Anda di halaman 1dari 19

Pengukuran dan

Teori Ketidakpasian
K
E diDisusun oleh:
L  Eva Firdianingsih 31120212
O  Indriyanti 31120213
 Nunik Sri Mareta 31120214
M
 Iyus Yusuf 31120215
P  Gina Sheli Rijkiyah 31120216
O  Asri Nur Baety Fauziah 31120245
k
3
P
H
Y
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan
ini mahasiswa diharapkan
dapat:
 Melakukan pengukuran
menggunakan mikrometer
S
sekrup.
 Melakukan pengukuran I
C
menggunakan jangka sorong

S
Teori
Pengukuran
P Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain(sejenis) yang
H digunakan sebagai patokan. Dalam pengukuran, Anda mungkin menggunakan satu
instrument (alat ukur) atau lebih untuk menentukan nilai dari suatu besaran fasis.

Y Pengukuran adalah tindakan yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi


suatu besaran pada suatu sistem, dengan cara membandingkan dengan satu satuan
dimensi besaran tersebut.
S Ada dua sistem pengukuran yaitu:
• Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai kontinyu, misalnya
I penunjukkan temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk jarum pada skala
meter, atau penunjukan skala elektronik.
C • Alat ukur digital memberikan hasil pengukuran yang bernilai diskrit. Hasil
pengukuran tegangan atau arus dari meter digital merupakan sebuah nilai
S dengan jumlah digit terterntu yang ditunjukkan pada panel display-nya.
Parameter Alat Ukur
Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang
harus dipahami, diantaranya:
P  Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang
sebenarnya dari variable yang diukur.
H  Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses
pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu

Y pengukuran dengan lainnya.


 Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur

S
perubahan input atau variable yang diukur.
 Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang
mampu ditanggapi oleh alat ukur.
I  Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya
variabel yang diukur
C
S
Teori
Teori
Ketidakpastian
Pengukuran
P Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian

H
tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan yang
mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami
Y gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran
melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan dengan

S ketidakpastiannya.
Ketidakpastian dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing masing
ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berualang.
I  Ketidakpastian Mutlak
Suatu nilai ketidakpastia yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri.

C Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari
NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal
adalah:
S Δx = ½NST
dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai
X = x ± Δx
hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dantaranya menggunakan
kesalahan ½ – rentang atau bisa juga menggunakan standar deviasi
P  Kesalahan ½ – Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada
H pengukuran tunggal. Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan
ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai

Y berikut:
Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3,
… xn
S Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar
x-bar = (x1 + x 2 + … + xn)/n

I Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya
dapat dituliskan
Δx = (xmax – xmin)/2
C Penulisan hasilnya sebagai:
x = x-bar ± Δx

S
 Standar Deviasi
P Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul
data x1, x2, x3, … xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:
H  

Y Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak
S mungkin kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.

I
C Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat
menyatakan bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x – σ) sampai

S (x + σ). Dan untuk penulisan hasil pengukurannya adalah x = x ± σ


P  Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil
H pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
KTP relatif = Δx/x

Y Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai


X = x ± (KTP relatif x 100%)
 Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
S Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh
ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut

I sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang


merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan
disajikan dalam tabel berikut ini. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan
C (b ± Δb). Kepada kedua hasil pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar
untuk memperoleh besaran baru.

S
Langkah-langkah Percobaan
1. Install aplikasi Vernier Caliper dari Google Play Store.
2. Buka aplikasi tersebut

P Melakukan Pengukuran Menggunakan Micrometer Sekrup


1. Klik icon seperti pada di bawah ini.

H
Y
S 2. Lakukan pengukuran benda-benda ukur dengan
menggunakan alat ukur tersebut.
3. Tentukan hasil pengukuran benda-benda tersebut, dan cek
I jawabannya.
4. Rekam aktivitas penggunaan alat, pengukuran dan cek

C jawaban dengan menggunakan screen recorder.

S
Melakukan Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
1. Klik icon seperti pada di bawah ini.

P
H
Y 2. Lakukan pengukuran benda-benda ukur dengan
menggunakan alat ukur tersebut.

S 3. Tentukan hasil pengukuran benda-benda tersebut, dan


cek jawabannya.
4. Rekam aktivitas penggunaan alat, pengukuran dan cek
I jawaban dengan menggunakan screen recorder.

C
S
Hasil Percobaan Micrometer sekrup
P
  BENDA I
No Percobaan
Sekrup

H
Skala Skala Hasil Ketidakpastian Hasil ukur dan

Utama Nonius Ukuran Ketidakpastian

1 17,5mm 0, 06mm 17,56mm 308,3536mm 0,005mm 15,56±0,005mm

Y 2 20,0mm 0,26mm 20.26mm 410,4676mm 0,005mm 20,26±0,005mm

S
3 19,5mm 0,45mm 19,95mm 398,0025mm 0,005mm 19,95±0,005mm

4 10,0mm 0,31mm 10,31mm 106,2961mm 0,005mm 10,31±0,005mm

I 5

6
16,0mm 0,03mm 16,03mm 256,9609mm 0,005mm 16,03±0,005mm

C
14,5mm 0,30mm 14,80mm 219,04mm 0,005mm 14,80±0,005mm

7 18,0mm 0,11mm 18,11mm 327,9721mm 0,005mm 18,11±0,005mm

S 8

9
17,0mm

13,0mm
0,04mm

0,33mm
17,4mm

13,33mm
302,76mm

177,6889mm
0,005mm

0,005mm
17,4±0,005mm

13,33±0,005mm

10 16,5mm 0,10mm 16,60mm 275,56mm 0,005mm 16,60±0,005mm


Hasil Percobaan Micrometer Sekrup
P
  BENDA II
No Percobaan
Bola Besi

Skala Skala Hasil Ketidakpastian Hasil ukur dan

H
Utama Nonius Ukuran Ketidakpastian

1 20,5mm 0,21mm 20,71mm 428,9041mm 0,005mm 20,71±0,005mm

Y 2

3
15,5mm

11,5mm
0,25mm

0,12mm
15,75mm

11,62mm
248,0625mm

135,0244mm
0,005mm

0,005mm
15,75±0,005mm

11,62±0,005mm

S 4 20,0mm 0,03mm 20,03mm 401,2009mm 0,005mm 9,81±0,005mm

I
5 21,0mm 0,05mm 21,05mm 443,1025mm 0,005mm 20,03±0,005mm

6 9,5mm 0,31mm 9.81mm 96,2361mm 0,005mm 5,84±0,005mm

C
7 5,5mm 0,34mm 5,84mm 34,1056mm 0,005mm 21,05±0,005mm

8 17,5mm 0,12mm 17,62mm 310,4644mm 0,005mm 17,62±0,005mm

S 9

10
24,0mm

12,0mm
0,21mm

0,39mm
24,21mm

12,39mm
586,1241mm

153,5121mm
0,005mm

0,005mm
24,21±0,005mm

12,39±0,005mm
Hasil Percobaan Jangka Sorong
P  
No Percobaan

Skala Skala Hasil


BENDA I

Kayu
Ketidakpastian Hasil ukur dan

H Utama Nonius Ukuran Ketidakpastian

Y
1 36mm 0,4mm 36,4mm 1324,96mm 0,005mm 36,4±0,005mm

2 49mm 0,6mm 49,6mm 2460,16mm 0,005mm 49,6±0,005mm

S
3 20mm 0,04mm 20,4mm 416,16mm 0,005mm 20,4±0,005mm

4 33mm 0,8mm 33,8mm 1142,44mm 0,005mm 33,8±0,005mm

I
5 12mm 0,9mm 12,9mm 166,41mm 0,005mm 12,9±0,005mm

6 60mm 0,8mm 60,8mm 3696,64mm 0,005mm 60,8±0,005mm

C
7 61mm 0,5mm 61,5mm 3782,25mm 0,005mm 61,5±0,005mm

8 22mm 0,6mm 22,6mm 510,76mm 0,005mm 22,6±0,005mm

S
9 31mm 0,4mm 31,4mm 985,96mm 0,005mm 31,4±0,005mm

10 15mm 0,3mm 15,3mm 234,09mm 0,005mm 15,3±0,005mm


Hasil Percobaan Jangka Sorong
P  
No Percobaan

Skala Skala Hasil


BENDA II

Besi
Ketidakpastian Hasil ukur dan

H Utama Nonius Ukuran Ketidakpastian

Y
1 46mm 0,4mm 46,4mm 2152,96mm 0,005mm 46,4±0,005mm

2 55mm 0,7mm 55,7mm 3102,49mm 0,005mm 55,7±0,005mm

S
3 53mm 0,9mm 53,9mm 2905.21mm 0,005mm 53,9±0,005mm

4 65mm 0,5mm 65,5mm 4290,25mm 0,005mm 65,5±0,005mm

I
5 59mm 0,4mm 59,4mm 3528,36mm 0,005mm 59,4±0,005mm

6 45mm 0,1mm 45,1mm 2034,01mm 0,005mm 45,1±0,005mm

C
7 52mm 0,1mm 52,1mm 2714,41mm 0,005mm 52,1±0,005mm

8 50mm 0,4mm 50,4mm 25540,16mm 0,005mm 50,4±0,005mm

S
9 25mm 0,2mm 25,2mm 635,04mm 0,005mm 25,5±0,005mm

10 45mm 0,5mm 45,5mm 2070,25mm 0,005mm 45,5±0,005mm


Teori
Pembahasan
Pengukuran
P Pada percobaan ini menggunakan Aplikasi Vernier Caliper, aplikasi Vernier caliper merupakan

H salah satu alat ukur yang biasa dipakai pada berbagai pengukuran, dengan adanya berbagai
alat ukur didalam nya, sangat berguna dalam pengukuran, diantara alat ukurnya yaitu dengan
menggunakan mikrometer sekrup dan jangka sorong, mikrometer sekrup adalah alat yang
Y digunakan untuk mengukur benda benda berukuran kecil/tipis, atau yang berbentuk pelat
dengan tingkat presisi yang cukup tinggi. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian/ skala dengan

S satuan milimeter (mm). sedangkan jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitian/skalanya
dengan satuan centimeter (cm), terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Untuk mikrometer sekrup dapat dihitung dengan melihat skala atas, skala bawah dan skala
I pinggir, sedangkan untuk jangka sorong dapat dihitung dengan melihat nilai skala atas yang
yang dekat dengan nila nol dari skala bawah ditambah dengan garis yang skala atas yang

C sejajar dengan skala bawah. Adapun untuk menentukan ketidakpastiannya, Maka bisa dilihat
dari:
Rumus untuk nilai ketidakpastian:
S Δx mikrometer sekrup = ½ x skala terkecil= ½ x 0,01 mm= 0,005 mm
Δx jangka sorong = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 cm= 0,005 cm
KESIMPULAN
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi Vernier Caliper
dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk
P mikrometer sekrup dan jangka sorong, namun dalam
percobaan ini dilakukan sebanyak 10kali percobaan, dan
H dalam percobaan tersebut dapat diketahui bahwa percobaan
kesatu dengan kedua. Ketiga, keempat, kelima, keenam,

Y ketujuh,kedelapan, kesembilan dan kesepuluh, akan berbeda


hasil nya , walaupun dengan menggunakan alat dan bahan

S
yang sama. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan pula
bahwa setiap benda yang sama dan alat yang sama jika di
ukur dalam Vernier Caliper tidak dapat dipastikan sama
I hasilnya, maka dari itu diperlukan ketelitian dalam
pengukurannya.
C
S
Lampiran

P
H
Y
S
I
C
S
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai