Oleh karena batas maksimum kredit pajak luar negeri sebesar Rp.
250.000.000 lebih besar dari jumlah pajak luar negeri yang terutang atau
dibayarkan di luar negeri yaitu sebesar Rp. 200.000.000, maka jumlah
kredit pajak luar negeri yang diperkanankan adalah sebesar Rp.
200.000.000
Dalam hal penghasilan kena pajak lebih kecil dari penghasilan luar
negeri, maka diilustrasikan sbb:
Oleh karena batas maksimum kredit pajak luar negeri lebih besar dari
jumlah pajak luar negeri yang terutang atau dibayarkan di luar negeri
yaitu sebesar Rp. 200.000.000, maka jumlah kredit pajak luar negeri
yang diperkanankan adalah sebesar Rp. 200.000.000
Kredit pajak pasal 24 UU PPh menggunakan pendekatan percontry
basis. Dalam hal penghasilan luar negeri bersumber daribeberapa
negara, maka jumlah maksimum kredit pajak luar negeri dihitung untuk
masing-masing negara yang menerapkan cara perhitungan sbb:
• Untuk negara X
Rp. 1.000.000.000 X Rp. 1.250.000.000 = Rp. 250.000.000
Rp. 5.000.000.000
Pajak yang terutang di luar negeri adalah Rp. 400.000.000 lebih besar
dari batas maksumum kredit pajak yang dapat dikreditkan, maka
jumlah kredit yang diperkenankan hanya Rp. 250.000.000
• Untuk negara Y
Rp. 2.000.000.000 X Rp. 1.250.000.000 = Rp. 500.000.000
Rp. 5.000.000.000
Pajak yang terutang di luar negeri adalah Rp. 600.000.000 lebih besar
dari batas maksumum kredit pajak yang dapat dikreditkan, maka
jumlah kredit yang diperkenankan hanya Rp. 500.000.000
Dalam hal jumlah pajak penghasilan yang dibayar di luar
negeri melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan,
maka kelebihan tersebut: