ANGGOTA KELOMPOK 3: ● CARISSA PUTRI ANDINI (21017096) ● NOFRILIA PUTRI (21017108) ● HESTI WULANDARI (21017099) ● FAUZIAH PUTRI (21017009) Sejarah Teori Sosiologi Sastra - Sudah ada sejak zaman Yunani Klasik, di abad kelima hingga keempat SM. - Munculnya dari prespektif yang hadir dan kerisauan studi sastra structural yang terpaku pada objek karya. - Plato dan Aristoteles yang membahas tentang sastra namun masih fokus pada puisi. - Awalnya Plato menganggap karya sebagai mimesis atau tiruan dari dunia ide yang dianggap menjauhkan manusia dari kehidupan. Namun Aritoteles menolak anggapan itu dan ia menganggap karya atau sastra bukan hanya meniru kenyataan yang ada, tetapi juga mengkreasikan dunia mengenai mimesis sebagai pondasi estetika dan seni. - Dalam kesustraan Indonesia, sosiologi satra bermula pada awal 1970-an - Sosiologi sastra ini hadir karena adanya presfektif “kejenuhan” dari kajian struktural yang menekankan pada otonom karya semata. - Merupakan ilmu yang memperhatikan aspek kemanusian dengan fakta estetis yang bisa menumbuhkan era baru dalam penelitian, kritik, maupun kajian presfektif sosial dari berbagai sudut pandang manapun. Perkembangan Teori Sosiologi Sastra 1. Teori Mimesis dan Kreasi: Plato dan Terbagi menjadi 5: • Aristoteles Kata mimesis dalam Bahasa Yunani adalah 1. Teori Mimesis dan Kreasi: Plato dan tiruan. Teori ini sebagai pelopor teori sosial Aristoteles sastra 2. Hubungan antara Satra dengan Lingkungan • Menurut Plato Mimesis atau sarana artistik Sosial, Iklim, Geografi, dan Lembaga Sosial: tidak mungkin langsung mengacu ke nilai-nilai Johan Gottfriend vin Herder dan Madame de ideal, karena seni pisah dari tataran yang ada Stael karena yang sungguh-sungguh oleh derajat 3. Asal-usul (Genetik) Karya Satra: Hippolyte dunia kenyataan adalah fenomenal. Yang nyata Taine dan Lucien Goldmann secara mutlak hanya yang baik, dan derajat 4. Sastra dan Marxisme: Karl Marx, Frederick kenyataan semesta tergantung pada derajat Engels, Georgi Plekanov, Georg Lukacs kedekatannya terhadap yang abadi. • Namun menurut Aristoteles dirumuskan 5. Sosiologi Pengarang, Sosiologi Karya Sastra, dengan teori kreasi. Artitoteles memandang dan Sosiologi Pembaca dan Pengaruh Sosial mimesis yang dilakukan seniman tidak berarti Karya Sastra: Rene Wellek dan Austin sematamata menjiplak kenyataan, melainkan Warren, dan Ian Watt sebuah proses kreatif 2. Hubungan antara Satra dengan 3. Asal-usul (Genetik) Karya Satra: Lingkungan Sosial, Iklim, Geografi, dan Hippolyte Taine dan Lucien Goldmann Lembaga Sosial: Johan Gottfriend vin • Taine, seorang filsuf, sejarawan, politisi dan Herder dan Madame de Stael kritikus sastra Perancis yang dianggap sebagai • Menurut Harder faktor lingkungan sosial dan peletak dasar mazhab genetik dalam kritik geografis yang berhubungan dengan karya sastra sastra. adalah iklim, lanskap, ras, adat istiadat dan kondisi • Menurut Taine sastra bukanlah sekedar politik. Harder juga menggunakan ini untuk permainan imajinasi yang sifatnya pribadi menganalisis sastra. pendapat ini juga dikemukan namun juga rekaman tata cara zamannya, suatu oleh Madame de Stael dengan bukunya berjudul De perwujudan macam pikiran tertentu. la Littérature dans ses Rapports avec les • Goldmann merupakan seorang kritikus Perancis Institutions Sociales. yang dikenalnya dengan pendekatan • Stael juga menyatakan bahwa sifat bangsa juga strukturalisme genetik. sangat penting peranannya dalam perkembangan • Menurut goldman dalam pandangan dunia sastra. karena ditunjukannya dengan keberadaan, adalah rumusan dari gagasan-gagasan, aspirasi- ciri-ciri, dan perkembangan sastra yang tidak bisa aspirasi, dan perasaanperasaan yang dilepaskan dari pencipta subjek dan masyarakat menghubungkan secara bersama-sama anggota pembaca, yang dibentuk dengan kondisi alam dan suatu kelompok sosial tertentu dan yang lingkungan sosial budanya. membedakannya (mempertentangkannya) dengan kelompok sosial lain. 4. Sastra dan Marxisme: Karl Marx, • Namun pendapat Engels berbeda, myang Frederick Engels, Georgi Plekanov, Georg menganggap sastra adalah cermin pemantul Lukacs proses sosial, tetapi hubungan isi sastra (dan • Marxisme adalah aliran pemikiran yang filsafat) lebih kaya dan samar-samar dikembangkan oleh Karl Marx dan Frederick dibandingkan denga nisi politik dan ekonomi. Engels. Menurut keduanya produksi ide, konsep Tapi tetap saja menurutnya tendensi politik dan kesadaran pertama kalinya tidak bisa penulis dalam sastra harus disajikan secara dipisah dengan hubungan material tersirat. Dan apa yan dikemukan ole Engels juga antarmanusia, Bahasa kehidupan dunia nyata. sejalan dengan pandangan Plekanov (seorang • Menurut marx menganggap sastra, pendiri partao emansipasi buruh dirusia) sebagaimana politik, ideologi, dan agama adalah • Lucaks juga memandang sastra terikat pada kelas, wilayah superstruktur, keberadaannya bertumpu tetapi sastra besar tidak mungkin lahir dari pada basis ekonomi (infrastruktur). Sastra dominasi borjuis. Menurutnya sastra sama sekali haruslah berpijak dari realitas sosio historis. Ini bukan merupakan suatu objek kultural yang pasif, juga disetujui oleh Tolstoy yang menyatakan tetapi merupakan bagian dari perjuangan untuk bahwa doktrin seni itu untuk seni dan harus melenyapkan akibat-akibat buruk dari pembagian dihancurkan karena seni harus merupakan kerja sosial yang luas. monitor dan propaganda proses sosial 5. Sosiologi Pengarang, Sosiologi Karya • Dalam beberapa hal Ian Watt juga Sastra, dan Sosiologi Pembaca dan membedakan adanya 3 pandangan yang Pengaruh Sosial Karya Sastra: Rene berhubungan denga fungsi sosial satra, Wellek dan Austin Warren, dan Ian Watt antara lain: • Menurut Rene Wellek dan Austin Warren (1994) 1. pandangan kaum romantik yang dalam bukunya Theory of Literarure, menyatakan menganggap sastra sama derajatnya adanya tiga jenis sosiologi sastra, yaitu sosiologi dengan karya pendeta atau nabi, sehingga pembaca, pengarang, sosiologi karya sastra, dan sastra harus berfungsi sebagai pembaharu pengaruh sosiologi karya sastra. dan perombak • Ian Watt juga melakukan hal yang sama dala 2. pandangan “seni untuk seni”, yang mesainya yaitu “Litetarure an Society”. Ian melihat sastra sebagai penghibur belaka membedakannya dari antara sosiologi sastra yang 3. pandangan yang ber sifat kompromis, di mengkaji konteks sosial pengarang, sastra sebagai satu sisi sastra harus mengajarkan sesuatu cermin masyarakat, dan fungsi sosial satra. dengan cara menghibur. • Menurut Wellek dan Warren, sosiologi pengarang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain- lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra. Sosiologi karya sastra memasalahkan karya sastra itu sendiri.