Anda di halaman 1dari 18

Perspektif Pendidikan SD

PDGK 4101 Modul 12


Disusun Oleh Kelompok 5
Nama Anggota Kelompok
1. R e z k y L a k s m a n a P u t r a ( 8 5 7 1 2 5 3 2 3 )
2. R i c e u J u a n t a n i a ( 8 5 7 1 2 5 3 0 9 )
3. D e d e S o l i h i n ( 8 5 7 1 2 2 6 3 6 )
4. M a i s a r o h ( 8 5 7 1 2 2 8 9 7 )
5. E v i e D w i H a n d a y a n i ( 8 5 7 1 2 2 9 1 2

Universita Terbuka
UPBJJ Jakarta
2022
Modul 12 Sumber Daya Sekolah
KB. 1 Potret Sumber Daya di Sekolah Dasar
Potret Sarana dan Prasarana SD
Permen Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan, pasal 42 menetapkan
bahwa sarana prasarana yang harus ada pada setiap satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan;
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berorahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berekreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Potret Sarana dan Prasarana SD
 Sebuah SD yang ideal seyogyanya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang
lengkap, tetapi tidak selamanya demikian. Masih banyak SD yang ruang belajarnya tidak
memenuhi syarat, bahkan menimbulkan rasa khawatir bagi guru dan murid, lebih-lebih
jika terjadi angin kencang, atau hujan lebat.
 Peralatan sekolah juga masih banyak yang terbatas, sebagaimana yang banyak
terungkap dalam berbagai media massa.
 Berbeda dengan kondisi yang memprihatinkan tersebut, sekolah unggulan atau SD yang
menerapkan kurikulum internasional biasanya mempunyai sarana dan prasarana yang
lengkap dan terpelihara, termasuk tempat ibadah dan ruang-ruang khusus untuk belajar
mandiri.
 Bahkan SD yang seperti ini ada yang mempunyai kebun, yang menjadi tanggung jawab
setiap kelas, sesuatu yang dianggap langka di daerah perkotaan pada masa ini.
 Dapat dikatakan bahwa SD yang seperti itu sudah berada di atas standar minimal yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Potret Sarana dan Prasarana SD
 Kontras dengan kondisi sekolah unggulan, SD negeri yang berada di daerah kumuh
atau daerah terpencil tidak semua memiliki meja- kursi untuk anak-anak.
 Masih banyak yang duduk bersila di lantai, menggunakan buku-buku yang sudah lusuh,
bahkan ada yang tidak mempunyai buku samasekali.
 Laporan atau berita tentang terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di SD
banyak dimuat di media massa, baik media massa elektronik maupun cetak.
 Kompas, 21 maret 2006 memberitakan tentang banyaknya sekolah yang minim sarana
yang menyebabkan mutu Pendidikan yang rendah.
 Minimnya sarana tersebut mulai dari luas tanah yang tidak memenuhi syarat, sehingga
jumlah ruang sangat terbatas, misalnya banyak ada SD yang hanya mempunyai empat
ruang kelas, ruang kepala sekolah dan satu kamar mandi.
 Disisi lain tidak jarang dijumpai alat-alat pelajaran, seperti alat-alat ilmu pengetahuan
alam (IPA) yang tersimpan rapi di dalam lemari. Alat-alat tersebut hampir tidak pernah
digunakan karena takut rusak.
Potret Sarana dan Prasarana SD
 Tidak dapat dipungkir, bahwa peran sarana dan prasarana di SD sebagai penunjang
berlangsungnya pembelajaran, sangat tergantung dari kreativitas yang
memanfaatkannya, dalam ini guru, siswa, dan tentu saja kepala sekolah.
 Sarana dan prasarana yang melimpah tidak akan berfungsi samasekali jika guru dan
siswa tidak mau atau tidak mampu memanfaatkannya.
 Sarana dan prasarana yang melimpah tersebut akan menjadi onggokan barang mati
yang kehilangan makna, dan lama kelamaan akan menjadi barang-barang bekas yang
tidak berharga sehingga akan menghambat proses pembelajaran.
 Sebaliknya, sarana yang terbatas, jika dimanfaatkan secara kreatif akan mampu
memerankan fungsi maksimal sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
 Banyak contoh yang dapat membuktikan bahwa guru yang kreatif mampu membuat
alat-alat pembelajaran dari barang bekas serta memanfaatkan lingkungan di sekitarnya
sebagai salah satu sumber belajar.
Potret Sumber Daya Manusia di SD
Menurut peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan,
pasal 38 ayat 2, kriteria untuk menjadi kepala SD/MI adalah sebagai berikut:
1. Berstatus sebagai guru SD/MI;
2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD/MI;
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang Pendidikan.
Standar Kompetensi Kepala Sekolah
1. Kompetensi kepribadian yang terdiri dari lima kompetensi utama;
2. Kompetensi manajerial yang tediri dari 17 kompetensi utama, mulai dari Menyusun
perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, melaksanakan semua aspek
perencanaan sampai melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku;
3. Kompetensi supervise yang terdiri dua kompetensi utama, yaitu mampu melakukan
supervise sesuai prosedur dan Teknik-Teknik yang tepat, dan mampu melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan program Pendidikan sesuai dengan prosedur yang
tepat;
4. Kompetensi social, yang terdiri dari tiga kompetensi utama, meliputi kemampuan
bekerja sama yang saling menguntungkan, berpartisipasi dalam kegiatan social
kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan social terhadap orang atau kelompok lain.
Potret Sumber Daya di SD
Standar pembiayaan yang merupakan padal 62 peraturan pemerintah nomor 19 tahun
2005 tentang standar nasional Pendidikan mencamtumkan ketentuan-ketentuan berikut:
1. Pembiayaan Pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal;
2. Biaya investasi satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana , pengembangan sumber daya manusia, dan modal
kerja tetap;
3. Biaya personal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya Pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan;
4. Biaya operasi satuan Pendidikan sebagaimana pada ayat 1.
Biaya operasi satuan Pendidikan sebagaimana pada ayat
1
a. Gaji Pendidikan dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji;
b. Bahan atau peralatan Pendidikan habis pakai;
c. Biaya operasional Pendidikan tak langsung berupa biaya air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
KB. 2 Sumber Daya yang Berasal dari Luar Sekolah Dasar
Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Pengawas SD
Pasal 39 ayat (2) PP No . 19 tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan, yang
menetapkan bahwa kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan Pendidikan adalah
sebagai berikut:
2. Berstatus sebagai guru sekurang- kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala sekolah
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang Pendidikan yang sesuai dengan
satuan Pendidikan yang diawasi;
3. Memiliki sertifikat Pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan Pendidikan;
4. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan Pendidikan.
Profil Pengawas yang Merupakan Hasil Studi Pokja
Pengawas (BNSP & PMTPK)

1. Sebagian besar pengawas (78,9%) adalah laki-laki;


2. Usia rata-rata pengawas adalah 52,3 tahun, dengan usia tertinggi 61 tahun dan
terendah 39 tahun;
3. Kualifikasi akademik yang ditunjukkan oleh Pendidikan formal pada pengawas sangat
heterogeny, meskipun Sebagian besar (72,6%) lulusan sarjana, selebihnya lulusan S2,
S3 dan diploma.
4. Setiap pengawas rata-rata membina 22 sekolah, dengan jumlah tertinggi 35 sekolah
dan terendah 6 sekolah.
Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi yang Berkaitan
dengan Penyelenggaraan Pendidikan di SD

1. Penetapan kalender akademik, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan


daerah. Misalnya untuk daerah tertentu libur disesuaikan dengan hari raya keagamaan
yang mayoritas dirayakan oleh masyarakat di daerah tersebut;
2. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penjaminan mutu Pendidikan;
3. Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi Pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat;
4. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan
guru sebagai pendidik professional.
Kebijakan dan Koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan
oleh dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

1. Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan


Pendidikan (KTSP);
2. Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakan dinas Pendidikan
provinsi;
3. Mengoordinasikan berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu Pendidikan;
4. Mengoordinasikan berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru
sebagai pendidik professional;
5. Menetapkan muatan local dalam rangka meningkatkan relevansi Pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat.
Menteri Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan nasional (Mendiknas) bertanggung jawab terhadap pengelolaan system


Pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
system Pendidikan nasional pasal 50 ayat (1). Sistem Pendidikan nasional berlaku bagi
seluruh jenjang dan jenis Pendidikan, termasuk Pendidikan di SD yang berada pada
jenjang Pendidikan dasar
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Wilayah peran dewan Pendidikan dan komite sekolah diatur dalam UU No 20 tahu 2003
tentang system Pendidikan nasional, pasal 56 ayat 2 dan 3 yang berbunyi sebagai berikut:
Ayat 2 :
“Dewan Pendidikan sebagai Lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan Pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan Pendidikan pada tingkat nasional,
provinsi, kabupaten/ kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis”.
Ayat 3 :
“komite sekolah/ madrasah sebagai Lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan Pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan”.
DANA
Penyaluran dana dilakukan oleh tim PKPS-BBM tangkat Provinsi melalui PT. Pos/Bank
Pemerintah.
Dana BOS dapat digunakan untuk keperluan operasional sekolah yang meliputi
pembiayaan untuk kegiatan berikut:
1. Kegiatan penerimaan siswa baru, mulai dari biaya pendaftaran, penggandaan formular,
administrasi pendaftaran, sampai pendaftaran ulang dan kegiatan lain;
2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan;
3. Pembelian bahan-bahan habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi, dan the
untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah;
4. Kegiatan kesiswaan, seperti program remedial, program pengayaan, olahraga,
kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya;
5. Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.
6. Pengembangan profesi guru, yang meliputi: pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS;
Lanjutan materi sebelumnya
7. Perawatan sekolah, yang meliputi: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu
dan jendela, perbaikan mebel dan perawatan lainnya;
8. Langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika
sudah ada jaringan di sekitar sekolah;
9. Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer sekolah;
10. Bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke sekolah;
11. Biaya asrama atau pondokan dan membeli peralatan ibadah, khusus untuk pesantren
salafiyah dan sekolah keagamaan non islam.
12. Pengelolaan bos, seperti ATK, penggandaan, surat menyurat dan penyusunan laopran.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai