Start!
Anggota Kelompok
1. Dannisya Alzura (1906404543)
2. Darisa Naurahhanan (1906347792)
3. Dilfa Safnia Putri (1906405104)
4. Hanifa Azzahra (1906404676)
5. Nur Alina Rahmadiani (1906287944)
6. Selinka Eptakyrietis H (1906287995)
Table of Contents 1
4
M
Dannisya Alzura - 1906404543
01 W
Piramida Informasi
F
M
Pengertian SIMF
a. Mampu mensintesis data dalam skala besar yang dihasilkan oleh manajemen farmasi T
yang akan meningkatkan efisiensi serta efektivitas data yang lebih cepat dan akurat.
02 W
Pentingnya SIMF
F
M
Komponen Khas
T
Sebuah model dibangun yang terdiri
dari enam kategori atau dimensi
keberhasilan; mereka terkait secara
kausal dan temporal karena
kesuksesan dipandang sebagai proses
W
dinamis alih-alih keadaan statis.
Hubungan multidimensi antara
ukuran keberhasilan IS telah diuji
secara ekstensif dalam sejumlah studi
T
IS. Berdasarkan studi ini, versi
terbaru dari model ini disajikan
F
Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-
fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011
M
Komponen Khas
Kesesuaian internal dicapai dengan
keseimbangan dinamis komponen T
organisasi termasuk strategi bisnis,
struktur organisasi, proses manajemen,
dan peran dan keterampilan. Kesesuaian
eksternal dicapai dengan merumuskan
W
strategi organisasi berdasarkan tren dan
perubahan lingkungan seperti pasar,
industri dan teknologi. Dalam
kecocokan internal dan eksternal ini
sebagai enablernya, TI diharapkan
mempengaruhi proses manajemen, T
sehingga berdampak pada kinerja
organisasi dan pada tingkat tertentu,
strateginya.
F
Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-
fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011
M
Komponen Khas
- Kesesuaian antara faktor teknologi,
manusia dan organisasi. T
- Hubungan dua arah antara dimensi
ini: Kualitas Informasi dan
Penggunaan Sistem, Kualitas
Informasi dan Kepuasan Pengguna,
Struktur dan Lingkungan Organisasi,
W
Struktur Organisasi dan Manfaat
Bersih, Lingkungan Organisasi dan
Manfaat Bersih.
- Hubungan satu arah antara dimensi
ini: Struktur dan Penggunaan Sistem. T
- Langkah-langkah evaluasi baru yang
berkaitan dengan HIS dan IS secara
umum.
F
Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-
fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011
M
Komponen Khas
F
Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-
fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011
M
Komponen Khas
● Electronic Dispensing Tool (EDT) adalah perangkat lunak desktop fasilitas kesehatan untuk
manajemen dan pelaporan farmasi terapi antiretroviral. T
● Database Nasional EDT adalah repositori pusat yang mengumpulkan semua set data EDT individu
tingkat fasilitas.
● Facility Electronic Stock Card (FESC) adalah kartu kontrol stok elektronik sederhana. Ini mencatat
data tentang pengambilan stok, pemesanan, penerimaan, pengeluaran, dan penyesuaian setiap item W
farmasi yang ditebar dan menghasilkan ringkasan laporan status stok bulanan yang dimasukkan ke
Dasbor Informasi Farmasi.
● SYSPRO adalah perangkat lunak Enterprise Resource Planning komersial berpemilik yang digunakan
untuk mengelola inventaris, pemasok, dan pemrosesan pesanan fasilitas kesehatan di toko medis pusat
dan regional. T
● Pharmaceutical Management Information Dashboard adalah aplikasi web untuk mengumpulkan dan
memvisualisasikan ART gabungan, obat-obatan dan komoditas penting lainnya, dan informasi tentang
indikator kinerja sistem farmasi dari berbagai sumber termasuk EDT dan FESC.
F
Mabirizi, D., Phulu, B., Churfo, W., Mwinga, S., Mazibuko, G., Sagwa, E., & Hafner, T. (2018). Implementing An Integrated Pharmaceutical Management Information System for
Antiretrovirals and Other Medicines: Lessons from Namibia. Global Health: Science and Practice, 6(4), 723-735.
M
Pentingnya SIMF
● Ditemukan beberapa permasalahan terkait sistem informasi manajemen farmasi seperti sistem sering
terjadi gangguan sistem, tidak sesuainya stok obat di aplikasi dengan stok di gudang, belum T
terhubungnya sistem informasi manajemen farmasi dengan bagian lain seperti rawat inap dan rawat
jalan
● Kinerja sistem informasi adalah seberapa baik sistem bekerja sesuai dengan keinginan dari
penggunaannya atau seberapa baik sistem bekerja sesuai dengan yang direncanakan W
● Apabila kinerja sistem informasi manajemen farmasi tidak bekerja dengan baik maka dapat
mengganggu dalam pencatatan dan pelaporan data sehingga informasi yang dihasilkan dan
pelayanan yang diberikan tidak bisa tepat waktu pula
● Untuk meningkatkan kinerja sistem informasi manajemen farmasi tersebut diperlukan beberapa
variabel yang berkontribusi, sehingga dari variabel yang berkontribusi tersebut dapat dilakukan T
intervensi.
● Dengan adanya sistem informasi manajemen farmasi maka distribusi obat dapat dikelola dengan baik
sehingga memudahkan dalam mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter yang kemudian akan
diberikan kepada pasien. F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Hanifa Azzahra - 1906404676
03 W
T
Menurut buku Managing Access to Medicines and Health Technologies (2012), apabila suatu
program perbekalan farmasi baru saja dimulai atau merevisi program lama yang sudah ada
sebelumnya, perencanaan dasar harus mencakup pembuatan sistem informasi yang lengkap,
diantaranya semua formulir yang diperlukan harus tersedia serta semua staf harus dilatih untuk dapat W
menggunakan formulir ini sebelum obat-obatan bergerak melalui sistem. Tanpa adanya persiapan
ini, dokumentasi farmasi dan prakiraan akan kebutuhan obat tidak dapat tercatat dengan baik. i.
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari: F
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai
Dasar Sistem Manajemen Farmasi
Formulir Catatan Laporan
Kontrak pemasok (Unit Kartu produk (Unit Laporan status triwulan dan
pengadaan) pengadaan) tahunan
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai
Dasar Sistem Manajemen Farmasi
Formulir Catatan Laporan
Permintaan/penerbitan tiket Kartu catatan stok (Toko Laporan status triwulan dan
(Toko medis/fasilitas medis/fasilitas kesehatan) tahunan
kesehatan)
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai
Dasar Sistem Manajemen Farmasi
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Langkah-langkah menyusun/merevisi SIMF
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Langkah-langkah menyusun/merevisi SIMF
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
Hal penting yang perlu diperhatikan
Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari:
https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf
M
Dilfa Safnia Putri - 1906405104
04 W
● Sistem Informasi Manajemen Farmasi atau SIMF merupakan suatu jaringan kerja
yang melakukan pengolahan data lewat suatu proses untuk mencapai suatu tujuan.
● Sistem informasi manajemen farmasi dapat mengelola distribusi obat secara lebih 2
baik sehingga lebih mudah didapat, dan kemudian diberikan pada pasien sesuai
resep dokter, sehingga diketahui stok obat yang ada sesuai dengan kebutuhan
pasien.
● SIM farmasi dapat digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan
misalnya dalam pengadaan stok obat yang dijalankan dengan bantuan perangkat 3
komputer.
● SIMF harus melalui berbagai pertimbangan agar dapat berhasil, berkelanjutan
(sustainable), dan berjalan dengan baik.
Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit 4 Model.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/10.24843/LKJITI.6.2.16704
Hal yang Harus Diperhatikan
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun atau meninjau
kembali sistem SIMF:
1. Pengguna SIMF
→ Harus mampu menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah yang dialami oleh
pengguna. Pengguna akan diikutsertakan melalui survei dan evaluasi terkait
penggunaan SIMF. Oleh sebab itu, pada penggunaan SIMF, diperlukan pelatihan dalam
mengatur evolusi sistem.
Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/10.24843/LKJITI.6.2.16704
Hal yang Harus Diperhatikan
3. Teknik mengkomputerisasi SIMF pada tingkatan yang
sesuai.
→ Beberapa poin penting yang dapat menjadi pertimbangan pada hal tersebut yaitu
ketersediaan listrik dan ruang, ketersediaan staf ahli yang mengerti tentang komputer,
ketersediaan bahan habis pakai (tinta, CD-ROM, kertas, dll), banyaknya data yang harus di
proses, dan tingkat
kesulitan dari analisis yang diperlukan.
Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/10.24843/LKJITI.6.2.16704
Hal yang Harus Diperhatikan
5. Melatih Staf Ahli
Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/10.24843/LKJITI.6.2.16704
M
Darisa Naurahhanan - 1906347792
05 W
Alur dan T
Implementasi SIMF
F
M
Alur SIMF
abc
T
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universitas Udayana: Lontar Komputer
M
Alur SIMF
abc
1. Sistem Informasi Farmasi dengan Front Office (FO)
Front Office memberikan data registrasi pasien ke Modul Farmasi agar data pasien dan T
resep yang diperoleh dapat diproses oleh sistem transaksi obat dan pasien dapat
menebus obat serta membayar tagihan di bagian kasir Front Office.
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universitas Udayana: Lontar Komputer
M
Alur SIMF
4.
abcSistem Informasi Farmasi dengan Entitas Manajemen
Manajemen akan memberikan persen laba untuk menentukan harga jual obat.
T
5. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Apoteker
Apoteker memberikan data racik obat ke sistem dan sistem akan memberikan feedback
berupa info racik obat ke apoteker untuk memudahkan apoteker dalam peracikan resep.
W
6. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Staf Farmasi
Staf Farmasi bertugas untuk memasukkan master data dan mengirimnya ke Modul
Layanan. Staf Farmasi dapat membuat Purchase Requisition (PR) atau Purchase Order (PO).
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universitas Udayana: Lontar Komputer
M
Alur SIMF
abc
8. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan yang menerima laporan berkaitan dengan seluruh proses T
manajemen inventory obat dan transaksi penjualan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universitas Udayana: Lontar Komputer
M
Implementasi SIMF
abc Pada SIRMS Apotek RS Ahmad Yani di Pekanbaru, dokter akan
memberikan resep kepada pasien. Pasien membawa resep tersebut T
ke apotek lalu apoteker akan memberikan obat serta bon atau faktur
penjualan. Berdasarkan penjualan obat ini, apoteker akan membuat
laporan penjualan dan menginformasikan stok obat ke keuangan
W
dan Direktur Rumah Sakit. Apabila apoteker merasa stoknya sudah
sedikit, maka ia akan membuat slip order pembelian obat yang akan
diserahkan ke keuangan dan Direktur Rumah Sakit untuk
divalidasi. Setelah divalidasi, apoteker akan menyerahkan
permintaan ke supplier kemudian supplier akan menyerahkan obat T
serta bon. Dari bon ini, apoteker akan membuat laporan pembelian
yang kemudian diserahkan ke keuangan dan Direktur Rumah Sakit.
Irawan, I. (2019). Sistem Informasi Manajemen Farmasi Apotek Rumah Sakit A. Yani Pekanbaru. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai: Jurnal Teknik Informatika.
M
Nur Alina Rahmadiani - 1906287944
06 W
Pengambilan Keputusan
F
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
Elemen dasar dari SIMF yang sukses adalah penggunaan data yang dihasilkan oleh sistem secara
efektif T
Menyajikan Informasi
T
Menginterpretasi Informasi
Mengambil Tindakan
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
● Data mentah “raw data” perlu diolah terlebih dahulu sebelum disajikan sebagai suatu
informasi dalam SIMF
● W
Tujuan: mengurangi sejumlah besar data menjadi jumlah yang dapat dikelola, di mana sering
kali dilakukan dengan menggunakan tabel ringkasan (summary table)
● Bentuk: agregasi data sederhana, perhitungan rata-rata, atau analisis tren dari waktu ke
waktu hingga penggunaan teknik statistik yang canggih seperti analisis varians
● Alat pengumpulan informasi: lembar penghitungan (tally sheets) yang dikembangkan T
untuk membantu pengguna mengumpulkan data dari banyak sumber dan untuk menghitung
total, hitungan, dan rata-rata.
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
● Data yang telah diproses sebelumnya akan disajikan sebagai sebuah informasi yang
umumnya dilakukan melalui penggambaran dengan menggunakan grafik-grafik untuk W
membantu menyederhanakan interpretasi
● Jenis-jenis grafik:
○ Grafik batang: perbandingan nilai untuk item yang berbeda atau untuk item yang
sama di lokasi fisik yang berbeda
○ Grafik garis: presentasi tren dari waktu ke waktu T
○ Diagram lingkaran: demonstrasi hubungan antara bagian-bagian dari keseluruhan
dan peta untuk demonstrasi distribusi geografis indikator
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
Contoh Grafik W
Penyajian Data
T
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan
1. Melakukan diskusi bersama rekan kerja mengenai laporan yang didapat untuk memberikan saran
dalam perubahan yang akan dilakukan
2. Pemberian umpan balik (feedback) dengan memberi tanggapan atas masalah yang memerlukan W
tindakan atau mengembangkan mekanisme rutin untuk menyediakan analisis data indikator kunci
dalam laporan yang diterima dari semua unit pelaporan
3. Identifikasi tindakan yang mungkin dilakukan dengan catatan tindakan tersebut tidak boleh
terbatas pada menangani masalah, tetapi berfokus pada hasil positif juga penting
4. Apabila ada masalah berdasarkan data rutin, maka konfirmasi dapat diperoleh melalui metode T
pengumpulan data alternatif, seperti survei atau kunjungan pengawasan khusus sehingga data
yang didapatkan akan lebih banyak
5. Lakukan perbaikan masalah melalui pengawasan dan pelatihan ulang
F
Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health.
Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustainable and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland:
Springer International Publishing
M
Sistem Informasi Manajemen Farmasi
Studi Kasus 1
W
F
M
Studi Kasus 1
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Overview Jurnal
● Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama merupakan rumah sakit umum kelas C yang terletak
di jalan dr. Sutomo Nomor 17 yang telah menggunakan sistem informasi manajemen T
farmasi.
● Di Instalasi farmasi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama sudah menggunakan aplikasi
sistem informasi manajemen farmasi sejak tahun 2010, dan mengalami penyempurnaan W
sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2014 dan tahun 2017.
● Pada unit instalasi farmasi mempunyai fungsi menyelenggarakan seluruh kegiatan
kefarmasian di rumah sakit yang ikut berperan dalam penyembuhan pasien dan
berorientasi pada kepentingan pasien dan masyarakat. T
● Instalasi farmasi bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengendalian obat serta
dalam pelayanan langsung kepada pasien baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Metode dan Jenis Penelitian
T
● Model HOT-fit ini adalah kerangka untuk evaluasi sistem informasi kesehatan yang
melibatkan komponen human, organization, dan technology dan kesesuaian di antara
komponen tersebut.
● Jenis penelitian menggunakan penelitian Explanatory Research, untuk menguji W
hipotesis dan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti yang meliputi
variabel human, organization, technology dan kinerja sistem informasi manajemen
farmasi.
● Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dimana mengumpulkan data sekali dalam T
satu waktu.
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Kinerja SIMF
T
● Kinerja sistem informasi manajemen farmasi sudah memenuhi indikator ketepatan
waktu penerimaan informasi, indikator kualitas informasi, tingkat kelengkapan
informasi, waktu penyediaan informasi.
● Ditunjukkan dengan nilai indeks capaian skor (IC) kinerja sistem informasi manajemen W
farmasi adalah 69,21%.
● Indeks capaian skor (IC) merupakan hasil perhitungan dari rata-rata skor variabel dibagi
skor maksimal, sehingga apabila hasil IC lebih dari 50% maka dapat dikatakan baik.
● Namun, pada indikator waktu penyediaan informasi memerlukan perhatian lebih T
dikarenakan memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya.
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Human
● Human sudah memenuhi indikator penggunaan sistem dan kepuasan pengguna, hal ini T
ditunjukkan dengan nilai IC human 56,83%.
● Namun, pada indikator kepuasan pengguna memerlukan perhatian lebih dikarenakan
memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya. W
● Pada penelitian ini kepuasan pengguna masih kurang pada fasilitas dan fitur-fitur pada
SIM yang belum sesuai kebutuhan, kurang puas atas penggunaan SIM, dan secara
keseluruhan belum sesuai dengan harapan dalam membantu sehari-hari.
● Pada fitur yang belum sesuai kebutuhan didukung dengan hasil observasi bahwa tidak T
berfungsinya fitur stok obat sehingga kurang dalam memberikan informasi stok obat
yang dibutuhkan, sehingga perlu adanya perbaikan fitur.
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Organization
T
● Organization sudah memenuhi indikator struktur organisasi dan lingkungan organisasi,
hal ini ditunjukkan nilai IC organization 57,35%. N
● amun, pada struktur organisasi memerlukan perhatian lebih dikarenakan memiliki nilai W
IC paling rendah dari indikator lainnya.
● Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen farmasi
masih kurang dalam mendukung pengambilan keputusan dalam pemesanan stok obat di
instalasi farmasi, perencanaan dan pengawasan obat dibagian farmasi, serta T
pengendalian dalam pemberhentian pemesanan obat di instalasi farmasi.
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Technology
● Technology sudah memenuhi indikator kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas T
layanan, hal ini ditunjukkan dengan nilai IC technology 60,08%.
● Namun, pada indikator kualitas layanan memerlukan perhatian lebih dikarenakan
memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya.
● Pada hasil penelitian, kualitas layanan masih kurang dalam panduan penggunaan SIM W
farmasi, kurang cepatnya respon pihak pengembang terhadap SIM farmasi, dan
kurangnya dapat mengakses SIM farmasi dari manapun.
● Pada hasil observasi juga memperkuat tidak adanya panduan penggunaan sistem
informasi manajemen farmasi dalam bentuk fisik, sehingga petugas dapat menggunakan T
sistem informasi manajemen farmasi melalui pelatihan baik yang diberikan dari
organisasi maupun diajarkan teman
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Hubungan Antar Komponen
F
Sholistiyawati, A., Mawarni, A., & Dharmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153
M
Sistem Informasi Manajemen Farmasi
Studi Kasus 2
W
F
Studi Kasus 2 1
Murnita, R., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi kinerja sistem informasi manajemen farmasi di rs roemani muhammadiyah dengan metode hot fit
model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1), 11-19.
Overview jurnal
Evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi (SIMF) di
RS Roemani harus dilakukan karena :
● Kebijakan pengoperasian sistem farmasi belum
sepenuhnya dilaksanakan
● Manajer keuangan masih sulit untuk memprediksi Hasil observasi pada kinerja SIM farmasi :
pengeluaran biaya untuk pembelian stok obat ● Aspek human :
● Informasi jumlah obat yang terekap pada sistem informasi ○ Kategori baik (75%).
farmasi tidak sama dengan jumlah obat yang ada di ○ Kategori kurang baik (55%)
gudang ● Aspek organization → kategori
● Kualitas petugas farmasi juga masih rendah. kurang baik (57,5%)
● Aspek technology → baik (55%)
Tujuan yang ingin dicapai → mengetahui kinerja sistem
informasi farmasi di RS Roemani Muhammadiyah ditinjau dari
persepsi pengguna dengan menggunakan indikator HOT Fit
Model.
Gambaran SIM Farmasi RS Roemani Muhammadiyah
● Penyebab :
○ Kurang terampilnya petugas dalam
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pengoperasian SIM
pada informasi yang dihasilkan oleh SIM farmasi ○ Kurang patuhnya petugas pada SPOnya yang
→ ada keterkaitan antara aspek manusia dan disebabkan tidak adanya pengawasan
teknologi yaitu dari keakuratan informasi yang (supervisi) oleh atasan
dihasilkan oleh sistem informasi farmasi dengan
keterampilan pegawai farmasi yang tidak dilatih
secara langsung oleh bagian SIM yang
menimbulkan kurang akuratnya informasi
yang dihasilkan sehingga petugas harus
menghitung manual jumlah obat tiap akhir bulan.
Permasalahan & Solusi
Permasalahan & Solusi
Permasalahan & Solusi
Kesimpulan
Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik karena sudah dapat memenuhi kebutuhan
dari aspek ketepatan waktu penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya,
dan dari aspek kualitas informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi
sudah memenuhi kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat
memenuhi keakuratan informasinya seperti halnya pada data jumlah obat yang
terekap pada sistem belum sama seperti data jumlah obat yang ada di gudang.
M
Sistem Informasi Manajemen Farmasi
Studi Kasus 3
W
F
M
Studi Kasus 3
abc
T
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
Tujuan Penelitian
Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu sumber daya organisasi untuk mendukung T
proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen..
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
SIMF di RSUD Kota Semarang
RSUD Kota Semarang telah mengelola sendiri sistem informasi manajemen yang berbasis
komputer untuk mendukung kegiatan operasionalnya sejak tahun 2012. T
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
Hasil Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model kesuksesan sistem informasi
DeLone dan McLean dengan cara melakukan survey menggunakan kuesioner untuk T
mendapatkan data primer yang akan digunakan untuk memperoleh hasil analisa data penelitian
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
Hasil Penelitian
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
Pembahasan
● Hasil uji regresi linier berganda menyatakan bahwa secara simultan variabel kualitas
sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan berpengaruh secara positif terhadap T
penggunaan sistem
● Nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,987 yang berarti hubungan dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat mempunyai tingkat keeratan tinggi W
● Uji determinasi (R2 ) adalah 0,974 menunjukkan bahwa kualitas sistem, kualitas
informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh 97,4% terhadap penggunaan sistem dan
sisanya 2,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model
● Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan T
terdapat hubungan signifikan antara kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas
pelayanan terhadap penggunaan sistem secara simultan atau bersama-sama
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
Kesimpulan
● Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan secara simultan memiliki
pengaruh positif terhadap penggunaan sistem di RSUD Kota Semarang. T
● Kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan sedangkan kualitas sistem dan kualitas
informasi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap penggunaan sistem.
● Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan secara simultan memiliki W
pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna di RSUD Kota Semarang.
● Kualitas sistem memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sedangkan
kualitas informasi dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
kepuasan pengguna T
F
Advistasari, Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota
Semarang. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946
M
TERIMAKASI W
H T