Anda di halaman 1dari 29

“ TRAUMA ABDOMEN”

DISUSUN OLEH KEL 5 KEP 6A:

AMELIA SUSANTI 1914201007 NURHIDAYATIL SAFITRI 1914201028


DELLA SEPNITA 1914201012 RESTI PERDANA SARI 1914201034
FRISCA HELVIRA SUKMA 1914201017 SESRA MED MADURISA 1914201039
MUTIA HELMI 1914201022 WIWIN PUTRI HANDAYANI 1914201044

DOSEN PANGAMPU:
NS.REVI NEINI IQBAL M,KEP
A. KONSEP DASAR TRAUMA
ABDOMEN

 1. DEFINISI
trauma adalah cedera atau kerugian psikologis atau emosional, (dorland,
2002). trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat
gangguan emosional yang hebat, (brooker, 2001).
trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera,
(sjamsuhidayat, 1997).
2.KLASIFIKASI
jenis trauma pada abdomen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.trauma penetrasi
b.trauma non-penetrasi
3.ETIOLOGi
berdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium). disebabkan oleh :
1) luka akibat terkena tembakan
2) luka akibat tikaman benda tajam
3) luka akibat tusukan
b. trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium). disebabkan oleh :
1) terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
2) hancur (tertabrak mobil)
3) terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
4) cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga
4.PATOFISIOLOGI
Jika terjadi trauma penetrasi atu non penetrasi kemungkinan terjadi perdarahan intra
abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda- tanda iritasi yang di sertai penurunan
hitung sel darah merah yyang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ
visceral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum cepat
tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri
lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis umum. Bila syok
telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat
leukositosis. Biasanya tanda- tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi
kecil hanya tanda- tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk
rongga abdomen, maka operasi harus di lakukan (sjamsuhidayat, 2010).
5.Manifestasi Klinis
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut Sjamsuhidayat
(1997), meliputi: nyeri tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam,
anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.
1. Pada trauma non-penetrasi / tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium) biasanya terdapat adanya:
a.Jejas atau ruftur dibagian dalam abdomen
b.Terjadi perdarahan intra abdominal.
c.Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak
normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan
BAB hitam (melena).
d.Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding
abdomen.
2.Pada Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga
peritonium) biasanya terdapat:
a.Terdapat luka robekan pada abdomen.
b.Luka tusuk sampai menembus abdomen.
c.Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak
perdarahan/memperparah keadaan / Perdarahan dan pembekuan darah
d.Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam andomen
sehngga terjadi kemungkinan Kontaminasi bakteri
e.Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ / Respon stres simpatis
f.Kematian sel
6.Dampak Masalah Terhadap Klien
Dampak dari pre operasi :
a.Dampak pada fisik:
1)Pola Pernapasan Keadaan ventilasi pernapasan terganggu jika terdapat
gangguan/ instabilitasi cardiovaskuler, respirasi dan kelainan–kelainan neurologis
akibat multiple trauma.
2)Pada sirkulasi Perdarahan dalam rongga abdomen karena cidera dari oragan –
organ abdominal yang padat maupun berongga atau terputusnya pembuluh darah.
3)Perubahan perfusi jaringan Penurunan perfusi jaringan disebabkan karena suplai
darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh berkurang/ tidak mencukupi
kesesuaian kebutuhan akibat dari shock hipovolemic.
4)Penurunan Volume cairan tubuh. Perdarahan akut akan mempengaruhi
keseimbangan cairan di dalam tubuh, dimana cairan intra celluler (ICF), Extracelluler
(ECF) diantaranya adalah cairan yang berada di dalam pembuluh darah (IV) dan
cairan yang berada di dalam jaringan di antara sel - sel (ISF) akan mengalami defisit
atau hipovolemia
5)Kerusakan Integritas kulit. Trauma benda tumpul dan tajam akan menimbulkan
kerusakan dan terputusnya jaringan kulit atau yang dibagian dalamnya diantaranya
pembuluh darah, persyarafan dan otot didaerah trauma.
b. Dampak Psikologis
Perasaan cemas dan takut akan menyelimuti diri pasien, hal ini
disebabkan karena musibah yang dialaminya dan kurangnya informasi
tentang tindakan pengobatan dengan jalan pembedahan / operasi.
c. Dampak Sosial
Mengingat dana yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan tidak
sedikit dan harga obat– obatan yang cukup tinggi, hal ini akan
mempengaruhi kondisi ekonomi dan membutuhkan waktu yang amat
segera (sempit).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang ahli bedah yang
berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya luka.
Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
1) Skrinning pemeriksaan rongten.
2) IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning Ini di lakukan untuk mengetauhi
jenis cedera ginjal yang ada.
3) Uretrografi Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
4) Sistografi Ini di gunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung
kencing.
b.Trauma non-penetrasi Penanganan pada trauma benda tumpul di
rumah sakit.
1) Pengambilan contoh darah dan urine.
2) Pemeriksaan Rongten.
3) Study kontras Urologi dan Gastrointestinal Dilakukan pada cedera yang
meliputi daerah duodenum, kolon ascendens atau decendens dan dubur.
.
8 PENATALAKSANAAN

menurut (hudak & gallo, 2001). penatalaksanaannya adalah :


a. pre hospital
b. penanganan dirumah sakit
penatalaksanaan kedaruratan
9.KOMPLIKASI
a.Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
b.Lambat : infeksi
c.Trombosis Vena
d.Emboli Pulmonar
e.Stress Ulserasi dan perdarahan
f.Pneumonia
g.Tekanan ulserasi
h.Atelektasis
i.Sepsis
TINJAUAN KASUS

• A.PENGKAJIAN
• 1.IDENTITAS KLIEN
• NAMA : TN”B”
• UMUR : 45 TAHUN
• PENDIDIKAN : SMA
• PEKERJAAN : WIRASWASTA
• AGAMA: ISLAM
• ALAMAT : PANGKEP
• TANGGAL PENGKAJIAN : 20 APRIL 2019
• 2.IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
• NAMA : NY ” A”
• UMUR : 43 TAHUN
• ALAMAT : PANGKEP
• HUBUNGAN DENGAN PASIEN: ISTRI
3.riwayat penyakit
a.keluhan utama : nyeri perut kanan atas
b.riwayat kesehatan
tn”b” masuk rumah sakit diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas disertai
keringat dingin pasca mengalami kecelakaan. tn”b” mengeluh nyeri dan dirasakan seperti tertekan secara
terus menerus disekitar area perut, pasien mengatakan nyerinya pada skala 7 dan pasien merasa sesak.
perjalanan dari tempat kecelakaan pasien pernah muntah 3x dan terdapat jejas pada abdomen sebelah kanan.
c.surver primer
triase : kuning
1)Airway
Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret, tidak ada fraktur cervical.
2)Breathing
Frekuensi nafas 30x/ menit, suara nafas vesikular, tidak tampak jejas pada dada, terpasang alat bantuan
nafas simple mask 8 ltr/ menit
3)circulation
tampak memar abdomen kuadran kanan atas, akral dingin, diaphoresis dan takikardi
4)disability
kesadaran : respon verbal, tidak ada tanda lateralisasi, tidak ada cedera pada kepala
d.survey sekunder
pemeriksaan fisik
1)kepala
bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. kepala dapat digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. hidung
simetris tidak ada secret.
2)leher
tidak ada fraktur servikal
3)Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak teraba deviasi trakhea
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikular semua sisi paru
4)Abdomen
Inspeksi : terdapat jejas pada abdomen kanan atas
Auskultasi: tidak terdengar peristaltik usus
Palpasi : nyeri tekan + pada daerah memar
Perkusi : pekak pada daerah jejas
Klasifikasi Data
Data subjektif
1.Pasien mengatakan nyeri pada abdomen atas
2.Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan dan terjadi secara terus menerus
3.Pasien mengatakan sesak
4.Pasien mengatakan pernah muntah 3x
Data objektif
1.Terdapat jejas pada bagian abdomen atas
2.Skala nyeri 7
3.Ekspresi wajah meringis
4.Pasien keringat dingin
5.Pasien tampak sesak
6.Teraba akral dingin
7.Tampak pucat
8.Pasein tampak lemas
9.TTV : TD: 140/90 mmHg, N:110x/m RR:30x/m
10.Pasien takhikardi
11.Oksimetri 90%
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan respon
neurologis dibuktikan dengan Pasien tampak sesak ,
Pernafasan : 30x/m , Takikardi dan Saturasi Oksigen 90%
2.Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ;
internal bleeding dibuktikan dengan Terdapat jejas pada
bagian abdomen , pasien tampak berkeringat dingin, akral
dingin , tampak pucat serta lemas
3.Nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis dibuktikan
dengan nyeri yang dirasakan seperti tertekan, ekspresi wajah
meringis, skala nyeri 7 serta pernapasan
TELAAH JURNAL
No Kesimpulan Jurnal 1
1 JUDUL PENELITIAN KASUS SERIAL RUPTUR LIEN AKIBAT
TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA
PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAANNYA
2 URL http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/art
icle/vi ew/2377
3 NAMA Volume 4, Nomor 1, Januari 2013: 18 - 28
ARTIKEL,NO,VOLUME,HALA
MAN, TAHUN TERBIT
4 NAMA PENELITI Mochamad Aleq Sander
5 RINGKASAN
PERMASALAHAN
6 TUJUAN PENELITIAN
7 RINGKASAN Seorang @& 16 tahun dibawa ke UGD RS UMM
JURNAL/ARTIKEL dengan keluhan nyeri hebat di seluruh perutnya
RINGKASAN Seorang @& 16 tahun dibawa ke UGD RS UMM
JURNAL/ARTIKEL dengan keluhan nyeri hebat di seluruh perutnya
setelah menabrak sebuah truk yang diparkir di tepi
jalan. Kejadian tersebut ±45 menit sebelum masuk
rumah sakit. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa
saat korban mengendarai sepeda motor, kecepatan
tinggi, dan memakai helm sambil menerima telepon,
pasien tidak sadar kalau ada sebuah truk yang
terparkir ditepi jalan dan korban menabrak bagian
belakang truk hingga terjatuh.
KELEBIHAN DAN Kelebihan
KEKURANGAN 1. Jurnal sudah lengkap dan disertai gambar gambar
yang jelas.
2. Topik dan pembahasan sudah baik

Kekurangan
1. Metode penelitian dan pengambilan data tidak
jelas menggunakan metode apa.
2. Sumber yang di gunakan terdapat tahun yang
1 JUDUL PENELITIAN Hubungan Lactate Clearance 2 Jam dan
4 Jam dengan Keberhasilan
Manajemen Nonoperatif pada Pasien
Trauma Tumpul Abdomen dengan
Riwayat Syok Perdarahan.
2 URL http://jurnalbedahindo.org/
3 NAMA Bedah Indonesia, Vol. 45, No.1
ARTIKEL,NO,VOLUME,HALAMAN,TAHUN Octoria, et al April 2017.
TERBIT
4 NAMA PENELITI Nova Octoria1 , Reno Rudiman2 ,
Andriana Purnama2
5 RINGKASAN PERMASALAHAN Perdarahan terselubung pada pasien
trauma tumpul menjadi penyebab
kedua tertinggi kematian.
6 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan pemeriksaan nilai lactate
clearance pada jam-jam pertama
setelah resusitasi terhadap keberhasilan
penanganan manajemen nonoperatif.
7 RINGKASAN erdapat hubungan yang sangat signifikan antara
JURNAL/ARTIKEL lactate clearance 2 jam (LC2) maupun lactate
clearance 4 jam (LC4) dalam menentukan
keberhasilan manajemen non operatif (NOM) pada
pasien dengan syok perdarahan yang disebabkan
oleh trauma tumpul abdomen. Selain itu, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara LC2
maupun LC4 dalam menentukan keberhasilan NOM
sehingga baik LC2 ataupun LC4 dapat dipakai dalam
memprediksi keberhasilan NOM pada pasien syok
perdarahan yang disebabkan oleh trauma tumpul
abdomen, namun oleh karena odd ratio (OR) LC4
yang lebih tinggi dari LC2, dimana OR LC4 = 6,5
sedangkan OR LC2 = 3,75, maka LC4 lebih dapat
dipilih untuk digunakan sebagai salah satu indikator
dalam merawat pasien-pasien trauma tumpul
abdomen dengan riwayat syok perdarahan yang
ditangani secara NOM
8 KELEBIHAN DAN Kelebihan
KEKURANGAN 1. Secara keseluruhan Sudah baik
2. Metode yang di gunakan jelas
3. Sudah di lengkapi dengan tabel" penelitian yang
baik.
Kekurangan
1. Terdapat kesalahan format penulisan di bagian
kata kunci
2. Terlalu banyak menggunakan sumber lama seperti
1990-2005.
N KESIMPULAN JURNAL 3
o
1 JUDUL PENELITIAN Laporan Kasus : Trauma Tusuk Abdomen Dengan
Eviserasi Usus Pada Anak Laki-laki Usia 16 Tahun
2 URL
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/maj
ority/article/download/2849/2782

1 2
3 NAMA Tassya Fatimah Taufik , Faisol Darmawan
1
ARTIKEL,NO,VOLUME,HAL Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2
AMAN,TAHUN TERBIT Bagian Bedah, RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek, Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung
Majority | Volume 9 | Nomor 2 | Desember 2020 | 68

4 NAMA PENELITI Tassya Fatimah Taufik, Faisol Darmawan


5 RINGKASAN Pada pemeriksaan fisik pasien lemah tampak sakit
PERMASALAHAN berat, kesadaran compos mentis, temperatur 36oC,
tekanan darah 90/40 mmHg, denyut nadi 130x/menit
teraba lemah, frekuensi nafas 24x/menit, dan saturasi
oksigen 92% dengan pemberian Oksigen 10 lpm
dengan Non-rebreathing masker. Pada pemeriksaan
fisik lebih lanjut ditemukan konjungtiva anemis, akral
dingin, pada regio abdomen ditemukan luka, tepat
digaris tengah, lima sentimeter di bawah pusat, terdapat
luka terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma
lima sentimeter tranversal, bentuk elips, batas tegas,
6 TUJUAN PENELITIAN Untuk mencari Trauma abdomen
adalah cedera yang terjadi pada organ
di dalam perut, seperti lambung, usus,
hati, limpa, pankreas, empedu dan
ginjal, kerusakan terhadap struktur yang
terletak diantara diafragma dan
pelvis.pada Pada pasien dilakukan
laparotomy explorasi emergency
didapatkan perdarahan yang bersumber
dari arteri ileocaecal, cabang-cabang
dari arteri colica kanan, perforasi di
ileum ukuran 3x1 sentimeter lokasi
perforasi 20 sentimeter proksimal dari
perbatasan ileocaecal, dilakukan ligasi
arteri dan stoma di tempat perforasi.
Pada kasus ini merupakan kasus yang
terlambat datang kerumah sakit, karena
telah terjadi syok perdarahan derajat
empat yang sudah lama, sehingga
pasien tidak bisa di selamatkan.
Perdarahan masif yang bersumber dari
arteri-arteri ileocaecal dan cabang-
cabang arteri colika menyebabkan
ketidakstabilan hemodinamik,
seharusnya lebih cepat di tangani
sehingga tidak menimbulkan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi
RINGKASAN JURNAL/ARTIKEL Trauma abdomen adalah cedera yang
terjadi pada organ di dalam perut,
seperti lambung, usus, hati, limpa,
pankreas, empedu dan ginjal.
Keluarnya usus halus dan omentum
melewati rongga abdomen melalui luka
tusuk merupakan indikasi dilakukan
eksplorasii laparotomi. Pada kasus ini
merupakan kasus yang terlambat datang
kerumah sakit, karena telah terjadi syok
perdarahan derajat empat yang sudah
lama, sehingga pasien tidak bisa di
selamatkan. Perdarahan masif yang
bersumber dari arteri-arteri ileocaecal
dan cabang-cabang arteri colika
menyebabkan ketidakstabilan
hemodinamik, seharusnya lebih cepat di
tangani sehingga tidak menimbulkan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN indikasi dilakukan eksplorasii
laparotomi. Pada kasus ini merupakan
kasus yang terlambat datang kerumah
sakit, karena telah terjadi syok
perdarahan derajat empat yang sudah
lama, sehingga pasien tidak bisa di
selamatkan. Perdarahan masif yang
bersumber dari arteri-arteri ileocaecal
dan cabang-cabang arteri colika
menyebabkan ketidakstabilan
No Judul Jurnal Perbedaan
1 Kasus Serial Ruptur Lien akibat Trauma 1.Pada teori di jelaskan dalam
Abdomen,bagian pendekatan Diagnosa dan melakukan pengkajian pada pasien
Penatalaksaan nya. trauma abdomen terbagi menjadi 2
yaitu :
1. primary survey dan secondary
PERBEDAAN ARTIKEL
survey.Tetapi pada jurnal/artikel
tersebut yang harus perlu di
perhatikan adalah tanda-tanda
perdarahan yang memperlihatkan
keadaan hipotensi,syok,hipovolemik
serta nyeri abdomen.Dan ada sedikit
ke samaan yaitu tentang Nyeri pada
abdomen.
2.Di artikel untuk menentukan
diagnosis trauma abdomen tumpul
maka yang diperlukan anamnesis
,pemeriksaan fisik dan penunjang.Jadi
ada kesamaan antara teori dan artikel
3.Diartikel tindakan operasi berupa
2 Hubungan lactate 2 jam dan 4 jam dengan 1. Pada teori di jelaskan dalam
keberhasilan dengan menanjemen nonoperatif melakukan pengkajian pada pasien
pada pasien Trauma Tumpul Abdomen dengan trauma abdomen terbagi menjadi 2
Riwayat Syok Perdarahan yaitu :
1. primary survey dan secondary
survey, sedangkan di artikel. Akan
tetapi pada jurnal tersebut tidak
memberikan proses keperawatan.
2. Di artikel untuk mencari untuk
mencari hubungan pemeriksaan nilai
lactate clearance pada jam-jam
pertama setelah resusitasi terhadap
keberhasilan penanganan manajemen
nonoperatif.
3. Diartikel penyebab cidera
3 Laporan Kasus : Trauma Tusuk Abdomen Pada teori ini menjelaskan :
Dengan Eviserasi Usus Pada Anak Laki-laki 1. Trauma abdomen dibagi menjadi
Usia 16 Tahun dua tipe yaitu trauma tumpul abdomen
dan trauma tembus abdomen. Trauma
merupakan penyebab kematian
tersering ketiga pada populasi umum
setelah penyakit kardiovaskular dan
kanker. Pada subgrup pasien usia
dibawah 40 tahun, trauma merupakan
penyebab kematian utama.

2. Berdasarkan prinsip ATLS


(Advance Trauma Life Support)
didapatkan masalah gangguan di
sirkulasi yang di tandai dengan syok
perdarahan derajat empat dari rongga
intraabdomen yang terkena luka
tusuk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai