Anda di halaman 1dari 6

Nama : CHICHILIA SEPTIANA

Nim : 855748668
Mata Kuliah : PERSEFEKTIF PENDIDIKAN SD/PDGK 4101
Kelas : 3A BI
Tutor : Dra. SUSILAWATI, M.Pd

1. Yang dimaksud dengan bahan ajar adalah Perangkat ajar berupa materi pembelajaran untuk
membahas satu pokok bahasan, dapat berupacetak (artikel, komik, infografis) maupun noncetak
(audio dan video). Bahan ajar dirancang untuk menjadi alat bantu dalam pembelajaran terkait topik
atau materi tertentu.

Dalam platform Merdeka Mengajar, Bahan Ajar juga dapat dikatakan sebagai material pendukung
dari Modul Ajar yang didasarkan pada capaian dan tujuan pembelajaran spesifik.

Jenis-Jenis Bahan Ajar

• Referensi materi: Perangkat yang dirancang untuk membantu dalam penjelasan materi atau
topik secara spesifik.
• Latihan/asesmen: Perangkat yang dirancang untuk membantu asesmen siswa, baik asesmen
diagnostik, formatif, maupun sumatif.
• Instrumen Refleksi: Alat bantu untuk refleksi guru dan siswa setelah pembelajaran.

Contoh Bahan Ajar

Bahan ajar dapat berupa berupa cetak (artikel, komik, infografis) maupun noncetak (audio dan video).
Contoh yang dilampirkan pada artikel ini adalah Buku Murid, Buku Guru, atau Video.

2. Karena, guru merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran disekolah sehingga
seorang guru hendaknya meningkatkan kemampuan dalam melakukan tugasnya dalam mendidik dan
melakukan pembalajaran dengan salah satunya yaitu terus mengembangkan inovasi pembelajaran dan
mengembangkan bahan ajar itu sendiri.

3. Ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar (miss-match). Masih banyak guru disekolah yang
mengajar mata pelajaran yang bukan bidang studi yang dipelajarinya. Hal ini terjadi karena persoalan
kurangnya guru pada bidang studi tertentu.

• Kualifikasi guru yang belum setara sarjana. Konsekuensinya, standar keilmuan yang dimiliki
guru menjadi tidak memadai untuk mengajarkan bidang studi yang menjadi tugasnya. Bahkan tidak
sedikit guru yang sarjana, namun tidak berlatar belakang sarjana pendidikan sehingga “bermasalah”
dalam aspek pedagogik.
• Program peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru yang rendah. Masih banyak
guru yang “tidak mau” mengembangkkan diri untuk menambah pengetahuan dan kompetensinya
dalam mengajar. Guru tidak mau menulis, tidak membuat publikasi ilmiah, atau tidak inovatif
dalam kegiatan belajar. Guru merasa hanya cukup mengajar.
• Rekrutmen guru yang tidak efektif. Karena masih banyak calon guru yang direkrut tidak melalui
mekanisme yang professional, tidak mengikuti sistem rekrutmen yang dipersyarakatkan. Kondisi
ini makin menjadikan kompetensi guru semakin rendah.

SOLUSINYA:

Dengan adanya guru yang memiliki kompetensi dalam pembelajaran dan diharapkan guru mampu
mengubah kurikulum menjadi unit pelajaran yang mampu menembus ruang-ruang kelas. Karena
ruang kelas merupakan tempat interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan.

4. Evaluasi program adalah suatu proses menemukan sejauh mana tujuan dan sasaran program
atau proyek telah terealisasi, memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,
membandingkan kinerja dengan standar atau patokan untuk mengetahui adanya kesenjangan,
penilaian harga dan kualitas dan penyelidikan sistematis tentangnilai atau kualitas suatu
objek.

Aspek-aspek apa saja yang di nilai:

1. Tes adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu
membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil
jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang.

2. Pengukuran, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala
rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas.
Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi,
adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan
alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar
keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Asesmen,
bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang. Dalam pengertian
ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa yang dapat
dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik,
kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb.
5. SUMBER DAYA YANG ADA DI SD

A. Sumber daya yang berasal dari dalam sekolah ialah:

Sarana Dan Prasarana SD

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42
menetapkan bahwa sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan pendidikan sebagai
berikut :

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi dan ruang/
tempat lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

2. Sumber Daya Manusia Di SD

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 35 menetapkan bahwa; “tenaga
kependidikan pada SD/ MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala
sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah”. Pada
kenyataannya, Sumber Daya Manusia (SDM) di SD ( pendidik dan tenaga kepandidikan) terdiri dari
guru, kepala sekoah dan penjaga sekolah yang merangkap sebagai tenaga kebersihan. Umunya tenaga
administrasi dan pustakawan tidak ada di SD.

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal 38 ayat 2. Kriteria untuk
menjadi kepala SD/MI adalah sebagai berikut :

1. Berstatus sebagai guru SD/MI.


2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagi agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang kependidikan.

Standar Kopetensi kepala sekolah di pilah menjadi 4 rumpun sebagai berikut :

1. Kompetensi kpepribadian

2. Kompetisi manajerial

3. Kompetensi Supervisi

4. Kompetisi sosial

3. Sumber Dana Di SD
Standar pembiayaan yang merupakan pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang standar
Nasional pendidikan mencantumkan ketentuan-ketentuan berikut :

1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya operasional.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana,pengembangan SDM dan modal kerja tetap.
3. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:

• Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji
• Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai
• Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya ar, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.
• eliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.

B. Sumber Daya Yang Berasal Dari Luar Sekolah Dasar

1. Sarana Dan Prasarana Dari Luar SD

Bagi SD yang sarana dan prasarana yang sangat terbatas bisa menggunakan atau memanfaatkan
lingkungan sekolah di luar SD. Kunci dari semua ini adalah prakarsa dari kepala sekolah dan pak guru,
kemudian diikuti dengan jalinan komunikasi yang baik antara sekolah dan perangkat atau pamong desa.
Tanpa adanya prakarsa, keterbatasan sarana dan prasarana akan merampas kesempatan sisiwa untuk
menghayati proses pembelajaran yang menantang, dan semestinya dihayati.

2. Sumber Daya Manusia

Penyelenggaraan pendidikan SD menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah), di samping
melibatkan melibatkan masyarakat untuk berperan serta. Oleh karena itu, keberlangsungan roda
pendidikan di SD juga di tentukan oleh banyak SDM, baik yang berada di SD sendiri maupun yang
berada di luar SD. SDM yang berasal dari luar SD yaitu: pengawas SD, kepala Dinas Pendidikan (dari
kecamatan sampai provinsi), Menteri Pendidikan Nasional, Komite Sekolah, dan dewan pendidikan.

1. Pengawas sekolah

Kriteria minimal menjadi pengawas satuan pendidikan, antara lain:

• Berstatus sebagai guru sekurang – kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah sekurang – kurangnya
4 tahun
• Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan
• Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan

2. Kepala Dinas Pendidikan

Kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Penetapan kalender akademik


• Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan
• Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat.
• Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru
sebagai pendidik profesional

Kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota,
antara lain sebagai berikut :

• Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.


• Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakan Dinas Pendidikan
Provinsi.
• Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan.
• Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru sebagai pendidik
professional.
• Menetapkan muatan lokal dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat

3. Menteri Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem pendidikan nasional,
sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, pasal 50,
ayat (1). Sisitem pendidikan nasioanl berlaku bagi seluruhjenjang dan jenis pendidikan, termasuk
pendidikan SD yang berada pada jenjang pendidikan dasar. Dengan demikian, tanggung jawab tertinggi
penyelengaraan pendidikan SD juga berada di tangan Mendiknas.

4. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

alah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Komite
sekolah adalah “lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah,
serta toko masyarakat yang peduli pendidikan” (UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 1).

Setiap sekolah, termasuk SD mempunyai komite sekolah, sedangkan dewan pendidikan hanya ada di
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran komite sekolah ini sangat sentral dalam
penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah

5. Dana

Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber, yaitu yang utama dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping itu, dana pendidikan juga berasal dari orang tua
murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang peruntukkannya sudah dirancang
terlebih dahulu.

Dana BOS atau bantuan operasional sekolah merupakan program pemerintah yang berasal dari dana
subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan
bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Yang berhak menerima dana BOS
adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh undonesia

Penggunaan dana BOS meliputi pembiayaan kegiatan berikut ini :


• Kegiatan penerimaan siswa baru
• Pembelian buku teks pelajaran
• Pembelian bahan-bahan habis pakai
• Kegiatan kesiswaan
• Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.
• Pengembangan profesi guru
• Perawatan sekolah
• Langganan daya dan jasa
• Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer sekolah
• Bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin
• Biaya asrama/pondokan dan pembelian peralatan ibadah
• Pengelolaan BOS, seperti ATK

Dana BOS tidak boleh:

• Disimpan dengan tujuan mendapatkan bunga.


• Dipinjamkan kepihak lain
• Digunakan untuk membayar bonus
• Digunakan untuk membangun gedung/ruangan baru
• Digunakan untuk membeli peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran
• Di tanam sebagai saham
• Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai secara penuh dari sumber
dana pemerintah pusat atau daerah

Monitoring dan pengawasan dana BOS dilakukan oleh:

1. Tim monitoring Independen ( perguruan tinggi, DPR dan BIN)


2. Unsur masyarakat dari unsur Dewan Pendidikan, LMS, organisasi kemasyarakatan)
3. Unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah

Sanksi penyalahgunaan dana BOS:

1. Penerapan sanksi kepegawaian


2. Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi
3. Penerapan proses hukum
4. Pemblokiran dana

Demikianlah rangkuman dari Modul 12 Perspektif Pendidikan Di SD dengan materi "Sumber Daya
Sekolah Dasar". Semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimana pun
berada, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan didalam penulisan.

Bandar Lampung, 2 Desember 2022

CHICHILIA SEPTIANA

Anda mungkin juga menyukai