Anda di halaman 1dari 8

ASAS TUJUAN DAN SIFAT HUKUM

KETENAGAKERJAAN
Asas Hukum Ketenagakerjaan
• Dalam pasal 3 UU no.13 Tahun 2003
menegaskan bahwa pembangunan
ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas
keterpaduan melalui koordinasi fungsional
lintas sektoral pusat dan daerah. Asas
pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya
sesuai dengan asas pembangunan nasional,
khususnya asas demokrasi, asas adil dan
merata
Tujuan Hukum Ketenagakerjaan
• Untuk mencapai atau melaksanakan keadilan sosial
dalam bidang ketenagakerjaan. (harus menjaga
ketertiban, keamanan, dan keadilan bagi pihak-pihak
yang terkait dalam dalam proses produksi,untuk dapat
mencapai ketenangan dan kelangsungan berusaha.
• Untuk melindungi tenagakerja terhadap kekuasaan yang
tidak terbatas dari pengusaha.(contoh kesewenang-
wenangan pengusaha terhadap pekerja atau buruh).mis:
1. Upah lembur tidak dibayarkan.
2. Tidak ada cuti lebaran.dll.
Pembangunan Ketenagakerjaan
• Berdasarkan pasal 4 UU ketenagakerjaan, bahwa
pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk :
1. Memberdayagunakan dan mendayagunakan tenagakerja
secara optimal dan manusiawi.
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah.
3. Memberiran perlindungan kepada tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan.
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Sifat Hukum Ketenagakerjaan
• Hukum ketenagakerjaan mengatur hubungan
kerja antara tenagakerja dan pengusaha yang
berarti mengatur kepentingan orang
perorangan.Atas dasar itulah , maka hukum
ketenagakerjaan bersifat privat (perdata).
Disamping itu, dalam pelaksanaan hubungan
kerja untuk masalah masalah tertentu
diperlukan campur tangan pemerintah , oleh
karenya hukum ketenagakerjaan bersifat publik.
• Contoh campur tangan pemerintah, antara
lain sebagai berikut:
1. Perizinan yang menyangkut bidang
ketenagakerjaan
2. Penetapan upah minimum
3. Masalah penyelesaian perseiihan atau
pemutusan hubungan kerja.
4. Adanya penerapan sanksi terhadap
pelanggaran atau tindakan pidana bidang
ketenagakerjaan.
Dua sifat hukum ketenagakerjaan
1. Bersifat Imperatif (memaksa),artinya hukum
yang harus ditaati secara mutlak dan tidak
boleh dilanggar, contoh:
a. Pasal 42 ayat 1, perlunya izin penggunaan
tenaga kerja asing.
b. Pasal 59 ayat 1, ketentuan pembuatan
perjanjian kerja waktu tertentu.
c. Pasal 153 ayat 1, larangan melakukan PHK
terhadap kasus kasus tertentu.
2. Bersifat fakultatif, atau hukum yang mengatur atau melengkapi/
dapat dikesampingkan pelaksanaannya.

1. Untuk perjanjian kerja waktu tertentu tidak


dapat mensyaratkan adanya masa percobaan
kerja.(pasal 51 ayat 1).
2. Mengenai perjanjian kerja waktu tidak
tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan
3 (tiga ) bulan.pasal 60 ayat 1.
3. Kewajiban ikut serta dalam program jaminan
sosial tenaga kerja dan jaminan pemeliharaan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai