Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kegiatan Literasi

SANG DIRIGEN
Perjalanan
JAHJA SETIAATMADJA
Hingga Menjadi CEO BCA

By : Leo 9431
Identitas Buku
 Judul Buku : SANG DIRIGEN Perjalanan Jahja Setiaatmadja Hingga Menjadi CEO
BCA
 Penulis : Sumarsono
 Editor : Andi Tarigan
 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
 Tahun Terbit : 2017
 Tebal buku (halaman) : 187 halaman
Rangkuman halaman 1-35 (pertemuan 1)
Pada tanggal 14 September 1955 di Klinik bersalin MERVROUW GOH, berada di Jalan Raya Mangga Besar,Jakarta sangat
ramai.Disana ada 10 orang yang melahirkan baik pertema kali / kesekian kalinya,salah satu orang yang melahirkan pertama kali
adalah Tan Giok Kiem,istri dari Tio Keng Soen.Luar biasanya bayi yang dilahirkan Giok Kiem itu satu-satunya bayi laki-laki dari
10 bayi yang lahir juga pada hari yang sama di klinik tersebut. Seolah-olah hendak menegaskan bahwa si bayi benar-benar karunia
dari Tuhan.Bagi Tan Giok Kiem danTio Keng Soen mereka berasa bahwa keyakinan mereka diuji terlabih dahulu karena setelah
sekitar 4 tahun menikah Giok Kiem belum mengandung, sampai suatu hari pasutri muda itu mendengar kabar akan diadakannya
Kebaktian Kesembuhan di Lapangan Ikada yang dipimpin oleh seorang pendeta yang bernama Osborn,mereka pun mengikuti
kebaktian dengan penuh harapan,mereka juga mengikuti seluruh acara dengan khyusuk. Beberapa minggu kemudian Giok Kiem
akhirnya mengandung.Bayi tersebut diberi nama Tio Sie Kian,dengan nama kecil Kiki dan merupakan anak satu-satunyaTan Giok
Kiem-Tio Keng Soen.11 tahun kemudian nama Tio Sie Kian diubah sendiri olehnya menjadi Jahja Setiaatmadja yang artinya
“Jahja putra yang setia”.
Selama 2 tahun sejak Giok Kien melahirkan, Keng Soen tinggal di rumah mertuanya,Kwee Tien Nio yang berada di Jalan
Raya Mangga Besar No. 91 dan letaknya juga dekat dengan klinik Bersalin MEVROUW GOH. Mertuanya tinggal sendiri
dikarenakan suaminya sudah menginggal terlebih dahulu. Sekitar 2 tahun kemudian Keng Soen membawa anak serta istrinya ke
rumah orang tuanya sendiri dikarenakan rasa tidak enak dan takut menjadi beban bagi mertua.Dirumah Giok Kien,Giok kien
berharap bahwa akan terasa lebih nyaman walaupun di situ juga tinggal 3 keluarga lain,yaitu 3 kakak Keng Soen dan semuanya
juga sudah menikah.Setelah beberapa waktu Keng Soen membawa istrinya dan anaknya untuk pindah rumah dikarenakan perasaan
tidak enak dalam diri Giok Kiem,mereka pun pindah ke rumah kecil yang berada di Jalan Angkasa,rumah tersebut sangat
sederhana beratap seng dengan satu kamar. Keng Soen juga pernah bekerja beberapa pekerjaan yang berbeda-beda dan pekerjaan
terakhirnya yaitu Kasir Bank Indonesia dengan jabatan terakhir kepala kasir dan pension pada 1979. Suatu hari Keng Soen
mendapat warisan dari mamanya yang menjual rumahnya,dengan uang tersebut Keng Soen pindah rumah ke Jalan Kaca-kaca
No.46. Dikarenakan tinggal ditempat tersebut tidak enak Keng Soen menerima tawaran kakaknya yang tinggal di Jalan Kaca-kaca
Setelah liburan bersama di Puncak,Cisarua,Bogor, yang disaat iku Kiki berusia 6 tahun dan terkena penyakit asma. Saat
iku Kiki bersekolah di TK BPK(Badan Pendidikan Kristen).Saat umur 8 tahun omnya/kakak sepupu dari ayahnya selain
menjadi doket juga menguasai keahlian tusuk jarum.Kiki pun di sembuhkan oleh omnya tersebut setelah dilakukannya
metode akupuntur setiap pulang sekolah. Setelah sembuh Kiki sempat kecelakaan yaitu yang berawal dari main becak
Bersama temanya dan akhirnya becaknya tabrak trotoar sehingga becaknya berguling. Setelah ibunya Kiki melihat Kiki
berlumuran darah dan bibirnya sobek ibunya langung membawa Kiki ke rumah sakit dan bibirnya dijahit.Setelah itu Kiki
juga mengikuti les karate untuk belajar bela diri, Kiki juga dapat bermain ping pong,voli,bulu tangkis,dan speak bola.Nama
orang-orang Toinghoa dipilih dengan sangat teliti tetapi karena adanya Keputusan Presidium
Kabinet,No.127/U/Kep/12/1966, seluruh keluarga Tio Keng Soen berganti nama Tio Keng Soen menjadi Jusuf
Setiaatmadja,Tan Giok Kiem menjadi Mariam Setiaatmadja,dan Kiki yang memilih nama sendiri dengan sendirinya menjadi
Jahja Setiaatmadja.
Pada 1969 Jahja masuk ke bangku sekolah berikutnya di SMPK I Pintu Air. Jahja masih jalan kaki untuk menuju ke
sekolah,dikarenakan jika membeli sepeda pengeluaran yang dikeluarkan banyak sehingga ayahnya Jahja memilih untuk
membelika Jahja kacamata saja yang memang benar-benar dibutuhkan.Namun di suatu pagi tahun 1970 ada anak dari kelas
lain yang sedang memainkan iseng melempar-lempar batu dan dengan tidak sengaja batu tersebut terkena ke kacamata Jahja
dan ada serpihan kaca yang masuk ke mata Jahja.Setelah ibunya mengetahui Jahja pun langsung dibawa ke rumah sakit dan
diobati.Saat Jahja kelas 2 SMP Jahja termasuk anak yang berprestasi.Jahja lanjut ke SMA dan setelah itu Jahja diminta untuk
memilih masuk universitas mana dan Jahja memilih di UI dengan jurusan ekonomi.Dan Jahja juga mengikuti bimbingan
untuk tes masuk UI.
Rangkuman halaman 37-52 (pertemuan 2)
Mengikuti bimbingan untuk tes ternyata benar-benar bermanfaat.Jahja merasa sangat terbantu dalam mengerjakan
soal-soal ujian masuk.Keterbatasan ekonomi dapat menjadi kendala bagi seseorang dalam meraih cita-cita. Jahja tidak gagal
dalam meraih cita-citanya,hanya saja harus memikirkan ulang/mengubah cita-citanya.Jahja memiliki kebiasaan dari kecil
agar bersabar.Kalau dulu Jahja enggan belajar cara mengendarai sepeda,kini ia terpaksa karena disuruh sekolah agar murid
baru untuk berangkat ke sekolah menggunakan sepeda.Selama dua tahun pertama kuliah,Jahja selalu naik angkutan
umum,pada tahun ketiga perkuliahan Jahja mulai naik sepeda motor yang dibeli ayahnya,pada tahun keempat ayahnya
membeli mobil honda mini dua pintu sehingga kadang-kadang Jahja naik mobil ke kampus.Selama di kampus Jahja sudah
tidak lagi bermain-main karena fokusnya saat itu adalah belajar.Pada saat itu karena adanya terjadi masalah di kampus maka
selama perkuliahan dapat diselesaikan dalam waktu 4 tahun 6 bulan.
Semasa duduk di bangku kuliah,biasanya sudah berfikir tentang nanti mau bekerja sebagai apa. Hal itu terjadi terutama
saat masa kuliahnya hamper berakhir dan mulai menyususun skripsi. Pada 1979,setelah mata kuliahnya habis dan tinggal
Menyusun skripsi,Jahja menanggapi ajakan kakak tingkatnya untuk mengajukan lamaran kerja ke Akuntan Publik
Pricewaterhouse.Jahja pun diterima sebagai junior accountant.Maka mulainya Jahja merintis di bidang keuangan serta
merasakan gajinya sendiri dari hasil kerja sendiri.Tapi tentu saja gajinya kecil dan belum bisa untuk memenuhi kebutuhan
diri sendiri.
Sejak bekerja di akuntan publik, Jahja mulai mengenal berbagai perusahaan,dan hari demi hari makin luaslah
pengetahuan ekonominya.Akan tetapi karena gaji yang didapatkan kecil, Jahja mencari tambahan uang saku dengan cara
“menjual jasa” di perusahaan rental kaset video milik seorang anggota KPS(Komisi Pembantu Setempat) Penabur,dengan
menjajakan video.Suatu Ketika,Rudy Capelle mengajak Jahja untuk bekerja di perusahaannya.Sekitar satu tahun bekerja
sebagai junior accountant,sambilmenjajakan video rental, Jahja resmi mengundurkan diri.Sebulan kemudian ia bekerja di
PT Kalbe Farma,sebagai asisten manajer bagian accounting.Pada 1982 menjadi salah satu tahun yang sangat sibuk bagi
Jahja karena juga harus menyelesaikan skripsinya. Hasilnya Jahja berhasil menyelesaikan skripsinya dan lulus dengan gelar
Drs. (Doktorandus). Karier Jahja terus meningkat dari awalnya senior manajer/chief accountant menjadi Direktur
Keuangan.
Hanya sekitar satu tahun di Indomobil, Jahja sudah harus direlakan oleh perusahaannya untuk pindah ke PT Bank
Central Asia (BCA), dan mulai sebagai Wakil Kepala Divisi Keuangan pada 16 Oktober 1990.Walaupun Jahja pada
awalnya harus turun jabatan,bukan lagi sebagai direktur keuangan melainkan sebagai wakil kepala divisi keuangan Jahja
tetap bekerjakeras daan berupaya untuk mengembangkan dirinya.Pada awal Januari 1996,Jahja diangkat jadi Kepala
Divisi.Pada saat BCA diambil alih olah BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional),Ia diangkat menjadi Direktur
BCA.Jabatan itu ia jalani hingga 25 mei 2005,dan di hari berikutnya ia telah menyandang jabatan Wakil Presiden
Direktur,dan akhirnya pada 17 Juni 2011,Jahja Setiaatmadja diangkat menjadi Presiden Direktur BCA hingga sekarang.
Rangkuman halaman 84-99 (pertemuan 3)
Sebagai makhluk sosial,setiap orang cenderung membentuk kelompok/organisasi. Ada kesadaran bahwa dengan cara
itu seseorang dapat jadi merasa lebih kuat dan lebih aman,dan Bersama-sama anggota yang lain mampu mencapai tujuan
bersama.Karena itu,sejak lama banyak organisasi tumbuh subur di masyarakat,di segala biadang kehidupan.Bahkan di
sekolah-sekolah terutama selepas Sekolah Dasar (SD),juga didirikan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Jahja juga
pernah terlibat dalam organisasi di sekolahnya,semasa SMP,yang saat itu belum benama OSIS melainkan Ikatan Pelajar
Sekolah Kristen.
Jahja hanya berperan di seksi kerohanian. Semenjak menjadi mahasiswa,Jahja mulai aktif di Komisi Pemuda GKI
Samanhudi,dan kemudian menjadi pengurus,dan diangkat sebagai Ketua Komisi Pemuda di gereja itu. Keterlibatan Jahja
dalam organisasi semasa remaja dan pemuda tersebut boleh dibilang lebih sebagai “pengabdian” . Artinya, ia lebih banyak
“melayani” dan tidak mendapatkan manfaat secara pribadi. Jahja tidak tertarik dalam bidang politik dan tidak berminat
masuk ke partai politik.Namun,bidang keagamaan adalah bidang yang tidak mungkin dihindari Jahja.
Tanpa perlu menonjol-nonjolkan diri, setiap orang yang mempunyai prestasi bagus pada umumnya akan
dihargai banyak orang. Sebab,prestasi yang bagus itulah yang justru membuat orang menjadi lebih menonjol
dari mereka yang prestasinya biasa saja.Telah sejak lama ada banyak Lembaga / Yayasan yang sering
memberikan penghargaan kepada orang-orang yang berprestasi bagus dalam bidangnya masing-
masing.Lembaga / Yayasan itu tentunya melakukan observasi dan mempunyai kriteria sendiri untuk menilai
apakah prestasi seseorang pantas membuat orang diberi penghargaan.Sejak 2002 sampai pertengahan 2015,
Jahja telah mengantongi 28 penghargaan dari berbagai Lembaga dan Yayasan.
Sejak duduk di bangku SMA,Jahja tidak memiliki aktifitas rutin di bidang olahraga. Paling ia hanya
bermain voli,bulutangkis,speak bola,dan kadang-kadang belajar berenang.Namun,menyadari bahwa olahraga
penting dilakukan untuk menjada kebugaran,Jahja mulai belajar main tenis lapangan.Pada sekitar 1997,saat
mulai merasa mempunyai waktu luang, Jahja masuk menjadi member klub golf di Gading Serpong.Jahja
sekarang biasa bermain golf setiap Jumat, hingga pukul 09:00,sebelum ke kantor, dan Sabtu pagi hingga
menjelang sore hari.
Rangkuman halaman 103-132 (pertemuan 4)
Winarsih alias Winny,menempuh Pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga SMEA, Sekolah Pembangunan
yang juga dikelola BPK Penabur. Winny semasa SMP dulu juga aktif dalam kegiatan kerohanian di sekolahnya,yaitu
di Remaja Pembangunan,semacam kegiatan Repita yang dikoordinasi Jahja. Setelah Jahja kuliah di FE UI dan aktif di
Komisi Pemuda GKI Samanhudi,sementara Winny sudah di kelas 2 di SMEA Pembangunan,mereka berjumpa dan
kenalan. Perkenalan itu terjadi dalam kegiatan Camp Pemuda Di Cipanas yang diadakan oleh Komisi Pemuda GKI
Samanhudi selama beberapa hari.Setelah kegiatan Camp Pemuda mereka semakin akrab.Selanjutnya,hubungan
mereka meningkat lebih akrab lagi menjadi pacaran.Semakin lama mereka semakin dekat Jahja pun akan melamar
winny dan pernikahannya akan diadakan tahun depan yaitu 1983.
Malam minggu merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh kawula muda,karena malam itu mereka tidak akan
ternganggu oleh pemikiran bahwa besok harus bersekolah atau bekerja.Demikian juga pada malam Minggu, 22
Januari 1983. Jahja yang berjanji bertemu Winny dan akan menonton bioskop Bersama.Setelah pamit kepada
orangtuanya, sang mami bertingkah aneh,ia mengantarnya sampai di luar dan menyuruhnya berangkat,kemudian
menutup pagar.Setelah sampai di rumah Winnny,mereka kemudia pamit dan pergi menonton bioskop.Malam sudah
larut Ketika mereka Kembali dari menonton film,dan Pak Theo Suryawidjaja (ayah Winny) berada di tengah depan
rumah seperti sedang menunggu keadaannya.Dan benar saja “ Jahja,mami kamu sakit. Sekarang ada di Carolus! Jadi
kamu langsung ke sana saja.” Tanpa panjang lebar lagi Jahja segera pergi ke Rumah Sakit Carolus. Akan tetapi saat ia
sampai ibunya sudah berada di kamar jenazah. Jenazah Ibu Mariam Tan Giok Kiem kemudian dimakamkan di
Pemakaman Joglo,Kebon Jeruk.Kepergian Ibu Mariam Tan Giok Kiem,di usia 57 tahun (beliau lahir pada 8 Mei
1926).
Pada 9 April 1983,Jahja dan Winny,dengan diantar kerabat masing-masing,menghadiri Sidang Pernikahan di
Kantor Catatan Sipil,Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat.Sidang dipimpin oleh Hakim Mientje Mieke Bolang dari
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,Drs Jahja Setiaatmadja dan Winny Suryawidjaja akhirnya dinyatakan menikah
secara resmi menurut hukum pemerintah. Artinya sejak itu mereka sudah sah menjadi suami istri.Karena menurut
mereka pemberkatan nikah itu mutlak harus diperoleh,sesuai dengan iman Kristen,Jadi mereka harus menunggu
beberapa bulan lagi.Pada September 1983,pagi,ayah dan anak,beserta rombongan lainnya berangkat dari rumah
menuju ke Jalan Cibunar,Jakarta,untuk mengunjungi pengantin perempuan.Setelah sampai kemudia Jahja
dipertemukan dengan Winny yang telah mengenakan busana pengantin.Setelah upacara tersebut selesai Jahja dan
Winny telah menjadi pasangan yang sah secara hukum pemerintah maupun hukum agama Kristen. Setelah acara
pernikahan Jahja dan Winny pergi berbulan madu. Di episode selanjutnya dalam kehidupan Jahja dan Winny
adalah membangun rumah tangga.
Setelah Kembali dari berbulan madu,pengantin baru itu tinggal di sebuah rumah,di Taman
Aries,Kedoya,Jakarta Barat.Sekitar satu bulan setelah menikah,Winny mengandung.Selama beberapa bulan tidak
ada kejadian istimewa,hingga suatu hari Winnny merasa tanda-tanda akan melahirkan.Ternyata malam itu pada
1984,Winny melahirkan bayi perempuan yang dinamakan Elizabeth Ariestia Melawaty Setiaatmadja.Di saat Liza
(Elizabeth) berumur dua setengah tahun,Winny mengandung lagi. Anak kedua itu diberi nama Enrica Ariestia
Prinatalia.Kedua anak perempuan tersebut berbakat di dalam bidang music. Dan yang pada akhirnya mereka
berdua sukses walaupun melalui jalan yang berbeda dari ayahnya.
Rangkuman halaman 133-165 (pertemuan 5)
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Seberapa lamanya dan dimana destinasi terakhirnya,tidak seorang pun
tahu pasti.Peristiwa 27 Mei 1998 sempat menggetarkan keteteraman hidup keluarga Jahja dan Winny
Setiaatmadja.Karena sebagai warga keturunan Tionghoa yang merasa dijadikan sasaran keberingasan dalam
kerumunan,Jahja menjadi cemas.Jahja melihat dan mendengar,di sela-sela kesibukannya,tidak sedikit teman-teman
sesame warga keturunan yang membicarakan dan Sebagian teleh memutuskan untuk bereksodus. Jahja bertanya
kepada Winny bagaimana kalau kita pindah ke Australia.Ternyata Winny tidak setuju dan memilih untuk tetap di
Indonesia.
Meskipun peristiwa 27 Mei 1998 telah berlalu, dampak dari kerusuhan tetap membekas.Tidak mengherankan jika
kemudian para orang tua,untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri.Liza bersekolah di Sydney,Australia dengan
jurusan akutansi.Di Australia Liza bertemi jodohnya,Ade Yulianto. Ternyata tante Ade sangat mengenal Jahja dan
Winny. Setelah 3 tahun pacarana,mereka menikah di Hotel Mulia,Jakarta.Setahun kemudian di akhir 2008,Liza
melahirkan seorang bayi perempuan yang dinamakan Bianca Annabelle Yulianto.Lalu pada awal 2012,seorang bayi
laki-laki menyusul lahir dan bernama Benedict Jushua Yulianto.
Seperti kakaknya pada 2006,Enrica juga meneruskan kuliah di luar negeri.Enrica memilih di Singapore Institute
of Management yang bekerja sama dengan University of London.Setelah kuliah Ika aktif dalam pelayanan di Gereja
Presbiterian.Di aktivitas pelayanan gereja,Ika berkenalan dengan Daniel yang juga melakukan pelayanan gereja.
Rangkuman halaman 133-165 (pertemuan 6)
Saya selalu mengatakan bahwa orang yang berhasil itu mempunyai sifat-sifat yang DJITU. Nomor satu, D,
Disiplin,Pak Jahja orangnya disiplin serta mempunyai dedikasi. J,jujur dan jeli,sifat ini juga dimiliki oleh Pak Jahja. I,
inovasi,saya piker Pak Jahja adalah pribadi yang inovatif dan ada inisiatif. T, tanggung jawab,Pak Jahja sangat
bertanggung jawab dan juga teliti. U,ulet,yang berarti tidak gampang putus asa.U yang lainnya ada unggul artinya
tidak mudah puas. Jadi keberhasilan Pak Jahja lebih disebabkan oleh dirinya sendiri yang memiliki sifat DJITU. -Dr.
Boenyamin Setiawan, PhD
Di dalam pengamatan saya,Pak Jahja adalah sosok yang tekun dan sabra.Itu membuat saya terkesan. Untuk
mencapai sesuatu,dia tidak henti-hentinya berusaha.Pak jahaj juga sangat baik dalam bekerja sama,selalu dapat diajak
untuk saling membanu dan saling menolong,serta saling menghargai.Saya melihat dia sebagai pribadi yang jujur dan
baik. -Herudjuanto Tjokrosaputro
Hubungan kami memang hanya sebatas kolega,tetapi pertemanan kami cukup intens.Hubungan yang cukup
dekat sebagai teman kerja, memungkinkan saya cukup mengetahui bahwa Pak Jahja memang orang yang baik dan
smart dalam bekerja.Bahkan setelah sebagai CEO BCA, beliau tetap rendah hati dan mau terus melayani. -Iwan
Setiawan
Pak Jahja itu seorang pekerja keras. Ia juga bisa mengatur waktu dengan baik.Pak Jahja adalah sosok yang selalu
berusaha menyempatkan diri untuk keluarga.Pak Jahja juga sangat menjaga sikapnya.Ia bukan tipikal orang yang
kalua marah itu berbicara kata kasar melainkan diam. -Ricki Immanuel

Anda mungkin juga menyukai