MORALITAS
MORALITAS KATOLIK
IMAN
Iman adalah hubungan cinta antara manusia dengan
Tuhan. Beriman merupakan tanggapan manusia atas cinta
Tuhan yang diwujdukan berupa penyerahan total atau
kepercayaan. Ungkapan iman merupakan sara perwujudan
tanggapan manusia atas cinta Tuhan melalui sarana atau
simbol baik dalam doa, ibadat maupun peryaan-perayaan
keagamaan. Ungkapan itu biasanya berupa pujian,
permohonan ataupun pernyataan.
SUMBER-SUMBER TEOLOGI MORAL KATOLIK
Magisterium
Kitab Suci (Ajaran Gereja) Penalaran Moral
Penerimaan 3
Kesadaran
Pengertian
. Cara hidup yang beretiket ini dituntut dari kenyataan bahwa
jemaat mula-mula adalah majemuk, datang dari berbagai suku
bangsa dan tradisi yang berbeda, dan mereka hidup di konteks
FUNGSI DAN MANFAAT MORAL
1 2 3 4 5
WUJUD:
WUJUD: WUJUD: WUJUD:
menghargai orang
Melaksanakan Menjunjung tinggi melakukan suatu
lain yang berbeda
ajaran agama yang dasar negara aktivitas sesuai
pendapat, baik
dianut dengan Indonesia yaitu dengan aturan yang
dalam perkataan
sebaik-baiknya. Pancasila. berlaku.
maupun perbuatan.
NILAI MORAL
NA KEI
KE SI
DI TO NG
JU KR ON
SI LER IN
JU EA ALI
PLI AN TA
RA TIF SM HU
N SI
N E AN
TA PE
NG KE DU
RE
GU MA RJ LI
LI A LI
NG ND
GI KE NG
JA IRI
US RA KU
W
AB S NG
AN
. “Dan raja itu akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudara-Ku yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku”
(Bdk GS 1, Mat 25: 40)
Mgr. Soegijopranoto
Norma
Dalam pengertian dasariah, kata
norma berarti pegangan atau
pedoman, aturan, tolak ukur.
Sedangkan norma moral ialah terkait
dengan kebebasan, dan tugas, keadaan
lingkungan hidup dan tingkah laku
moral.
3
PILIHAN DASAR
Tindakan manusia dalam berproses
untuk menentukan sebuah pilihan
dasar merupakan arah hidup dalam
pribadi manusia. Manusia akan selalu
disodori dengan banyak pilihan di
hidupnya, karena Tuhan sendiri yang
memberikan kita kebebasan dalam
menentukan diri kita bagaimana cara
menjalani hidup.
4
HATI NURANI
HUKUM
DOSA
Paham dosa dalam tradisi Katolik
adalah suatu bentuk sikap negative
atau menolak uluran kasih Tuhan
merupakan pandangan baru terhadap
pengertian dosa karena sebelumnya
setiap pelanggaran hukum diartikan
sebagai dosa. Namun, tidak semua
hukum di dunia ini merupakan
kebalikan dari dosa.
B. HUKUM KODRAT DAN HUKUM POSITIF
Hukum kodrat adalah hukum yang menyatakan kepada manusia
untuk berbuat baik, agar dapat masuk Surga. Hukum ini
menyatakan pedoman utama dan mendasar yang memimpin
kehidupan moral. Yaitu: keinginan untuk taat kepada Tuhan dan
kesadaran bahwa orang lain adalah sesamanya yang sederajat.
Disebut hukum kodrat, karena akal budi yang melatarbelakangi
hukum ini termasuk sebagai milik kodrat manusia.
Dalam Summa Theologiae Aquinas mengatakan “hukum dapat tidak adil karenabertentangan
kesejahteraan manusia.” Hal ini terjadi karena 3 (tiga) hal; Pertama,karena penguasa
memaksakan hukum yang tidak memberikan kesejahteraan umum danjustru menetapkan
hukum berdasarkan hasrat menuasia tersebut; Kedua, Pembuat hukum yang melampaui
kewenangannya; Ketiga, karena hukum dipaksakan kepadamasyarakat secara tidak sama,
meskipun alasannya bertujuan demi kesejateraan umum.Bagi Thomas Aquinas tiga hal itu
merupakan tindakan kekerasan hukum. Dan baginyahukum yang tidak adil sama sekali tidak
bisa disebut sebagai hukum. Hukum kodratmerupakan sumber atau asal usul dari moralitas
dan legalitas. Moralitas merupakansyarat legalitas (E. Sumaryono: 2002).
3. Hubungan Masyarakat, Hukum Positif, dan
Moral Menurut Hukum Kodrat
Menurut hukum kodrat antara masyarakat, moral dan hukum positif tidak bisa dipisahkan apalagi di
dikotomikan, Tamanaha menjelaskan alasan hubungan erat ketiga anatra lain sebagai berikut:
(1) sebelum terbentuknya negara modern, antara custom dan moral tidak terpisahkan.
(2) perkembangan hukum positif adalah sebagai tanda perkembangan peradaban, berdasarkan akal dan
moral yang mengatur masyarakat.
(3) moral dan akal adalah sumber dari norma hukum positif.
(4) tindakan yang sesuai dengan hukum positif adalah tindakan yang benar-benar mempertimbangkan
moral yang baik.
(5) hukum positif yang inkonsisten dengan moral dan akal adalah tidak mempunyai legitimasi, tidak
sah, dan menurut Hukum Kodrat, tidak lagi dianggap sebagai hukum.
(6) moral adalah aspek yang tak terpisahkan dari hukum positif; bahkan secara ekstrem dapat
dikatakan.
(7) prinsip-prinsip moral adalah hukum juga.