OLEH :
ANDI SUTRISNO
SILVIANA
WIRA YUDHA
YULIANA YUNITA
YULIARITA YIYIN
Pendahuluan
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat
bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan
mengganggu aktiviti bahkan kegiatan harian.
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas, banyak sel dan
elemen seluler berperan. Peradangan kronik terkait dengan airway
hyperresponsiveness (AHR) yang menuju ke asma episode sesak napas
berulang, dada sesak, dan batuk, terutama pada malam hari atau pada awal
pagi. Serangan sesak napas berulang, wheezing, keparahan dan frekuensi
bervariasi pada setiap orang.
Etiologi
Rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan asma diantaranya :
• Faktor ekstrinsik (alergik): reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen seperti: debu,
serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
• Faktor intrinsik (non-alergik): tidak berhubungan dengan alergen, seperti: common cold,
infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan.
• Asma gabungan: asma yang mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-
alergik.
Patofisiologi
Keterbatasan aliran udara pada asma bersifat recurrent dan disebabkan oleh berbagai
perubahan dalam saluran napas, meliputi :
• Edema Jalan Napas : Penyakit asma menjadi lebih persisten dgn inflamasi
yang lebih progresif, akan diikuti oleh munculnya faktor lain yang lebih
membatasi aliran udara.
Patofisiologi
• Airway Hyperresponsiveness : Mekanisme yang dapat memengaruhi airway
hyperresponsiveness bersifat multiple, diantaranya termasuk inflamasi,
dysfunctional neuroregulation, dan perubahan struktur, dimana inflamasi
merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat airway
hyperresponsiveness.
Menurut TCM, serangan asma disebakan oleh faktor patogen dari lingkungan luar
dan gangguan keseimbangan yin-yang dalam organ tubuh. Stress emosional
berperan penting dalam proses timbulnya serangan asma. Tekanan emosi yang
berlebihan dapat menyebabkan stagnasi Qi hati panas hati yang mengganggu
keseimbangan yin yang dan keseimbangan sistem saraf psikovegetati, serta
Etiologi
Asma disebabkan oleh invasi faktor pathogen eksternal seperti angin dingin dan angin panas.
Diet menurut teori Xiao Chuan konsumsi makanan dengan rasa asam, berminyak dan dingin
secara berlebihan merupakan faktor penyebab asma. Bekerja dan aktivitas sexual secara
berlebihan juga dapat menjadi penyebab asma. Faktor emosional seperti merenung dan kuatir
merupakan faktor etiologi dari asma dimana kondisi tubuh pada penderita asma dalam
keadaan lemah
Faktor utama penyebab asma adalah faktor-faktor pathogen eksternal, invasi angin,
diet, faktor emosional atau tekanan emosional, penyakit kronis, infeksi saluran
pernafasan, alergen yang terdapat pada makanan dan minuman serta kondisi tubuh
yang lemah dan aktivitas seksual yang berlebihan.
Patogenesis
Disebabkan oleh disfungsi paru, limpa dan ginjal karena faktor eksogen berupa makanan yang bersifat lembab
yang menyebabkan obstruksi bronkial sehingga Qi paru tidak bisa turun. Mengakibatkan penyempitan saluran
udara dari bronkospasme yang mengikuti reaksi alergik. Bronchi mengalami penyempitan dan tidak dapat
membersihkan lendir sehingga timbul batuk. Phlegma atau dahak menyebabkan kondisi mengi dan sesak napas
yang disebabkan oleh phlegma menghalangi saluran udara.
Faktor lain yang menyebabkan penyempitan saluran udara pada asma bronkial adalah adanya
pembengkakan saluran udara dan adanya lendir. Lendir yang membentuk di saluran napas adalah
reaksi inflamasi. Oleh karena itu, lendir adalah penyebab asma alergi. Faktor patogenik pada asma
alergi adalah angin: angin eksterior menyerang paru-paru, sedangkan angin interior, semacam kronis
(Eksterior) angin bersarang di bronchi dan secara berkala mengakibatkan terjadinya bronkospasme.
Serangan yang ditimbulkan oleh paparan alergen atau cuaca dingin atau stres emosional.
Penatalaksanaan Akupunktur
• Obstruksi paru oleh karena lembab dingin
• Prinsip terapi yang digunakan untuk obstruksi paru oleh lembab dingin adalah
menghilangkan dinginnya, mengurangi sesak nafas, menghilangkan lembab. Titik
utama yang digunakan BL 12 – Fengmen, BL 13 – Feishu, RN – 22 Tiantu, RN – 17
Danzhong, LU – 5 Chize, LU – 9 Taiyuan
• Obstruksi paru oleh karena lembab panas
• Prinsip yang digunakan untuk obstruksi paru oleh lembab panas adalah
mengurangi panas, menghilangkan lembab, titik utama yang digunakan BL – 13
Feishu, RN – 22 Tiantu, DU – 14 Dazhui, LI – 4 Hegu, ST – 40 Fenglong, LU – 5
Chize
Penatalaksanaan Akupunktur
• Defisiensi Qi paru dan limpa
• Prinsip terapinya kuatkan paru dan limpa, menambah Qi. Titik utama yang
digunakan BL – 13 Feishu, BL – 20 Pishu, RN – 17 Danzong, LU - Taiyuan, RN – 6
Qihai, ST – 36 Zusanli, SP – 3 Taibai.
• Defisiensi Yang Paru dan Ginjal
• Prinsip terapi yang digunakan menutrisi paru dan ginjal. Titik utama yang digunakan
BL – 13 Feishu, BL – 23 Shenshu, RN – 4 Guanyuan, RN – 6 Qihai, ST – 36
Zusanli, RN – 22 Tiantu
• Defisiensi Yin Paru dan ginjal
• Prinsip terapi menyuburkan yin menutrisi paru dan ginjal. Titik utama yang
Evidence Based
Objectives. The efficacy of conventional treatments plus acupuncture for asthma in adult and adolescent is uncertain.
Literature reports are conficting; therefore, the aim of this study was to determine the efcacy of conventional
treatments plus acupuncture versus conventional treatments alone using a meta-analysis of all published randomized
clinical trials (RCTs).
Methods. Two reviewers independently performed a comprehensive literature search from multiple electronic sources
(1990–2018), including PubMed, EMBASE, the Cochrane Library, Web of Science, China National Knowledge
Infrastructure, and WanFang databases. RCTs in which adult and adolescent patients with asthma (age ≥12 years)
were divided into conventional treatments plus acupuncture and conventional treatments alone were included.
Results. Nine studies were included.
The results showed that conventional treatments plus acupuncture as a complementary therapy could improve the
symptom response rate (OR = 7.87, 95% CI = [4.13, 14.99], p < 0.00001) and signifcantly decrease interleukin-6 (IL-6)
levels (MD = -11.42; 95% CI = [-15.28, -7.56], p < 0.00001). However, indices of pulmonary function, including the
forced expiratory volume in one second (FEV1) (MD = 0.22, 95% CI = [-0.11, 0.56], p = 0.19) and FEV1/forced vital
capacity (FVC) (MD = 8.62, 95% CI = [-0.35, 17.59], p = 0.06), failed to be improved with conventional treatments plus
acupuncture.
Conclusion. Conventional treatments plus acupuncture are associated with signifcant benefts for adult and
adolescent patients with asthma. Terefore, we suggest the use of conventional treatments plus acupuncture for
asthma patients.