Anda di halaman 1dari 33

PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BARANG

Oleh :
Ellyn Eka Wahyu, S. Sos., M. AB.
PENGERTIAN
 Pemeriksaan barang adalah
a. Pemeriksaan kesesuaian kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi
dibandingkan dengan spesifikasi barang dalam kontrak.
b. Menerima dan menyimpan barang yang sudah sesuai ke gudang.
 Pengujian barang adalah proses pemastian kualitas sampel produk
terhadap suatu persyaratan standar tertentu.
TUJUAN PEMERIKSAAN BARANG
Memastikan bahwa barang diterima adalah barang yang sudah sesuai
dengan spesifikasi pada kontrak/Kerangka Acuan Kerja dengan
penyedia barang, agar pelaksanaan pengadaan barang terutama
pemeriksaan barang dilakukan secara lebih efisien, terbuka, transparan
dan akuntabel.
RUANG LINGKUP
Pemeriksaan Barang :
a. Penyedia barang.
Mengirimkan barang dengan spesifikasi dalam kontrak
b. Bagian Administrasi Umum.
Membuat Daftar Penerimaan dan Pemeriksaan Barang.
Membuat mekanisme pemeriksaan dan penerimaan barang.
Memeriksa kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi / jaminan purna jual barang yang
telah diperiksa dan diterima, kepada bagian Gudang.
c. Bagian Gudang.
Mencatat dan menerima barang dari bagian Adminidtrasi Umum.
Melakukan penyimpanan barang dengan baik.
TUJUAN PENGUJIAN BARANG
Memastikan seluruh proses produksi telah dilakukan sesuai dengan SOP
(Standart Operation Procedure). Tindakan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa perusahaan hanya menghasilkan produk yang
berkualitas.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

Selisih stock antara fisik dan sistem tentunya bisa merugikan


perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal :
a. Kekurangan SDM yang membuat overload pekerjaan.
b. Sistem yang tidak mumpuni.
c. Terlambat memasukkan data baik saat restock barang, penjualan,
refund maupun stock opname ;
d. Karena pencurian.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

Cara untuk mengontrol stock barang dengan efektif :


a. Stock Opname Total secara berkala untuk tahu jumlah stock
barang dengan tepat, dengan cara :
- Menentukan tanggal dimana semua stock barang baru akan dirunut
dengan sistem agar data rapih dan akurat. Dengan SO berkala, Anda
bisa pastikan bahwa tim Anda telah menggunakan sistem dengan
benar (karena data stock fisik harusnya = data sistem). Dan pada saat
bersamaan ;
- Cek kondisi sistem (apakah ada bug atau ada proses yang kurang
tepat, ada yang perlu dikembangkan?).
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

b. Adjust Stock Quantity di Sistem, dengan cara :


- Melakukan koordinasi di semua lokasi (outlet, gudang, kantor pusat,
online sales channels) agar bisa serentak menggunakan data
termutakhir. Sehari-hari, jika ada jumlah stock yang perlu diedit, tetap
bisa dilakukan di Inventory Product dan Inventory Material oleh user-
user level tertentu.
- Memastikan bahwa data-data yang dimasukkan dalam sistem selalu
akurat. Sayangnya, memang tidak ada cara lain selain dengan biasakan
disiplin mengikuti Standard Operational Procedure (SOP) untuk setiap
bagian dari rantai operasional perusahaan yang sudah ditentukan.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

c. Menggunakan formula yang seragam untuk Product Code dan/atau


Barcode.
Ini sangat memudahkan dalam search barang (lebih cepat) karena
terstandarisasi, siapapun (karyawan lama/baru) bisa dengan mudah
mencari barang tanpa harus tahu spesifikasi produk lebih detail.
Product Code bisa mencakup kode jenis produk, kode warna, kode
supplier/produksi.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

d. Barang yang belum dimasukkan dalam sistem tidak boleh


dipindahkan lokasinya dan dijual.
Ini penting sekali untuk diingat oleh semua staff jika sudah menggunakan
sistem. Ketika barang yang belum dimasukkan ke sistem sudah terjual
atau “bergerak”, akan lebih susah bagi penanggung jawab sales atau
stock barang untuk tahu pasti jumlah barang yang ada. Jika harus rekap
bon di akhir hari atau beberapa hari (kadang sampai beberapa minggu)
kemudian, resikonya tinggi sekali untuk kesalahan data (stock tidak sama,
tipe pembayaran salah, tertunda terus). Yang akhirnya malah menambah
beban pekerjaan ketika nanti ketahuan ada data yang tidak cocok.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

e. Saat kirim dan terima barang antar lokasi, misalnya dari kantor
pusat ke outlet, pastikan jumlah barang dan jenis barang yang dikirim
sesuai dengan Surat Jalan.
Sebisa mungkin semua diperiksa kembali terutama untuk barang-
barang yang mirip packaging/warna nya. Semua barang yang dikirim
dan diterima dari satu lokasi ke lokasi berikutnya tercatat. Jika ada
kesalahan di salah satu proses ini, user pun bisa menelusuri dengan
mudah dilengkapi dengan time stamp.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, tim operasional dari


berbagai divisi akan dapat bekerja dengan lebih lancar karena sistem
yang tersedia digunakan secara tepat dan hasil akhirnya mendukung
pekerjaan masing-masing yang tentunya juga bermanfaat bagi
perusahaan secara keseluruhan. Bagian Manajemen juga dapat
memantau bagian operasional mana yang berjalan lancar, bagian mana
yang masih tersendat, bagian mana yang mengalami kebocoran.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN

a. Berikan Warna di Setiap Barang.


b. Pisahkan Stok Lama & Baru.
c. Kelompokan Barang yang Mudah Hilang, dengan cara :
Mengolongkan barang-barang apa saja yang menurut kita sangat mudah untuk
hilang ; dan memastikan bahwa barang-barang tersebut memang benar-benar
bisa mengalami kehilangan. Pada umumnya, barang-barang yang mudah hilang
adalah barang yang kecil atau mudah untuk disembunyikan. Dan barang-barang
tersebut biasanya adalah barang-barang yang jauh dari pengawasan mata
penjaga toko atau CCTV.
Menggolongkan semua barang-barang tersebut dengan benar agar tidak terjadi
keselisihan dengan barang yang lain.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN

d. Pisahkan Stok Barang Mahal.


Barang yang mahal adalah barang yang bisa dipastikan untuk mudah
hilang, apalagi jika barang itu dalam ukuran yang kecil. Kita harus bisa
berjaga-jaga agar barang tersebut tidak mengalami kehilangan. Karena
barang yang mahal adalah faktor yang menentukan kelansungan usaha,
jika memang sudah terjadi kehilangan kita harus bisa mengatasinya,
dengan mengontrol stok barang-barang tersebut setiap harinya.
e. Pisahkan Stok Barang Laku & Tidak Laku.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN

f. Lakukan dengan Sistem Acak.


Suatu produk yang selalu berganti-ganti atau mengalami sistem acak itu
harus kita masukan ke dalam stok, pergantian ini biasanya dari segi harga
atau bentuk barang itu sendiri. Biasanya barang-barang ini adalah barang
yang masuk dalam promo mereknya.
Contoh : Jika pada bulan ini harga susu senilai Rp. 30.000, dan ternyata
pada bulan selanjutnya sedang ada promo yaitu barang seharga Rp. 20.000
tapi bulan selanjutnya harga barang berubah lagi ke bulan sebelumnya. Ini
merupakan yang sangat membingungkan jika tidak ada pencatatan stok
yang benar. Karena jika salah pencatatan saja itu bukan hanya merugikan
kita tapi juga para konsumen.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN

g. Kontrol Barang Restan.


Stok barang yang bersifat barang restan, adalah barang yang sudah tidak laku
dan tidak didisplay, dan barang paling gampang dicuri. Kita harus benar-benar
mengontrol stok barang yang rentan dengan teliti karena itu akan
menghindari kita mengalami kerugian akibat barang hilang atau tidak tercatat.

Namun barang paling laku dan mahal adalah barang yang paling sering hilang,
kemudian yang secara acak dan yang restand pun sering hilang. Bila ada
barang yang hilang ditanggung sebesar 0,15% dari omzet. Kalau terus hilang
lebih dari itu berarti menjadi tanggung jawab pribadi, misalnya potong bonus
atau potong gaji.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN

h. Lakukan Kontrol Atas Barang yang Telah Terjual.


Mengontrol stok barang yang laku terjual harus bisa dilakukan setiap harinya, karena
itu adalah cara yang bisa dijadikan pembeda jika ada barang yang hilang atau tidak
tercatat. Kita harus bisa melakukan stock opname setiap harinya yaitu menyamakan
perhitungan dari catatan barang terjual dengan barang yang ada di toko. Biasanya
barang stock opname dilakukan sebulan sekali ; yaitu pada saat barang baru masuk
ke dalam toko.

Berdasarkan data Statistik, ternyata karyawan yang sudah 5 tahun keatas


kemungkinan mencuri 300% lebih banyak dari pada karyawan baru. Yang lebih
mengagetkan lagi dia mencuri bisa mencapai 500% dibanding yang karyawan baru.
Karena pencurian yang paling banyak adalah pencurian dari internal.
KONTROL TERHADAP KECURANGAN / FRAUD – TUJUAN PEMERIKSAAN

Fungsi Sistem Kendali Kecurangan, meliputi :


a. Pendeteksian.
Pendeteksian dapat dilihat dari dua hal, yaitu :
- Pengendalian yang baik.
- Sinyal kecurangan.
Kecurangan dapat dideteksi dengan penerapan sistem akuntansi yang efektif dan mengenali bentuk/variasi-variasi berbagai anomaly yang terjadi
dari praktik standar. Manajemen dan seluruh pegawai harus waspada terhadap tanda-tanda umum dari kemungkinan terjadinya kecurangan.
b. Pencegahan.
Pejabat dan pegawai mempunyai tanggungjawab untuk mencegah terjadinya segala bentuk kecurangan. Tanggungjawab tersebut harus dituangkan
dalam berbagai dokumen yang mendukung, seperti :
- Pakta integritas.
- Pedoman perilaku
- Pernyataan komitmen penerapan Sistem Kendali Kecurangan.
Perangkat yang paling efektif mengungkap kecurangan adalah tersedianya pegawai/staf yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang bahaya
kecurangan serta siap mengungkapkan perilaku korupsi.
Manajemen diharapkan menciptakan dan mempromosikan budaya kerja etis dengan menjadi panutan bagi pegawai. Oleh karena itu, manajemen
sendiri harus selalu bertindak etis dan prosedural. Manajemen juga melakukan penilaian risiko kecurangan di wilayah kerjanya dan menerapkan
pengendalian yang tepat dan memastikan bahwa pemetaan kecurangan selalu dilakukan dan staf mengetahui tanggungjawab masing-masing dalam
mencegah kecurangan.
KONTROL TERHADAP KECURANGAN / FRAUD – TUJUAN PEMERIKSAAN

c. Pelaporan.
Perusahaan atau instansi hendaknya membangun berbagai sarana pengaduan/pelaporan kecurangan serta
program perlindungan terhadap pelapor kecurangan yaitu:
- Saran penyampaian pengaduan kecurangan
- Perlindungan terhadap pelapor kecurangan
- Tindak lanjut terhadap pengaduan/laporan kecurangan

Mekanisme pengaduan yang dibangun di perusahaan atau instansi melalui alur, yaitu orang yang melakukan
pengaduan memasukkan pengaduannya ke kotak pengaduan yang telah disediakan. Pengaduan tersebut
kemudian diambil oleh tim khusus manajemen. Lalu, pengaduan tersebut dibuka secara bersama-sama dan
dimasukkan ke dalam sistem yang terkomputerisasi.

Apabila pengaduan tersebut memang terbukti benar atau kemungkinan besar bisa terjadi, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkannya ke direksi/pimpinan. Jadi, pelaksanaan pemeriksaan investigasinya atau
penelitian lebih lanjutnya dilakukan oleh pimpinan bukan oleh tim khusus yang dibentuk oleh manajemen.
KONTROL TERHADAP KECURANGAN / FRAUD – TUJUAN PEMERIKSAAN

d. Penanganan kecurangan.
Ketika diidentifikasi terjadi kecurangan, manajemen perlu melakukan
investigasi kecurangan. Investigasi kecurangan dilakukan dengan
melakukan penyelidikan dugaan kecurangan akan dilakukan sesuai
prinsip-prinsip keadilan universal yang berarti tunduk pada asas, yaitu:
- Dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah
- Memiliki hak untuk menanggapi tuduhan dan terwakili dalam setiap
proses keputusan yang resmi.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN
PEMERIKSAAN

Beberapa cara terbaik mengatasi produk cacat (Defective Goods) di Gudang


a. Pemeriksaan Sebelum Produksi.
Dalam proses produksi sebuah produk, peran seorang quality control sangatlah penting.
Sebab, mereka harus memastikan jika defective goods yang ada jumlahnya kurang dari 1%
dari total produksi. Langkah paling awal adalah dengan melakukan pemeriksaan pre-
produksi.
Maksudnya adalah bagian Quality Control harus memastikan jika bahan baku utama
pembuatan produk merupakan bahan terbaik dan terpilih. Hindari penggunaan bahan yang
kurang baik agar produksi menjadi lebih maksimal.
Selain bahan baku, pihak quality control juga wajib melakukan pengontrolan dan pengawasan
terhadap mesin-mesin yang dijadikan alat pembuatan produk. Mereka harus memastikan
semuanya berjalan baik, tidak ada kerusakan yang membuat proses produksi terganggu.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN
PEMERIKSAAN

b. Inspeksi Saat Produksi.


Ketika sedang menjalankan mesin produksi, pihak quality control harus
melakukan pemeriksaan atau inspeksi terhadap produk tersebut.
Caranya adalah dengan mengambil random sampling di setiap mesin.
Dengan begitu, mereka bisa melihat apakah ada yang tidak ‘beres’
dalam proses tersebut.
Jika ada sampling product tersebut ada kecacatan, quality control
berhak untuk sementara waktu menghentikan proses produksi
sehingga bisa dicari masalahnya apa. Setelah masalah ditemukan dan
telah selesai, proses bisa kembali dilanjutkan.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN
PEMERIKSAAN

c. Test Produk Usai Produksi.


Pada tahap ini, setiap perusahaan memiliki cara masing-masing dalam menentukan
kelayakan sebuah produk dijual kepada pelanggan. Tahapan tersebut pastinya akan
tetap menjaga kualitas agar semua produk yang dijual kepada pelanggan layak
pakai.
d. Periksa Palet di Gudang
Untuk menyimpan stok produk, tentu Anda membutuhkan palet sebagai tatakan.
Pastikan Anda memilih palet yang berkualitas baik agar mampu menahan timbunan
stok produk dengan baik. Sesuaikan bentuk palet dengan ukuran dan berat stok
yang akan disimpan. Itu akan memudahkan Anda dalam proses penyimpanan,
karena bila ukurannya jelas itu akan mengurangi resiko stok Anda bertumpukkan.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN
PEMERIKSAAN

e. Labelling.
Proses memberikan label atau labelling mungkin terlihat sangat sepele, namun
labelling sangat penting dalam proses penyimpanan. Labelling dalam penyimpanan
akan membantu kita untuk bisa membedakan cara menyimpan sesuai dengan jenis
produk tertentu. Karena beda jenis tentu perlakuan untuk penyimpanannya pun
berbeda. Hal ini juga membantu kita atau petugas di gudang untuk memperlakukan
produk kita secara hati-hati dan mengurangi tingkat kerusakan.
f. Pencahayaan.
Pencahayaan juga menjadi faktor penting dalam proses penyimpanan. Ada beberpa
produk yang harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, namun ada juga beberapa
barang yang harus terhindar dari sinar matahari. Anda harus memperhatikan produk
Anda dengan teliti agar mudah membagi penempatannya di Gudang.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

g. Penggunaan Rak Tinggi.


Bila gudang tempat bukan suatu tempat yang begitu luas, penggunaan
rak tinggi bisa menjadi solusi. Karena beberapa produk bisa menjadi
rusak apabila saling berhimpitan atau disimpan di ruangan sempit. Rak
tinggi bisa membantu untuk menyimpan stok produk lebih banyak dan
juga mengurangi resiko produk saling berhimpitan. Pastikan untuk
mengukur dulu rak yang akan dibuat dengan produk yang akan
disimpan. Penggunaan rak tinggi juga dapat membantu produk
terhindar dari injakan ataupun kemungkinan basah atau kebanjiran.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

h. Penggunaan Tempat Khusus.


Dalam mengelola stok atau penyimpanan produk harus terlebih dahulu memahami jenis produk
yang akan disimpan. Karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa produk sangat
membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Ada beberapa produk yang membutuhkan
tempat khusus untuk penyimpanan, jika produk berupa makanan atau minuman yang
mempunyai jangka waktu tertentu untuk diproduksi, tempat untuk penyimpanannya adalah
ruangan yang memiliki suhu dingin. Namun ada juga beberapa produk yang dalam
penyimpanannya harus berada ditempat yang kering dan tidak lembab. Penggunaan tempat
khusus akan sangat membantu menjaga kualitas stok produk dan terhindar dari kerusakan.

Beberapa cara diatas dalam mengelola stok produk. Pastikan kita memahami dan mengenali
betul produk yang akan kita stok guna membantu proses penyimpanan. Pengelolaan
penyimpanan yang baik juga bisa menjadi modal yang baik dalam menjalankan usaha.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

i. Menggunakan Jasa Asuransi untuk Barang yang Hendak Dikirim.


Sebelum mengirim barang, pastikan apakah barang tersebut termasuk barang yang mudah
rusak atau tidak. Jika barang dianggap mudah rusak, maka kita harus mengemasya dengan
tepat untuk mencegah kerusakan barang dalam pengiriman. Akan tetapi, jika kita tidak terlalu
yakin dengan keamanan barang akan terjaga, maka gunakanlah jasa asuransi pengiriman
barang terkait barang yang akan dikirim.

Asuransi tersebut akan memberi pelayanan untuk melindungi keamanan serta keterjagaan
barang yang hendak dikirimkan. Biasanya, tarif dari asuransi dihitung berdasarkan nilai beli
barang tersebut (biasanya tak akan lebih dari 1%).

Selain itu, pilihlah agen atau perusahaan ekspedisi yang terpercaya dalam urusan asuransi
pengiriman barang.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

j. Menunjukan Foto Barang Sebelum dan Sesudah Mengalami


Kerusakan.
Hal ini memang sering kali diluputkan oleh para pengguna jasa, yaitu
memotret barang sebelum hendak dikirimkan. Padahal, hal ini akan
sangat berguna jika kerusakan barang dalam pengiriman terjadi. Ini juga
akan sangat membantu kita dalam proses klaim rusaknya barang.

Foto atau dokumentasi yang disimpan akan menjadi bukti bahwa


barang yang kaita kirimkan masih dalam keadaan baik sewaktu berada
di tangan kita.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

k. Meninjau Kontrak dari Surat Perjanjian.


Sebelum proses pengiriman barang dilanjutkan, biasanya kita akan
diberi sejenis kontrak surat perjanjian yang ditandatangani dan
disetujui kedua belah pihak. Kita harus bisa memastikan bahwa jasa
ekspedisi yang melayani pengiriman barang Anda mengisi dengan
lengkap dan detail. Apabila terjadi kerusakan barang kiriman, kontrak
ini akan menjadi bukti untuk bisa memperkuat klaim barang yang rusak.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN

l. Mengajukan Klaim Kerusakan Barang dalam Pengiriman.


Seperti halnya mengalami hilangnya barang pengiriman, jika barang yang hendak kita kirim rusak, maka kita dapat
mengajukan klaim terkait kerusakan barang kepada perusahaan ekspedisinya secara langsung.
Dalam mengajukan klaim tersebut diharapkan untuk kita membawa bukti-bukti terkait, seperti resi pengiriman,
kontrak dan surat persetujuan, bahkan bila perlu dokumentasi keadaan serta kondisi barang sebelum dikirim.
Selain itu, pastikan sebelumnya kita telah membuat surat pengajuan klaim kerusakan barang yang ditujukan untuk
agen ekspedisinya.
Dalam beberapa kasus, ada beberapa jasa ekspedisi yang memang terkadang enggan bertanggung jawab atas
keadan yang seperti itu. namun, ada pula perusahaan ekspedisi yang memang betul-betul mementingkan
pelayanan bagi pelanggannya.
Hal ini juga berlaku bagi barang-barang elektronik, barang hilang saat pengiriman, kiriman sampai dengan kondisi
lecet, dan hal lainnya.
Yang terpenting, pilihlah agen ekspedisi yang dapat kita percayai untuk menangani barang yang hendak kita
kirimkan menuju alamat tujuan. Selain itu, pastikan kita mengemasnya dengan rapi dan tepat supaya barang
tersebut terjaga keamanannya. Dengan menggunakan agen atau perusahaan jasa pengiriman yang dapat
dipercaya, kita tidak usah mengkhawatirkan jaminan keamanan barang kiriman yang hendak kita tujukan.
KONTROL TERHADAP KETIDAK SESUAIAN / NON – CONFORMING PRODUCT
– TUJUAN PEMERIKSAAN

Ketidaksesuaian dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan yang


muncul dari standar yang sudah ditetapkan. Ketidaksesuaian ini paling
sering terjadi pada produk atau jasa baik yang berasal dari supplier
maupun dari sistem internal.
Ketidaksesuain terjadi karena tidak terpenuhinya spesifikasi dan
persyaratan yang telah ada. Persyaratan ini bisa datang dari pelanggan,
badan pengawas eksternal atau prosedur internal perusahaan sendiri.
Dalam mengidentifikasi ketidaksesuain dapat diketahui melalui keluhan
pelanggan, audit internal, audit eksternal, pemeriksaan bahan masuk
atau selama kegiatan pengujian dan inspeksi.
KONTROL TERHADAP KETIDAK SESUAIAN / NON – CONFORMING PRODUCT
– TUJUAN PEMERIKSAAN

Beberapa contoh ketidaksesuaian yang mungkin terjadi di berbagai jenis perusahaan:

a. Pengiriman barang yang tidak sesuai dari supplier baik berupa kualitas maupun
kuantitas.
Misal : barang yang dikirim lebih ataupun kurang; barang yang dikirim tidak sesuai dengan
pesanan baik dari sisi jenis (beda jenis) maupun kualitas (rusak, cacat); atau pengiriman
barang melewati waktu pengiriman yang diminta.
b. Pemberian jasa dari supplier jasa yang tidak sesuai dengan pesanan.
Misal : jasa yang diberikan tidak sesuai dengan penawaran yang diajukan atau lewat dari
waktu yang telah disepakati.
c. Kesalahan penyimpanan. Barang rusak yang disebabkan karena kesalahan dalam proses
penyimpanan di gudang (jatuh, tertiban, kadaluarsa)
KONTROL TERHADAP KETIDAK SESUAIAN / NON – CONFORMING PRODUCT
– TUJUAN PEMERIKSAAN

d. Kesalahan produksi.
Misal : barang reject yang disebabkan karena kelalaian staf produksi maupun karena kualitas
bahan yang buruk
e. Hasil pengujian yang tidak sesuai standar.
Misal : produk yang tidak lulus uji karena tidak terpenuhinya standar kualitas produk baik
yang sifatnya fisik (bentuk, warna) maupun mekanik (kekuatan, kelenturan)
f. Kesalahan saat pengiriman.
Misal : barang rusak selama proses pengiriman atau pengiriman tidak tepat waktu.
g. Kesalahan saat penjualan.
Misal : kesalahan memberi “tag” harga untuk perusahaan retail, menampilkan produk yang
sudah kawaluarsa, atau menjanjikan sesuatu yang tidak sesuai dengan barang/jasa yang
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai