Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM

PENYEDERHANAAN RPP & RPPKKh

BIDANG GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
Disampaikan Oleh:

TIM PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN KHUSUS


SHARING TENTANG RPP
1. Apa manfaat RPP?
2. Apakah RPP yang disusun Bapak/Ibu sederhana?
3. Pernahkah Bapak/Ibu menyusun RPP yang tidak sederhana?
4. Dapatkah Bapak/Ibu menjelaskan perbedaan RPP sederhana dan tidak sederhana?
5. Mengapa RPP disederhanakan?
6. Bagaimana cara menyederhanakan RPP?
7. Apakah Bapak/Ibu tahu dasar hukum penyederhanaan RPP?
8. Berapa komponen inti RPP yang disederhanakan?
9. Apakah RPP yang disusun Bapak/Ibu bermanfaat?
10.Berapa jumlah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu dalam setahun?
PENDAHULUAN
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
• Standar Proses
• Kriteria ( ukuran yang menjadi dasar penilaian) mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.
• Dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD)
• Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
• Untuk meningkatkan efisiensi ( penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan waktu) dan
efektivitas (penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran berorientasi pada peserta didik)

• Penulisan RPP dilakukan dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan dan kebutuhan belajar peserta
didik di kelas.

• Guru dapat menggunakan format yang sudah ada atau yang telah dibuat sebelumnya, atau bisa juga
memodifikasi format RPP yang sudah dibuat.

• Ketercapaian kompetensi lulusan, setiap satuan pendidikan harus melaksanakan


1. Perencanaan pembelajaran,
2. Pelaksanaan proses pembelajaran,
3. Penilaian proses pembelajaran
• Perencanaan Pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi.

• Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana


pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran
yang digunakan.
• Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran.

Silabus untuk Peserta Didik Berkebutuhan


Khusus disusun berdasarkan hasil asesmen
DISEDERHANAKAN

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan


pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
 RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD).
 Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
 RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan 1 kali
pertemuan atau lebih.
• Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
• Peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) adalah individu yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa. PDBK di SLB pada umumnya merupakan PDBK yang
memiliki hambatan intelektual. Istilah PDBK merupakan cara pandang
yang lebih positif terhadap keberagaman peserta didik dalam melihat
kebutuhannya. Kata “kebutuhan khusus” menjadi dasar dalam melihat apa
yang menjadi masalah dan kebutuhan peserta didik dan bukan pada label
yang menyertainya. Oleh karena itu guru hendaknya memandang setiap
PDBK memiliki karakteristik unik karena karakteristik ini berkaitan dengan
bagaimana cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan khususnya.
Pandangan ini akan menuntun guru dalam menyusun diversifikasi program
untuk mengatasi hambatan dan mengoptimalkan potensi keempat area
fungsi tersebut.
• Upaya-upaya pemberian layanan pendidikan terhadap PDBK
hendaknya berfokus pada potensi-potensi yang dapat dikembangkan
melalui pengamatan guru secara berkesinambungan dan sistematik
dalam proses identifikasi dan asesmen. Proses inilah yang
membedakan guru pada umumnya dengan guru Sekolah Luar Biasa
(SLB) karena melalui identifikasi dan asesmen diharapkan guru dapat
memberikan layanan pendidikan yang baik dan sesuai dengan kondisi
dan karakteristik PDBK.
IDENTIFIKASI
Identifikasi merupakan suatu proses di dalam menemukan dan
mengenali keberagaman peserta didik.

Prinsip identifikasi dibatasi untuk menentukan individu yang diduga


mengalami hambatan sehingga belum dapat menjawab pertanyaan
potensi apa yang dimiliki peserta didik.

Proses identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti;


observasi, wawancara, tes dan pemeriksaan dokumen sebagai alat
untuk menggali data.
ASESMEN
• Asesmen adalah suatu proses yang sistematis dan komprehensif di
dalam menggali permasalahan lebih lanjut untuk mengetahui apa
yang menjadi masalah, hambatan, keunggulan dan kebutuhan
individu.
• Hasil asesmen digunakan untuk memberikan layanan pendidikan yang
dibutuhkan dengan berdasarkan modalitas (potensi) yang dimiliki
individu yang diperlukan dalam menyusun program pembelajaran.
• Dilihat dari kontennya asesmen didasarkan kepada hambatan dan
potensi yang dimiliki peserta didik.
• Dilihat dari tujuannya  untuk melihat kebutuhan khusus peserta
didik dalam rangka penyusunan program pembelajaran sehingga
dapat memberikan intervensi pembelajaran secara tepat.

• Jika mengacu pada fungsi area yang dikemukakan oleh Smith, maka
aspek yang diases, meliputi fungsi area belajar (learning), Sosial emosi
(socio-emotional), komunikasi (communication), dan neuromotor.
• Identifikasi dan asesmen peserta didik berkebutuhan khusus
merupakan dua rangkaian yang tidak terpisah. Identifikasi dan
asesmen merupakan proses terstruktur untuk menemukan dan
memahami kebutuhan khusus peserta didiK.
• Peserta didik diidentifikasi melalui observasi dan wawancara. Guru
kelas, orangtua dan orang terdekat peserta didik dapat dilibatkan
dalam proses ini.
• Peserta didik tertentu yang secara signifikan menunjukan adanya
permasalahan dirujuk kepada ahli yang relevan sesuai dengan
kebutuhan.
TAHAP I TAHAP II

Menemukan Menggali
NONAKADEMIK
dan Mengenali hambatan
PDBK yang berkaitan
Tunanetra, dengan Fungsi
IDENTIFIKASI Tunarungu, Belajar, Sosial ASESMEN
Tunagrahita, Emosi
Tunadaksa, Komunikasi,
dan dan
Autis Neuromotor AKADEMIK
   
 
WILAYANTIFIKASI WILAYAH ASESMEN
• Asesmen dilakukan kepada peserta didik yang telah dirujuk sesuai
kebutuhan. Asesmen dapat diberikan dalam bentuk tes dan non tes
dengan prosedur formal dan informal. Asesmen formal dilakukan oleh
profesional dan asesmen informal oleh guru. Hasilnya digunakan
untuk menetapkan program pembelajaran individual (PPI).
• Tim ahli memutuskan tentang pelayanan yang akan diberikan kepada
peserta didik sesuai dengan hasil asesmen. Program pendidikan yang
diindividualkan meliputi: tujuan tahunan, sasaran jangka pendek,
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, serta
tanggung jawab masing-masing yang terlibat
• Rancangan program disusun berdasarkan keputusan yang telah
ditetapkan. Rancangan program ini dapat berupa program untuk
meningkatkan kemampuan akademik maupun program kebutuhan khusus
untuk mereduksi hambatan yang diakibatkan oleh kekhususan PDBK
• Pelaksanaan program dilakukankan sesuai dengan PPI yang dihasilkan/
ditetapkan oleh tim ahli atau oleh guru. PPI yang menjadi dasar dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga
memungkinkan RPP yang dibuat oleh guru mengisyaratkan adanya
kelompok kemampuan PDBK yang berbeda.
• Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan belajar peserta didik.
Ada garis balikan dan hasil evaluasi, untuk melihat kembali rancangan
program yang disusun dan dilaksanakan. Siklus ini akan terus berjalan
sehingga dicapai rancangan program yang benarbenar tepat dan sesuai
dengan kebutuhan khusus peserta didik.
• Peninjauan atas hasil yang dicapai dari program yang telah
dilaksanakan penting dilakukan. Apapun hasil yang dicapai harus
dikembalikan pada asesmen awal. Jika diperlukan dapat dilakukan
asesmen ulang, merancang ulang program dan implementasi ulang
• PDBK yang ada di SLB pada umumnya sudah teridentifikasi
kekhususannya. Artinya guru mengetahui dan meyakini bahwa
peserta didiknya adalah tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, atau autis. Namun guru belum mengidentifikasi keempat
fungsi areanya; apakah PDBK tersebut juga memiliki hambatan dalam
belajar, sosial emosi, komunikasi, dan neuromotornya.
SILABUS

PROGRAM TAHUNAN

BERDASARKAN
HASIL
ASESMEN
PROGRAM SEMESTER

RPP DAN RPPKKh


Pernahkah Bapak/Ibu
membaca SE
Mendikbud ini?
Penyusunan RPP dilaksanakan dengan prinsip efisien,
efektif, dan berorientasi pada murid (peserta didik).
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk kepada
kurikulum dan kebutuhan belajar peserta didik,
kegiatan pembelajaran dan asesmen atau penilaian
dalam RPP ditulis secara efisien. SLB, Kelompok Kerja
Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan individu guru secara bebas dapat memilih,
membuat, menggunakan, dan mengembangkan format
RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya
keberhasilan belajar peserta didik.
Sehubungan hal tersebut maka dalam sistematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat
komponen nilai-nilai karakter yang perlu
dikembangkan/dikuatkan. Memperhatikan Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Nomor
14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran maka Sistematika RPP
Mata Pelajaran bagi peserta didik berkebutuhan
khusus yang kemampuan peserta didiknya
hetorogen dalam satu kelas sebagai berikut.
RPP MATA PELAJARAN (PDBK HETOROGEN)
 
Nama Peserta Didik : ………………………………………………………...
Nama Sekolah : ………………………………………………………...
Satuan Pendidikan : ………………………………………………………...
Jenis Kekhususan : ………………………………………………………...
Mata Pelajaran : ………………………………………………………...
Kelas/Semester : ………………………………………………………...
Alokasi Waktu : ………………………………………………………...
Kondisi Awal : ………………………….. (atau dilampirkan)
KD dan IPK : ………………………………………………………...
 
A.Tujuan Pembelajaran: ………………………………………………………...
B.Kegiatan Pembelajaran: ………………………………………………………
1.Pendahuluan : ………………………………………………………..
2.Kegiatan Inti : ………………………………………………………..
3.Kegiatan Penutup; …………………………………………………………
C.Penilaian Hasil Belajar:………………………………………………………..
 
Kepala Sekolah, Guru Kelas/Mata Pelajaran
 
__________________________ ___________________________
NIP. NIP.
 
RPP MATA PELAJARAN (PDBK HOMOGEN)
 
Nama Sekolah : ………………………………………………………...
Satuan Pendidikan : ………………………………………………………...
Jenis Kekhususan : ………………………………………………………...
Mata Pelajaran : ………………………………………………………...
Kelas/Semester : ………………………………………………………...
Alokasi Waktu : ………………………………………………………...
KD dan IPK : ………………………………………………………...
 
A.Tujuan Pembelajaran: ………………………………………………………...
B.Kegiatan Pembelajaran: ………………………………………………………
1.Pendahuluan : ………………………………………………………..
2.Kegiatan Inti : ………………………………………………………..
3.Kegiatan Penutup; …………………………………………………………
C.Penilaian Hasil Belajar:………………………………………………………..
 
Kepala Sekolah, Guru Kelas/Mata Pelajaran
 
__________________________ ___________________________
NIP. NIP.
 
RPP TEMATIK (PDBK HOMOGIN)
Nama Sekolah : ………………………………………………………...
Satuan Pendidikan : ………………………………………………………...
Jenis Kekhususan : ………………………………………………………...
Tema/Sub Tema : ………………………………………………………...
Pembelajaran ke- : ………………………………………………………...
Kelas/Semester : ………………………………………………………...
Alokasi Waktu : ………………………………………………………...
KD dan IPK : ………………………………………………………...
 
A.Tujuan Pembelajaran : ………………………………………………………
B. Kegiatan Pembelajaran : ………………………………………………………
1. Pendahuluan : ………………………………………………………
2. Kegiatan Inti : ………………………………………………………
3. Kegiatan Penutup : ………………………………………………………
C. Penilaian Hasil Belajar :……………………………………………………….
 
Kepala Sekolah, Guru Kelas/Mata Pelajaran
 
 
__________________________ ___________________________
NIP. NIP.
MODEL PEMBELAJARAN
No Model Pembelajaran Karakteristik Komponen Sintak Keterangan
1 Discovery/Inquiry Learning Peserta didik secara aktif Simulasi dan identifikasi masalah Pada dasarnya model
menemukan ide dan Mengumpulkan informasi pembelajaran yang
mendapatkan makna Pengolahan informasi digunakan sama dengan
  Verifikasi hasil peserta didik pada umumnya
Generalisasi hanya bagi PDBK perlu
2 Pembelajaran Berbasis Masalah Peserta didik secara aktif Identifikasi dan merumuskan disesuaikan dengan
(Problem Based Learning) memecahkan masalah masalah hambatan atau kekhususan
kontekstual Menyusun rancangan penyelesaian yang dialaminya sehingga
  masalah perlu ada adaptasi, misalnya
Mengumpulkan informasi dalam menjelaskan langkah-
Mengolah informasi langkah atau sintak model
Menyelesaikan masalah pembelajaran lebih
3 Pembelajaran Berbasis Proyek Peserta didik secara aktif Identifikasi dan merumuskan proyek disederhakan, lebih fokus,
(Project Based Learning) menyelesaikan suatu project, Menyusun rancangan penyelesaian dan lebih perhatian agar
  penyelesaian memerlukan proyek PDBK dapat memahami dan
waktu penyelesaian relatif Mengumpulkan informasi mengikuti tugas-tugas yang
lama Pengolahan informasi diperolehnya. Bagi PDBK
Menyusun laporan tertentu bisa dibantu tutor
4 Cooperatif Learning Kerjasama tim dalam Menyampaikan tujuan yaitu temannya yang lebih
  melaksanakan pembelajaran Menyajikan informasi unggul dan perhatian hal ini
  Membentuk kelompok untuk lebih memahamkan
Bekerja dalam kelompok berbagai tugas atau hal-hal
Presentasi hasil kerja kelompok yang harus dikerjakan PDBK
Menerima umpan balik
PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS
• Program kebutuhan khusus merupakan bentuk layanan yang
diberikan kepada PDBK untuk mereduksi hambatan yang diakibatkan
oleh kekhususannya sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.
• Telah disediakan Pedoman Program Kebutuhan Khusus sehingga guru
tidak perlu menyusun silabus.
• Guru menyusun Program Tahunan, Program Semester dan Rencana
Pelaksanaan Program Kebutuhan Khusus (RPPKKh)

KOMPONEN INTI DISAMAKAN DENGAN RPP


TUGAS
• Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok.
• Tiap kelompok sebanyak-banyaknya 5 (lima) peserta
• Susunlah RPP sederhana (bisa satu halaman atau dua halaman dan
bisa juga lebih)
• Selamat bertugas
• Presentasikan hasil diskusi kelompok!

Anda mungkin juga menyukai