Anda di halaman 1dari 123

Teknologi Fermentasi

FARMASI– UHAMKA
Tim Dosen Bioteknologi Farmasi
2020/2021 1
Teknologi Fermentasi

a. Sifat dan jenis Fermentasi


b. Faktor – faktor Fermentasi
c. Optimasi konsidi Fermentasi
d. Desain dan Komponen Bioreaktor
e. Prosedur Operasi Standard (SOP) Fermentasi

2
Contoh Produk Fermentasi :

3
Pendahuluan
• Bioteknologi  Bioengineering
• Tujuan utama Bioengineering adalah menghasilkan
produk metabolit yang bermanfaat dari material
biologi/mahluk hidup
• 2 Komponen utama dari Bioengineering:
1. Fermentasi, meliputi kultivasi mikroorganisme pada kondisi
optimal untuk menghasilkan metabolit yang diinginkan
2. Recovery produk (Downstream process), yang mencakup
kegiatan ekstraksi dan purifikasi dari produk biologi

4
• FERMENTASI berasal dari kata FEVERE (Latin) = to be boiling
• Biokimia: Perombakan bahan organik oleh organisme atau sel untuk
menghasilkan energi (ATP) melalui suatu reaksi yang tidak memerlukan
Oksigen sebagai akseptor elektron terakhirnya.
• Bioteknologi: menggambarkan suatu reaksi yang melibatkan mikroorganisme
(tidak harus anaerobik)
• Pada perkembangannya istilah FERMENTASI hanya dihubungkan
dengan proses yang melibatkan mikroorganisme dan merupakan
milestone pertama dan utama dari perkembangan BIOTEKNOLOGI.
• TEKNOLOGI FERMENTASI merupakan teknologi yang paling awal
dari Bioteknologi karena sudah dikenal sejak peradaban manusia
6000 SM dimana orang membuat bir, anggur dan roti.
• Fermentasi berkembang dari:
• Fermentasi tradisional yang tidak steril
• Fermentasi madya yang telah steril
• Fermentasi maju skala besar
5
Fermentasi mencakup produksi:
1. Metabolit primer
• Contoh: asam asetat, asam laktat, gliserol, aseton, butanol,
asam organik, asam amino, vitamin, polisakarida dan
“xanthan gum”
2. Metabolit sekunder
• Contoh: antibiotika, hormon giberelin, alkaloid, angkak
3. Enzim
• Enzim dikelompokkan dalam senyawa bioaktif
• Contoh: protease, enzim restriksi, dll.
4. Biomassa sel
• Contoh: Dried yeast, ragi tape, mushroom, dll.

6
Fermentasi berdasar
State of the Art Bioteknologi
State of The Art Volume Harga Contoh
Low Biotech Besar Rendah Etanol, methanol, produk biomassa
pangan, biomassa pakan, pupuk kompos,
biogas, pangan fermentasi tradisional

Mid Biotech Besar Sedang (Mid) Asam amino, asam organik, pangan
fermentasi maju skala industri besar
higienis, biopolymer, pelarut organic
grade sedang sd tinggi, technical / food
grade enzim

High Biotech Kecil Tinggi API, antibiotic, protein terapeutik,


biosimilar, vaksin, hormon, enzim
rekombinan, enzim terapeutik, vitamin,
molecular grade enzim, antibody
monoclonal.

7
Jenis Fermentasi
1. FERMENTASI CAIR
• Fermentasi yang menggunakan medium cair
• Metode fermentasi yang paling umum
• Contoh : Produksi etanol, antibiotik, dll.
2. FERMENTASI SUBMERGED
• Fermentasi menggunakan medium cair namun dalam sebuah
bioreaktor yang tidak mempunyai sistem agitasi
• Contoh : Produksi tauco, kecap
3. FERMENTASI PADAT
• Fermentasi menggunakan medium berupa substrat padat
• Cukup banyak jenis fermentasi padat: tempe, oncom,
pembuatan kompos, pakan ternak, mushroom dll.
8
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Agitasi
7. Anti-foam

9
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium

10
Faktor-faktor Fermentasi

1. Medium
• Medium dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrien bagi
mikroba.
• Pemilihan medium menjadi pertimbangan utama dalam
industrialisasi
• Kebutuhan dasar yang utama bagi nutrisi mikroba adalah: sumber
karbon, sumber nitrogen dan garam anorganik, kadang ditambah
faktor pertumbuhan.
• Beberapa fermentasi produk metabolit primer/sekunder
memerlukan adanya: precursor dan inducer
• Precursor : senyawa kimia yang mendahului senyawa lain dalam jalur
metabolism. Contoh: chorismat adalah precursor untuk biosintesis tiga asam
amino aromatic (AAA) penting : Fenilalanin (Phe), Tirosin (Tyr), dan Triptofan
(Trp)
• Inducer : senyawa yang menginduksi terjadinya biosintesis, contoh: kitin
sebagai inducer untuk produksi enzim kitinase.
11
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium
• Sumber karbon:
• Bahan dari golongan : karbohidrat, asam organik, garam asam organik,
dan poli alkohol.
• Contoh: glukosa, sukrosa, laktosa, molase, malt ekstrak, starch, dextrin,
selulosa, minyak nabati (plant oil), etanol, metanol, gliserol, alkana.
• Sumber nitrogen:
• Bahan dari golongan: protein, asam amino, senyawa yang mengandung
nitrogen.
• Contoh: protein, pepton, yeast ekstrak, corn steep liquor, garam
amonium, urea, gas amonia, dan soy meal.
• Unsur/Garam anorganik:
• Unsur makro: N, P, C, O, H, S, K, Ca, Mg, Na, Cl.
• Unsur mikro: Fe, Mn, Co, Bo, Zn, Mo, Al.
• Faktor pertumbuhan:
• Vitamin, hormon, asam amino, dan asam lemak. Cont: Vit B12
12
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium
• Medium memakan 60 – 80 % biaya produksi dan sangat
menentukan keberhasilan fermentasi
• Medium yang menggunakan komposisi berupa bahan
kompleks yang meliputi bahan alam, limbah dan bukan
senyawa tunggal, harus memperhatikan C – N ratio
• Metode sterilisasi medium memegang peranan penting
sebelum berjalannya proses fermentasi

13
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium - Prekursor Jalur Biosintesis
Metabolit

14
Contoh: Biosintesis Penisilin
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH

16
Faktor-faktor Fermentasi
2. pH
• Derajad keasaman (pH) medium memegang peranan yang
sangat penting bagi keberhasilan proses fermentasi
• Pertumbuhan sebagian besar organisme sangat peka
terhadap perubahan pH, dan tiap organisme mempunyai
kisaran pH optimal bagi pertumbuhannya

17
Faktor-faktor Fermentasi
2. pH
• Pengaruh pH terutama pada fungsi permeabilitas dinding sel,
aktivitas enzim, dan reaksi kimia nutrien dalam medium
• Selama proses fermentasi pH harus terjaga agar pada kondisi
optimal bagi organisme yang ada dalam bioreaktor. Nilai pH
optimal dipertahankan (dijaga) dengan menambahkan larutan
buffer, atau dengan memasang sensor / elektroda selektif ion,
sehingga bila terjadi kenaikan pH akan dimasukkan ke dalam
bioreaktor larutan asam, serta sebaliknya bila terjadi
penurunan pH maka akan dimasukkan larutan basa.
• Komposisi medium (bahan-bahan yang menyusun medium
fermentasi) akan menentukan nilai pH medium
• Sejalan dengan waktu fermentasi, terjadinya konversi substrat
(sumber karbon) menjadi produk dan biomassa, akan
dihasilkan juga asam-asam organic  menyebabkan pH turun.
18
Faktor-faktor Fermentasi

Kurva nilai Brix, pH, wet cell mass, total sugar, dan kadar ethanol (% w/v) versus
waktu inkubasi pada fermentasi batch menggunakan molasses sebagai substrat
19
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu

20
Faktor-faktor Fermentasi
3. Suhu
• Suhu optimal proses fermentasi ditentukan oleh suhu optimum
pertumbuhannya
• Untuk mendapatkan suhu optimal diperlukan system pengaturan
suhu pada fermentor / reactor

21
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen

22
Faktor-faktor Fermentasi
4. Oksigen
• Fermentasi aerobik, merupakan jenis fermentasi yang
membutuhkan suplai oksigen dan organisme yang dikultivasi
pun merupakan organisme aerobik
• Fermentasi anaerobik, merupakan jenis fermentasi yang
mengkultivasi organisme anaerobik, justru didisain agar tidak
ada suplai oksigen ke dalam bioreaktor
• Suplai oksigen ke dalam bioreaktor dapat berupa: gas oksigen
yang dihembuskan ke dalam bioreaktor atau adanya agitasi
• Oksigen yang dimasukkan ke dalam bioreaktor harus
disterilisasi dahulu
• Pengaturan suplai oksigen ke dalam bioreaktor sangat
menentukan keberhasilan proses fermentasi, dengan mengatur
kebutuhan oksigen yang diperlukan pada fase pertumbuhan
vegetatif maupun pada saat produksi metabolit
23
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu

24
Faktor-faktor Fermentasi
5. Waktu
• Lamanya waktu inkubasi/fermentasi akan menjadi patokan
ditentukannya waktu pemanenan

Kurva Pertumbuhan Mikroba 25


Faktor-faktor Fermentasi
5. Waktu
• Waktu inkubasi disesuaikan dengan tujuan fermentasi:
• Produksi biomassa : dipanen pada awal fase stationer
• Produksi ensim / metabolit primer : dipanen pada menjelang akhir fase
eksponensial
• Produksi metabolit sekunder : dipanen pada fase stationer
• Tiap organisme mempunyai waktu fermentasi yang spesifik

26
Faktor-faktor Fermentasi
Waktu
Faktor-faktor Fermentasi
5. Waktu

• Waktu penggandaan (td) adalah waktu •  =  maks S


yang dibutuhkan untuk melipatgandakan Ks + S
berat biomassa.
• Waktu pertumbuhan (tg) adalah waktu •  maks = Laju pertumbuhan
yang dibutuhkan untuk melipatgandakan spesifik maksimum
jumlah sel. • Ks = konstanta kejenuhan
• Waktu penggandaan beberapa sel: substrat pada saat  =  maks /
• Bakteri 15 menit – 1 jam 2
• Yeast 1 – 2 jam • Laju pertumbuhan adalah laju
• Kapang 2 – 7 jam kenaikan konsentrasi organisme
• Sel tanaman 20 – 40 jam (dx/dt)
• Persamaan Monod: • Laju pertumbuhan spesifik
Persamaan matematis yang adalah laju kenaikan per satuan
menggambarkan kecepatan pertumbuhan konsentrasi organisme per
spesifik mikroba () sebagai fungsi satuan waktu (1/x)(dx/dt)
konsentrasi substrat (S) dalam bioreaktor.
28
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Agitasi

29
Faktor-faktor Fermentasi
6. Agitasi
• Agitasi diperlukan pada fermentasi cair dengan tujuan:
• Suplai oksigen
• Homogenisasi medium
• Membantu mempercepat kontak antara organisme dan
nutrien
• Mencegah terjadi stratifikasi atau pengendapan medium
• Agitasi dari sebuah bioreaktor dilakukan oleh suatu impeler
• Agitasi dapat juga dilakukan oleh alat shaker bagi kultur dalam
tabung Erlenmeyer
• Agitasi dari fermentasi padat dilakukan pada rotary drum
fermentor, atau melalui pengadukan.

30
Shaker

31
Agitator / Blade

32
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Agitasi
7. Anti-foam

33
Faktor-faktor Fermentasi
7. Anti foam
• Fermentasi cair yang dilakukan dalam sebuah bioreaktor
biasanya menghasilkan busa, yang harus dihilangkan agar tidak
mempengaruhi keberhasilan proses fermentasi
• Untuk itu perlu ditambahkan bahan antifoam (contoh: Tween =
Polysorbate)
• Bahan-bahan antifoam komersial :
Alkyl poly acrylates, Castor Oil, Fatty Acids , Fatty Acids Esters , Fatty Acids
Sulfate , Fatty Alcohol , Fatty Alcohol Esters , Fatty Alcohol Sulfate , Olive Oil,
Mono & Di Glyceride, Paraffin Oil , Paraffin Wax , Poly Propylene Glycol , Silicones
Oil , Vegetable & Animal Fats , Vegetable & Animal Fats Sulfate , Vegetable &
Animal Oil , Vegetable & Animal Oil Sulfate , Vegetable & Animal Wax , dan
Vegetable & Animal Wax Sulfate.

34
Optimasi Kondisi Fermentasi
• Optimasi adalah suatu proses untuk mendapatkan
kondisi optimal fermentasi.
• Optimasi dilakukan terhadap faktor-faktor fermentasi :
1. Medium mencari substrat medium yang efektif meningkatkan
produktivitas dan efisien.
2. pH  mencari nilai pH optimal bagi pertumbuhan mikroba dan
produktivitas hasil fermentasi
3. Suhu  mencari kondisi suhu optimal bagi pertumbuhan mikroba dan
produktivitas hasil fermentasi.
4. Oksigen  mencari laju aerasi optimal (pemasukan oksigen) ke dalam
bioreaktor
5. Waktu  mendapatkan kurva pertumbuhan dan menentukan waktu
pemanenan yang terbaik
6. Agitasi  menentukan kecepatan agitasi optimal bagi pertumbuhan dan
produktivitas hasil fermentasi
7. Antifoam  menentukan jenis, flow rate dan waktu pemberian antifoam
optimal 35
Desain Fermentor

36
Desain Fermentor
• Fermentor atau Bioreaktor adalah suatu sistem tertutup untuk
reaksi biologis dari sebuah proses fermentasi. Bioreaktor
memberikan lingkungan yang tetap bagi optimasi pertumbuhan dan
aktivitas metabolismenya.
• Bioreaktor dioperasikan pada kondisi yang steril
• Bahan konstruksi bioreaktor hendaknya tidak beracun, tahan
tekanan uap, tahan korosi kimia dan elektorilitik.
• Perbandingan antara tinggi dan diameter (ratio aspect) merupakan
parameter penting.
• Bioreaktor untuk fermentasi anaerobik memerlukan persyaratan
dan disain khusus (yang berbeda dengan disain fermentasi aerobik).
Contoh: bioreaktor Biogas (produksi gas metan dari kotoran ternak)
• Bioreaktor untuk pengolahan limbah juga mempunyai disain khusus
yang berbeda dengan bioreaktor fermentasi umumnya.
37
Desain Fermentor
• Bioreaktor dirancang sebagai tempat menumbuhkan dan
memperkembangbiakkan mikroorganisme (yeast,
bakteri, kapang ataupun sel hewan) untuk menghasilkan
produk yang diinginkan di bawah kondisi optimal yang
terkendali.
• Bioreactors harus menjamin lingkungan homogen di
dalam vessel melalui pengadukan yang konstan
• Bioreactors memberikan kondisi lingkungan optimal
terkendali terhadap sel untuk tumbuh dan berkembang
menghasilkan produk yang diinginkan, mencakup : suhu,
pH, suplai oksigen, antifoam.
Komponen Dasar Fermentor
Inoculation port
Thermocouple
Thermometer Gas exhaust
pH electrode
Gas inlet
Heat exchanger inlet
Heat
exchanger
outlet

Sampling ports

Metal head

Glass jar

• Agitation
• Impeller
Impeller
• Aeration Gas sparger
• Sparger and impeller
• Temperature
• pH
Desain Fermentor

Untuk proses aerobik, disain bioreaktor


harus mencakup:
• Mekanisme sterilisasi
• Mekanisme pendinginan
• Mekanisme inokulasi
• Mekanisme pemasukan udara
• Mekanisme pemasukan nutrien
• Mekanisme pengambilan sampel
• Mekanisme pengisian (inlet)
• Mekanisme pengosongan isi (outlet)
• Mekanisme pengontrolan suhu, pH dll
• Mekanisme pengadukan
• Mekanisme antifoam

40
Desain Fermentor

41
Tipe Bioreactor
• Batch: Tipe bioreactor dimana media dan sel dimasukkan ke dalam vessel
di awal dan fermentasi berjalan sampai waktu panen yang ditentukan.
Volume bioreactor konstan dari sejak awal (the initial volume).
• Fed-Batch: Tipe bioreactor yang awalnya adalan tipe batch dan setelah
dicapai suatu kondisi / waktu / titik tertentu, dilakukan penambahan
substrat sampai batas kapasitas volume kerja vessel.
• Continuous: Tipe bioreactor yang pada awalnya dijalankan secara batch
dengan volume awal (initial volume) kecil hingga dicapai kondisi stabil,
untuk kemudian ditambahkan substrat secara kontinu dengan patokan
kondisi steady, memperhatikan keseimbangan laju substrat masuk dengan
laju produk keluar.
Tipe Bioreactor

1. BATCH FERMENTATION
· Fermentasi sistem tertutup
· Medium steril yang telah
diinokulasi mikroorganisme
dalam fermenter diinkubasi di
bawah kondisi optimal tanpa
adanya penambahan
sesuatupun, kecuali: udara,
antifoam, buffer.
· Komposisi kultur terdiri dari:
medium, biomassa dan
metabolit

43
Tipe Bioreactor

2. FED BATCH FERMENTATION


· Pengembangan dari fermentasi sistem tertutup
· Contoh: Produksi Penicillin dan asam amino
· Medium ditambahkan pada saat berjalannya
proses fermentasi. Element kritis yang diperlukan
untuk memproduksi suatu metabolit sekunder
ditambahkan dalam jumlah sedikit pada awal
fermentasi, begitu pula pada saat telah
terbentuk produk ditambahkan elemen kritis
tersebut dalam jumlah yang sedikit.
· Umumnya fermentasi fed batch digunakan untuk
memproduksi metabolit sekunder yang sifatnya
catabolite repression oleh tingginya konsentrasi
nutrien (seperti glukosa, karbohidrat lainnya dan
nitrogen)
44
Tipe Bioreactor

3. CONTINOUS FERMENTATION
• Fermentasi sistem terbuka
• Medium dimasukkan ke dalam bioreaktor secara terus menerus
(kontinu), sementara sejumlah hasil fermentasi (terdiri atas
medium, metabolit dan biomassa mikroba) dikeluarkan dari sistem
bioreactor
• Media segar terus ditambahkan dan cairan bioreaktor terus
menerus dikeluarkan. Akibatnya, sel terus menerima media segar
dan produk serta limbah dan sel terus menerus dikeluarkan dari
vessel bioreaktor untuk diproses lanjut.
• Dengan demikian bioreaktor dapat dioperasikan untuk jangka
waktu yang lama tanpa harus diberntentikan.
• Contoh: Produksi penicillin, asam amino, yoghurt.
45
Tipe Bioreactor
Terdapat dua tipe dasar fermentasi sinambung:
1. Homogenously mixed bioreactor
• Fermentasi ini dapat dilakukan dalam chemostat maupun turbidostat.
• Pada chemostat, kondisi steady dari pertumbuhan sel dikendalikan dengan
menyetel konsentrasi sebuah substrat yang dibutuhkan (misal: karbohidrat,
nitrogen, garam atau oksigen)
• Pada turbidostat, kondisi steady dari pertumbuhan sel dikendalikan
berdasarkan turbiditas. Dengan memonitar tingkat turbiditas, dikendalikan
laju masukan medium ke dalam bioreaktor.
2. Plug flow reactor
• Pada fermentasi tipe ini, medium mengalir melalui sebuah reaktor yang
berbentuk silindris tanpa back mixing. Komposisi medium, jumlah sel, transfer
masa (suplai oksigen) dan produktivitas akan berbeda-beda pada lokasi yang
berbeda dalam reaktor.

46
Tipe Bioreactor
Produk Produk Produk

Medium Medium
Medium

A B C
Kemostat Turbidostat Plug flow reactor

Continous Fermentation
47
Chemostat:
Pertumbuhan sel umumnya dibatai oleh satu nutrient
essensial (penting). Bioreactor kontinu tipe chemostat
menggunakan kadar substrat tertentu (essensial) sebagai
ukuran kondisi steady-nya.
Turbidostat:
Bioreactor kontinu tipe turbidostat menggunakan
kepadatan sel (turbiditas) sebagai ukuran kondisi steady-
nya. Kondisi konstan system turbidostat dijaga dengan
memantau OD dan mengendalikan laju aliran inlet dan
outlet.
Tipe Bioreactor
Terdapat berbagai ukuran dan konfigurasi Bioreactor sesuai dengan kapasitas,
skala industry, spesifitas produk, dan persyaratan proses, serta kondisi optimal.
Komponen Bioreaktor
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
1. Bioreactor - Vessel
• Vessel adalah sebuah tanki / container yang akan menampung
media dan sel selama fermentasi
• Vessel dapat dibuat dari bahan kaca, stainless steel, atau durable
plastic (plastic tahan lama ini umumnya disposable – sekali pakai)
• Semua bagian (parts) tambahan dari sebuah bioreactor terhubung
ke vessel.
• Bagian atas vessel disebut head plate.
• Pada reactor gelas, semua bagian tambahan ditempatkan di head
plate.
1. Bioreactor - Vessel

Head Plate

Vessel
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
2. Bioreactor - Agitator
• Agitator diperlukan untuk mengaduk isi vessel (medium +
biomassa sel) untuk menjamin kondisi lingkungan yang homogen.
• Agitator terdiri atas shaft (poros) dan impellers (baling-baling).
• Pengadukan bioreactor adalah suatu factor yang penting untuk
mensuplai secara homogen nutrisi dan oksigen terhadap kultur
mikroba yang tumbuh, serta menjaga pH dan suhu yang konstan
selama fermentasi.
• Baling-baling ditemukan dalam berbagai bentuk dan ukuran
tergantung tipe dan jenis kondisi homogen yang dikehendaki
serta tergantung jenis mikroba.
2. Bioreactor - Agitator

Agitator Shaft

Impellers
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
3. Bioreactor – Sparger / Penyembur
• Sparger adalah suatu perlengkapan yang
digunakan untuk memasukkan gas Micro Sparger
(oksigen) ke dalam vessel.
• Sparger terletak di bagian dasar vessel dan
terdiri atas tabung dengan lubang-lubang
kecil tempat gas mengalir keluar darinya
menuju ke kultur cair di dalam vessel.
• Gas keluat dari sparger membantu aerasi
dan mengaduk isi vessel, sekaligus sebagai
suplai oksigen kepada sel yang tumbuh dan
berkembang di dalam vessel.

Ring Sparger
Openings on Ring Sparger
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
4. Bioreactor – Baffles
• Baffles adalah penghalang pada sisi vessel yang menghasilkan
turbulensi dalam aliran medium kultur.
• Baffles terbuat dari stainless steel dan dipasang di bagian dalam
dinding vessel.
• Baffles membantu mengaduk kultur melalui suatu turbulensi aliran.

Baffles obstruct the flow in the


vessel to help mix the contents. Baffle
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
5. Bioreactor – Probes
• Bioreactor membutuhkan probes untuk memonitor kondisi kultur
di dalam vessel.
• Probes ditemukan pada beberapa lokasi yang berbeda dalam
vessel : head plate, top probe belt, bottom probe belt.
• Beberapa probe yang diperlukan : suhu, pH, DO (dissolved
oxygen), and CO2.

Probes
5. Bioreactor – Probes

Probe Belt

Probes on head plate


Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
6. Bioreactor – Cooling Jacket
• Sel mengeluarkan panas saat
tumbuh dan membelah.
• Untuk menjaga suhu konstan
dalam bioreaktor, vessel
ditutupi oleh jaket pendingin.
• Coolant (air dingin atau glycol)
mengalir melalui jaket
pendingin untuk mengatur
suhu.
• Suhu dikendalikan dengan
mengatur laju alir coolant.

SS Cooling Jacket
menyelimuti vessel
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
7. Bioreactor – Ports
• Bioreaktor membutuhkan port tambahan, di mana bahan
dimasukkan atau dikeluarkan dari vessel.
• Dibutuhkan port untuk menambah media (media port), sel
(innoculation port), dan nutrisi (feed port).
• Port juga digunakan untuk penambahan asam dan basa untuk
kontrol pH.
• Sebuah port untuk pengambilan sampel juga kadang diperlukan
terletak di setiap vessel untuk mengambil sampel biakan untuk
diuji kualitasnya.
7. Bioreactor – Ports

Ports
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
8. Bioreactor – Kondensor
• Kondensor adalah alat yang
menangkap udara jenuh yang
meninggalkan vessel.
• Kondensor lebih dingin daripada
udara jenuh yang memungkinkan
untuk mengembun di permukaan
dan kembali ke vessel sebagai
cairan.
• Kondensor membantu
meminimalkan kehilangan material
dari reaktor karena penguapan.
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
9. Bioreactor – Filter
• Bioreaktor membutuhkan filter
saluran masuk (inlet) untuk
memastikan gas yang masuk ke
dalam vessel steril.
• Bioreaktor juga membutuhkan filter
gas buang (exhaust) agar reaktor
tetap steril dan memungkinkan gas
keluar untuk mengatur tekanan.
• Filter membutuhkan rumah filter - Filter Housing
kabinet stainless steel untuk
menahan dan mensterilkan filter.

Filter
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
10. Bioreactor – Back Pressure Valve
• Bioreaktor harus tetap berada di bawah
tekanan konstan; Tekanan di dalam reaktor
harus lebih tinggi daripada tekanan yang
mengelilinginya
• Tekanan konstan membantu memastikan
sterilitas bagian dalam reaktor dengan
menjaga mikroba kontaminan tidak dapat
masuk (kontaminan tidak bias mengatasi
gradien tekanan)
• Tekanan ditambahkan ke reaktor dengan
memasukkan udara di bagian atas reaktor
(ruang kepala).
• Tekanan diatur menggunakan katup tekanan
balik.
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
11. Bioreactor – Valve / Katup
• Katup digunakan untuk mengontrol aliran gas atau cairan
• Pada bioreactor terdapat beberapa katup :
• Katup Manual - buka dan tutup katup dengan tangan.
• Katup Pneumatik - katup otomatis yang membuka dan menutup dengan
menggunakan udara bertekanan tinggi (udara instrumen).
• Steam Lock Valves - (disebut "block and bleed valves") rakitan dua katup
sehingga Anda dapat membiarkan cairan mengalir melalui bagian dari katup
dan kemudian menutup dan menggunakan bagian lain dari katup untuk
mensterilkan rakitan katup setelah digunakan untuk mengurangi
kontaminasi. Katup ini bisa manual atau pneumatic
• Katup terdapat di banyak lokasi berbeda pada bioreactor
• Katup sampel - tempat sampel dari bioreaktor dapat diperoleh.
• Harvest valve - lokasi di mana tangki dapat dikeringkan untuk panen.
• Port - berisi katup pengunci uap otomatis, sehingga cairan dapat
ditambahkan ke kapal (port dapat disterilkan setelah digunakan untuk
mencegah kontaminasi)
11. Bioreactor – Valve / Katup

Pneumatic (Automatic) Valve Manual Valve

Steam Lock Valves


Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
12. Bioreactor – Load Cell
• Load cell adalah skala yang mengukur berat
bioreaktor.
• Bioreaktor duduk pada serangkaian Load cell
yang menekan ketika berat ditambahkan ke
vessel
• Berat bioreaktor dapat dikorelasikan dengan
volume cairan dalam vessel dengan
menggunakan densitas medium kultur sel.

Berat = Densitas x Volume

Spacing of
Compact Compression
Load Cells
Load Cells
Bioreactor Utilities

Bioreactor membutuhkan utilitas yang meliputi:


• Gasses
• Udara
• Oxygen
• Carbon Dioxide
• Nitrogen
• Uap panas bersih (Clean Steam) – diperlukan untuk sterilisasi
• Coolant – pendingin (air dingin atau glycol) – untuk cooling
jacket
• Instrument udara – untuk mentoperasikan katup pneumatic
Fermentasi Substrat Padat

83
Fermentasi Substrat Padat (SSF)

• Fermentasi substrat padat Contoh Substrat Mikroba

berkaitan dengan Mushroom Jerami, serbuk kayu Agaricus bisporus


Lentinus edodes
pertumbuhan mikroorganisme Volvariella volvaceae
Auricularia auricula
pada bahan padat.
• Substrat yang banyak Tempe Kedele , kacang-
kacangan
Rhizopus spp.

digunakan pada fermentasi


padat adalah biji-bijian, Kecap Kedele Aspergillus oryzae

serealia, kacang-kacangan, Oncom Limbah tahu Neurospora sitophila

sekam gandum, bahan Keju Dadih susu Penicillium roquwfortii

mengandung hemiselulosa, Bioleaching Bijih logam Thiobacillus sp.

dan limbah padat. Kompos Limbah organik,


serasah
Jamur, bakteri,
actinomycetes
• Contoh fermentasi substrat
padat:
84
Fermentasi Substrat Padat (SSF)
• Keuntungan
• Kontaminasi rendah oleh karena kadar air yang rendah
• Pasokan oksigen, penghilangan CO2, dan kontrol suhu
dilakukan dengan aerasi

• Kerugian
• Kesulitan dalam Mencampur  homogenitas rendah
• Kesulitan dalam kontrol suhu karena konduktivitas rendah
• Kesulitan dalam pemantauan online
• Tergantung pengalaman
Desain Solid-state Fermentor

Exhaust Line Door for


& Evaporation Raw Materials-Supply
& Inspection

Liquid-supply

Spray Nozzle

Paddle-type
Mixing Device

Recovery for
Final Products

Aeration Holes: Temp-controlled Forced air-supply by Blower


Air-Supply through chamber With Temp-controlled Air
Prosedur Operasi Standard (SOP)
Fermentasi

87
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Mikroorganisme
• Identitas mikroba jelas dan traceable.
• Penyimpanan mikroba valid dan reliable  tidak terjadi
perubahan kualitas selama penyimpanan.
• Revival  penumbuhan kembali (peremajaan) berhasil
mendapatkan mikroba dengan sifat yang stabil sesuai ciri-ciri
awalnya.
• Persiapan inoculum  mendapatkan mikroba dengan laju
pertumbuhan tinggi yang siap utk dikultivasi dalam volume besar
di bioreactor.
• Pembuatan kultur starter  dilakukan beberapa tahapan sampai
diperoleh volume yang dibutuhkan untuk volume besar dalam
bioreactor (contoh: tahapan starter 1 liter  10 liter  100 liter
 1000 liter dst)
Mikroorganisme
• Yeast : tape, roti, bioetanol, brem, tuak, arak,
• Kapang : oncom, tempe, kecap, antibiotik penicillin, asam sitrat,
asam glutamat, enzim selulase, enzim protease, lipase, amilase,
angkak,
• Jamur : produksi tubuh buah jamur, produksi enzim lignase,
selulase, xylanase, mannanase, peroksidase
• Bakteri : yoghurt, keju, nata, bakteri penambat N, bakteri pelarut
Phosfat, vaksin, antibiotik bacitracin, asam glutamat, terasi, sosis,
asam laktat, asam asetat, asam butirat, asam sitrat, aceton, bio
Hidrogen, enzim amilase, protease, lipase, vitamin, bio surfaktan.
• Actinomycetes: antibiotik streptomycin, actinomycin,
erytromycin,
• Mikroalga : PST, PUFA, bio Diesel, vitamin E, karoten
• Protozoa : zooplankton untuk PST
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Medium
• Sumber makanan (nutrisi)
• KH  sumber energi  sumber C
• Protein  sumber N  pertumbuhan/ perkembangbiakan
• Vitamin  koenzim
• Mineral  kofaktor
• Bentuk medium :
1. Padat : kedelai, singkong, kompos, limbah padat pertanian
2. Cair : sari buah, susu, air kelapa,
3. Semi Padat: tauco
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Waktu
• Berapa lama waktu fermentasi ?  jam, hari, minggu
• Waktu fermentasi berhubungan dengan apa? Hasil
fermentasi maksimal
• Kapan dilakukan pemanenan ?
• Tergantung pada produk yg dihasilkan termasuk
kategori metabolit primer, sekunder atau enzim.
• Berhubungan dengan KURVA PERTUMBUHAN
MIKROORGANISM
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Suhu
• Suhu proses fermentasi berhubungan dengan suhu
optimal pertumbuhan mikroorganisme
• Pertumbuhan mikroorganisme  ditentukan oleh proses
enzimatis sel
• Suhu fermentasi ↔ suhu optimal enzim
• Pemantauan suhu  probe suhu
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Tempat / Vessel
• Fermentasi Cair : Bioreaktor , Fermentor (vesel silindris
dengan batang pengaduk)
• Fermentasi Padat : baki dan rak, rotary drum
• Fermentasi Sub-merged : tank (ember)
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Oksigen
• Oksigen disuplai atau tidak  tergantung pada jenis
mikroorganisme
• Konsisi oksigen fermentasi ↔ kondisi oksigen optimal
mikroorganisme
• Fermentasi Aerobik
• Fermentasi An aerobik : biogas (metan), gas Hidrogen
• Fermentasi Fakultatif Anaerobik : Alkohol
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Inokulum
• Kultur yang menjadi seed bagi proses fermentasi skala
lebih besar
• Inokulum = starter
• Kisaran inokulum optimal antara 5 – 10% (v/v) (w/w)
volume fermentasi.
• Prinsip pembuatan inokulum sama dengan prinsip
fermentasi skala besar (hanya volume yang lebih kecil)
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Kondisi pH
• pH fermentasi ↔ pH optimal mikroorganisme
• pH fermentasi ↔ pH optimal enzim
• pH fermentasi akan drop menjadi asam , jk terbentuk
asam organik  perlu penambahan buffer alkali
• pH fermentasi akan naik menjadi basa, jk terbentuk
amoniak  perlu penambahan buffer asam
• Pengendalian pH fermentasi  pH probe
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Agitasi
• Proses pengadukan yang menjamin:
1. Homogenitas sistem fermentasi
2. Mensuplai oksigen
3. Mencegah stratifikasi
• Fermentasi cair : blade propeler
• Fermentasi padat : blade ulir, rotary
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:

1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Air
• Terutama untuk fermentasi padat: kadar air optimal
untuk pertumbuhan mikroorganisme
• Kadar air awal fermentasi rendah
• Kadar air akhir fermentasi tinggi
Perubahan sifat fisik
• Fermentasi cair : cairan menjadi lebih kental (viscous)
• Fermentasi cair: akan terbentuk partikulat biomassa yang
mengendap
• Fermentasi padat : substrat padat menjadi lebih lunak, berair,
lembek
• Kelembaban akan meningkat
• Timbul perubahan warna, rasa, aroma
• Terjadi peningkatan BJ
• Terjadi pengurangan volume (fermentasi cair)
• Terjadi peningkatan volume (fermentasi submerged, padat)
• Peningkatan bobot (fermetasi cair, submerged dan padat)
SOP Fermentasi
1. Revival kultur mikroba dari penyimpanan dingin
(cryopreservation)
2. Kultur starter dibuat hingga dicapai volume yang dibutuhkan
3. Medium fermentasi dibuat dengan memperhatikan komposisi
medium dan karakteristik bahannya.
4. Sterilisasi medium dengan teknik yg sesuai :
a. External vessel  pasteurisasi, autoklaf, mikrofiltrasi, radiasi
b. Internal vessel  direct hot steam, direct heater.
5. Transfer medium steril ke dalam vessel (jika dilakukan sterilisasi
eksternal) menggunakan pompa transfer.
6. Larutan buffer atau larutan asam dan basa disiapkan,
dihubungkan dengan ports, probe pH, dan panel kontrol
7. Larutan antifoam disiapkan dan dihubungkan dengan ports
antifoam dan panel kontrol
SOP Fermentasi
8. Suplai oksigen steril bertekanan (melewati microfilter)
dihubungkan dengan sparger, probe DO, dan panel kontrol.
9. Inokulasi kultur starter ke dalam medium  menggunakan
pompa transfer.
10. Suhu fermentasi diset sesuai suhu optimal mikroba 
mengatur keseimbangan antara uap panas dan air dingin
(coolant) di cooling jacket.
11. Waktu fermentasi nol (nol jam) dimulai saat inokulasi kultur
starter selesai.
12. Seluruh kondisi optimal fermentasi dimonitor dan dijaga
melalui panel kontrol.
13. Pengambilan sampel dilakukan berkala
14. Fermentasi berakhir/dihentikan setelah parameter
produktivitas maksimal dicapai, dengan mengalirkan keluar
(melalui port outlet) seluruh isi vessel.
Titik Kritis Fermentasi

• CCP 1  Kualitas Strain/Isolat mencakup isolasi strain,


skrining, penyimpanan (preservasi), peremajaan
• CCP 2  Pembuatan Kultur Starter
• CCP 3  Medium produksi optimal
• CCP 4  Sterilisasi medium pada Bioreaktor
• CCP 5  Kondisi Optimal fermentasi (suhu, pH, agitasi,
suplai oksigen, antifoam)

*CCP : Critical Check Point


114
115
Proses Pembuatan Wine

116
Produksi Keju
Produksi Penisilin
Produksi Penisilin G
Produksi Enzim
Produksi Bioetanol
Sistem Fermentasi skala Lab
pH meter Attached
Sample collection line
to pH electrode

Flow of data 0.00

Fermenter

Fraction collector

Computer with data


acquisition device

Spectrophotometer Refrigerator
with flow cell

0.000
Flow of fermentate

Pump
Terima Kasih

123

Anda mungkin juga menyukai