FARMASI– UHAMKA
Tim Dosen Bioteknologi Farmasi
2020/2021 1
Teknologi Fermentasi
2
Contoh Produk Fermentasi :
3
Pendahuluan
• Bioteknologi Bioengineering
• Tujuan utama Bioengineering adalah menghasilkan
produk metabolit yang bermanfaat dari material
biologi/mahluk hidup
• 2 Komponen utama dari Bioengineering:
1. Fermentasi, meliputi kultivasi mikroorganisme pada kondisi
optimal untuk menghasilkan metabolit yang diinginkan
2. Recovery produk (Downstream process), yang mencakup
kegiatan ekstraksi dan purifikasi dari produk biologi
4
• FERMENTASI berasal dari kata FEVERE (Latin) = to be boiling
• Biokimia: Perombakan bahan organik oleh organisme atau sel untuk
menghasilkan energi (ATP) melalui suatu reaksi yang tidak memerlukan
Oksigen sebagai akseptor elektron terakhirnya.
• Bioteknologi: menggambarkan suatu reaksi yang melibatkan mikroorganisme
(tidak harus anaerobik)
• Pada perkembangannya istilah FERMENTASI hanya dihubungkan
dengan proses yang melibatkan mikroorganisme dan merupakan
milestone pertama dan utama dari perkembangan BIOTEKNOLOGI.
• TEKNOLOGI FERMENTASI merupakan teknologi yang paling awal
dari Bioteknologi karena sudah dikenal sejak peradaban manusia
6000 SM dimana orang membuat bir, anggur dan roti.
• Fermentasi berkembang dari:
• Fermentasi tradisional yang tidak steril
• Fermentasi madya yang telah steril
• Fermentasi maju skala besar
5
Fermentasi mencakup produksi:
1. Metabolit primer
• Contoh: asam asetat, asam laktat, gliserol, aseton, butanol,
asam organik, asam amino, vitamin, polisakarida dan
“xanthan gum”
2. Metabolit sekunder
• Contoh: antibiotika, hormon giberelin, alkaloid, angkak
3. Enzim
• Enzim dikelompokkan dalam senyawa bioaktif
• Contoh: protease, enzim restriksi, dll.
4. Biomassa sel
• Contoh: Dried yeast, ragi tape, mushroom, dll.
6
Fermentasi berdasar
State of the Art Bioteknologi
State of The Art Volume Harga Contoh
Low Biotech Besar Rendah Etanol, methanol, produk biomassa
pangan, biomassa pakan, pupuk kompos,
biogas, pangan fermentasi tradisional
Mid Biotech Besar Sedang (Mid) Asam amino, asam organik, pangan
fermentasi maju skala industri besar
higienis, biopolymer, pelarut organic
grade sedang sd tinggi, technical / food
grade enzim
7
Jenis Fermentasi
1. FERMENTASI CAIR
• Fermentasi yang menggunakan medium cair
• Metode fermentasi yang paling umum
• Contoh : Produksi etanol, antibiotik, dll.
2. FERMENTASI SUBMERGED
• Fermentasi menggunakan medium cair namun dalam sebuah
bioreaktor yang tidak mempunyai sistem agitasi
• Contoh : Produksi tauco, kecap
3. FERMENTASI PADAT
• Fermentasi menggunakan medium berupa substrat padat
• Cukup banyak jenis fermentasi padat: tempe, oncom,
pembuatan kompos, pakan ternak, mushroom dll.
8
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Agitasi
7. Anti-foam
9
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
10
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium
• Medium dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrien bagi
mikroba.
• Pemilihan medium menjadi pertimbangan utama dalam
industrialisasi
• Kebutuhan dasar yang utama bagi nutrisi mikroba adalah: sumber
karbon, sumber nitrogen dan garam anorganik, kadang ditambah
faktor pertumbuhan.
• Beberapa fermentasi produk metabolit primer/sekunder
memerlukan adanya: precursor dan inducer
• Precursor : senyawa kimia yang mendahului senyawa lain dalam jalur
metabolism. Contoh: chorismat adalah precursor untuk biosintesis tiga asam
amino aromatic (AAA) penting : Fenilalanin (Phe), Tirosin (Tyr), dan Triptofan
(Trp)
• Inducer : senyawa yang menginduksi terjadinya biosintesis, contoh: kitin
sebagai inducer untuk produksi enzim kitinase.
11
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium
• Sumber karbon:
• Bahan dari golongan : karbohidrat, asam organik, garam asam organik,
dan poli alkohol.
• Contoh: glukosa, sukrosa, laktosa, molase, malt ekstrak, starch, dextrin,
selulosa, minyak nabati (plant oil), etanol, metanol, gliserol, alkana.
• Sumber nitrogen:
• Bahan dari golongan: protein, asam amino, senyawa yang mengandung
nitrogen.
• Contoh: protein, pepton, yeast ekstrak, corn steep liquor, garam
amonium, urea, gas amonia, dan soy meal.
• Unsur/Garam anorganik:
• Unsur makro: N, P, C, O, H, S, K, Ca, Mg, Na, Cl.
• Unsur mikro: Fe, Mn, Co, Bo, Zn, Mo, Al.
• Faktor pertumbuhan:
• Vitamin, hormon, asam amino, dan asam lemak. Cont: Vit B12
12
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium
• Medium memakan 60 – 80 % biaya produksi dan sangat
menentukan keberhasilan fermentasi
• Medium yang menggunakan komposisi berupa bahan
kompleks yang meliputi bahan alam, limbah dan bukan
senyawa tunggal, harus memperhatikan C – N ratio
• Metode sterilisasi medium memegang peranan penting
sebelum berjalannya proses fermentasi
13
Faktor-faktor Fermentasi
1. Medium - Prekursor Jalur Biosintesis
Metabolit
14
Contoh: Biosintesis Penisilin
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
16
Faktor-faktor Fermentasi
2. pH
• Derajad keasaman (pH) medium memegang peranan yang
sangat penting bagi keberhasilan proses fermentasi
• Pertumbuhan sebagian besar organisme sangat peka
terhadap perubahan pH, dan tiap organisme mempunyai
kisaran pH optimal bagi pertumbuhannya
17
Faktor-faktor Fermentasi
2. pH
• Pengaruh pH terutama pada fungsi permeabilitas dinding sel,
aktivitas enzim, dan reaksi kimia nutrien dalam medium
• Selama proses fermentasi pH harus terjaga agar pada kondisi
optimal bagi organisme yang ada dalam bioreaktor. Nilai pH
optimal dipertahankan (dijaga) dengan menambahkan larutan
buffer, atau dengan memasang sensor / elektroda selektif ion,
sehingga bila terjadi kenaikan pH akan dimasukkan ke dalam
bioreaktor larutan asam, serta sebaliknya bila terjadi
penurunan pH maka akan dimasukkan larutan basa.
• Komposisi medium (bahan-bahan yang menyusun medium
fermentasi) akan menentukan nilai pH medium
• Sejalan dengan waktu fermentasi, terjadinya konversi substrat
(sumber karbon) menjadi produk dan biomassa, akan
dihasilkan juga asam-asam organic menyebabkan pH turun.
18
Faktor-faktor Fermentasi
Kurva nilai Brix, pH, wet cell mass, total sugar, dan kadar ethanol (% w/v) versus
waktu inkubasi pada fermentasi batch menggunakan molasses sebagai substrat
19
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
20
Faktor-faktor Fermentasi
3. Suhu
• Suhu optimal proses fermentasi ditentukan oleh suhu optimum
pertumbuhannya
• Untuk mendapatkan suhu optimal diperlukan system pengaturan
suhu pada fermentor / reactor
21
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
22
Faktor-faktor Fermentasi
4. Oksigen
• Fermentasi aerobik, merupakan jenis fermentasi yang
membutuhkan suplai oksigen dan organisme yang dikultivasi
pun merupakan organisme aerobik
• Fermentasi anaerobik, merupakan jenis fermentasi yang
mengkultivasi organisme anaerobik, justru didisain agar tidak
ada suplai oksigen ke dalam bioreaktor
• Suplai oksigen ke dalam bioreaktor dapat berupa: gas oksigen
yang dihembuskan ke dalam bioreaktor atau adanya agitasi
• Oksigen yang dimasukkan ke dalam bioreaktor harus
disterilisasi dahulu
• Pengaturan suplai oksigen ke dalam bioreaktor sangat
menentukan keberhasilan proses fermentasi, dengan mengatur
kebutuhan oksigen yang diperlukan pada fase pertumbuhan
vegetatif maupun pada saat produksi metabolit
23
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
24
Faktor-faktor Fermentasi
5. Waktu
• Lamanya waktu inkubasi/fermentasi akan menjadi patokan
ditentukannya waktu pemanenan
26
Faktor-faktor Fermentasi
Waktu
Faktor-faktor Fermentasi
5. Waktu
29
Faktor-faktor Fermentasi
6. Agitasi
• Agitasi diperlukan pada fermentasi cair dengan tujuan:
• Suplai oksigen
• Homogenisasi medium
• Membantu mempercepat kontak antara organisme dan
nutrien
• Mencegah terjadi stratifikasi atau pengendapan medium
• Agitasi dari sebuah bioreaktor dilakukan oleh suatu impeler
• Agitasi dapat juga dilakukan oleh alat shaker bagi kultur dalam
tabung Erlenmeyer
• Agitasi dari fermentasi padat dilakukan pada rotary drum
fermentor, atau melalui pengadukan.
30
Shaker
31
Agitator / Blade
32
Faktor-faktor Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh banyak faktor
yang saling berpengaruh satu sama lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
1. Medium
2. pH
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Agitasi
7. Anti-foam
33
Faktor-faktor Fermentasi
7. Anti foam
• Fermentasi cair yang dilakukan dalam sebuah bioreaktor
biasanya menghasilkan busa, yang harus dihilangkan agar tidak
mempengaruhi keberhasilan proses fermentasi
• Untuk itu perlu ditambahkan bahan antifoam (contoh: Tween =
Polysorbate)
• Bahan-bahan antifoam komersial :
Alkyl poly acrylates, Castor Oil, Fatty Acids , Fatty Acids Esters , Fatty Acids
Sulfate , Fatty Alcohol , Fatty Alcohol Esters , Fatty Alcohol Sulfate , Olive Oil,
Mono & Di Glyceride, Paraffin Oil , Paraffin Wax , Poly Propylene Glycol , Silicones
Oil , Vegetable & Animal Fats , Vegetable & Animal Fats Sulfate , Vegetable &
Animal Oil , Vegetable & Animal Oil Sulfate , Vegetable & Animal Wax , dan
Vegetable & Animal Wax Sulfate.
34
Optimasi Kondisi Fermentasi
• Optimasi adalah suatu proses untuk mendapatkan
kondisi optimal fermentasi.
• Optimasi dilakukan terhadap faktor-faktor fermentasi :
1. Medium mencari substrat medium yang efektif meningkatkan
produktivitas dan efisien.
2. pH mencari nilai pH optimal bagi pertumbuhan mikroba dan
produktivitas hasil fermentasi
3. Suhu mencari kondisi suhu optimal bagi pertumbuhan mikroba dan
produktivitas hasil fermentasi.
4. Oksigen mencari laju aerasi optimal (pemasukan oksigen) ke dalam
bioreaktor
5. Waktu mendapatkan kurva pertumbuhan dan menentukan waktu
pemanenan yang terbaik
6. Agitasi menentukan kecepatan agitasi optimal bagi pertumbuhan dan
produktivitas hasil fermentasi
7. Antifoam menentukan jenis, flow rate dan waktu pemberian antifoam
optimal 35
Desain Fermentor
36
Desain Fermentor
• Fermentor atau Bioreaktor adalah suatu sistem tertutup untuk
reaksi biologis dari sebuah proses fermentasi. Bioreaktor
memberikan lingkungan yang tetap bagi optimasi pertumbuhan dan
aktivitas metabolismenya.
• Bioreaktor dioperasikan pada kondisi yang steril
• Bahan konstruksi bioreaktor hendaknya tidak beracun, tahan
tekanan uap, tahan korosi kimia dan elektorilitik.
• Perbandingan antara tinggi dan diameter (ratio aspect) merupakan
parameter penting.
• Bioreaktor untuk fermentasi anaerobik memerlukan persyaratan
dan disain khusus (yang berbeda dengan disain fermentasi aerobik).
Contoh: bioreaktor Biogas (produksi gas metan dari kotoran ternak)
• Bioreaktor untuk pengolahan limbah juga mempunyai disain khusus
yang berbeda dengan bioreaktor fermentasi umumnya.
37
Desain Fermentor
• Bioreaktor dirancang sebagai tempat menumbuhkan dan
memperkembangbiakkan mikroorganisme (yeast,
bakteri, kapang ataupun sel hewan) untuk menghasilkan
produk yang diinginkan di bawah kondisi optimal yang
terkendali.
• Bioreactors harus menjamin lingkungan homogen di
dalam vessel melalui pengadukan yang konstan
• Bioreactors memberikan kondisi lingkungan optimal
terkendali terhadap sel untuk tumbuh dan berkembang
menghasilkan produk yang diinginkan, mencakup : suhu,
pH, suplai oksigen, antifoam.
Komponen Dasar Fermentor
Inoculation port
Thermocouple
Thermometer Gas exhaust
pH electrode
Gas inlet
Heat exchanger inlet
Heat
exchanger
outlet
Sampling ports
Metal head
Glass jar
• Agitation
• Impeller
Impeller
• Aeration Gas sparger
• Sparger and impeller
• Temperature
• pH
Desain Fermentor
40
Desain Fermentor
41
Tipe Bioreactor
• Batch: Tipe bioreactor dimana media dan sel dimasukkan ke dalam vessel
di awal dan fermentasi berjalan sampai waktu panen yang ditentukan.
Volume bioreactor konstan dari sejak awal (the initial volume).
• Fed-Batch: Tipe bioreactor yang awalnya adalan tipe batch dan setelah
dicapai suatu kondisi / waktu / titik tertentu, dilakukan penambahan
substrat sampai batas kapasitas volume kerja vessel.
• Continuous: Tipe bioreactor yang pada awalnya dijalankan secara batch
dengan volume awal (initial volume) kecil hingga dicapai kondisi stabil,
untuk kemudian ditambahkan substrat secara kontinu dengan patokan
kondisi steady, memperhatikan keseimbangan laju substrat masuk dengan
laju produk keluar.
Tipe Bioreactor
1. BATCH FERMENTATION
· Fermentasi sistem tertutup
· Medium steril yang telah
diinokulasi mikroorganisme
dalam fermenter diinkubasi di
bawah kondisi optimal tanpa
adanya penambahan
sesuatupun, kecuali: udara,
antifoam, buffer.
· Komposisi kultur terdiri dari:
medium, biomassa dan
metabolit
43
Tipe Bioreactor
3. CONTINOUS FERMENTATION
• Fermentasi sistem terbuka
• Medium dimasukkan ke dalam bioreaktor secara terus menerus
(kontinu), sementara sejumlah hasil fermentasi (terdiri atas
medium, metabolit dan biomassa mikroba) dikeluarkan dari sistem
bioreactor
• Media segar terus ditambahkan dan cairan bioreaktor terus
menerus dikeluarkan. Akibatnya, sel terus menerima media segar
dan produk serta limbah dan sel terus menerus dikeluarkan dari
vessel bioreaktor untuk diproses lanjut.
• Dengan demikian bioreaktor dapat dioperasikan untuk jangka
waktu yang lama tanpa harus diberntentikan.
• Contoh: Produksi penicillin, asam amino, yoghurt.
45
Tipe Bioreactor
Terdapat dua tipe dasar fermentasi sinambung:
1. Homogenously mixed bioreactor
• Fermentasi ini dapat dilakukan dalam chemostat maupun turbidostat.
• Pada chemostat, kondisi steady dari pertumbuhan sel dikendalikan dengan
menyetel konsentrasi sebuah substrat yang dibutuhkan (misal: karbohidrat,
nitrogen, garam atau oksigen)
• Pada turbidostat, kondisi steady dari pertumbuhan sel dikendalikan
berdasarkan turbiditas. Dengan memonitar tingkat turbiditas, dikendalikan
laju masukan medium ke dalam bioreaktor.
2. Plug flow reactor
• Pada fermentasi tipe ini, medium mengalir melalui sebuah reaktor yang
berbentuk silindris tanpa back mixing. Komposisi medium, jumlah sel, transfer
masa (suplai oksigen) dan produktivitas akan berbeda-beda pada lokasi yang
berbeda dalam reaktor.
46
Tipe Bioreactor
Produk Produk Produk
Medium Medium
Medium
A B C
Kemostat Turbidostat Plug flow reactor
Continous Fermentation
47
Chemostat:
Pertumbuhan sel umumnya dibatai oleh satu nutrient
essensial (penting). Bioreactor kontinu tipe chemostat
menggunakan kadar substrat tertentu (essensial) sebagai
ukuran kondisi steady-nya.
Turbidostat:
Bioreactor kontinu tipe turbidostat menggunakan
kepadatan sel (turbiditas) sebagai ukuran kondisi steady-
nya. Kondisi konstan system turbidostat dijaga dengan
memantau OD dan mengendalikan laju aliran inlet dan
outlet.
Tipe Bioreactor
Terdapat berbagai ukuran dan konfigurasi Bioreactor sesuai dengan kapasitas,
skala industry, spesifitas produk, dan persyaratan proses, serta kondisi optimal.
Komponen Bioreaktor
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
1. Bioreactor - Vessel
• Vessel adalah sebuah tanki / container yang akan menampung
media dan sel selama fermentasi
• Vessel dapat dibuat dari bahan kaca, stainless steel, atau durable
plastic (plastic tahan lama ini umumnya disposable – sekali pakai)
• Semua bagian (parts) tambahan dari sebuah bioreactor terhubung
ke vessel.
• Bagian atas vessel disebut head plate.
• Pada reactor gelas, semua bagian tambahan ditempatkan di head
plate.
1. Bioreactor - Vessel
Head Plate
Vessel
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
2. Bioreactor - Agitator
• Agitator diperlukan untuk mengaduk isi vessel (medium +
biomassa sel) untuk menjamin kondisi lingkungan yang homogen.
• Agitator terdiri atas shaft (poros) dan impellers (baling-baling).
• Pengadukan bioreactor adalah suatu factor yang penting untuk
mensuplai secara homogen nutrisi dan oksigen terhadap kultur
mikroba yang tumbuh, serta menjaga pH dan suhu yang konstan
selama fermentasi.
• Baling-baling ditemukan dalam berbagai bentuk dan ukuran
tergantung tipe dan jenis kondisi homogen yang dikehendaki
serta tergantung jenis mikroba.
2. Bioreactor - Agitator
Agitator Shaft
Impellers
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
3. Bioreactor – Sparger / Penyembur
• Sparger adalah suatu perlengkapan yang
digunakan untuk memasukkan gas Micro Sparger
(oksigen) ke dalam vessel.
• Sparger terletak di bagian dasar vessel dan
terdiri atas tabung dengan lubang-lubang
kecil tempat gas mengalir keluar darinya
menuju ke kultur cair di dalam vessel.
• Gas keluat dari sparger membantu aerasi
dan mengaduk isi vessel, sekaligus sebagai
suplai oksigen kepada sel yang tumbuh dan
berkembang di dalam vessel.
Ring Sparger
Openings on Ring Sparger
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
4. Bioreactor – Baffles
• Baffles adalah penghalang pada sisi vessel yang menghasilkan
turbulensi dalam aliran medium kultur.
• Baffles terbuat dari stainless steel dan dipasang di bagian dalam
dinding vessel.
• Baffles membantu mengaduk kultur melalui suatu turbulensi aliran.
Probes
5. Bioreactor – Probes
Probe Belt
SS Cooling Jacket
menyelimuti vessel
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
7. Bioreactor – Ports
• Bioreaktor membutuhkan port tambahan, di mana bahan
dimasukkan atau dikeluarkan dari vessel.
• Dibutuhkan port untuk menambah media (media port), sel
(innoculation port), dan nutrisi (feed port).
• Port juga digunakan untuk penambahan asam dan basa untuk
kontrol pH.
• Sebuah port untuk pengambilan sampel juga kadang diperlukan
terletak di setiap vessel untuk mengambil sampel biakan untuk
diuji kualitasnya.
7. Bioreactor – Ports
Ports
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
8. Bioreactor – Kondensor
• Kondensor adalah alat yang
menangkap udara jenuh yang
meninggalkan vessel.
• Kondensor lebih dingin daripada
udara jenuh yang memungkinkan
untuk mengembun di permukaan
dan kembali ke vessel sebagai
cairan.
• Kondensor membantu
meminimalkan kehilangan material
dari reaktor karena penguapan.
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
9. Bioreactor – Filter
• Bioreaktor membutuhkan filter
saluran masuk (inlet) untuk
memastikan gas yang masuk ke
dalam vessel steril.
• Bioreaktor juga membutuhkan filter
gas buang (exhaust) agar reaktor
tetap steril dan memungkinkan gas
keluar untuk mengatur tekanan.
• Filter membutuhkan rumah filter - Filter Housing
kabinet stainless steel untuk
menahan dan mensterilkan filter.
Filter
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
10. Bioreactor – Back Pressure Valve
• Bioreaktor harus tetap berada di bawah
tekanan konstan; Tekanan di dalam reaktor
harus lebih tinggi daripada tekanan yang
mengelilinginya
• Tekanan konstan membantu memastikan
sterilitas bagian dalam reaktor dengan
menjaga mikroba kontaminan tidak dapat
masuk (kontaminan tidak bias mengatasi
gradien tekanan)
• Tekanan ditambahkan ke reaktor dengan
memasukkan udara di bagian atas reaktor
(ruang kepala).
• Tekanan diatur menggunakan katup tekanan
balik.
Komponen Bioreactor
Komponen Bioreaktor secara umum :
1. Vessel
2. Agitator
3. Sparger a. Temperatur
4. Baffles b. pH
c. DO oksigen terlarut
5. Probes :
d. Tekanan
6. Cooling Jacket
7. Ports (contoh: Input Medium, output
Medium dan Produk)
8. Kondensor
9. Inlet Filter dan Exhaust filter
10. Back pressure valves
11. Valves
12. Load cells
11. Bioreactor – Valve / Katup
• Katup digunakan untuk mengontrol aliran gas atau cairan
• Pada bioreactor terdapat beberapa katup :
• Katup Manual - buka dan tutup katup dengan tangan.
• Katup Pneumatik - katup otomatis yang membuka dan menutup dengan
menggunakan udara bertekanan tinggi (udara instrumen).
• Steam Lock Valves - (disebut "block and bleed valves") rakitan dua katup
sehingga Anda dapat membiarkan cairan mengalir melalui bagian dari katup
dan kemudian menutup dan menggunakan bagian lain dari katup untuk
mensterilkan rakitan katup setelah digunakan untuk mengurangi
kontaminasi. Katup ini bisa manual atau pneumatic
• Katup terdapat di banyak lokasi berbeda pada bioreactor
• Katup sampel - tempat sampel dari bioreaktor dapat diperoleh.
• Harvest valve - lokasi di mana tangki dapat dikeringkan untuk panen.
• Port - berisi katup pengunci uap otomatis, sehingga cairan dapat
ditambahkan ke kapal (port dapat disterilkan setelah digunakan untuk
mencegah kontaminasi)
11. Bioreactor – Valve / Katup
Spacing of
Compact Compression
Load Cells
Load Cells
Bioreactor Utilities
83
Fermentasi Substrat Padat (SSF)
• Kerugian
• Kesulitan dalam Mencampur homogenitas rendah
• Kesulitan dalam kontrol suhu karena konduktivitas rendah
• Kesulitan dalam pemantauan online
• Tergantung pengalaman
Desain Solid-state Fermentor
Liquid-supply
Spray Nozzle
Paddle-type
Mixing Device
Recovery for
Final Products
87
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Mikroorganisme
• Identitas mikroba jelas dan traceable.
• Penyimpanan mikroba valid dan reliable tidak terjadi
perubahan kualitas selama penyimpanan.
• Revival penumbuhan kembali (peremajaan) berhasil
mendapatkan mikroba dengan sifat yang stabil sesuai ciri-ciri
awalnya.
• Persiapan inoculum mendapatkan mikroba dengan laju
pertumbuhan tinggi yang siap utk dikultivasi dalam volume besar
di bioreactor.
• Pembuatan kultur starter dilakukan beberapa tahapan sampai
diperoleh volume yang dibutuhkan untuk volume besar dalam
bioreactor (contoh: tahapan starter 1 liter 10 liter 100 liter
1000 liter dst)
Mikroorganisme
• Yeast : tape, roti, bioetanol, brem, tuak, arak,
• Kapang : oncom, tempe, kecap, antibiotik penicillin, asam sitrat,
asam glutamat, enzim selulase, enzim protease, lipase, amilase,
angkak,
• Jamur : produksi tubuh buah jamur, produksi enzim lignase,
selulase, xylanase, mannanase, peroksidase
• Bakteri : yoghurt, keju, nata, bakteri penambat N, bakteri pelarut
Phosfat, vaksin, antibiotik bacitracin, asam glutamat, terasi, sosis,
asam laktat, asam asetat, asam butirat, asam sitrat, aceton, bio
Hidrogen, enzim amilase, protease, lipase, vitamin, bio surfaktan.
• Actinomycetes: antibiotik streptomycin, actinomycin,
erytromycin,
• Mikroalga : PST, PUFA, bio Diesel, vitamin E, karoten
• Protozoa : zooplankton untuk PST
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Medium
• Sumber makanan (nutrisi)
• KH sumber energi sumber C
• Protein sumber N pertumbuhan/ perkembangbiakan
• Vitamin koenzim
• Mineral kofaktor
• Bentuk medium :
1. Padat : kedelai, singkong, kompos, limbah padat pertanian
2. Cair : sari buah, susu, air kelapa,
3. Semi Padat: tauco
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Waktu
• Berapa lama waktu fermentasi ? jam, hari, minggu
• Waktu fermentasi berhubungan dengan apa? Hasil
fermentasi maksimal
• Kapan dilakukan pemanenan ?
• Tergantung pada produk yg dihasilkan termasuk
kategori metabolit primer, sekunder atau enzim.
• Berhubungan dengan KURVA PERTUMBUHAN
MIKROORGANISM
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Suhu
• Suhu proses fermentasi berhubungan dengan suhu
optimal pertumbuhan mikroorganisme
• Pertumbuhan mikroorganisme ditentukan oleh proses
enzimatis sel
• Suhu fermentasi ↔ suhu optimal enzim
• Pemantauan suhu probe suhu
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Tempat / Vessel
• Fermentasi Cair : Bioreaktor , Fermentor (vesel silindris
dengan batang pengaduk)
• Fermentasi Padat : baki dan rak, rotary drum
• Fermentasi Sub-merged : tank (ember)
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Oksigen
• Oksigen disuplai atau tidak tergantung pada jenis
mikroorganisme
• Konsisi oksigen fermentasi ↔ kondisi oksigen optimal
mikroorganisme
• Fermentasi Aerobik
• Fermentasi An aerobik : biogas (metan), gas Hidrogen
• Fermentasi Fakultatif Anaerobik : Alkohol
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Inokulum
• Kultur yang menjadi seed bagi proses fermentasi skala
lebih besar
• Inokulum = starter
• Kisaran inokulum optimal antara 5 – 10% (v/v) (w/w)
volume fermentasi.
• Prinsip pembuatan inokulum sama dengan prinsip
fermentasi skala besar (hanya volume yang lebih kecil)
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Kondisi pH
• pH fermentasi ↔ pH optimal mikroorganisme
• pH fermentasi ↔ pH optimal enzim
• pH fermentasi akan drop menjadi asam , jk terbentuk
asam organik perlu penambahan buffer alkali
• pH fermentasi akan naik menjadi basa, jk terbentuk
amoniak perlu penambahan buffer asam
• Pengendalian pH fermentasi pH probe
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Agitasi
• Proses pengadukan yang menjamin:
1. Homogenitas sistem fermentasi
2. Mensuplai oksigen
3. Mencegah stratifikasi
• Fermentasi cair : blade propeler
• Fermentasi padat : blade ulir, rotary
Untuk melakukan Fermentasi dibutuhkan /
diperhatikan:
1. Mikroorganisme
2. Medium
3. Waktu
4. Suhu
5. Tempat (Vessel)
6. Oksigen
7. Inokulum
8. Kondisi pH
9. Agitasi
10. Water
Air
• Terutama untuk fermentasi padat: kadar air optimal
untuk pertumbuhan mikroorganisme
• Kadar air awal fermentasi rendah
• Kadar air akhir fermentasi tinggi
Perubahan sifat fisik
• Fermentasi cair : cairan menjadi lebih kental (viscous)
• Fermentasi cair: akan terbentuk partikulat biomassa yang
mengendap
• Fermentasi padat : substrat padat menjadi lebih lunak, berair,
lembek
• Kelembaban akan meningkat
• Timbul perubahan warna, rasa, aroma
• Terjadi peningkatan BJ
• Terjadi pengurangan volume (fermentasi cair)
• Terjadi peningkatan volume (fermentasi submerged, padat)
• Peningkatan bobot (fermetasi cair, submerged dan padat)
SOP Fermentasi
1. Revival kultur mikroba dari penyimpanan dingin
(cryopreservation)
2. Kultur starter dibuat hingga dicapai volume yang dibutuhkan
3. Medium fermentasi dibuat dengan memperhatikan komposisi
medium dan karakteristik bahannya.
4. Sterilisasi medium dengan teknik yg sesuai :
a. External vessel pasteurisasi, autoklaf, mikrofiltrasi, radiasi
b. Internal vessel direct hot steam, direct heater.
5. Transfer medium steril ke dalam vessel (jika dilakukan sterilisasi
eksternal) menggunakan pompa transfer.
6. Larutan buffer atau larutan asam dan basa disiapkan,
dihubungkan dengan ports, probe pH, dan panel kontrol
7. Larutan antifoam disiapkan dan dihubungkan dengan ports
antifoam dan panel kontrol
SOP Fermentasi
8. Suplai oksigen steril bertekanan (melewati microfilter)
dihubungkan dengan sparger, probe DO, dan panel kontrol.
9. Inokulasi kultur starter ke dalam medium menggunakan
pompa transfer.
10. Suhu fermentasi diset sesuai suhu optimal mikroba
mengatur keseimbangan antara uap panas dan air dingin
(coolant) di cooling jacket.
11. Waktu fermentasi nol (nol jam) dimulai saat inokulasi kultur
starter selesai.
12. Seluruh kondisi optimal fermentasi dimonitor dan dijaga
melalui panel kontrol.
13. Pengambilan sampel dilakukan berkala
14. Fermentasi berakhir/dihentikan setelah parameter
produktivitas maksimal dicapai, dengan mengalirkan keluar
(melalui port outlet) seluruh isi vessel.
Titik Kritis Fermentasi
116
Produksi Keju
Produksi Penisilin
Produksi Penisilin G
Produksi Enzim
Produksi Bioetanol
Sistem Fermentasi skala Lab
pH meter Attached
Sample collection line
to pH electrode
Fermenter
Fraction collector
Spectrophotometer Refrigerator
with flow cell
0.000
Flow of fermentate
Pump
Terima Kasih
123