195244007 Studi Kasus PT. Angkutan Sukses adalah sebuah perusahaan angkutan bus yang beroperasi untuk wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Menginginkan perusahaan yang dimilikinya semakin sukses, maka salah satu permasalahannya ia mengharapkan kepada para manajer yang di lapangan beserta dengan para karyawan lainnya untuk menjaga pelayanan (service) dan sebagainya agar para penumpang merasa bahagia dan selamat sampai di tujuan. Sebagai mana bunyi motoperusahaan yaitu, “Memberikan Pelayanan Prima dengan Kepuasan yang Prima”. Perusahaan PT. Angkutan Sukses selama ini dianggap oleh masyarakat pengguna jasa angkutan se- bagai salah satu perusahaan yang memiliki citra baik dan dapat dipercaya. Sementara harga tiket adalah sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Selama ini perusahaan angkutan PT. Angkutan Sukses mendapat berbagai informasi yang terjadi, dan mereka berusaha untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Adapun bentuk per- masalahan tersebut adalah : 1) Di lapangan sering sekali para supir dan kondektur bus menaikkan penumpang yang ada di jalan dengan tidak membayar tiket, dan uang penumpang tersebut sering masuk ke kantong supir dan kondektur bus. Karena para supir beralasan bahwa pendapatan mereka kecil dan perbuatan itu mereka anggap sebagai bentuk pendapatan tambahan supir. 2) Permasalahan lain yang dihadapi oleh manajemen PT. Angkutan Sukses adalah petugas tiket kadang kala bekerjasama dengan supir untuk memasukkan keluarga, kerabat dekatnya, serta temannya agar dapat ikut dengan tidak membayar atau hanya membayar setengahnya. Padahal perusahaan PT. Angkutan Sukses tidak membenarkan ketentuan itu, bagi perusahaan siapa saja yang ingin naik se- muanya harus membayar sama dengan para penumpang lainnya. Sehingga jumlah laporan kursi yang terpakai dan pemasukan finansial dari hasil penjualan tiket tidak sesuai dengan yang dilaporkan. 3) Kondisi naiknya penumpang yang melebihi kapasitas juga sering terjadi, yaitu dimana para penumpang yang dinaikkan di tengah jalan atau naik dengan tidak membeli tiket namun membayar hanya kepada supir saja, telah menyebabkan terjadinya kondisi kelebihan muatan. Kondisi kelebihan muatan bisa berdampak pada tingkat kecelakaan yang tinggi yang mungkin saja bisa terjadi. 4) Permasalahan lain yang juga ikut memperumit keadaan adalah timbulnya pungutan liar dilapangan, baik oleh petugas yang tidak bermoral, calo tiket, dan preman yang ada di terminal bus. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada kasus ini maka anda diminta untuk memberikan suatu penemcahan masalah dalam bentuk solusi hingga sebuah rekomendasi. Pertanyaan dan Jawaban 1. Jelaskan Pengertian Risiko Operasional Pengertian Risiko Operasional Menurut Fahmi (2010:54), risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini ter- jadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol manajemen (management control system) yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Menurut Djohanputro (2008:65), risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, atau fak- tor lain. Risiko operasional bisa terjadi pada 2 tingkatan : teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional bisa terjadi apabila sistem informasi, kesalahan men- catat, informasi yang tidak memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai. Pada tataran organisasi, resiko operasional bisa muncul karena sistem peman- tauan dan pelaporansistem dan prosedur, serta kebijakan tidak berjalan sebagaimana mestinya 2. Jelaskan apakah risiko operasional bisa menimbulkan terjadinya financial distress, jika iya dan tidak maka berikan penjelasan serta contohnya Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan atau indi- vidu tidak dapat menghasilkan pendapatan atau laba yang cukup. Sehingga tidak dapat membayar kewajiban keuangannya. Sebe- narnya, financial distress itu sendiri biasanya digunakan untuk keuan- gan suatu perusahaan Financial Distress yang dialami oleh suatu perusahaan dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Untuk mengukur Financial Distress dilakukan dengan analisa terhadap faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal tersebut. Faktor-faktor internal akan dianalisa antara lain melalui cash flow, degree of indebtedness, debt service dan nilai. Sedangkan faktor-faktor eksternal akan dianalisis melalui kerugian kurs dan bunga hutang. Tentu saja risiko operasional dapat menimbulkan financial distress seperti pada kasus diatas apabila kecurangan terus meningkat maka perusahaan akan tidak mampu membayar beban operasinya 3. Jelaskan bagaimana bentuk hubungan Expected Return dan Standar Deviasi dalam Prespektif Risiko Operasional! Hubungan Expected Return dan Standar Deviasi dalam Perspektif Risiko Opera- sional!
Keterangan : E(R) = Expected return atau keuntungan yang diharapkan σ = Stan-
dar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku di sini sering diartikan dengan tingkat risiko, yaitu semakin besar simpangan bakunya maka semakin besar risiko yang akan terjadi. Pada gambar diatas dapat dilihat hubungan antara E(R) dan σ. Dimana setiap titik-titik dan wilayah menjelaskan : • Posisi I adalah dimana E(R) berada di posisi yang tertinggi dan σ juga berada diposisi yang tertinggi dalam artian semakin tinggi pengharapan pada E(R) maka semakin tinggi kemungkinan ter- jadinya risiko. Dengan kata lain E(R) bersifat searah (linier) dengan risiko yang diterima. Posisi II adalah dimana E(R) pada rendah dan σ pada posisi tinggi atau dengan kata lain E(R) dan σ bersifat tidak searah (nonlinier). • Posisi III adalah dimana E(R) berada pada posisi rendah dan σ juga berada pada posisi rendah atau dengan kata lain E(R) dan σ bersi- fat searah (linier). • Posisi IV adalah dimana E(R) berada pada posisi tinggi dan σ be- rada pada posisi rendah atau E(R) dan σ bersifat tidak searah (non linier). • Posisi M adalah posisi yang dianggap sebagai titik optimal untuk kondisi E(R) dan σ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi risiko maka se- makin tinggi kemungkinan untuk memperoleh return yang diharap- kan. Dalam hal ini pengurkuran risiko operasional dapat dilakukan dengan menempatkan tingkatan dari setiap bentuk risiko yang terjadi. 4. Jelaskan hubungan operational risk dan working capital. Dan berikan con- tohnya! Operational risk berpengaruh terhadap working capital (Kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan dapat memanfaatkan modal secara efektifdan efesien. Untuk mengetahui kemampulabaan tersebut, maka digunakan laporan keuangan) jika re- siko kerja itu terjadi,tentu saja akan sangat berpengaruh ke modal perusahaan,dan bisa saja membuat perusahaan rugi sampai bankrut atau tidak untung tidak rugi(break even point). Jadi,hubungan di antara keduanya ialah resiko dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan yang juga berasal dari modal yang bisa membuat keadaan perusahaan untung (profit), titik impas (break even point), atau bisa jadi rugi (loss)dan mengu- rangi modal bukan malah menambah modal. Misalnya untuk menambah produksi saos cabe (chili souce) bagi seorang manajer produksi harus memperhatikan dengan betul-betul jika pasaran cabe dipasaran se- lalu berada dalam kondisi normal price (harga normal) dan jika harga cabe menuju kepada kondisi harga tidak normal maka apa antisipasi yang harus dilakukan oleh seorang manajer produksi agar operasional produksi tidak terhenti dan order pembelian dapat terus dilakukan. 5. Apakah salah satu cara untuk memperkecil risiko operasional dengan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam setiap pengerjaan proyek. Berikan penjelasan anda dalam bentuk aplikasinya! Manajemen risiko proyek adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko proyek yang bertujuan meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan. Dalam manajemen risiko proyek terda- pat tahapan proses yang harus dilakukan, yaitu: 1. Identifikasi risiko menentukan resiko-resiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya, beserta mengetahui pihak-pihak siapa saja yang terlibat dalam proyek tersebut 2. Menilai prioritas resiko teridentifikasi menggunakan peluang terjadinya dan dampaknya terhadap tujuan proyek bila resiko itu terjadi serta menilai fak- torfaktor lain seperti kerangka waktu dan tolerasi resiko dari kendala biaya, jadwal, ruang lingkup, dan mutu. 3. Mengidentifikasi, menganalisis, dan merencanakan risiko-risiko yang baru muncul, melacak risiko teridentifikasi, menganalisis ulang risiko sekarang, memonitor kondisi yang akan datang.
Audit Operasional Adalah Pengkajian Atas Setiap Bagian Organisasi Terhadap Prosedur Operasi Standar Dan Metode Yang Diterapkan Suatu Organisasi Dengan Tujuan Untuk Mengevaluasi Efisiensi