Anda di halaman 1dari 38

RANGKUMAN MUTASI DAN REPARASI DNA

DISUSUN OLEH :

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KELAS C

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2020
FG 6
Dannisya Alzura (1906404543)
Rizky Benedict Sitanggang (1906404386)
Alfrina Irene (1606924202)
Gabriella Putrijoys (1906404404)
Hanifa Azzahra (1906404676)
Krisastra Halim (1906404801)
Meuthia Deandri Azizah (1906404455)

MUTASI DNA
Dalam proses replikasi DNA dapat terjadi kesalahan penambahan nukleotida yang
menghasilkan kesalahan pemasangan basa (mismatch). Ketika molekul DNA mengandung
pasangan basa yang salah bereplikasi, salah satu molekul DNA yang dihasilkan
mengandung urutan nukleotida yang berbeda dengan molekul DNA induk (mutasi). Mutasi
adalah perubahan urutan basa pada DNA yang bersifat permanen dan dapat diturunkan ke
generasi berikutnya, mutasi disebabkan oleh kesalahan pada proses replikasi DNA atau
rekombinasi saat meiosis. Mutagen adalah zat atau faktor-faktor yang menyebabkan mutasi.
Dampak mutasi:
A. Mutasi pada sel gamet akan diturunkan pada generasi berikutnya
B. Mutasi pada DNA sel somatis, tidak akan diturunkan
Jenis mutasi:
A. Mutasi pada tingkat DNA sequence
 Mutasi Titik, penggantian satu nukleotida dengan nukleotida yang lain.Terdapat 2
jenis mutasi titik, yaitu:
a.Transisi, purin diganti purin (A >G) ; pirimidin diganti pirimidin (T>C)
b.Transversi, purin diganti pirimidin (A>T) ; pirimidin diganti purin (C>G)
 Insersi, penambahan satu atau lebih pasangan basa. Pada kromosom manusia akan
merubah perilaku sel , contoh sel kanker
 Delesi, penghilangan satu atau lebih pasangan basa.
 Inversi, pemotongan satu atau lebih pasangan basa dan penyisipan kembali namun
dalam posisi yang terbalik.

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April


2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
B. Mutasi pada tingkat gen
 Silent mutation, terjadi pada nukleotida ketiga dari kodon. Mutasi jenis ini tidak
memberikan perubahan fenotip karena hanya urutan basanya saja yang berubah
tetapi tidak merubah protein yang dihasilkan.
 Missense mutation, hampir sama dengan silent mutation tapi pada kasus ini yang
berubah adalah nukleotida pertama atau kedua serta sedikit sekali terjadi pada
nukleotida ketiga dari kodon. Baik genotip ataupun fenotip mengalami perubahan.
 Nonsense mutation, mutasi yang mengubah kodon yang mengkode asam amino
menjadi kodon “berhenti” (stop codon) sehingga tidak dihasilkan protein.
 Frameshift mutation, konsekuensi dari penyisipan atau penghilangan satu atau lebih
pasangan basa nitrogen yang dapat mengubah susunan kodon. Delesi menyebabkan
frameshift mutation. Frameshift mutation dapat menyebabkan terbentuknya stop
codon (UAA, UAG, UGA) yang akan menghentikan proses translasi.

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April


2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

C. Mutasi pada Tingkat Kromosom 


 Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur kromosom dan
mengubah bentuknya akibat dari contohnya, radiasi pada kromosom. 
 Delesi adalah mutasi kromosom di mana sebagian dari gen pada kromosom hilang.
Contohnya adalah Cri du chat Syndrome yang kromosom 5 nya mengalami delesi. 
 Duplikasi adalah mutasi dari sebagian kromosom mengalami penggandaan
(double). 
 Translokasi adalah perpindahan potongan kromosom menuju kromosom lain yang
non homolog. Ada dua macam translokasi yaitu translokasi resiprok dan translokasi
Robertsonian atau non resiprok. Pada translokasi resiprok, terjadi peristiwa
kromosom yang bertukar materi genetik. Sementara pada translokasi Robertsonian,
kedua lengan pendek kromosom hilang dan lengan panjangnya membentuk
kromosom baru. Contoh peristiwanya adalah Philadelphia Syndrome yang
kromosom 9 dan kromosom 22 nya saling bertukar lengan.
 Inversi adalah penyusunan kembali materi genetik kromosom tetapi terbalik dari
susunan sebelumnya dan tidak ada yang hilang dari strukturnya. 
 Katenasi adalah berfusinya kedua ujung lengan kromosom membentuk struktur
cincin. 

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April
2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
FG7

Intan Munawaroh (1906347722)


Najmah Tamam Aldzikra (1906404833)
Rizky Muhammad Akbar (1906404625)
Salwa Dinia Mufidah (1906404511)
Vania Aileen (1906347571)

MUTASI TITIK

 Point mutation adalah mutasi yang hanya melibatkan satu nukleotida dari asam
nukleat, biasanya berupa pergantian satu basa dengan yang lain, perubahan dalam
urutan basa DNA, dan termasuk pergantian, penyisipan, dan penghapusan satu atau
lebih basa dan terjadi pada 1/2 pasangan basa DNA.
 Sumber :
https://www.genome.g
ov/genetics-

glossary/Point-
Mutation

 Tipe mutasi paling sederhana adalah substitusi basa (mutasi titik)

 Prinsip: sebuah nukleotida digantikan oleh nukleotida lainnya

 Merupakan mutasi yang dihasilkan dari Pergeseran Tautomerik (perubahan pada basa-
basa nitrogen dari DNA: atom-atom H pada basa nukleotida dapat berpindah dari satu
posisi ke posisi lain dalam suatu purin atau pirimidin

 Sebagai contoh: A→ G atau A→ T

 Jadi suatu A→ G akan menyebabkan perubahan suatu pasangan AT dengan suatu


pasangan GC

 Mutasi Transisi:

 T → C atau C → T (pyrimidine → pyrimidine)


 A → G atau G → A (purine → purine)

 Mutasi Transversi:

 T → A, T → G, C → A, atau C → G (pyrimidine → purine)

 A → T, A → T, G → T, atau G → C (purine → pyrimidine)

 Perubahan pada satu basa → mengakibatkan terjadiya perubahan dalam asam amino

 Ada 3 peristiwa akibat mutasi titik (point mutation)

 Missense mutation

 Nonsense mutation

 Frameshift mutation

 Mutasi Diam (Silent mutation): asam amino tetap, tidak memiliki efek terukur pada
genom, dan basa nitrogen berubah, tidak merubah asam amino yang dikode

 Mutasi Missense (Missense mutation): mengubah kodon yang menyebabkan perubahan


asam amino. Jika sifat-sifat asam amino (polaritas, muatan, dll.) Tetap sama, maka
mutasi disebut konservatif, dalam hal ini mungkin tidak mempengaruhi fungsi protein.
Jika tidak, mutasi disebut non-konservatif, dan dapat menyebabkan hilangnya fungsi
protein dan mengakibatkan penyakit, menghasilkan asam amino yang berbeda

 Mutasi Nonsense (Nonsense mutation): menukar kodon asam amino normal dengan
kodon stop, yang menghasilkan pemotongan protein. Biasanya pemendekan ini juga
menyebabkan hilangnya fungsi protein, menghasilkan kodon stop
Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April
2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

 Mutasi Frameshift (Frameshift Mutation): terjadi pergeseran kerangka baca, yaitu ada
perubahan 3 basa nukleotida sehingga pembacaan kodon beda, maka ini adalah
Frameshift mutation (Penyisipan atau penghapusan dari satu atau lebih pasangan
nukleotida).

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April


2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
 https://www.genome.gov/genetics-glossary/Point-Mutation

 http://www2.csudh.edu/nsturm/CHEMXL153/DNAMutationRepair.htm

DIMER TIMIN AKIBAT RADIASI UV


 Contoh eror : Timin Dimer akibat UV
 • Radiasi UV menyebabkan terbentuknya dimer timin yang posisinya
berdekatan
 • Perbaikan ringan memecah dimer timin dapat mengembalikan ke kondisi
normal

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April


2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

 Video:

 https://www.youtube.com/watch?v=mky_YWAp4UA

 https://dnalc.cshl.edu/resources/3d/17-sickle-cell.html

 https://ghr.nlm.nih.gov/condition/sickle-cell-disease

 https://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/mutations_06
 https://www.genome.gov/Genetic-Disorders/Sickle-Cell-Disease

FG 8

- Abrarriani Euis K. (1906347823)


- Jihan (1909404700)
- Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra (1906404796)
- Maimunah (1906404594)
- Rulaa Azzah Amalia (1906404575)

Mutasi pada Sickle Cell Anemia


Salah satu kelainan pada hemoglobin manusia adalah Sickle-Cell Anemia atau
dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Anemia Sel Bulan Sabit. Kelainan ini
menyebabkan bentuk fisik sel darah merah yang semula lingkaran dengan cekungan di
tengah berubah menjadi berbentuk seperti bulan sabit. Bentuk fisiknya yang berubah
menyebabkan fungsionalitas sel darah merah menurun dan dapat memicu tersangkutnya sel
darah merah selama perjalanannya. Kelainan Sickle-Cell Anemia disebabkan oleh mutasi
transversi (missense mutation), yakni mutasi yang terjadi karena perubahan suatu basa
purin menjadi pirimidin atau sebaliknya. Akibatnya terjadi kesalahan pengkodean asam
amino yang menyebabkan perubahan Hemoglobin dari Hemoglobin A (HbA) menjadi
Hemoglobin S (HbS). Kesalahan terjadi pada proses translasi saat pembentukkan protein
hemoglobin.

Proses mutasi titik (transversi) terjadi pada β-globin (gennya terletak pada
kromosom 11) yang menyebabkan asam amino glutamat digantikan posisinya dengan asam
amino valin pada posisi ke-6. Karena itu, dalam hemoglobin terdapat dua α-globin sub unit
dan dua mutan beta-globin sehingga terbentuk Hemoglobin S (HbS). Perubahan terhadap
satu saja dari 146 asam amino dapat menyebabkan perbedaan sangat signifikan karena sifat
asam glutamat dan valin yang berbeda jauh. Asam amino glutamat merupakan molekul
hidrofilik yang kuat. Sedangkan asam amino valin merupakan molekul hidrofobik yang
kuat.

Hemoglobin S (HbS) akibat dari proses mutasi ini menjadi hemoglobin yang
abnormal karena posisi asam amino tempat terjadi mutasi terletak pada permukaan rantai
β-globin yang berbatasan dengan air sehingga mengurangi kelarutan molekul dan memicu
penggumpalan. Hemoglobin S (HbS) akan saling menempel lalu membentuk batang
panjang yang menyebabkan sel darah merah menjadi kaku dan berbentuk bulan sabit
sehingga fungsi hemoglobin mengangkut oksigen terganggu. Selain itu bentuk bulan sabit
yang kaku dapat menyebabkan aliran sel darah merah tidak lancar (menyangkut).
Gambar terkait Mutasi pada Sickle Cell Anemia :

Sumber : Campbell Biology (11th Revised Edition)


Sumber : https://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/mutations_06

Sumber : http://dnaofbioscience.blogspot.com/2016/05/missence-mutation.html
Sumber :

https://informatika.stei.itb.ac.id/~
rinaldi.munir/Stmik/2015-
2016/Makalah-
2016/MakalahStima-2016-
060.pdf

Video terkait Mutasi pada Sickle


Cell Anemia :

https://youtu.be/mky_YWAp4U
A

FG 9:

Catherine (1906405123)

Grace Natasya S. (1906405054)


Rona Janisa Y (1906404556)
Samuel C. (1906347741)
Syafura Az-Zahra (1906404423)

Peristiwa Mutasi Oleh Faktor Fisik dan Kimia


Mutagen adalah agen yang dapat mengubah struktur DNA dan menyebabkan Mutasi.

Ada 3 tipe Mutagen yaitu, Fisika, Kimia dan Mutagen yang terjadi secara alami.

a) Faktor fisika
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FMcYKec-Xx4

Mutasi yang disebabkan oleh mutagen fisika antara lain adalah putusnya ikatan gen-
gen atau berubahnya susunan kimia gen-gen. Agen mutagenik dari faktor fisika berupa
radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran neutron ion- ion berat, dan sinar-
sinar lain yang mempunyai daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat
radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang
mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang
menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan
membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau
bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api,
juga membentuk radiasi, tetapi tidak merusak.

Berikut ini adalah contoh-contoh mutagen fisika.

1.) Suhu tinggi, dapat mendorong terjadinya autopoliploid, misalnya pada jagung.

2.) Sinar X, umumnya digunakan pada rontgen.

3.) Sinar ultraviolet, berasal dari matahari, dapat memicu timbulnya kanker kulit.
Contoh mutagen fisika adalah sinar yang menyebabkan kanker dan menjadi sifat yang
dapat diwariskan seperti sinar ultraviolet yang menyebabkan kanker kulit

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April


2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
b). Faktor kimia

Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=FMcYKec-Xx4
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Pestisida DDT, insektisida di pertanian dan rumah tangga.

Berikut ini adalah contoh-contoh mutagen kimia.

1.) Pestisida

Pestisida seperti DDT dapat memicu munculnya karsinoma, yaitu kanker pada sel-sel epitel
yang dapat menutupi organ-organ tubuh.

2.) Asam nitrit

Asam nitrit dapat menyebabkan deaminasi oksidatif pada basa nitrogen adenin, guanin, dan
sitosin pada rantai DNA sehingga menyebabkan delesi.

3.) Agen alkilasi

Senyawa yang tergolong alkilasi adalah gas mustard atau dimetil sulfat. Senyawa ini akan
memberikan gugus alkilnya yang dapat bereaksi dengan gugus fosfat. Akibatnya, proses
replikasi DNA bisa terganggu.

4.) Akridin

Senyawa ini dapat menyebabkan pita DNA kaku dan patah.

5.) Digitonin dan kolkisin

Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat terbentuknya benang-benang spindel


sehingga pada saat anafase, kromatid sulit memisah ke kutub-kutub. Hal ini mengakibatkan
jumlah kromosom menjadi dua kali lipat. Digitonin dan kolkisin ini digunakan untuk
membuat buah poliploid.

6.) Asam nitrat

Senyawa ini mampu mengubah gugus amina (NH2) menjadi gugus keton (C = O).

Hal ini menyebabkan basa sitosin berubah menjadi basa urasil.

7.) Benzopyrene

Senyawa ini terkandung di dalam asap rokok dan dapat menyebabkan timbulnya tumor
pada organ pernapasan.
8.) 5-Bromourasil (5-BU)

Senyawa ini analog dengan timin dan mampu mengambil alih posisi basa nitrogen.

Contoh mutagen kimia adalah penggunaan MSG pada makanan dapat menyebabkan
kerusakan kromosom pada manusia. Mengonsumsi teh,kopi,dan coklat juga dapat
menyebabkan adiksi fisiologis.

c.) Mutagen yang terjadi secara Alami

Mutagen kimia yang berasal dari mikroba, tumbuhan dan hewan. Mutagen yang terjadi
secara alami biasanya telah ditemukan sebagai hasil dari wabah penyakit pada ternak
pertanian, atau sebagai hasil studi epidemiologis kanker hati pada manusia. Umumnya agen
toksik itu sendiri tidak menunjukkan aktivitas biologis yang tinggi, tetapi setelah tertelan
agen ini diubah oleh proses metabolisme menjadi mutagen atau karsinogen aktif. Beberapa
zat beracun ini telah bertanggung jawab atas kerugian ternak pertanian yang besar dan
karena itu memiliki efek signifikan terhadap ekonomi.
Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=FMcYKec-Xx4

Contohnya yaitu:

1. Myotoxins: zat kimia beracun yang diproduksi oleh Jamur. Contohnya Aflatoxin B1
yang memasukan diri ke dalam DNA dan mengubah struktur DNA. Banyak
terkandung dalam kontaminasi jamur makanan, terutama di daerah tropis.
2. Tumbuhan yang mengandung alkaloid pyrrolizidine ditemukan di daerah Afrika dan
Timur Tengah di mana wabah belalang migrasi terjadi. Meskipun diketahui bahwa
beberapa alkaloid dapat menyebabkan kerusakan kromosom pada belalang, apakah
kerusakan seperti itu pernah menjadi faktor signifikan dalam kondisi ekologis tidak
diketahui.
3. Cycasin: zat kimia yang ditemukan pada daun tanaman Sikas
4. Dimetilnitrosamin: zat yang diproduksi dalam perut saat mengonsumsi nitrit

Video Referensi: https://www.youtube.com/watch?v=FMcYKec-Xx4

Referensi: US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses dari:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/958226

Penyakit akibat mutasi genetik :

1. Duchenne Muscular Dystrophy

Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) merupakan penyakit distrofi muskular yang bersifat
progresif, herediter, bersifat kronik dan terminal atau memiliki batas usia akhir tertentu
(Poysky, 2011). DMD disebabkan oleh tidak adanya distrofin, suatu protein yang
membantu menjaga sel-sel tetap utuh.

Gambar peran distrofin pada struktur otot


Sumber : Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020).
Retrieved 28 April 2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

Gambar gen penyandi distrofin

Sumber : Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020).


Retrieved 28 April 2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

Mutasi terjadi pada kromosom X, lokus Xp21.22-4 yang bertanggung jawab terhadap
pembentukan protein distrofin. Distropi Muskular Duchenne terjadi mutasi pada
gendystropin pada kromosom X berupa delesi, duplikasi dan mutasi titik (point mutations).
2. CFTR (cystic fibrosis transmembrande conductance regulator)
Mutasi Pada CF terjadi pada Gen CFTR(Cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator) terletak di lengan kromosom no 7

1. Gangguan Pada Regulasi missense dan amino acid change

Merupakan penyebab  Mutasi kelas III,mutasi ini menyebabkan produksi protein yang
mencapai membran plasma, namun regulasinya rusak, sehingga mereka tidak dapat
diaktifkan oleh ATP atau cAMP. Mutasi kelas ini mencegah aktivasi CFTR dengan
mencegah pengikatan dan hidrolisis ATP yang penting untuk transport ion. Dengan
demikian jumlah CFTR normal, namun tidak berfungsi2Cacat pada Sintesis Protein:
nonsense dan frameshift
2. Cacat pada Sintesis Protein: nonsense dan frameshift
Merupakan penyebab mutasi kelas I  yang kemudian membentuk premature termination
codons (PTCs). Mutasi ini mengakibatkan protein yang dihasilkan tidak lengkap. selain itu,
PTCs menyebabkan waktu paruh mRNAs mutan oleh jalur nonsense – mediated mRNA
decay (NMD) menurun secara drastis dan merubah pola spilicing pre – mRNA sehingga
mengakibatkan protein pengkode CFTR yang dihasilkan menjadi sedikit bahkan tidak ada.

Mutasi kelas I (seperti G542X) dianggap sebagai dasar genetik untuk


sebanyak 10% dari kasus CF. Kelas mutasi ini didefinisikan sebagai
mengganggu terjemahan protein dan disebabkan oleh penciptaan kodon
berhenti prematur yang mengarah pada produksi protein terpotong dan
akibatnya tidak ada CFTR yang berfungsi pada membran plasma.
Dalam kasus khusus ini kodon untuk residu glisin (G) pada posisi 542
pada rantai polipeptida telah dimutasi dari GGA ke stop codon TGA

Sumber : Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C


(2020). Retrieved 28 April 2020, from
https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

3. Glucose Galactose Malabsorption (GGM)

Pada glucose galactose malabsorbtion terjadi kelainan pada kromosom 22 pita 13.1 lengan
q. pada kromosom ini terletak gen yang mengatur absorbsi glukosa dan galaktosa yaitu gen
SLC5A-1 yang menyediakan instruksi untuk memproduksi protein kontraspor natrium
glukosa yang disebut SGLT- 1. Protein ini ditemukan pada usus halus. protein ini sangat
penting untuk membantu kerja sel epitel pada usus halus. mutasi yang terjadi pada GGM
adalah mutasi autosomal resesif yang menyebabkan tidak berfungsinya kontraspor. pada
GGM terjadi missense mutation yang mengakibatkan kesalahan pengkodean asam amino
pada posisi 318 yang seharusnya mengkode glisin menjadi mengkode arginin dan pada
posisi 468 yang seharusnya mengkode asam amino valin menjadi alanin. 
kodon pengkode seharusnya :
valin : GUU, GUC, GUA,GUG
glisin : GGU, GGC,GGA,GGG
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK22210/

4. Thalassemia Beta

Posisi mutasi terjadi adalah pada gen beta-globin sehingga terjadi kesalahan pada translasi.
Beta-globin berfungsi untuk membentuk hemogoblin A bersama dengan alpha-globin.
Point mutation yang terjadi menyebabkan menurunnya kadar atau menghilangkan beta-
globin. Point mutation dapat berupa delesi, transcriptional mutants, atau gangguan pada
promoter gen beta-globin.
Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April
2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

Mutasi gen pada thalassemia β sebagian besar mutasi titik atau mutasi gen tunggal dapat
berupa substitusi basa tunggal, insersi atau dilesi beberapa basa. Beberapa substitusi basa
merupakan mutasi nonsense yaitu perubahan basa yang menyebabkan kodon terminasi
(stop codon di daerah sandi mRNA) sehingga terminasi dini pada sitesis polipeptida dan
rantai globin yang terbentuk lebih pendek. Mutasi lain nya ada yang menyebabkan suatu
geseran rangka (frameshift) hal ini akan mengakibatkan urutan asam amino yang
membentuk polipeptida rantai globin jadi salah/tidak sempurna, contohnya besar
thalassemia β mayor mengalami mutasi frameshift dan nonesense.(Forget 2008, Grosso
2012).
Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April
2020, from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

5. Fragile X Syndrome
Fragile X Syndrome (FXS) atau Sindrom Martin-Bell merupakan kelainan genetik yang
terpaut kromosom X. FXS disebabkan oleh perubahan pada gen fragile x mental
retardation 1 (FMR1) yang mengkodekan protein fragile X mental retardation protein
(FMRP) yang dibutuhkan untuk perkembangan otak normal.
Fragile X Syndrome terjadi akibat mutasi yang menyebabkan pengulangan trinukleotida
CGG pada kromosom X dan menyebabkan kromosom yang mengalami mutasi tampak
mengecil pada ujungnya.
Apabila terjadi pengulangan lebih dari 200 kali, gen tersebut akan berhenti bekerja pada
sintesis protein dan menyebabkan gejala retardasi mental karena otak tidak mendapat
protein yang dibutuhkan.
Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Hypermethylation-of-FMR1-in-Fragile-X-
syndrome-The-CGG-repeats-yellow-are-located-in_fig1_51828767

Sumber : https://www.the-scientist.com/magazine-issue/infographic--the-genetics-of-fragile-x-
syndrome-66315
FG 10

Ferry (1906404631)
Kirana Ali (1906405022)
Latifah Putri A (1906404442)
Yvonne Juslim (1906404985)
Zalika Julaika Maulidina (1906405142)

REPARASI DNA

Reparasi berperan untuk menjaga kestabilan genetik.


Reparasi DNA berlangsung secara alami jika ada kejadian kesalahan atau kecacatan
sebelum menyebabkan mutasi permanen. kemampuan ini berfungsi untuk menghindari
mutasi dan gagal fungsi agar tidak terakumulasi (sel somatik). kejadian tersebut akan
berakibat produksi protein yang salah.

Berikut contoh-contoh penyakit genetik akibat cacat dalam proses reparasi:

Spontaneous DNA Damage : kecacatan DNA secara spontan.

Hal tersebut lazim terjadi akibat dari beberapa penginduksi. kecacatan DNA tersebut
dapat memicu terjadinya mutasi dengan cepat jika tidak ada mekanisme reparasi DNA
Mekanisme Reparasi DNA terdiri dari

1. Proofreading, yaitu reparasi langsung pada mekanisme ini yang berperan adalah
aktivitas eksonuklease 3’ -> 5’ dari DNA pol III pada core subunit (E. coli) mau pun DNA
pol d dan e(pada hewan)

2. Reparasi eksisi (daerah yang rusak dibuang)


Pada mekanisme ini terjadi peristiwa:
a. pengenalan segmen DNA rusak
b. pemotongan oleh endonuklease
c. utas yang mengandung segmen DNA rusak, diputus dari untai pasangan
d. gap yang terjadi disambungkan oleh DNA polimerasi dan DNA ligase
dengan untai yang tidak rusak sebagai cetakan
contoh error : misal Timin Dimer akibat UV
Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April 2020,
from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

Perubahan struktur kromosom merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan dampak


terhadap kejadian penyakit genetik yag lebih gawat. perubahan tersebut dapat berakibat
terjadinya delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi resiprok.

Sistem Reparasi pada mikroorganisme terutama bakteri


1. Fotorekativasi
UV short wave length menyebabkan peristiwa dimer timin (T-T dimmers)
Hal ini menyebabkan proses replikasi tidak berjalan.
Ekspos pada cahaya visible (300-450 nm):
- laju survival meningkat
- frekuensi mutasi menurun
- kerja enzim Photolyase dalam keadaan gelap -> mengikat dimer timin ->
memecah dimer
- mutasi dimmer timin di dalam genom dapat difotoreaktivasi sampai 80%
- bekerja pada ss dan/atau ds
- bebas kesalahan, mutasi tidak terjadi
2. Reparasi Eksisi
- perlu DNA ds
- Dark reaction: kerusakan DNA dikenali oleh endonuklease spesifik
- dihambat partial inhibitor : kafein, akrilavim, g-methoxypsoralen
CARA REPARASI DNA
1. Non-Homologous repair
secara sederhananya , metode ini menyatukan double strand DNA yang rusak dengan
bantuan enzim ligase. umumnya terjadi pada DNA somatik mamalia.

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April 2020,
from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
2. Homologous repair
pada reparasi jenis ini terjadi pertukaran untai DNA antara sepasang urutan duplex
DNA homolog , yaitu segmen helix ganda yang memiliki nukleotida identik.

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April 2020,
from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
3. Interstrand DNA cross link repair
hubungan antara untai DNA Watson-Crick dengan ikatan kovalen dan mencegah
pemisahan untai DNA. lesi DNA yang terbentuk adalah lesi DNA yang sangat
toksikdan dapat menccegah transkripsi dan replikasi dengan menghambat pemisahan
untai DNA . reparasi ini berhubungan dengan reparasi homolog.Mekanisme :

Sumber : Prof.Dr.Amarila
Malik,M.Si. Biologi dan
Molekuler C (2020).
Retrieved 28 April 2020, from
https://emas.ui.ac.id/course/
view.php?id=3301
4. Nucleotide excision Repair dan Mixmatch repair
mucleoride excision repair adalah jalur utama perbaikan DNA pada eukariotik dan
prokariotik. jalur ini terjadi secara enzimatik yang mengenali dan mengoreksi lesi pada
DNA. Jalur perbaikan ini bertanggung jawab terhadap kerusakan oleh sinar UV.

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April 2020,
from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301
Mixmatch repair
Merupakan sistem untuk mengenali dan memperbaiki kesalahan pada DNA berupa
insersi, delesi, dan substitusi DNA selama proses replikasi dan rekombinasi

Sumber : Prof.Dr.Amarila Malik,M.Si. Biologi dan Molekuler C (2020). Retrieved 28 April 2020,
from https://emas.ui.ac.id/course/view.php?id=3301

Penjelasan terkait reparasi DNA dapat dilihat melalui video berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=vP8-5Bhd2ag
KONSELING GENETIK

Pengertian : pendekatan preventif terhadap kelainan Mendelian sederhana dilakukan


sewaktu risiko penyakit genetik tertentu dapat dikaji sebelum kehamilan atau pada
tahap-tahap awal kehamilan(Campbell Ed.8). Keputusan terapi dan lain-lain
diserahkan pada individu atau keluarga yang mengikuti konseling dengan
pertimbangan hukum adat, agama , dan sosial budaya

Contoh kasus misalkan ada pasangan yang bernama J dan C. Keduanya memiliki
saudara laki-laki yang meninggal dari penyakit letal resesif terwariskan yang sama.
Sebelum mengandung anak pertama J dan C meminta tolong konseling genetik untuk
menentukan risiko sang anak menderita penyakit tersebut.
Seperti yang kita ketahui dari hukum mendel maka pasangan J dan C mempunyai
genotip Pp sehingga akan menghasilkan genotipe PP, Pp, Pp, dan pp. Sehingga
perbandingan fenotipe yang dihasilkan 3:1 (Normal:Letal) dimana yang letal seperti
yang kita ketahui pp karena resesif. Sedangkan bila kita melihat genotipe menjadi
1:2:1(Normal:Carrier:Letal). Dimana berdasarkan aturan perkalian, probabilitas anak
pertama menderita penyakit tersebut adalah Peluang J merupakan pembawa sifat (⅔)
x Peluang C merupakan pembawa sifat (⅔ ) x Peluang dua pembawa sifat memiliki
anak mengidap penyakit (¼ ) = 1/9(Peluang mengidap penyakit). Cara menghitung
peluang anak tersebut berlaku kelipatan dimana bila pasangan J dan C memiliki dua
anak maka peluangnya ¼ x ¼ = 1/16 (Hanya ada satu dari 16 peluang).

Untuk mengetes atau mengidentifikasi penyakit pembawa sifat maka dapat dilihat dari
sejarah kelainan genetik dalam keluarga. Contoh tes yang ada, yaitu:
a. Tes janin
i. Dimulai pada minggu ke 14-16 kehamilan, dilihat apakah janin yang
sedang berkembang mengidap penyakit.
1. Prosedur: dokter menyisipkan jarum ke dalam rahim dan
mengambil sekitar 10 mL cairan amniotik(air ketuban),
dikarenakan dalam air ketuban dapat dideteksi keberadaan
zat-zat kimia tertentu yang merupakan indikasi ada kelainan
genetik. Lalu tes dilakukan pada sel hasil hasil kultur
dilaboratorium, keturunan sel-sel janin yang terlepas ke dalam
air ketuban. Sel-sel juga dapat digunakan untuk membuat
kariotipe dalam mengidentifikasi cacat-cacat kromosom
b. Tes sampel villus korionik
i. Dilakukan pada minggu ke 8-10 kehamilan.
1. Prosedur: dokter menyisipkan selang kecil melalui leher rahim
ke dalam rahim dan menyodot sedikit sampel jaringan dari
plasenta. Villus korionik berasal dari genotipe yang sama
dengan janin. Sel-sel ini lalu memperbanyak diri dengan cukup
cepat sehingga penyusunan kariotipe dapat segera dilaksanakan.
a. Keunggulan dari tes sampel villus korionik adalah dapat
dilakukan lebih dini dan lebih cepat mengetahui hasil
ketimbang proses tes janin yang mengharuskan sel
dikultur selama beberapa minggu
c. Skrining bayi baru lahir
i. Metode skrinning dapat mendeteksi beberapa penyakit genetik
misalkan fenilketonuria (penyakit resesif herediter). Jika defisiensi itu
terdeteksi pada bayi baru lahir, diet khusus yang rendah fenialanin
biasanya memungkinan perkembangan normal dan mencegah
retaradasi.

Daftar Pustaka: Campbell, Neil A.dkk. Biologi Edisi 8 Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai