Anda di halaman 1dari 14

4.

Konsolidasi & Penurunan Tanah


(Soil Settlement and Consolidation)
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.1 Pendahuluan
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume
tanah jenuh secara perlahan-lahan dengan permeabilitas
rendah akibat keluarnya air dari pori-pori tanah. Proses
tersebut berlangsung terus sebagai fungsi waktu sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan
tegangan total telah benar-benar hilang.
4.2 Gambar Konstruksi Yang Mengalami Konsolidasi & Penurunan

(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)


4.3 Gambar Komponen Konstruksi Yang Mengalami Konsolidasi & Penurunan

(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)


4.4 Gambar Simulasi Konstruksi Yang Mengalami Konsolidasi & Penurunan

(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)


(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.5 Gejala dan Proses Terjadinya Konsolidasi
Sebelum mendirikan suatu bangunan perlu
diadakan peninjauan terhadap tanah yang
dipengaruhi oleh kondisi sebagai berikut :
- Daya dukung tanah mencukupi
- Penurunan akibat konsolidasi tidak
membahayakan bangunan, baik penurunan
maksimum maupun penurunan difrensial.
Berat bangunan akan menyebabkan tekanan
pada tanah dasar yang menyebar dan semakin
ke bawah semakin kecil. Penyebaran tekanan
dapat dihitung dengan beberapa metode
pendekatan 2:1
Jika di bawah tanah ada lapisan tanah
kompresibel, tambahan tekanan efektif tanah
menyebabkan tanah berkonsolidasi dan
mengalami penurunan, tanah yang
kompresibel adalah lempung dan lanau (lunak
dan jenuh air).
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)

4.5 Gejala dan Proses Terjadinya


Konsolidasi (Next I)
Penurunan dapat terjadi karena:
A. Penurunan seketika karena
elastisitas tanah
B. Karena Konsolidasi Primer
(Primary Consolidation)
C. Karena Konsolidasi Sekunder
(Secondary Consolidation)
Sedangkan besarnya penurunan
yang terjadi ditentukan oleh :
A. Kompresibilitas tanah
B. Tebal tanah kompresibel
C. Besarnya tambahan tekanan
efektif
Selain itu laju konsolidasi
dipengaruhi oleh :
A. Permeabilitas tanah
B. Tebal tanah kompresibel
c. Kondisi drainase di atas & di
bawah lapisan tanah kompresibel.
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)

4.5 Gejala dan Proses Terjadinya


Konsolidasi (Next II)
Untuk bisa mampat, air yang ada
didalam pori tanah harus
dikeluarkan. Kecepatan
pemampatan dipengaruhi oleh
proses keluarnya air dari dalam
pori tanah dan sifat kompresibilitas
tanah.
Pasir adalah tanah yang sangat
permeabel dan tanah yang tidak
kompresibel, sehingga proses
penurunan terjadi sangat cepat dan
penurunannya kecil
Sedangkan lempung adalah tanah
yang rapat air dan bersifat sangat
kompresibel sehingga penurunan
yang terjadi bisa bertahun-tahun
dan penurunan yang terjadi besar
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.6 Kondisi Tanah Di Alam
1. Tanah Normal (Normally Consolidated)
Tanah di alam pada umumnya telah mengalami
konsolidasi primer bertahun-tahun karena beratnya sendiri.
Bagian tanah di A yang berada pada kedalaman h telah
berpuluh-puluh tahun memikul beban berat sendiri dari
tanah yang ada diatasnya. Misal tekanan efektif lapangan Po

Po = ho  
Gambar Konsolidasi Tanah Normal
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.6 Kondisi Tanah Di Alam (Next-I)

2. Tanah Prakonsolidasi (Over


Consolidated)
Tanah yang pernah
mengalami konsolidasi oleh
beban yang lebih besar dari
pada tekanan efektif yang ada
sekarang. Misalnya suatu bukit
yang mengalami kelongsoran.
Tanah di B yang sekarang
kedalamannya ho, ternyata
pernah mengalami konsolidasi
dengan beban yang lebih besar
pada waktu yang lalu.

Tekanan lapangan sekarang :


Po = ho  
Sedangkan Tekanan
Prakonsolidasi:
Po = hc  

Gambar Kondisi Tanah Prakonsolidasi


(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)

4.6 Kondisi Tanah Di Alam


(Next-II)

3. Tanah Teoritis
Tanah yang belum
pernah mengalami
konsolidasi meskipun oleh
beratnya sendiri.

Kondisi seperti ini


biasanya dialami oleh
bagian lapisan tanah
keras.

Tekanan lapangan
sekarang :
P = (h1  ’) + (h2  )

Gambar Kondisi Tanah Teoritis


(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.7 Percobaan Konsolidasi di Laboratorium
Langkah-langkah Percobaan Oedometer :
- Benda uji sampel tanah jenuh air , berbentuk bulat
berdiameter 5 – 11 cm dengan ketebalan 2,0 – 4,0 cm
dimasukkan ke dalam sel konsolidasi.
- Di atas dan di bawah benda uji dipasang batu pori agar air
pori dapat keluar baik ke atas maupun ke bawah.

Sel Konsolidasi
Gambar Alat Konsolidasi
(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.7 Percobaan Konsolidasi di
Laboratorium (Next-I)

Cara Kerja Oedometer


- Tanah jenuh air diberi beban
P dan diperbesar setiap
tahap.

- Dalam setiap tahap beban


dibiarkan selama 24 jam.

- Diamati penurunan tanah


selama 24 jam pada waktu-
waktu yang ditentukan.

Gambar Alat Percobaan Konsolidasi


(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.7 Percobaan Konsolidasi di
Laboratorium (Next-II)

Percobaan dimaksudkan untuk


mempelajari / mengetahui
kompresibilitas (kemampatan)
suatu tanah tertentu, yaitu :

- Mempelajari hubungan
antara beban P dan besarnya
penurunan / antar beban
dengan angka pori sehingga
dapat ditentukan indek
kompresi atau koefisien
perubahan volume (Mv)

Gambar Grafik Percobaan Konsolidasi


(Efan Tifani, M. Eng/09.10.144/SSC/Soil Mechanics II/NEXT)
4.7 Percobaan Konsolidasi di
Laboratorium (Next-III)

- Mempelajari kecepatan
penurunan (h) terhadap fungsi
waktu (T) bagi setiap tahapan
beban untuk menentukan
koefisien konsolidasi (Cc)

Penurunan tanah terjadi karena


berkurangnya volume pori tanah,
sehingga pengurangan tebal tanah
(h) dianggap menjadi perubahan
angka pori (e), hubungan
penurunan terhadap waktu bagi
setiap beban (P) digunakan untuk
mempelajari waktu proses
konsolidasi

Gambar Sampel Tanah Setelah Konsolidasi

Anda mungkin juga menyukai