Anda di halaman 1dari 21

BAB II HAKIKAT DAN

PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN
Oleh Kelompok 3 :
 Apona Pos Mengharap Br Manik
 Ayu Anri Sitanggang
 Enjelina
 Sartika Afrida Padang
 Serru Tumangger
 Yusnita Simare-Mare
HAKIKAT DAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN
Setuju atau tidak setuju bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Pertama
kali manusia menerima pendidikan adalah dalam lingkungan keluarga, setelah
bertambah usia pendidikan dilanjutkan di sekolah dalam pendidikan formal
secara berjenjang. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan
entitas-entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi social, membentuk
kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada anak-anak
yang akan terus bertahan lama. Dalam Kitab Amsal menegaskan “Didiklah
orang muda menurut jalan yang patut baginya , maka pada masa tuanyapun
ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Ams. 22:6.
Ayat ini, Allah berpesan kepada setiap orang tua supaya :
• Membesarkan anak-anak menjadi orang percaya
• Yang bermoral
• Takut akan Allah
Maka Allah berjanji bahwa mereka akan menjadi baik pada akhirnya. Keluarga memiliki
dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta pembentukan vitalitas dan
ketenangan dalam benak anak-anak karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan
bahasa, nilainilai, dan lain sebagainya. Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak
dengan benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Karena Alkitab
menyatakan bahwa tugas utama dalam mendidik anak ada pada orangtua. Jadi, tugas dan
kewajiban keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan cinta kasih serta kedamaian
dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga harus mengawasi proses-proses
pendidikan dan sekaligus menerapkan nilai-nilai kekristenan dalam keluarga sebagai
kekuatan masa depan anak-anak.
CONTOH GAMBAR

Keluarga yang penuh Keluarga yang penuh dengan


dengan kasih dan damai percecokan tanpa ada damai
tanpa ada kekerasan dan keharominisan
Selain di keluarga dan di sekolah pendidikan agama juga senantiasa diajarkan di tempat ibadah
atau dalam lembaga agama masing-masing. Dapat dikatakan bahwa proses belajar pendidikan
agama adalah proses belajar yang paling panjang dan rutin dilakukan oleh sebagian besar orang.
Karena pendidikan agama dilakukan dalam segala umur mulai dari bayi sampai kakek nenek.
Dengan demikan hakikat pendidikan yaitu upaya memanusiakan manusia”. Dalam Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
1 (2003: 4) diungkapkan bahwa, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
A. Definisi bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Secara teoritis,
Pendidikan para ahli berpendapat pertama; bagi manusia pada umumnya, pendidikan
berlangsung sejak 25 tahun sebelum kelahiran. Pendapat itu dapat didefini sikan
bahwa sebelum menikah, ada kewajiban bagi siapapun untuk mendidik diri
sendiri terlebih dahulu sebelum mendidik anak keturunannya. Pendapat kedua;
bagi manusia individual, pendidikan dimulai sejak bayi lahir dan bahkan sejak
masih didalam kandungan. Memperhatikan kedua pendapat itu, dapat disimpulkan
bahwa keberadaan pendidikan melekat erat pada dan di dalam diri manusia
sepanjang zaman.
Istilah Pendidikan adalah salah satu istilah yang sangat populer.
Meskipun demikian, belum ada satu istilah yang dapat memberi definisi
yang komprehensip mengenai apa itu Pendidikan. Jika dilihat dari sudut
etimologis, paling tidak ada dua pengertian pendidikan antara lain:
Pertama, pendidikan adalah terjemahan dari ‘education’ dalam bahasa
Inggris. Kata “education” berasal dari bahasa Latin : ducere yang berarti
membimbing (to lead), ditambah awalan “e” yang berarti keluar (out). Jadi
arti dasar pendidikan adalah suatu tindakan untuk membimbing
keluar.Kedua, Pendidikan berasal dari kata “didik” ditambahi awalan “pe”
menjadi kata benda “pendidikan” dan ditambahi awalah “me” menjadi
kata kerja “mendidik”, pendidikan adalah pengasuhan, pembinaan atau
bantuan untuk tumbuh
Ada Beberapa Definisi Pendidikan
1.) Menurut Kamus dan Ensiklopedi Pertama, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha. Mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, seperti proses,
cara, pembuatan mendidik.
2. Menurut Undang-Undang Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan menurut UU SISDIKNAS No.
20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3. Menurut Bahasa Pertama, Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari dari kata
“Pedagogi”, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah
sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and
science of teaching children). Kedua, Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu
dilahirkan di dunia.
Defenisi Pendidikan Menurut Para Ahli
• Ki Hajar Dewantara
• Prof. Herman H. Horn
• Prof. H. Mahmud Yunus
• Education is preparation for life
• Education is preparation for citizenship
• Education is the transmitting of ideas, values, and
knowledge from older generation to a younger
generation
• Education is a process and Product
• Education is Life Yoh. 14:6
• Thomas H Groome
oleh sebab itu, untuk memberi definisi yang memadai tentang pendidikan ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui, yaitu:

Pertama 1 Kedua 2
semua pembaharuan kepercayaan atau pekerjaan Allah tidak terlepas dari
pengetahuan yang benar harus melibatkan pekerjaan manusia. Tanggung jawab
kedautalatan Allah. Karena pengetahuan adalah manusia adalah juga doktrin utama dari
karunia Allah dan karena keadaulatan Allah Alkitab: manusia dipanggil dalam
doktrin utama kitab Suci, maka semua pemulihan itu. Allah melibatkan manusia
pemulihan pada posisi yang dimiliki Adam dan dalam perkembangan anak-anak
Hawa sebelum kejatuhan selalu melibatkan
pekerjaan Penciptaan Allah Trituggal.
B. Agama
Secara bahasa agama berasal dari bahasa
sansekerta, yaitu dari a berarti tidak, dan gama
berarti kacau. Jadi agama berarti tidak kacau atau
tertatur. Dengan demikian agama adalah aturan

Ketiga 3 yang mengatur manusia agar kehidupanya


menjadi tertaur dan tidak kacau. Sementara dalam
bahasa Inggris, agama disebut religion; dalam
Ketiga, dalam mendefinisikan pendidikan, bahasa Belanda disebut religie berasal dari
maka kita perlu melibatkan pemahaman dan bahasa latin relegere berarti mengikat, mengatur,
hubungan yang muncul di antara Adam dan atau menggabungkan. Jadi religion atau religie
Allah, antar Allah dan Hawa, dan antar Adam dapat diartikan sebagai aturan hidup yang
dan alam semesta. Bagi orang kristen, untuk mengikat manusia dan menghubungkan manusia
memulihkan pemahaman dan hubungan dengan Tuhan. Agama adalah sebuah koleksi
tersebut, tidak ada jalan lain selain Kristus. terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia
dengan tatanan/perintah dari kehidupan
Harun Nasution merangkum lima poin penting tentang pengertian agama
sebagai berikut:

 Pertama, pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan apa yang dia percayai
 kedua, pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
 Ketiga, mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang
berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatanperbuatan manusia
 Keempat, kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
 Kelima, suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib
 Keenam, pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan
gaib,
 Ketujuh, pemujaan pada sumber kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia,
 Kedelapan, ajaran yang di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul
Ada lima poin yang sangat ditekankan yang ada dalam agama, yaitu:

 Pertama, Hubungan antara manusia dan dunia roh yang tidak kelihatan,
dewa-dewa dan setan-setan.
 Kedua, Yang mengembangkan suatu sistem mitos mengenai dunia yang
tidak kelihatan dan upacara-upacara yang dirancang untuk persekutuan
dengan atau menyenangkan roh-roh.
 Ketiga, Yang berkembang menjadi suatu ritual okultisme yang terartur, kuil-
kuil, imam-imam, dan ayatayat suci dalam sejarah.
 Keempat, Yang memberi pernyataan tentang kehidupan diluar kematian,
bayang-bayang maut, atau tentang surga dan neraka.
 Kelima, Yang memiliki pengikut-pengikut baik dulu dan sekarang
C. Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan Agama Kristen mengajarkan setiap orang Kristen untuk
mengenal Tuhan Yesus dengan dasar iman yang benar berdasarkan Alkitab.
Sebab Pendidikan Agama Kristen dapat mengimplementasikan Firman Tuhan
menjadi bagian hidup setiap orang dan komunitas masyarakat beragama
Kristen di dalam seluruh dimensi kehidupan mereka. Maksudnya adalah
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang mengajarkan tentang
moral dan mental serta rohani seseorang (anak didik), penekanan pendidikan
mengarah pada tiga aspek pendidikan yaitu pengetahuan, keterampilan dan
sikap, yang terjadi pada proses belajar mengajar secara sistematis.
Ada beberapa pengertian pendidikan agama kristen menurut
pandangan para tokoh-tokoh dan lembaga gereja sebagai berikut

o Hieronimus (345-420).
o Agustinus (345-430)
o Martin Luther (1483-1548)
o John Calvin (1509-1664)
o Campbell Wyckoff (1947).
o Werner C. Graendorf (1976)
Definisi Werner atas tiga aspek utama Pendidikan Agama Kristen,
yaitu
Pertama, Diskripsi Pendidikan Agama Kristen.

Kedua, Aspek fungsional Pendidikan Agama Kristen.

Ketiga, Aspek Filosofi Pendidikan Agama Kristen.

Keempat, Randolph Crump Miller.

Kelima, Mark Lamport.

Jadi, pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen adalah suatu usaha untuk memperlengkapi orang-
orang kudus untuk pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus sampai kepada kesatuan
iman, pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus.
D. Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Segala sesuatu ada tujuannya, begitu pula dengan Pendidikan


Agma Kristen. Pendidikan agama Kristen bukan hanya sekedar
untuk menunjukkan tentang eksistensi “agama Kristen”, tetapi
Pendidikan Agama Kristen adalah diajarkan kepada semua
orang. Pada hakekatnya, Pendidikan Agama Kristen merupakan
perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut dengan Amanat
Agung dalam Matius 28:18-20.
Dalam Surat Kolose ditegaskan bahwa supaya
hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga
mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan
mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah
tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kol. 2:2-3

Jadi, tujuan daripada Pendidikan Agama Kristen ialah untuk mengajak,


membantu, menghantar seseorang untuk mengenal kasih Allah yang
nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia
datang ke dalam persekutuan yang hidup dengan Tuhan.
F. Tantangan Dasar Alkitab tentang Pendidikan Agama
Kristen
Pendidikan adalah alat yang dikehendaki oleh Allah untuk membantu kekuatan,
pertumbuhan, dan pelayanan umat-Nya. Pendidikan adalah pokok dari pemuridan,
pembentukan pelajar seperti yang ditunjukan oleh Yesus dalam pengajaran-Nya yang
dipenuhi dengan Roh.
Jika hal itu tidak tercapai, maka yang terjadi adalah sebagai berikut:
• Pertama, Kebenaran firman Allah sebagai kebenaran yang mutlak yang dinyatakan oleh
Allah dalam Alkitab akan menjadi kabur dan tidak bermakna.
• Kedua, penerapan iman yang belandaskan pada Alkitab akan mengalami pergeseran yang
sesungguhnya.
• Ketiga, lemahnya keteladanan guru dalam menerapkan nilai-nilai kekristenan itu sendiri.
Guru adalah jajaran pendidik dan nonpendidik yang bukan hanya mengaku Kristen dan
mengenal Kristus, melainkan juga menghadirkan gaya hidup kristiani yang akan dicontoh
oleh peserta didik.
• Keempat, upaya dalam membangun potensi anak didalam Kristus masih lemah.
Pendidikan Agama Kristen bersifat Alkitabiah. Artinya pendekatan
yang berakar pada hubungan dengan Allah dan berorientasi
kepada Allah. Alkitab adalah sumber pengajaran iman Kristen
yang tertulis, diwahyukan oleh Roh Kudus dan mejadi dasar
serta sumber utama materi Pendidikan Agama Kristen.
Pendidikan Agama Kristen bertujuan untuk kedewasaan orang
percaya yaitu untuk pertumbuhan individu (Kol. 1:28; 1 Pet.
G. Sifat Pendidikan Agama Kristen 2:2). Pendidikan Agama Kristen bersifat Kristiani. Artinya
pembelajaran dalam pendidikan agama Kristen dilihat dalam
rangka berorientasi kekristenan. Berorientasi kekristenan
berarti berorientasi kebenaran Allah. Ia berfokus pada Kristus.
Roh Kudus diberikan sebagai penolong untuk mengajar (Yoh.
14:26).

Anda mungkin juga menyukai