Oleh :
Ellyn Eka Wahyu, S. Sos., M. AB.
PENGERTIAN
Pemeriksaan barang adalah
a. Pemeriksaan kesesuaian kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi
dibandingkan dengan spesifikasi barang dalam kontrak.
b. Menerima dan menyimpan barang yang sudah sesuai ke gudang.
Pengujian barang adalah proses pemastian kualitas sampel produk
terhadap suatu persyaratan standar tertentu.
TUJUAN PEMERIKSAAN BARANG
Memastikan bahwa barang diterima adalah barang yang sudah sesuai
dengan spesifikasi pada kontrak/Kerangka Acuan Kerja dengan
penyedia barang, agar pelaksanaan pengadaan barang terutama
pemeriksaan barang dilakukan secara lebih efisien, terbuka, transparan
dan akuntabel.
RUANG LINGKUP
Pemeriksaan Barang :
a. Penyedia barang.
Mengirimkan barang dengan spesifikasi dalam kontrak
b. Bagian Administrasi Umum.
Membuat Daftar Penerimaan dan Pemeriksaan Barang.
Membuat mekanisme pemeriksaan dan penerimaan barang.
Memeriksa kemasan, kuantitas, spesifikasi, dan garansi / jaminan purna jual barang yang
telah diperiksa dan diterima, kepada bagian Gudang.
c. Bagian Gudang.
Mencatat dan menerima barang dari bagian Adminidtrasi Umum.
Melakukan penyimpanan barang dengan baik.
TUJUAN PENGUJIAN BARANG
Memastikan seluruh proses produksi telah dilakukan sesuai dengan SOP
(Standart Operation Procedure). Tindakan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa perusahaan hanya menghasilkan produk yang
berkualitas.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN
e. Saat kirim dan terima barang antar lokasi, misalnya dari kantor
pusat ke outlet, pastikan jumlah barang dan jenis barang yang dikirim
sesuai dengan Surat Jalan.
Sebisa mungkin semua diperiksa kembali terutama untuk barang-
barang yang mirip packaging/warna nya. Semua barang yang dikirim
dan diterima dari satu lokasi ke lokasi berikutnya tercatat. Jika ada
kesalahan di salah satu proses ini, user pun bisa menelusuri dengan
mudah dilengkapi dengan time stamp.
KONTROL TERHADAP SELISIH – TUJUAN PEMERIKSAAN
Namun barang paling laku dan mahal adalah barang yang paling sering hilang,
kemudian yang secara acak dan yang restand pun sering hilang. Bila ada
barang yang hilang ditanggung sebesar 0,15% dari omzet. Kalau terus hilang
lebih dari itu berarti menjadi tanggung jawab pribadi, misalnya potong bonus
atau potong gaji.
KONTROL TERHADAP KEHILANGAN – TUJUAN PEMERIKSAAN
c. Pelaporan.
Perusahaan atau instansi hendaknya membangun berbagai sarana pengaduan/pelaporan kecurangan serta
program perlindungan terhadap pelapor kecurangan yaitu:
- Saran penyampaian pengaduan kecurangan
- Perlindungan terhadap pelapor kecurangan
- Tindak lanjut terhadap pengaduan/laporan kecurangan
Mekanisme pengaduan yang dibangun di perusahaan atau instansi melalui alur, yaitu orang yang melakukan
pengaduan memasukkan pengaduannya ke kotak pengaduan yang telah disediakan. Pengaduan tersebut
kemudian diambil oleh tim khusus manajemen. Lalu, pengaduan tersebut dibuka secara bersama-sama dan
dimasukkan ke dalam sistem yang terkomputerisasi.
Apabila pengaduan tersebut memang terbukti benar atau kemungkinan besar bisa terjadi, maka langkah
selanjutnya adalah melaporkannya ke direksi/pimpinan. Jadi, pelaksanaan pemeriksaan investigasinya atau
penelitian lebih lanjutnya dilakukan oleh pimpinan bukan oleh tim khusus yang dibentuk oleh manajemen.
KONTROL TERHADAP KECURANGAN / FRAUD – TUJUAN PEMERIKSAAN
d. Penanganan kecurangan.
Ketika diidentifikasi terjadi kecurangan, manajemen perlu melakukan
investigasi kecurangan. Investigasi kecurangan dilakukan dengan
melakukan penyelidikan dugaan kecurangan akan dilakukan sesuai
prinsip-prinsip keadilan universal yang berarti tunduk pada asas, yaitu:
- Dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah
- Memiliki hak untuk menanggapi tuduhan dan terwakili dalam setiap
proses keputusan yang resmi.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN
PEMERIKSAAN
e. Labelling.
Proses memberikan label atau labelling mungkin terlihat sangat sepele, namun
labelling sangat penting dalam proses penyimpanan. Labelling dalam penyimpanan
akan membantu kita untuk bisa membedakan cara menyimpan sesuai dengan jenis
produk tertentu. Karena beda jenis tentu perlakuan untuk penyimpanannya pun
berbeda. Hal ini juga membantu kita atau petugas di gudang untuk memperlakukan
produk kita secara hati-hati dan mengurangi tingkat kerusakan.
f. Pencahayaan.
Pencahayaan juga menjadi faktor penting dalam proses penyimpanan. Ada beberpa
produk yang harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, namun ada juga beberapa
barang yang harus terhindar dari sinar matahari. Anda harus memperhatikan produk
Anda dengan teliti agar mudah membagi penempatannya di Gudang.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN
Beberapa cara diatas dalam mengelola stok produk. Pastikan kita memahami dan mengenali
betul produk yang akan kita stok guna membantu proses penyimpanan. Pengelolaan
penyimpanan yang baik juga bisa menjadi modal yang baik dalam menjalankan usaha.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN
Asuransi tersebut akan memberi pelayanan untuk melindungi keamanan serta keterjagaan
barang yang hendak dikirimkan. Biasanya, tarif dari asuransi dihitung berdasarkan nilai beli
barang tersebut (biasanya tak akan lebih dari 1%).
Selain itu, pilihlah agen atau perusahaan ekspedisi yang terpercaya dalam urusan asuransi
pengiriman barang.
KONTROL TERHADAP KERUSAKAN / DEFECTIVE GOODS – TUJUAN PEMERIKSAAN
a. Pengiriman barang yang tidak sesuai dari supplier baik berupa kualitas maupun
kuantitas.
Misal : barang yang dikirim lebih ataupun kurang; barang yang dikirim tidak sesuai dengan
pesanan baik dari sisi jenis (beda jenis) maupun kualitas (rusak, cacat); atau pengiriman
barang melewati waktu pengiriman yang diminta.
b. Pemberian jasa dari supplier jasa yang tidak sesuai dengan pesanan.
Misal : jasa yang diberikan tidak sesuai dengan penawaran yang diajukan atau lewat dari
waktu yang telah disepakati.
c. Kesalahan penyimpanan. Barang rusak yang disebabkan karena kesalahan dalam proses
penyimpanan di gudang (jatuh, tertiban, kadaluarsa)
KONTROL TERHADAP KETIDAK SESUAIAN / NON – CONFORMING PRODUCT
– TUJUAN PEMERIKSAAN
d. Kesalahan produksi.
Misal : barang reject yang disebabkan karena kelalaian staf produksi maupun karena kualitas
bahan yang buruk
e. Hasil pengujian yang tidak sesuai standar.
Misal : produk yang tidak lulus uji karena tidak terpenuhinya standar kualitas produk baik
yang sifatnya fisik (bentuk, warna) maupun mekanik (kekuatan, kelenturan)
f. Kesalahan saat pengiriman.
Misal : barang rusak selama proses pengiriman atau pengiriman tidak tepat waktu.
g. Kesalahan saat penjualan.
Misal : kesalahan memberi “tag” harga untuk perusahaan retail, menampilkan produk yang
sudah kawaluarsa, atau menjanjikan sesuatu yang tidak sesuai dengan barang/jasa yang
diberikan.