KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP PADA KEGIATAN USAHA MIGAS

Indrayana, Mei 2014

 17

B.2. LINGKUP KESELAMATAN MIGAS

1. KESELAMATAN PEKERJA  PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA

2. KESELAMATAN UMUM  PERLINDUNGAN BAGI MASYARAKAT

UMUM

3. KESELAMATAN LINGKUNGAN  PERLINDUNGAN BAGI

LINGKUNGAN HIDUP (PENCEMARAN)

4. KESELAMATAN INSTALASI  PERLINDUNGAN BAGI INSTALASI

DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA KEGIATAN USAHA
MIGAS

Indrayana, Mei 2014

 18

B.3. FAKTOR KUNCI KESELAMATAN MIGAS

(K3L)

1. PERATURAN PERUNDANGAN DAN

STANDAR  APPLICABLE
2. MANUSIA  COMPETENCE
3. INSTALASI DAN PERALATAN  RELIABLE
4. LINGKUNGAN MIGAS  SECURE & SAFE
5. TEKNIK/PROSEDUR  COMPLIANCE
Indrayana, Mei 2014
 19

B.4. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KESELAMATAN MIGAS (K3L)

1. TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

(PASAL 41 AYAT 1 UU NO. 22 TAHUN 2001)
2. TANGGUNG JAWAB BADAN USAHA DAN
BENTUK USAHA TETAP (PASAL
40 AYAT (2) DAN AYAT (3) UU NO. 22
TAHUN 2001)
3. STRUKTUR PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KESELAMATAN MIGAS
Indrayana, Mei 2014
 STRUKTUR PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
20
K3LL PADA KEGIATAN USAHA MIGAS
MENTERI ESDM Koordinasi MENTERI
Memiliki kewenangan dan tanggung jawab
pembinaan dan pengawasan K3PL dibidang Migas
TERKAIT
Melimpahkan kepada
DIREKTUR JENDERAL MIGAS
Memiliki kewenangan dan tanggung jawab
pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan
ketentuan K3PL dibidang Migas
Menunjuk Menunjuk / mengangkat

DIREKTUR TEKNIK/KEPALA INSPEKSI

Mengesahkan
Penanggung jawab dalam pembinaan dan
Pengawasan secara pengawasan teknis K3PL dibidang Migas
berkala atau Membantu INSPEKTUR
insidentil
Membantu pelaksanaan
(Pengawasan
Mengesahkan pengawasan K3PL
eksternal)

Menunjuk KEPALA TEKNIK

Badan
Usaha dan Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan
pengawasan operasional K3PL secara rutin
Bentuk
di daerah operasi BU/BUT
Usaha Tetap WAKIL KEPALA TEKNIK
(BU/BUT) Membantu pelaksanaan
Menunjuk
kewajiban Kepala Teknik
K3PL PADA KEGIATAN
Indrayana, Mei 2014
USAHA MIGAS
 22

SISTEMATIKA
A. DEFINISI
B. JENIS – JENIS
C. PELAKSANA
D. WAKTU PELAKSANAAN
E. FACTORY ACCEPTANCE TEST (FAT)
F. BIAYA
G. HASIL

Indrayana, Mei 2014

 23

A. DEFINISI
A.1. : PEMERIKSAAN TEKNIS KESELAMATAN MIGAS
ADALAH PEMERIKSAAN TEKNIS MENGENAI
KEHANDALAN INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK
YANG DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN USAHA MIGAS
DALAM RANGKA MENJAMIN KESELAMATAN MIGAS.

(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 1 huruf

a)

Indrayana, Mei 2014

 24

A. DEFINISI (Lanjutan)
A.2. : INSTALASI

ADALAH KUMPULAN PERALATAN YANG TERANGKAI DALAM SUATU KONSTRUKSI UNTUK

MELAKSANAKAN FUNGSI TERTENTU DALAM KEGIATAN USAHA MIGAS.

(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 1 huruf c)

A.3. : PERALATAN

SETIAP ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN USAHA MIGAS, YANG KARENA SIFAT DAN JENISNYA
MEMERLUKAN PEMERIKSANAAN TEKNIS KESELAMATAN MIGAS.

(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 1 huruf d)

Indrayana, Mei 2014

 25

A. DEFINISI (Lanjutan)
A.4. : TEKNIK YANG DIGUNAKAN
ADALAH TATA CARA ATAU PROSEDUR YANG
DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN USAHA MIGAS
UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN MIGAS.

(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 1 huruf e)

Indrayana, Mei 2014

 26

B. JENIS – JENIS
B.1. : INSTALASI

1.Instalasi Eksplorasi dan Eksploitasi:

a.Instalasi pemboran;

b.Instalasi produksi;

c.Instalasi pengumpul;

d.Instalasi lainnya yang terkait dengan kegiatan

Eksplorasi dan Eksploitasi.

Indrayana, Mei 2014

 27

B. JENIS – JENIS (LANJUTAN)

2. Instalasi Pemurnian dan Pengolahan:

a. Instalasi Pemurnian dan Pengolahan;

b. Pembongkaran dan Pemuatan;

c. Instalasi lainnya yang terkait dengan kegiatan

Pemurnian dan Pengolahan baik langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan kegiatan
termaksud.

Indrayana, Mei 2014

 28

B.1. : INSTALASI (LANJUTAN)

3. Instalasi Penimbunan dan Pemasaran yang dimaksud adalah:

a. Instalasi Seafed Depot;

b. Instalasi Inland Depot;

c. Instalasi Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU);

d. Instalasi Transit Terminal;

e. Instalasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Stasiun

Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG);

f. Instalasi lainnya yang terkait dengan Kegiatan penimbunan dan

pemasaran.
(Ref : Kep. Dirjen Migas No.84 K Tahun 1998, Lampiran I.A)

Indrayana, Mei 2014

 29

B.2. : PERALATAN
1. Katup pengaman yaitu peralatan yang berguna
untuk melindungi peralatan dan fasilitas yang
terkait meliputi :

a. Safety Valve;

b. Relief Valve;

c. Safety Relief Valve ;

d. Thermal Relief Valve;

e. Pilot Operated Safety Valve ;

f. Vacuum Relief Valve.

Indrayana, Mei 2014
 30

B.2. : PERALATAN (LANJUTAN)

2. Bejana tekan dan sejenisnya yaitu peralatan yang
bekerja dengan tekanan kerja didalam peralatan
melebihi 1/2 Atm tekanan lebih (gauge), atau
bejana vakum dengan tekanan kerja di dalam
peralatan kurang dari 1 Atm absolut.
3. Pesawat Angkat yaitu peralatan untuk
memindahkan, mengangkat barang secara vertikal
dan atau horizontal dalam jarak ditentukan, antara
lain meliputi :
a. Pesawat Angkat Bergerak;
b. Pesawat Angkat Tetap ;
c. Pesawat Angkat di atas kepala ;

Indrayana, Mei 2014

 31

B.2. : PERALATAN (LANJUTAN)

4. Peralatan Listrik yaitu peralatan yang membangkit,
mendistribusi dan mengendalikan sistem tenaga listrik
meliputi :

a. Unit Power Generator;

b. Unit Power Transformer;

c. Unit Switchgear;

d. Unit Motor Control Center.

Indrayana, Mei 2014

 32

B.2. : PERALATAN (LANJUTAN)

5. Peralatan Putar yaitu peralatan yang berfungsi
memindahkan atau memampatkan minyak, gas serta
panas bumi meliputi :

a. Unit Kompresor;

b. Unit Pompa.

6. Pipa Penyalur yaitu bentang pipa berikut fasilitas-

fasilitas terkait yang digunakan untuk mengalirkan dan
menyalurkan minyak dan gas bumi serta panas bumi.
(Ref : Kep. Dirjen Migas No.84 K Tahun 1998, Lampiran I.B)

Indrayana, Mei 2014

 33

B.3. : TEKNIK YANG DIGUNAKAN

1. Spesifikasi Prosedur Las (WPS) dan Rekaman
Kualifikasi Prosedur (PQR);

2. Catatan Unjuk Kerja (Sertifikat) Juru Las/ Operator

las ;

3. Prosedur Uji Tekan Pipa Penyalur;

4. Prosedur Uji Beban Pesawat Angkat;

5. Prosedur Reparasi, Modifikasi dan Alterasi.

(Ref : Kep. Dirjen Migas No.84 K Tahun 1998, Lampiran I.C)

Indrayana, Mei 2014

 34

C. PELAKSANA PEMERIKSAAN TEKNIS

KEPALA INSPEKSI DAN INSPEKTUR MIGAS.

APABILA DIANGGAP PERLU DAPAT DITUNJUK PIHAK LAIN

(PJIT) UNTUK MEMBANTU PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
TEKNIS.
(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 3 & Psl 4)

Indrayana, Mei 2014

 35

D. WAKTU PELAKSANAAN

a. Pada saat instalasi dan atau peralatan akan, sedang

dan atau telah dipasang/ didirikan;

b. Saat unjuk kerja teknik yang akan dipergunakan;

c. Secara berkala sesuai dengan sifat dan jenis instalasi,

peralatan dan teknik yang dipergunakan;

d. Setiap saat apabila dianggap perlu oleh Direktur

Jenderal Migas c.q. Direktur Teknik Migas.
(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 5 & Kep. Dirjen Migas No.84
K Tahun 1998 Psl 2 ayat 2)

Indrayana, Mei 2014

 36

E. FACTORY ACCEPTANCE TEST

(FAT)

ADALAH PEMERIKSAAN TEKNIS

INSTALASI DAN PERALATAN
YANG DILAKUKAN DI PABRIK
PEMBUAT.

Indrayana, Mei 2014

 37

F. BIAYA PEMERIKSAAN TEKNIS

DALAM HAL PEMERIKSAAN TEKNIS
KESELAMATAN MIGAS DILAKSANAKAN
OLEH PJIT, BIAYA PEMERIKSAAN
DITANGGUNG OLEH PERUSAHAAN
PEMAKAI JASA PEMERIKSAAN.
(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991)

Indrayana, Mei 2014

 38

G. HASIL PEMERIKSAAN TEKNIS

1. Dirjen Migas menerbitkan Sertifikat Kelayakan
Penggunaan atas instalasi, peralatan dan teknik yang
dipergunakan setelah diadakan Pemeriksaan Teknis
Keselamatan Migas.

(Ref : Permen P & E No.06 Tahun 1991 Psl 6)

2. Hasil Pemeriksaan Teknis Instalasi Surat Kelayakan

Penggunaan Instalasi (SKPI).

3. Hasil Pemeriksaan Teknis Peralatan Surat Kelayakan

Penggunaan Peralatan (SKPP).

Indrayana, Mei 2014

 39

G. HASIL PEMERIKSAAN TEKNIS

(LANJUTAN)

4. Hasil Pemeriksaan Teknik yang dipergunakan

Pengesahan oleh Dirjen Migas c.q. Direktur Teknik

Migas.

5. Masa berlaku SKPI : 5 tahun dan SKPP : 3 tahun atau

kurang dari jangka waktu tersebut apabila instalasi
dan peralatan mengalami perubahan atau diragukan
kemampuannya.

(Ref : Kep. Dirjen Migas No.84 K Tahun 1998 Psl 5 & Psl 6)
Indrayana, Mei 2014