PEST CONTROL Pengendalian Hama Vs HYGIEN
PEST CONTROL Pengendalian Hama Vs HYGIEN
ORGANISME PENGGANGGU !!
GMP vs Pest Control
• Lingkungan Produksi – semak belukar
tidak dirawat, banyak genangan air,
tumpukan barang bekas, bak sampah
besar terbuka, halaman kotor ?
• Bangunan & Fasilitas – Pabrik tidak
berpintu, lantai retak-retak, dinding
bercelah dan berlubang, banyak sarang
laba-laba, ventilasi tidak berpelindung,
gudang tidak berpintu rapat ?
GMP vs Pest Control
• Peralatan Produksi – tidak pernah
dilakukan pembersihan dan sanitasi,
pipa dibiarkan terbuka tanpa ditutup,
wadah peralatan tanpa tutup ?
• Supplai Air – tempat penampungan
tanpa tutup dan tidak pernah
dibersihkan ?
GMP vs Pest Control
• Fasilitas Hygiene & Sanitasi –
peralatan tidak dibersihkan dg
sempurna, peralatan pembersih
disimpan dalam kondisi kotor, jadwal
pembersihan tidak ditepati,
penggunaan bahan kimia sanitasi tidak
tepat ?
GMP vs Pest Control
• Penyimpanan / Gudang – bahan
ditumpuk diruang terbuka, pestisida
disimpan dekat dengan produk ?
• Pengelolaan Limbah – sampah meluap
banyak sisa makanan, drainase tidak
lancar, sampah tidak segera dibuang
dan sebabkan bau busuk, wadah
limbah tutupnya hilang ?
Pengendalian Hama
JENIS HAMA &
BIOEKOLOGINY
A
MASALAH
HAMA
• Tingkat bahaya, kerugian atau
gangguan yang ditimbulkan
• Tingkat populasi hama di lingkungan
pemukiman
• Tingkat toleransi pemukim terhadap
keberadaan hama di lingkungannya
PENGENDALIAN
•
HAMA
Mengetahui identitas hama sasaran
• Mengetahui sifat dan cara hidup
(bioekologi) hama sasaran
• Memilih alternatif cara
pengendalian
• Memilih pestisida
• Menentukan cara aplikasinya
BIOEKOLIGI HAMA
SASARAN
• Mengenal daur hidup (siklus hidup)
• Mengenal habitat
• Cara, waktu dan perilaku makan
• Waktu dan perilaku beristirahat
• Jarak jelajah
• Dasar untuk penyusunan strategi
pengendalian
HAMA
PEMUKIMAM
• PERIDOMESTIK
Habitat perindukannya ada di luar
bangunan permukiman (tetapi ada di
sekitar bangunan)
• DOMESTIK
habitat perindukan, sarang dan
mencari makannya di dalam bangunan
Populasi Hama
• Hama vektor penyakit
– Nyamuk: vektor kuman deman berdarah
dengue, demam chikungunya, malaria, dan
penyakit kaki gajah;
– Lalat: vektor berbagai penyakit perut;
– Kecoa: vektor penyakit herpes dan
desentri;
– Pinjal: vektor penyakit pes.
• Hama tikus
• Hama gudang bahan pangan
• Hama penggangu lainnya
RAYAP..
.• Tergolong dalam ordo Isoptera
• Keberadaannya di bumi sejak lebih dari
100 juta tahun yang lalu
• Merupakan serangga sosial yang hidup
dalam satu koloni dan terdiri dari
beberapa kasta
• Berperan sebagai pengurai dan
perusak
• Mengkonsumsi sellulosa (unsur kayu)
• Penyebaran di seluruh wilayah
Indonesia
RAYAP: Morfologi
• Ukuran tubuh sangat kecil
• Tubuh terdiri dari 3 bagian yaitu
kepala, dada dan perut
• Terdapat perbedaan antar jenis
kasta
• Bagian tubuhnya dilapisi oleh kutikula
yang mengalami penebalan
RAYAP: Morfologi
Morfologi beberapa jenis rayap :
1. Coptotermes curvignatus Holmegren
• Kepala berwarna kuning, berbentuk bulat
dan sedikit lebih panjang
• Mandibelseperti arit yang ujungnya
melngkung
• Panjang kepala 1,56 – 1,68 mm dan lebar
kepala 1,40 – 1,44 mm
• Panjang kepala + mandibel 2,46 -
2,66 mm
• Panjang badan 5,5 – 6,0 mm
• Warna abdomen putih kekuning-
kuningan
RAYAP: Morfologi
2. Macrotermes gilvus Hagen
• Mandibel ujungnya melengkung
• Antena terdiri dari 16-17 ruas
• Kasta prajurit terdiri dari 2 macam:
– Major : Warna kepala coklat kemerahan
dengan panjang kepala + mandibel 4,80 – 5,0
mm dan lebar 2,88 – 3,10 mm
– Minor : Warna kepala coklat tua dengan
lebar 1,52 – 1,71 mm, panjang kepala +
mandibel 3,07 – 3,27 mm
RAYAP: Morfologi
3. Nasutitermes javanicus Holmgren
• Kepala berwarna kuning, bulat
• Panjang kepala + nasut 1,25 mm
9tanpa nasut 0,65 mm) lebar 0,72 mm
• Mandibel tidak berkembang, tanpa
gerigi dan tidak berfungsi
• Antena terdiri dari 12-13 ruas, ruas ke
4 lebih pendek dari ruas 3, ruas 3 lebih
panjang dari ruas ke2
RAYAP: Sistem Kasta
Terbagi atas 3 kasta yaitu
• Kasta Reproduktif
• Kasta Prajurit
• Kasta Pekerja
RAYAP: Sistem Kasta
KASTA REPRODUKTIF
1. Primary reproduktive (swarmer)
– Terbentuk dari laron
– Laron terbang mencari pasangan, kawin
– Masuk ke dalam ke dalam tanah dan
terbentuklah koloni baru (raja & ratu
baru)
– Laron biasanya muncul setelah hujan
atau setelah musim penghujan
RAYAP: Sistem Kasta
KASTA REPRODUKTIF
2. Suplementery reproduktive
• Terbentuk dari neoton
• Neoten terbentuk setelah kasta
reproduktif primer mati atau tidak
dapat berproduksi
• Neoten dapat juga terbentuk karena
adanya frakmentasi koloni
RAYAP: Sistem Kasta
KASTA PRAJURIT (soldier)
• Menjaga koloni dari gangguan rayap
lain maupun dari predator (mis ;
semut)
• Komposisi dalam koloni berkisar antara
3 % - 15 % dari jumlah pekerja
RAYAP: Sistem Kasta
KASTA PEKERJA (worker)
• Memberi makan anggota koloni lainnya
• Suka mengembara dalam mencari makan
(foraging)
• Mengembara secara acak dan kontinyu
(random)
• Membersihkan sarang dan merawat
ratu
• Membangun terowongan (tunnel)
RAYAP: Siklus Hidup
RAYAP: Perilaku
• Aktifitas makan dengan cara :
– Trophallaxis
– Simbion dengan protozoa flagellata
• Aktifitas jelajah
– Random Foraging
– Melalui tunnel (liang kembara)
– Daerah jelajah C. Formosanus 100 m2 dan
C. Curvignatus mencapai 480 m2
RAYAP: Perilaku
• Aktifitas kawin
– Diawali dengan terbentuknya laron
– Mencari pasangan
– Menanggalkan sayap
– Cari sarang kemudian kawin
• Caste regulation pheromon
feromon pengaturan keseimbangan
populasi kasta
• Alarm pheromon: Feromon penanda
bahaya
RAYAP: Ekologi
• Jenis Tanah. Secara umum
menyukai tanah yanng mengandung
liat
• Curah Hujan. Curah hujan tinggi
dapat memicu keluarnya kasta
reproduktif dari sarang
• Suhu dan Kelembaban. Suhu
optimum 15 – 38 C dan kelembaban
optimum 75 – 90 %
RAYAP: Kerugian
• Merusak tanaman. Umumnya
menyerang bagian akar tanaman kelapa,
coklat, karet, kopi kelapa sawit bahkan
tanaman hias
• Merusak bangunan
– Terutama pada struktur bangunan dari kayu
– Persentase serangan rata-rata mencapai
70%
– Kerugian tahun 1995 pada bangunan
perumahan 1,65 triliun
• Merusak isi bangunan. Furniture,
buku- buku dan surat-surat berharga
lainnya
SERANGGA...
• SIKLUS HIDUP : stadium pra dewasa dan
stadium dewasa
• METAMORFOSIS : Perubahan bentuk
yang dialami mulai dari telur sampai
serangga dewasa
• METAMORFOSIS
– AMETABOLA (tidak mengalami perubahan
bentuk)
– PAUROMETABOLA (metamorfosis
sederhana)
– HOLOMETABOLA (metamorfosis
sempurna)
KECOA...
• Ukuran Tubuh 3,5 – 4 cm
• Berwarna coklat kemerahan
• Telur berada dalam kantung telur
“ooteka” yang berisi 16-50 butir
• Kecoa betina meletakkan 1 ooteka setiap
minggu. Selama masa hidupnya dapat
meletakkan 15-90 kapsul
• Ooteka diletakkan pada sudut
barang/perabotan yang gelapdan lembab
• Stadium telur = 50 – 55 hari
KECOA...
• NIMFA terdiri dari 5 – 13 instar
• Stadium Nimfa 6 bulan sampai 2 tahun
• Lama hidup kecoa dewasa dari
beberapa bulan samapai 2 tahun
KECOA: Siklus Hidup
KECOA: Perilaku
• Tergolong NOKTURNAL AKTIF
• Aktif di diang hari apabila terganggu atau
ketika populasinya sudah tinggi
• OMNIVOR
• Bersifat THIGMOTATIC yaitu istirahat di
dalam celah-celah dalam waktu yag lama
(3/4 hari)
• Kecoa jerman dewasa dapat bersembunyi
dalam retakan yang lebarnya 1,66 mm
KECOA: Perilaku
• Berkembang di dalam lingkungan yang
bnayk makanan dan terlindung (isal
kecoa jerman di habitat dapur)
• Perpindahan dengan individu hidup
atau kantung telur
• Kecoa Amerika (Periplaneta
americana) umumnya penghuni
dinding bak septik dan saluran air
limbah
KECOA: Jenis
• Kecoa Amerika (Periplaneta americana)
• Kecoa Jerman (Blatella germanica)
• Kecoa Australia (Periplaneta australasiae)
• Kecoa Coklat (Periplaneta brunnea) –
sangat mirip kecoa amerika
• Kecoa berpita coklat (Supella
longipalpa)
• Symploce sp. – mirip dengan kecoa
jerman
• Kecoa Oriental (Blatta orientalis)
KECOA: Jenis
LALAT..
.•
Mempunyai sepasang sayap, sayap
belakang tereduksi menjadi “halter”
yang berfungsi sebagai alat kemudi
• Mata majemuk, mata lalat jantan lebih
besar dan sangat berdekatan satu
sama lain
• Antena pendek (3 ruas)
• Mulut menusuk - menghisap
LALAT: Siklus Hidup
LALAT..
.• Tubuh lalat betina biasanya lebih besar
dari lalat jantan
• Larva tidak mempunyai tungkai, bagian
kepala meruncing
• Pupa berbentuk silinder dan tidak
bergerak
• Telur berukuran panjang ± 1 mm
berbentuk seperti pisang, berwarna putih
kekuningan
• Mengalami metamorfosis sempurna
LALAT..
.• Telur diletakkan dalam media yang dapat
menjadi tempat perindukan larva
• Larva makan dengan rakus
• Mengalami 4 kali molting
• Stadium larva bisa beberapa hari atau
minggu tergantung suhu, kualitas
makanan dan jenis lalat
• Stadium pupa bisa beberapa hari atau
minggu atau bulan
LALAT: Perilaku
• Larva berkembang terbatas di media
tempat makan (Kompos, sampah untuk
lalat rumah)
• Lalat dewasa aktif bergerak
• Daya jelajahnya umumnya ±50 m dari
tempat perindukannya. Dalam keadaan
terpaksa bisa terbang beberapa kilometer
• Ketinggian terbang lalat dewasa pada
waktu makan sampai dengan 90 cm
LALAT: Perilaku
• Yang mempengaruhi daya jelajah lalat :
ketersediaan makanan, kelembaban dan
adanya tempat bertelur yang aman,
kecepatan angin, bau/aroma, serta
cahaya
• Habitat lalat pra dewasa pada tempat
yang cukup banyak bahan organik yang
sedang mengalami proses pembusukan
seperti sampah organik dan basah
LALAT: Perilaku
• Lalat dewasa juga menyukai sampah
organik hanya daya jelajahnya yang
luas sehingga dapat memasuki rumah
atau tempat manusia beraktifitas
• Populsi meningkat tergantung musim
dan kondisi iklim, dan tersedianya
tempat berkembang biak yang cocok
LALAT: Jenis
• Lalat rumah (Musca domestica)
• Lalat kandang (Stomoxys calcitrans)
• Lalat daging (Sarcophaga spp.)
• Lalat buah (Drosophila spp.)
• Lalat rumah (Musca sorbens)
• Lalat rumah kecil (Fannia canicularis)
NYAMUK..
.• Pengganggu kenyamanan dan kesehatan
manusia
• Sangat adaptif tinggal bersama manusia
• Penghisap darah dan sebagai vektor :
Anopheles,Culex, Aedes, Mansonia,
Armigeres, haemagogus, Sabethes,
Culiceta dan Psorophora
• Culex quinqefasciatus dan Aedes aegypti
bersifat kosmopolit
NYAMUK..
.• Nyamuk dewasa berukuran panjang 3-6
mm, langsing, tungkai panjang, sayap
sempit
• Kepala agak membulat, hampir
seluruhnya diliputi oleh sepasang mata
majemuk yang hampir bersentuhan
• Nyamuk betina bagian ulutnya panjang
• Nyamuk jantan bagian antenanya
memiliki banyak bulu – plumose
• Nyamuk jantan tidak menghisap darah
tetapi madu atau cairan tumbuhan
NYAMUK: Penyakit
• Aedes aegypti dan Aedes albopictus
penular virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah dengue juga
penular penyakit demam chikungunya
• Aedes aegypti sanngat menyenangkan air
di wadah air buatan manusia yang
terdapat di dalam dan di dekat bangunan
• Aedes albopictus lebih menyenangi
wadah air yang alamiah di luar ruangan
NYAMUK: Penyakit
• Culex quinqefasciatus penular penyakit
filariasis bancropti di daerah jakarta
dan sekitarnya, juga pengganggu
kenyamanan manusia
• Menyenangi genangan air yang keruh
• Populasinya akan sangat meningkat
selama periode musim panas, dimana
saluran air limbah tersumbat dan tidak
mengalir
PSN – 3 M PLUS
• Menguras bak penampungan air
• Menutup drum dan wadah penampungan
air agar nyamuk betina dewasa tidak
dapat meletakkan telurnya
• Mengubur benda-benda penampung air
• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
dalam adah air hidroponik atau tempat
air berukuran besar
Pengendalian Hama
PERAN SSOP (HYGIENA
& SANITASI)
Sanitasi & Hygiena
• Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan
yang prima dalam tempat produksi, persiapan
penyimpanan, penyajian makanan, dan air sanitasi.
• Hal-hal tersebut merupakan aspek yang sangat
esensial
dalam setiap cara penanganan pangan.
• Program sanitasi dijalankan bukan untuk mengatasi
masalah kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan
bahan, tetapi untuk MENGHILANGKAN KONTAMINAN
dari makanan dan mesin pengolahan, serta mencegah
terjadinya kontaminasi silang.
• Program higiene dan sanitasi yang efektif merupakan
kunci untuk pengontrolan pertumbuhan mikroba pada
produk dan industri pengolahan makanan
Prinsip Dasar Sanitasi
• Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal,
yaitu membersihkan dan sanitasi.
– Membersihkan (Cleaning) yaitu
menghilangkan mikroba yang berasal dari
sisa makanan dan tanah yang mungkin
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan
mikroba
– Sanitasi (Sanitizing) merupakan langkah
menggunakan zat kimia dan atau metode
fisika untuk menghilangkan sebagian besar
mikroba yang tertinggal pada permukaan
alat dan mesin pengolah makanan
Sumber Kontaminasi
Beberapa hal yang memungkinkan untuk menjadi
sumber kontaminasi pada industri pangan adalah :
• Bahan baku mentah : Proses pembersihan dan
pencucian untuk menghilangkan tanah dan untuk
mengurangi jumlah mikroba pada bahan
mentah. Penghilangan tanah amat penting
karena tanah mengandung berbagai jenis
mikroba khususnya dalam bentuk spora
• Peralatan/mesin yang berkontak langsung
dengan makanan: Alat ini harus dibersihkan
secara berkala dan efektif dengan interval waktu
agak sering, guna menghilangkan sisa makanan
dan tanah yang memungkinkan sumber
pertumbuhan mikroba
Sumber Kontaminasi
• Peralatan unuk sterilisasi: Harus diusahakan dipelihara
agar berada di atas suhu 75 – 76C agar bakteri
thermofilik dapat dibunuh dan dihambat
pertumbuhannya.
• Air untuk pengolahan makanan: Air
yang digunakan
sebaiknya memenuhi persyaratan air minum.
• Air pendingin kaleng: Setelah proses sterilisasi berakhir,
kalengnya harus segera didinginkan dengan air pendingin
kaleng yang mengandung disinfektan dalam dosis yang
cukup. Biasanya digunakan khlorinasi air sehingga residu
khlorine 0,5 – 1,0 ppm.
• Peralatan/mesin yang menangani produk akhir (post
process handling equipment): Pembersihan peralatan ini
harus kering dan bersih untuk menjaga agar tidak terjadi
rekontaminasi.
Sanitasi - GMP
• GMP mempersyaratkan agar dilakukan
pembersihan dan sanitasi dengan frekuensi yang
memadai terhadap seluruh permukaan mesin
pengolah pangan baik yang berkontak langsung
dengan makanan maupun yang tidak. Mikroba
membutuhkan air untuk pertumbuhannya.
• Oleh karena itu persyaratan GMP : mengharuskan
setiap permukaan yang bersinggungan dengan
makanan dan berada dalam kondisi basah harus
dikeringkan dan disanitasi. Peraturan GMP juga
mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang
cukup dalam dosis yang dianggap aman.
Tahap Hygiene - Sanitasi
Prosedur untuk melaksanakan higiene dan sanitasi harus disesuaikan
dengan jenis dan tipe mesin/alat pengolah makanan. Stamdar yang
digunakan adalah :
– “Pre rinse” atau langkah awal, yaitu : menghilangkan tanah dan sisa makanan
dengan mengerok, membilas dengan air, menyedot kotoran dan sebagainya.
– Pembersihan : menghilangkan tanah dengan cara mekanis atau mencuci
dengan lebih efektif.
– Pembilasan: membilas tanah dengan pembersih seperti sabun/deterjen dari
permukaan
– Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat
bersih
– Penggunaan disinfektan : untuk membunuh mikroba.
– Pembersihan akhir : bila diperlukan untuk membilas cairan disinfektan yang
padat
– “Drain dry” atau pembilasan kering : disinfektan atau final rinse dikeringkan
dari alat-alat tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air
karena genangan air merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikroba.
Jenis Sanitizer
Sanitasi adalah langkah pemberian sanitizer dalam kimia atau perlakuan
fisik yang dapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan
pabrik. Sanitizer yang digunakan dalam Industri Pangan dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
1. Panas.
• Uap air panas (steam) mengalir dengan suhu dan waktu tertentu : 77°C selama 15
menit, atau 93°C selama 5 menit
• Untuk alat makan dan peralatan kecil (pisau dsb) 77°C selama 2 menit, dan 77°C
selama 5 menit untuk peralatan pengolahan.
• 82°C selama 20 menit untuk pengolahan pangan
2. Radiasi UV, waktu kontak harus lebih dari 2 menit, terutama
digunakan untuk sanitasi wadah pengemas dan ruangan yaitu untuk
membunuh meikroba termasuk virus 3)
3. Senyawa kimia (Disinfektan), disinfektan yang digunakan dalam
industri pangan :
• Senyawa khlorin
• Iodium dan kompleks iodium
• Senyawa amonium quartenair
• Kombinasi asam-anion
Sanitasi Kimiawi
• Meskipun panas dan sinar UV sangat efektif untuk proses sanitasi, hingga kini
industri pangan masih sangat bergantung pada disinfektan kimiawi. Disinfektan
tersebut akan membasmi sebagian besar mikroba. Yang penting wajib
dipertimbangkan bahwa spora mikroba bisa bertahan terhadap disinfektan. Jadi
permukaan yang sudah diberi disinfektan adalah tidak steril. Sesudah sanitasi,
jumlah mikroba berkurang banyak tetapi tidak steril. Steril berarti tidak ada mikroba
sama sekali (sterilized).
• Peraturan GMP mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang cukup dalam dosis
yang dianggap aman, oleh karena itu sangat penting untuk mengikuti petunjuk
penggunaan disinfektan tersebut dari pabrik pembuatnya.
• Efektifitas dari disinfektan tergantung pada :
– Jenis dan konsentrasinya
– Lama kontak
– Suhu
– pH
• Sangat tidak berguna untuk melakukan desinfeksi pada pernukaan alat yang
kotor,
karena disinfektannya akan bereaksi dengan kotoran sehingga tidak efektif.
Faktor Sanitizer
• Hidrogen peroksida (H2O2) dan ozon (O3) juga dapat
digunakan sebagai disinfektan, tetapi karena beberapa
kelemahan dalam sifat-sifatnya, maka keduanya jarang
digunakan secara umum. H2O2 khusus digunakan untuk
sterilisasi wadah pengemasan plastik, dan ozon khusus
digunakan dalam pengawetan air mineral.
• Komponen fenol merupakan disinfektan yang kuat, tetapi tidak
digunakan untuk sanitasi dalam industri pangan karena
baunya yang keras dapat memprngaruhi flavor makanan yang
diolah.
• Pemilihan jenis sanitizer yang digunakan dalam industri
pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
– Kelompok/jenis mikroba yang menjadi target
– Kondisi/sifat air yang digunakan
– Obyek/bahan yang akan disanitasi
– Sifat-sifat lain seperti stabilitas, harga dan sebagainya.
SSOP
• Sanitation Standard Operating Procedure
(SSOP) adalah prosdur tertulis yang harus
digunakan oleh pemroses pangan untuk
memenuhi kondisi dan praktek sanitasi.
• SSOP meruapakan bagian penting dari
program prasyarat untuk sistem Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP).
• Mencakup:
Cakupan SSOP
• KEAMANAN AIR. Keamanan bahan penolong (air,es) yang
berhubungan langsung dengan pangan/permukaan peralatan
yang digunakan langsung untuk pangan/digunakan pada
pembuatan es. Menggunakan air dengan standar air minum &
air tidak siap minum. Pemurnian air : penyaringan,
penghilangan padatan tersuspensi dengan koagulan,
desinfeksi,pelunakan air dengan soda lime/ ionisasi
• SANITASI. Kondisi kebersihan permukaan peralatan yang
kontak langsung dengan pangan termasuk perlengkapan
pengolahan, sarung tangan dan pakaian kerja. Berisi prosedur
pembersihan & sanitasi alat, frekuensi pembersihan dan
petugas yang bertanggung jawab
Cakupan SSOP
• KONTAMINASI SILANG. Pencegahan kontaminasi silang dari
barang yang tidak saniter terhadap produk, bahan kemasan
produk dan permukaan peralatan yang dipakai langsung untuk
pangan, termasuk perlengkapan pengolahan, sarung tangan
dan pakaian kerja dan dari bahan baku terhadap produk akhir.
• SANITASI KARYAWAN: meliputi fasilitas cuci tangan, sanitasi
tangan & toilet yg digunakan. Mencakup prosedur,
penjadwalan, petugas pembersihan & jenis
pembersihan. Pemantauan dilakukan superviser dan
didokumentasikan
Cakupan SSOP
• PENCEGAHAN PENCAMPURAN BAHAN BERACUN. Prosedur
mencegah tercampurnya bahan nonpangan ke dalam produk
pangan yang dihasilkan. Pencegahan pangan, bahan kemasan
dan permukaan peralatan yang dipakai langsung untuk pangan
terhadap pencemaran yang disebabkan oleh pelumas, bahan
bakar, pestisida, bahan pembersih, bahan penyuci hama,
kondensasi dan bahan kontaminasi kimiawi,fisik dan biologis.
• PELABELAN & PENYIMPANAN: Tata cara & jenis pelabelan
yang diterapkan pada bahan kimia yang digunakan, baik untuk
produksi maupun pembersihan, fumigasi, desinfeksi dsb
Cakupan SSOP
• KESEHATAN KARYAWAN : Pengendalian kondisi kesehatan
karyawan yang dapat mengakibatkan kontaminasi mikrobiologi
pada pangan, bahan kemasan pangan dan permukaan
peralatan yang dipakai langsung untuk pangan.Meliputi:
Ketentuan bagi karyawan yang sakit, jadwal pemeriksaan
kesehatan rutin, imunisasi & pengujian penyakit – penyakit
tertentu.
Cakupan SSOP
• PENGAWASAN BINATANG PENGGANGGU (PEST CONTROL):
Menghindarkan unit pengolahan pangan dari investasi
binatang pengganggu. Termasuk didalamnya pembasmian dan
pencegahan agar tidak timbul hama disekitar industri pangan.
Meliputi: kebersihan ruang penyimpanan, fumigasi,
pemasangan perangkap tikus di pintu masuk dsb. Secara
umum perbedaan antara GMP dan SSOP (Standard Sanitation
Operating Prosedure) adalah : GMP secara luas terfokus dan
pada aspek operasi pelaksanaan tugas dalam pabriknya sendiri
serta operasi personel. SSOP merupakan prosedur yang
digunakan oleh industri untuk membantu mencapai tujuan
atau sasaran keseluruhan yang diharapkan GMP dalam
memproduksi pangan yang bermutu tinggi aman dan tertib
Pengendalian Hama
MANFAAT & PERANAN
PEST CONTROL
Manfaat Pest Control
• Mencegah resiko bahaya (misalnya:
kerusakan produk, sampai resiko
penularang penyakit zoonosis)
• Manfaat ekonomis (misalnya: masa pakai
lebih panjang)
• Memberi rasa aman (misalnya:
keselamatan bangunan)
• Melestarikan alam (misalnya:
penggunaan kayu
berkurang)
• Memberika peluang kerja (misalnya: pest
control operator)
Pengendalian Hama
CARA PENGENDALIAN
HAMA
Tujuan Pengendalian
Aktivitas pengendalian hama ditujukan untuk:
• Menekan populasi hama vektor penyakit sehingga
menurunkan risiko penyebaran kuman penyakit tertentu yang
dibawanya;
• Menekan populasi hama tikus sehingga menurunkan risiko:
– Kerugian akibat kerusakan jaringan kabel listrik dan komunikasi
termasuk jaringan kabel komputer.
– Susut nilai inventory karena kerusakan kemasan dan produk.
– Sanitasi lingkungan
• Menekan populasi hama gudang untuk mengamankan bahan
pangan yang disimpan di dalamnya.
• Menekan populasi hama lingkungan secara umum untuk
menjaga mutu sanitasi hotel, restoran, perkantoran, dan
pemukiman.
Strategi Pengendalian
• Menghilangkan tempat
perkembangbiakan
• Menghilangkan tempat
mencari makan
• Menghilangkan tempat
berlindung
/beristirahat
• Menghilangkan tempat
bersembunyi
Strategi Pengendalian
SHELTER
EKOSISTEM HAMA
MAKANAN AIR
Strategi Pengendalian
Ikan Gupi
Pengendali lalat..
FLY BAIT STATION
Binatang Pengerat
• Cara yang paling efektif untuk
mengendalikan tikus adalah dengan cara
memutus mata rantai makanan dengan
menjauhkan dari sumber makanan
• Ini hanya dapat dilakukan dengan
manajemen hygiena standar dalam area
pabrik
• Metoda pengendalian tikus:
– Chemical control
– Physical control
– Biological control
Pengendalian Tikus
Peta Jebakan
• Peta atau gambaran skematis yang
menunjukkan alat kendali / jebakan
yang diletakkan dan dijaga
keberadaannya
• Catatan service dan pembersihan
setiap jebakan disimpan untuk setiap
jebakan
Pengendalian Burung
• Cara terbaik adalah mencegah burung
memasuki bangunan. Perlu
diperhatikan hubungan antara burung
dan lingkungannya untuk melakukan
pencegahan dan pengendalian
• Burung tertarik pada suplai makanan, air,
tumbuhan disekitar bangunan
• Racun, tembakan atau jebakan dapat
digunakan untuk mengendalikan hama
burung
Pengendalian Serangga
• Dapat dijabarkan seperti berikut:
• Burung dapat dikendalikan dengan: jaring,
pembatas, dan jebakan
• Jebakan elektrik serangga dapat digunakans
sesuai kebutuhan. Jebakan harus dipasang
minimal dalam jarak 3 m dari ruang produksi
atau pengemasan
• Setiap unit jebakan harus dicatat dan
dibersihkan sesuai dengan jadwal.
Pembersihan dapat dilakukan 1 kali per
minggu bila dalam musimnya atau per bulan
bila tidak sedang dalam musimnya
Ambang Kendali
Adalah jumlah populasi hama yang perlu
mendapatkan pengendalian dalam
rangka mencegah hama melakukan
kerusakan yang tidak bisa ditoleran
Di tempat penyimpanan, ambang kendali
seringkali bernilai 0, bahkan satu
hama yang terlihat dapat
mendatangkan bahaya dan perlu
mendapatkan pengendalian
Teknik-teknik dalam
pengendalian Hama
• Beberapa pengendalian terapan dapat
digunakan dalam pengendalian hama di
tempat penyimpanan
• Pengetahuan yang baik mengenai hama
yang akan dikendalikan dapat membantu
aplikator dalam memilih teknik terbaik
atau kombinasi teknik dalam
mengendalikan hama dengan
memperhatikan faktor ekonomi serta
dampaknya terhadap lingkungan
Pengendalian Terapan
• Ketahanan Inang (Host Resistance)
• Pengendalian Biologis
• Pengendalian Cultural
• Pengendalian Mekanis
• Pengendalian Kimia
Ketahanan Inang
• Beberapa tumbuhan menunjukkan
tingkat ketahanan yang lebih baik
dibanding yang lain, seperti kulit yang
lebih tebal atau keras sehingga
menyulitkan serangga hama untuk
menginfestasi komoditi
• Pada beberapa tanaman transgenik dapat
bersifat toksik pada serangga hama
• Menyimpan komoditi yang relatif tahan
dapat mengurangi tingkat kerusakan olh
hama
Pengendalian Biologis
• Melibatkan beberapa musuh alami
seperti parasit, predator, dan patogen
dari masing-masing spesies hama
• Kurang efektif diaplikasikan di tempat
penyimpanan
Pengendalian Cultural?
• Ditempat penyimpanan lebih kepada
manajemen tempat penyimpanan dan
pengelolaan stok
• Gudang mana yang anda pilih?
Manajemen Gudang
• Perlu diperhatikan pencahayaan,
sirkulasi udara, proofing
• Kerapihan penyimpanan
komoditi
• Kebersihan dan kerapihan alat-
alat
• Kebersihan dan kerapihan jalur-jalur
kabel
• Dilakukan perawatan secara rutin
(pengecatan, pembersihan, dsb)
Pengelolaan Stock
• Menyimpan komoditi bebas hama
• Menggunakan alas tumpukan
(menghindari kontak langsung dengan
tanah, sumber kelembaban dan serangan
hama dan debu)
• Merapikan tumpukan
• Memberi jarak dengan dinding
• Sistem fifo
• Alat transport yang good,clean & proper
sealet container
Pengendalian Mekanis
(Fisik)
• Trap, screen, barrier, pagar, jaring-
jaring, radiasi dan penggunaan alat
listrik dapat digunakan untuk
mencegah penyebaran hama ke dalam
suatu area atau perpindahan hama
dari suatu negara
• Cahay, pemanasan dan pendinginan
dapat mereduksi populasi hama
Traps
• Insect light trap (ILTs), => electric
cutting dan glue board
• Pheromone traps
• Trap yang ber-basic glue bisa dijadikan
sebagai alat monitoring
Pest Exlution
• “ PEST PROOF”
• Screening, Plastic strip, Outdoor lighting
• Sealing, caulking C&C
• Pengendalian Mekanis
– Suara Ultrasonik, suara dengan
menggunakan frekuensi tertentu
– Gelombang elektromagnetik
– Perangkap, snap trap, live trap,
fit fall trap
• Pengendalian Kimia
– Penggunaan umpan beracun
Pengendalian Kimia
dengan Menggunakan
Rodentisida
Berdasarkan cara kerja dibagi menjadi 2
1. Toksik akut (non antikoagulan) :
bekerja cepat, merusak sistem syaraf
tikus
• Resiko
– Kemungkinan untuk terjadinya kerugian
Potensi Bahaya
• Potensi bahaya pada pekerjaan
pengendalian hama, vektor,dan rayap
dapat berasaldari :
– Perlatan
– Bahan kimia (Pestisida) Paling
Utama
– Cara kerja atau tata kerja yang tidak
tepat
– Perilaku pekerja
– Lingkungan
Potensi Bahaya :
Peralatan
• Peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengendalian vektor, hama,
dan rayap mempunyai potensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan dan
cidera, seperti :
– Alat yang berat
– Bising
– Panas dari alat
– dll
Potensi Bahaya : bahan
Kimia (Pestisida)
• Bahan kiia (Pestisida) yang digunakan untuk
pembasmi, yang terdiri dari beberapa bentuk
seperti :
– Dustable Powders (PD)
– Wettable Powders(WP)
– Emulsifiable Concentrates (EC)
– Flowable Concentrates (SC)
– Hot Fogging Concentrates (HN) or FOG
formulations
– Aerosoles evaporations strips
– ULV formulations
Potensi Bahaya : Cara
Kerja
• Persiapan
– Mengaduk/mencampur pestisida
– Pemeriksaan peralatan
– Kelengkapan APD
• Penyemprotan
– Cara Penyemprotan yang salah
• Spraying
• fogging
• Pasca penyemprotan
– Pembersihan peralatan
– Pembersihan pakaian kerja dan APD
Potensi Bahaya :
Perilaku pekerja
• Beberapa perilaku petugas yag
beresiko untuk meningkatkan paparan
pestisida adalah :
– Makan
– Minum
– Mengunyah permen karet
– Tidak memakai APD yang lengkap
– Tidak memakai AOD dengan benar
Potensi Bahaya :
Lingkungan
• Lingkungan kerja terdiri dari :
– Di Dalam ruangan /gedung (indoor)
• Ruangan yang tertutup akan memicu terjadinya
konsentrasi pestisida yang tinggi di dalam ruangan dan
akan meningkatkan resiko paparan bagi petugas
maupun bagi orang lain (yang ada) di ruangan tersebut
• Perilaku petugas yang tidak sehat saat melakukan
penyemprotan akan berdampak signifikan
– Di Luar ruangan /terbuka (outdoor)
• Posisi petugas dan arah angin akan mempengaruhi
tingkat paparan pestisida
• Suhu udara yang panas akan mengganggu petugas saat
melakukan penyemprotan.disarankan agar petugas
minum secara rutin dalam jumlah yanng cukup untuk
menghindari dehidrasi
Dampak Kesehatan
• Solid organochlorine Insecticides
– Tanda-tanda dan gejala :
• Diserap pada jaringan lemak
• Gangguan sensori seperti :
– Hyperesthesia dan paresthesia,sakit kepala, hilang
konsentrasi, mual
• Hilang kesadaran
Penerapan K3 pada
Pekerjaan
Pengendalian Hama
Penerapan K3
• Untuk mencegah terjadinya dampak
kesehatan dan cidera bagi petugas
pengendali hama, maka penerapan K3
dapat dilakukan pada :
– Peralatan dan bahan
– Cara kerja yang sesuai prosedur
– Menggunakan APD
Peralatan dan Bahan
• Peralatan
– Pastikan peralatan yang digunakan sesuai dengan
metode yang akan dipakai,spraying, atau fogging
– Pastikan peralatan dalam kondisi baik dan tidak ada
bagian yang rusak atau bocor
– Pastikan semua peralatan lengkap sesuai dengan
kebutuhan termasuk peralatan untuk persiapan
(mencampur, dsb)
• Bahan
– Bahan kimia (pestisida) yag digunakan haruslah
sesuai dengan jenis hama yang akan dikendalikan
– Bacalah petunjuk penggunaan dan Material
safety
Data Sheet (MSDS) sebelum dipakai
Penggunaan APD
• APD (Alat Pelindung Diri) yang
dibutuhkan antara lain :
– Sarung Tangan
• Untuk mencegah kontak kulit
dengan bahan kimia
(pestisida)
• Gunakan sarung tangan untuk
bahan kimia
– Respirator (Masker)
• Untuk mencegah terhirupnya
bahan kimia
(pestisida)
• Gunakan respirator yang mampu menahan
partikel ukuran mikron
Penggunaan APD
• Pakaian/baju kerja
– Untuk melindungi tubuh dari kontak
dengan bahan kimia dan kondisi
lingkungan
– Gunakan pakaian yanng tahan bahan
kimia (bisa juga dengan menggunakan
“celemek”
• Sepatu
– Gunakan sepatu yang memadai untuk
menghindari kontak dengan bahan kimia
– Sebaiknya gunakan sepatu karet yang tahan
dengan bahan kimia
Pengendalian Hama
KONTRAKTOR JASA
PIHAK KE-3
Pest Management
Professional
• Untuk kebutuhan tertentu, biasanya
program pengendalian hama ini
diserahterimakan kepada pihak ke-3
sebagai Pest Management Professional
(PMP)
• PMP yang terpilih harus memenuhi
syarat-syarat internal pengendalian
hama dan secara legalitas memenuhi
syarat
Syarat Legal PMP
• Memiliki ijin sebagai perusahaan
pengendalian hama (terbaru dan dalam ruang
lingkup). Biasanya dari Dinas Kesehatan.
• Operator yang ditugaskan memiliki sertifikat
ijin penggunaan bahan pestisida (jika bahan
pestisida digunakan). Operator yg belum
bersertifikat, hanya boleh mengaplikasikan
pestisida dibawah pengawasan personil yang
bersertifikat
• Memberikan jaminan (liability insurance)
sebagai bukti jaminan ganti rugi akibat
pelaksanaan program pengendalian hama
Kontrak Layanan
Bila pest control dilakukan oleh pihak ketiga / PMP
(disubkontrakkan), maka harus tersedua KONTRAK KERJA
yang berisi minimal:
• Jenis & Lokasi Layanan (ruang lingkup pekerjaan)
• Sistem Pengendalian, termasuk peta penempatan alat
pest control
• Daftar Pestisida & Peralatan Pest Control yang
digunakan
• Lembar MSDS, label dan petunjuk pelaksanaan
pekerjaan tersedia, termasuk contoh label dan sistem
administrasinya
• Memenuhi syarat-syarat internal pengendalian hama
yang telah ditetapkan perusahaan
• Jaminan pekerjaan
• Sistem pelaporan pekerjaan
Pest Control Subcont
• Bagaimana seluruh perangkap, kotak
umpan, papan lem dan insect glue light
trap (insect zapper / penyengat serangga
/ perangkap serangga yg bersetrum /
elektrik yang dapat memercik tidak boleh
digunakan di dalam fasilitas produksi)
diberi label (termasuk inisial operator dan
tanggal pemeriksaan)
• Bagaimana melacak pengawasan alat
(misal tanggal
Sistem Pelaporan
• Mengacu ke peraturan internal
perusahaan, minimal 1 kali dalam 1
bulan
• Dokumentasi dan administrasi layanan
pengendalian hama harus terpelihara
sebagai bukti pemenuhan pelaksanaan
program pengendalian hama